Menghindar

Kediaman keluarga Lim

Sarra tengah bicara dengan sang Ayah Prasetyo Lim juga ibu tirinya Sinta Lim

Sarra tak segan terhadap sang ibu tiri yang menyayanginya dengan tulus tanpa membeda-bedakan nya dengan sang adik tiri

''Bu, Sarra minta izin untuk pergi ke rumah kakek dan nenek di puncak ya?''

Sarra memeluk sang ibu

''ada apa sayang, apa kau ada masalah ?tidak biasanya kau ingin pergi ke sana ?''

Sinta balik bertanya ia mengelus rambut sang putri ia sadar ada sesuatu yang putrinya itu sembunyikan

''gak ada apa-apa kok bu, hanya saja Sarra ingin mengambil cuti sementara waktu sebelum pernikahan Sarra nantinya ''

Sarra memberikan alasan untuk menutupi masalahnya dengan Vino

selama ini ia membantu Prasetyo menjalankan perusahaan

''Sarra, hubunganmu dengan Vino baik -baik saja kan ?''

tanya Prasetyo

pertanyaan Prasetyo membuat Sarra bangun dari pelukan Sinta

''semua baik-baik saja Yah, Sarra hanya ingin liburan saja ''

Sarra dengan mengigit bibirnya dan memainkan jemari tangannya menutupi ke gugupannya dengan tatapan Prasetyo yang menatapnya tajam seolah tak percaya ada sesuatu yang ia sembunyikan

''Mas, biarkan Sarra untuk pergi toh selama ini Sarra selalu mematuhi keinginan Mas jangan terlalu mengekang putri kita''

tutur Sinta pada sang suami

Prasetyo mengheula napasnya di tatapnya sang putri yang selama ini selalu menuruti keinginan dan menjadi kebanggaannya sedari kecil dengan prestasi dan kepintarannya membantu di perusahaan yang sempat terpuruk dan bangkit kembali

''baiklah Ayah izinkan kau pergi , sebelum kau menikah dengan Vino nantinya , Ayah percaya kau tak akan mengewakan Ayah ''

ucap Prasetyo

''Yeayyy.... terimakasih Ayah , Ibu, Sarra sayang kalian berdua, tapi Sarra mohon jangan beritahu siapapun Sarra pergi kemana termasuk Vino juga Rarra ''

pinta Sarra membuat kedua orang tuanya menatap satu sama lain

''tapi kenapa sayang? mereka pasti akan bertanya pada Ayah dan Ibu nantinya ''

tanya Prasetyo heran begitu juga Sinta

''Ayah... Sarra mohon ya?, jangan beritahu siapapun Sarra benar-benar ingin sendiri menikmati waktu Sarra tanpa memikirkan hal lainnya ''

timpah Sarra, kedua orang tuanyapun ahirnya hanya bisa pasrah menuruti nya

Sarra memeluk Ibu dan Ayahnya itu dengan bahagia karna mereka selalu menuruti dan menyayanginya.

Sarra kembali ke kamarnya untuk berkemas menyiapkan semua keperluannya nanti di rumah Kakek dan Neneknya

Rarra yang baru pulang nampak heran melihat Sarra tengah berkemas

''kau mau kemana? jangan bilang kau akan meninggalkan rumah ini? hah... itu yang aku harapakan ''

tutur Rarra dengan sinis, Sarra hanya diam tak menanggapi gadis itu seperti biasanya ia tak pernah menggubris kelakuan sang adik yang selalu membencinya ia hanya memikirkan perasaan Sinta yang begitu menyayanginya pasti akan sedih jika tau mereka tidak akur

''kau benar, aku akan meninggalkan rumah ini sementara waktu , kau pasti senang kan ?''

Sarra menatap sang adik sekilas dan kembali berkemas

''oh tentu aku sangat senang kau pergi tak usah ditanyakan lagi''

Rarra pun pergi meninggalkan Sarra di kamarnya yang tampak acuh terhadapnya gadis itu mengheula napasnya dengan kasar setelah Rarra meninggalkannya

''entah sampai kapan kebencianmu akan hilang padaku Ra''

gumamnya dengan merapikan pakaiannya kedalam koper

keesokan paginya Sarra sudah bersiap dengan koper di tangannya dengan dandanan sederhana ia kini sudah berada dibandara Prasetyo mengantarnya bersama Sinta

''jaga dirimu sayang, jangan lupa telpon Ibu begitu kau sampai disana ''

pesan Sinta sembari memeluk Sarra begitu juga Prasetyo

''Iya Bu, Ayah , Sarra pamit dulu sampai jumpa lagi jaga diri kalian juga, Ayah jangan terlalu lelah ingat kesehatan Ayah , Bu marahin Ayah kalau ia lupa dengan kesehatannya ''

''Iya sayang... jangan khawatir ''

Sarra pun pamit meninggalkan Ayah dan ibunya memasuki bandara yang akan membawanya ke rumah kakek dan neneknya nanti

Sarra tiba di rumah Kakek dan Neneknya menjelang sore hari

Kakek dan Nenek, Sarra terkenal sebagai keluarga terpandang di daerah itu semua orang begitu menghormati orangtua dari almarhum sang mama itu sebagai ketua desa

banyak pekerja dan orang-orang desa yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja di perkebunan teh, cengkeh,kayu cendana juga kayu jati sebagai penghasilan utama didesa tersebut

sang kakek di percaya sebagai orang kepercayaan sang pemilik yang tidak ada seorang pun yang tau sosok sang pemilik perkebunan

desas desus mengatakan sang pemilik adalah keturunan sultan dan bos mafia hanya sebulan sesekali saja sang sultan berkunjung ke daerah itu

Sarra memasuki rumah besar itu di sambut beberapa pegawai dan pelayan

yang nampak heran dengan kedatangnnya di desa tersebut semua mata lelaki seolah terpesona dengan kecantikannya

''punteun neng, neng cari siapa ? sepertinya neng bukan orang sini ?''

tanya pelayan rumah besar itu

''maaf , dimana Kakek Surya dan Nenekku berada?, saya cucu mereka nama saya Sarra Lim''

jawab Sarra ramah dengan senyum dibibirnya membuat pria yang bertanya padanya seolah tersihir dengan senyumnya itu

''neng, cucu kakek Surya?''

neng meni cantik , kakek dan nenek ada di dalam neng masuk saja ''

tutur pelayan itu Sarra hanya membalas ucapan pelayan itu dengan senyuman dan berjalan memasuki rumah besar itu

''kakek.... nenek.... Sarra datang .... ''

teriak Sarra saat ia sampai di ruang besar rumah itu kakek dan nenek yang tengah bersantai di ruangan itu nampak terkejut dengan kedatangan sang cucu

''Sarra''

Kakek dan nenek beranjak dari duduk mereka Sarra menghambur memeluk mereka

''Kakek, nenek , Sarra rindu dengan kalian ''

merekapun memeluk sang cucu bahagia dan terharu setelah lama tidak berjumpa bertahun-tahun Prasetyo tak pernah mengunjungi mereka setelah menikah kembali

''sayang, benarkah kau cucuku Sarra? kau sudah besar dan sangat cantik seperti mama mu''

ucap sang nenek yang tak kuasa mengusap airmata yang menetes karna terlalu bahagia dengan kedatangan cucu yang telah lama ia rindukan itu

''iya nek, ini Sarra cucu nenek maafkan Sarra baru bisa kemari Sarra sangat merindukan Kakek dan Nenek ''

tukas Sarra

''kau akan lama tinggal disini kan Sarra ? Kakek mohon jangan pergi lagi ''

timpah Kakek Surya

''iya Kek, Sarra akan tinggal disini bersama kalian ''Sarra memeluk sang kakek yang tak kalah bahagianya

Episodes
1 Visual Tokoh
2 Penghianatan
3 Menghindar
4 Masa lalu
5 Pertemuan
6 Sebuah rasa
7 First kiss
8 Pertentangan Hati
9 Menepis perasaan
10 Dilema
11 Dewa penolong
12 Khawatir
13 Hasutan
14 Kemarahan Adam
15 Kemarahan Adam 2
16 Kembali Dilema
17 Menetapkan Hati
18 Malam pertama
19 Dijemput paksa
20 Kebenaran
21 Keegoisan Vino
22 Rindu yang menyiksa
23 Bukan tandingan
24 Nyonya Mahendra
25 Kejujuran Adam
26 Sarra sakit
27 Penyesalan seorang Ayah
28 Keputusan Adam
29 Berbahagialah
30 Bahagiaku bersamamu
31 Rutinitas pasutri
32 Cemburu
33 Cemburu part 2
34 Saling percaya
35 Konferensi pers
36 Honeymoon yang tertunda
37 Tenang sebelum badai
38 Teror
39 Mimpi buruk
40 Awal dendam
41 Keinginan Vino
42 Kebersamaan
43 Penyerangan
44 Kegelisahan Sarra
45 Saling memahami
46 Sarra semakin aneh
47 Kabar bahagia
48 Ngidam
49 Keluarga seutuhnya
50 Menemui Papa
51 Akibat keegoisan
52 Memupuk Kebencian
53 Prahara
54 Terpuruk
55 Menutup diri
56 Mencoba tegar
57 Bertahan
58 Wajah baru, pribadi baru
59 Rencana Sarra
60 Awal baru
61 Terjebak
62 Terjebak 2
63 Wanitaku
64 My boy
65 Cemburu Adam
66 Kecurigaan Adam
67 Bertemu Davin
68 Morning sickness
69 Amarah Sarra
70 Ketakutan Sarra
71 Kematian Merry
72 Ancaman
73 Damon Draco
74 Babymoon
75 Ngidam
76 Rarra melahirkan
77 Ketegaran Davin
78 Rencana Damon
79 Penculikan
80 Penculikan 2
81 Tragedi
82 Bahagia di tengah nestapa
83 Rakha Mahendra
84 Last episode
85 Pengumuman
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Visual Tokoh
2
Penghianatan
3
Menghindar
4
Masa lalu
5
Pertemuan
6
Sebuah rasa
7
First kiss
8
Pertentangan Hati
9
Menepis perasaan
10
Dilema
11
Dewa penolong
12
Khawatir
13
Hasutan
14
Kemarahan Adam
15
Kemarahan Adam 2
16
Kembali Dilema
17
Menetapkan Hati
18
Malam pertama
19
Dijemput paksa
20
Kebenaran
21
Keegoisan Vino
22
Rindu yang menyiksa
23
Bukan tandingan
24
Nyonya Mahendra
25
Kejujuran Adam
26
Sarra sakit
27
Penyesalan seorang Ayah
28
Keputusan Adam
29
Berbahagialah
30
Bahagiaku bersamamu
31
Rutinitas pasutri
32
Cemburu
33
Cemburu part 2
34
Saling percaya
35
Konferensi pers
36
Honeymoon yang tertunda
37
Tenang sebelum badai
38
Teror
39
Mimpi buruk
40
Awal dendam
41
Keinginan Vino
42
Kebersamaan
43
Penyerangan
44
Kegelisahan Sarra
45
Saling memahami
46
Sarra semakin aneh
47
Kabar bahagia
48
Ngidam
49
Keluarga seutuhnya
50
Menemui Papa
51
Akibat keegoisan
52
Memupuk Kebencian
53
Prahara
54
Terpuruk
55
Menutup diri
56
Mencoba tegar
57
Bertahan
58
Wajah baru, pribadi baru
59
Rencana Sarra
60
Awal baru
61
Terjebak
62
Terjebak 2
63
Wanitaku
64
My boy
65
Cemburu Adam
66
Kecurigaan Adam
67
Bertemu Davin
68
Morning sickness
69
Amarah Sarra
70
Ketakutan Sarra
71
Kematian Merry
72
Ancaman
73
Damon Draco
74
Babymoon
75
Ngidam
76
Rarra melahirkan
77
Ketegaran Davin
78
Rencana Damon
79
Penculikan
80
Penculikan 2
81
Tragedi
82
Bahagia di tengah nestapa
83
Rakha Mahendra
84
Last episode
85
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!