Tio dan Darren akhirnya turun di depan panti asuhan 'Karunia'. Tio langsung turun dari taxi online yang membawa keduanya sejak dari bandara sampai ke sini.
"Lumayan. Udaranya sejuk." kata Tio sambil merentangkan tangannya yang agak kaku setelah melakukan perjalanan selama berjam-jam.
Darren menatap bangunan panti asuhan itu. Ia tak dapat membayangkan bagaimana sang pangeran dapat menghabiskan waktunya selama seminggu di tempat ini.
Setelah kemarin pagi Aithan meneleponnya dan meminta Daren untuk membawa perhiasan berupa cincin pernikahan yang ternyata sudah dipersiapkan Aithan. Di buat khusus di salah satu toko perhiasan mewah di London.
Saat Aithan melihat kedatangan Tio dan Darren, ia pun langsung tersenyum senang. Memeluk kedua abadinya itu yang sudah ia anggap sebagai saudara sendiri.
"Pangeran, bagaimana jika keluarga istana mengetahuinya?" tanya Darren saat mereka sudah duduk di dalam kamar tamu.
"Aku tak akan melibatkan kalian berdua. Tenang saja. Kalian bisa pulang sekarang juga ke London." ujar Aithan sambil menatap kotak berisi cincin pernikahan mereka.
"Masa kami harus pulang besok tanpa menyaksikan pernikahan pangeran?" Tio protes.
"Kalian menjadi sangat parno. Saat datang, sudah memastikan tak ada yang mengikuti kan?" tanya Aithan.
"Tentu saja. Aku memang merasa ada mata-mata yang mengawasi apartemen. Makanya aku dan Tio main kucing-kucingan dulu baru pergi ke bandara." Darren tertawa mengingat bagaimana si pengintai kebingungan saat tak melihat mereka.
"Terima kasih ya? Terus gaunnya?" Aithan menanyakan gaun pengantin yang memang sudah dipesannya sebelum datang ke sini.
"Gaun dan jas nya aman. Pangeran mengapa bisa yakin kalau Argani akan menerima lamarannya?" tanya Tio.
"Aku hanya memesan saja. Siapa tahu memang dia mau. Saat ku sampaikan lamaranku, Argani awalnya menolak. Aku sangat kecewa. Namun entah mengapa, beberapa hari kemudian, Argani menerimanya. Ingin rasanya aku berteriak karena terlalu bahagia."
Darren dan Tio saling berpandangan.
"Pangeran, anda sangat mencintai Argani. Anda memberikan dia kalung dengan lambang bunga matahari. Anda nekat menikahinya sekalipun itu pasti tak akan disetujui oleh keluarga istana. Aku janji akan mendukungmu, pangeran." kata Darren dengan penuh kesungguhan.
"Aku juga." sambung Tio membuat Aithan langsung tersenyum haru sekaligus bangga dengan kesetiaan kedua abdi nya ini.
***********
Hari pernikahan pun tiba. Argani sangat terkejut saat tahu bahwa gaun pengantin yang dipakainya adalah hasil rancangan rumah mode yang sangat terkenal di London yaitu The Aslon.
Tio, lelaki yang serba bisa itu telah mendandani Argani dengan keahlian mua yang dimilikinya.
"Tanpa di dandani pun, anda sudah cantik nona." puji Tio selesai meletakan sebuah mahkota di kepala Argani.
"Terima kasih, Tio. Mahkota ini sangat indah. Apakah ini juga..."
"Di buat oleh perusahaan perhiasan ternama di London juga. Semua yang menghiasi mahkota ini merupakan berlian."
Argani terperangah. "Tio, seberapa banyak kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Aithan? Aku jadi takut membayangkannya."
Tio tersenyum. "Jangan takut bahagia, nona. Karena tuan Aithan juga sangat bahagia bisa menikah. Aku sudah bekerja di keluarga itu sejak tuan Aithan berusia 12 tahun. Aku melihatnya tumbuh, dekat dengan beberapa gadis, namun matanya tak pernah bersinar cerah seperti saat ia memandang mu. Keluarganya mungkin akan menentang hubungan ini, namun cinta kalian akan kuat untuk menghadapinya."
Argani mengangguk. Tio pun menutup kain cadar di wajah Argani dan menyerahkan buket bunga Lily yang dipetik oleh anak-anak panti asuhan di kebun belakang dan dirangkai oleh Tio sehingga menjadi sangat indah.
Halaman panti asuhan sudah dihiasi sangat indah. Ada bagian khusus yang dibuat seperti panggung kecil untuk tempat bagi keduanya mengucapkan janji suci. Persiapan selama 4 hari terlihat sangat indah.
Aithan sudah menunggu dengan jantung yang berdebar. Ia kelihatan tampan tuksedo putih gading. Rambutnya ikalnya sudah dipangkas rapih dan membuatnya semakin tampan.
Tak ada undangan khusus yang datang. Hanya pengurus panti asuhan dan beberapa tetangga di sekitar panti asuhan yang mengenal Argani dan ibunya.
Anak-anak panti asuhan yang perempuan berbaris rapih di sepanjang jalan menuju ke tempat pemberkatan. Saat Argani akhirnya keluar digandeng oleh Tio, mereka pun bertepuk tangan dan langsung menyirami Argani dengan bunga mawar merah.
Argani menatap Aithan yang berdiri di samping pendeta. Jantungnya pun seakan berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Argani, engkaulah cinta dalam hidupku. Aku ingin menjadikanmu sebagai satu-satunya istri dalam hidupku. Aku berjanji akan setia, mengasihi mu. Kita akan tertawa bersama, menangis bersama. Aku akan menghormatimu seumur hidupku, sampai maut memisahkan kita." Aithan mengucapkan sumpah pernikahannya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aithan, aku bersedia menjadi istrimu. Terima kasih sudah memberikan aku cinta yang sebesar ini. Aku berjanji akan setia padamu, akan menjadi bagian hidupmu selamanya. Aku ingin melewati hariku bersamamu dalam suka dan duka. Aku akan menghormati mu seumur hidupku, sampai mau memisahkan kita." Air mata Argani jatuh membasahi pipinya. Aithan menghapus air mata Argani dengan sapu tangannya.
Pendeta pun memberkati mereka. Lalu saat cincin pernikahan sudah terpasang di jari manis mereka masing-masing, Aithan membuka cadar penutup wajah Argani dan memberikan ciuman di dahi wanita yang kini telah menjadi istrinya.
Semua bertepuk tangan bahagia. Argani dan Aithan kini telah resmi menjadi pasangan suami dan istri.
"Bersiaplah, Darren, jika semua ini diketahui oleh istana, kita berdua pasti akan dipenggal." bisik Tio saat melihat Aithan dan Argani nampak asyik berfoto dengan anak-anak panti asuhan yang ada.
"Aku sudah siap, Tio."
"Aku belum siap Darren. Aku ini masih perjaka."
"Ha? Bagaimana bisa? Aku pikir kalau kau dan para lelaki itu..."
Tio meninju bahu Darren. "Aku ini lelaki normal! Penampilanku saja yang sedikit gemulai karena semua saudaraku perempuan."
Daren tertawa. Usia Tio yang kini menginjak kepala 4, cukup membuat Darren terkejut kalau ia masih perjaka. Darren bahkan menganggap kalau Tio penyuka sejenis.
********
Pesta pernikahan itu pun selesai. Semua merasa puas dengan dekorasi, makanan dan musiknya, kecuali Darren dan Tio yang hanya makan kue karena tak terbiasa makan nasi.
Argani dan Aithan kini ada di sebuah kamar cottage yang letaknya hanya 10 km dari panti asuhan. Tadi selesai acara, Argani langsung ganti baju dan mandi. Kini mereka sedang berdiri di dekat jendela, sambil menatap indahnya sore menjelang sunset. Cottage ini memang terletak di dekat danau.
Aithan yang memeluk Argani dari belakang, terlihat sangat bahagia.
"Sayang, akhirnya kita sudah resmi menjadi pasangan suami dan istri. Tak ada lagi kamu atau aku melainkan kita. Kita yang telah disatukan oleh ikatan suci pernikahan." Kata Aithan lalu membalikan tubuh Argani. Keduanya kini saling berhadapan.
Wajah Argani menjadi sedikit merah saat Aithan mengecup bibirnya.
"Kenapa malu?" tanya Aithan sambil memegang wajah Argani.
"Rasanya seperti mimpi saja."
"Ini bukan mimpi, istriku. Ini adalah kenyataan. Jika kita sudah pulang nanti, kau harus tinggal di apartemenku."
Argani terkejut mendengarnya. "Apartemen mewah itu?"
"Ya."
"Ai, aku akan tinggal bersamamu karena memang kita sudah menikah. Namun bolehkah di apartemen depan asramaku saja? Kita kan sudah sepakat, tak akan menyembunyikan hubungan kita namun tak akan mengatakan pernikahan ini demi kebaikan kita bersama sampai aku dan kamu lulus kuliah."
"Apartemen itu kecil, sayang. Darren dan Tio pasti akan mendengar suara kita jika kita sedang bercinta."
Mata Argani semakin membulat sempurna. "Ber....bercinta?" agak tersendat ia mengucapkan kalimat itu.
"Memangnya kenapa? Kita kan sudah sah sebagai suami istri? Jangan katakan kalau kau masih ingin menolak ku."
"Eh... bukan, aku...!" Argani mundur beberapa langkah. Ia membuang pandangannya keluar jendela. Inilah yang ia takutkan sekaligus juga inginkan. Melakukan hubungan intim dengan Aithan.
"Sayang....!" Aithan mendekat lalu kembali memegang tangan Argani. "Ada apa?"
"Ba...bagaimana jika aku belum siap?"
Aithan terkejut. Ia menatap Argani dengan tatapan yang sulit diartikan.
***********
Duh Argani, kok belum siap sih?
Apakah malam romantis itu akan terjadi atau berlalu begitu saja?
Amanda...., part selanjutnya adalah giliran mu.
💪💪😍😍🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ibelmizzel
mudahan bahagia ya thor sampai akhir cerita walaupun ada masalah tapi tak sampai berpisah❤️❤️❤️❤️
2023-02-24
1
Ety Nadhif
lah blm siap di ena enain knp mau menikah Arfani🤦
2021-12-14
0
Sunny
udah sah looh ar.....ga bisa mundur lagi 😅😅
2021-12-03
1