Paling Tersayang

Sudah sebulan Aithan dan Argani menjalin kasih. Walaupun Argani ingin hubungan mereka tidak terlalu menjadi pusat perhatian orang banyak dengan ketemu secara sembunyi-sembunyi, namun tidak dengan Aithan. Baginya, merupakan suatu kebahagiaan untuk menyatakan pada dunia kalau Argani adalah miliknya.

"Kau tahu, Ar. Mereka sejak kemarin menatapmu dengan sadis. Sama sekali tak ada senyum karena kau mendapatkan salah satu pria idaman di kampus ini." Ujar Lea saat keduanya berjalan keluar dari perpustakaan fakultas kedokteran.

"Mereka siapa?"

"Gang nya si darah biru."

Gang darah biru adalah para mahasiswa yang orang tua mereka juga adalah dokter. Kebanyakan dari keluarga mereka memiliki rumah sakit di seluruh penjuru dunia ini. Orang tua mereka juga sudah mendapatkan penghargaan karena menghasilkan karya-karya yang luar biasa di dunia kesehatan.

"Kenapa memangnya? Apakah aku melakukan kesalahan pada mereka?" tanya Argani heran.

"Karena mereka nggak suka kalau kita yang anak beasiswa ini, dekat dengan salah satu mahasiswa terfavorit kayak Aithan."

Langkah kedua gadis itu terhenti. Sarah, Laura dan Monica, yang merupakan anggota gang biru menghadang langkah Argani dan Lea. Wajah Lea langsung pucat.

"Jadi kamu yang bernama Argani? Apa kelebihan kamu sampai mau pacaran dengan Aithan? Pasti kamu menjual tubuhmu padanya kan?" ujar Monica sambil mendorong tubuh Argani.

"Hei, jangan sembarangan mendorong! Dan aku tidak menjual tubuhku pada Aithan seperti yang kamu katakan. Aku ini masih perawan." ujar Argani sambil memegang bahunya yang didorong Monica secara keras.

Ketiga gadis itu tertawa. "Perawan? Hei, memangnya Aithan tak menyentuhmu sama sekali? Atau kamu kurang menarik di mata Aithan? Kenapa juga dia mau pacaran denganmu?" ejek Laura.

"Aithan tak seperti yang kalian pikirkan." ujar Argani dan menatap mereka tanpa ada rasa takut.

"Kau mau beasiswa mu di cabut? Kau lupa kalau papa ku adalah dekan di fakultas kedokteran ini?" ancam Sarah.

"Hei, ada apa ini?" Reza tiba-tiba muncul dan berdiri diantara mereka.

"Argani cari gara-gara." kata Laura dan langsung memasang tampang manis. Ia memang sejak lama naksir kepada ketua dewan mahasiswa fakultas kedokteran ini. Wajah Asia nya yang tampan memang menjadi idola banyak gadis.

"Tidak, kak. Merekalah yang membenci aku." kata Argani dalam bahasa Indonesia.

"Kenapa?" tanya Reza juga dalam bahasa Indonesia.

"Mereka nggak suka aku punya hubungan dengan Aithan, kak."

Reza tersenyum. Ia melingkarkan tangannya di bahu Argani.

"Laura, Sarah dan Monica, mohon untuk tidak menganggu Argani ya? Dia ini adalah saudaraku. Dia memang sudah berulang kali menolak Aithan namun Aithan yang selalu mengejarnya." ujar Reza dengan sangat lembut. Ketiga gadis hanya mengangguk walaupun nampak tak tulus. Mereka langsung pergi meninggalkan koridor perpustakaan itu.

"Terima kasih kak Reza." ujar Argani.

"Sama-sama, Argani. Aku hanya nggak suka kalau ada orang yang saling merendahkan hanya karena status sosial. Aithan juga memintaku untuk menjagamu."

"Apa?"

"Dia memang sangat mencintaimu. Dia tahu pasti pengganggu-pengganggu seperti mereka akan ada. Makanya dia meminta aku untuk menjagamu."

Hati Argani menjadi hangat mendengarnya. Wajahnya bahkan berseri kembali Karena bahagia.

Setelah berpamitan dengan Reza, Argani dan Lea pun pulang ke asrama mereka.

Saat malam tiba, ponsel Argani berbunyi. Ternyata itu panggilan dari Aithan.

"Hallo sayang....!" sapa Aithan dari seberang.

"Hallo juga, Ai."

"Kamu sedang belajar?"

"Baru saja selesai."

"Kalau begitu buka pintunya. Aku ada di depan kamarmu."

Argani terkejut. Ia turun dari atas tempat tidur, merapikan rambutnya sebentar lalu segera membuka pintunya. Aithan berdiri di depan pintu dengan senyum khas nya.

"Kita jalan-jalan sebentar, yuk!" ajak Aithan lalu segera meraih tangan Argani.

"Aithan, aku hanya menggunakan baju seperti ini." Argani menunjukan piyama lengan panjang yang dipakainya.

"Kamu tetap cantik. Ambil mantel saja dan pakailah sepatu karena udara agak dingin."

Argani masuk ke kamarnya. Aithan hanya berdiri di depan pintu dan memperhatikan Argani memakai jaket dan sepatunya. Setelah

itu keduanya pun pergi sambil bergandengan tangan.

"Sudah makan?" tanya Aithan setelah menjalankan motornya.

"Sudah. Kamu sudah makan?"

"Belum."

"Kenapa? Ini sudah jam 9 malam."

"Aku tadi selesai mengerjakan tugas sudah jam 7 malam. Aku tidur sebentar dan baru bangun saat sudah setengah sembilan malam."

"Kenapa nggak makan dulu?"

"Rasa rindu padamu mengalahkan rasa lapar."

"Kamu...!" Argani memukul pundak Aithan pelan membuat keduanya tertawa bersama. Kemarin mereka memang tak bertemu karena Argani kuliah sampai malam sedangkan Aithan juga ada kuliah khusus. Mereka hanya saling Videocall sebelum akhirnya Argani tertidur.

"Kalau begitu, kita makan saja."

"Ada pizza di bagasi motorku. Namun aku ingin makan di suatu tempat bersamamu."

Motor itu menaiki suatu jalan menanjak yang cukup tinggi lalu berhenti di sebuah pelataran parkir yang sangat luas.

"Dari tempat ini, kita dapat melihat hampir seluruh kota." ujar Aithan.

Iya benar. Indah sekali. Sayangnya langit agak mendung." Argani mendongak. Ia berpegang pada pagar pembatas jalan. Di bawa mereka ada jurang yang cukup dalam.

Aithan mendekat. Ia memberanikan diri memeluk Argani dari belakang. Argani memejamkan matanya saat merasakan hangatnya tubuh Aithan yang memeluknya dari belakang. Untuk sesaat keduanya saling diam. Tak bicara. Hanya menikmati momen kedekatan ini dengan jantung masing-masing yang berdebar sangat cepat. Sampai akhirnya Argani merasakan ada sesuatu yang jatuh menimpah wajahnya. Ia memegangnya lalu kemudian kembali mendongak menatap langit.

"Aithan, salju mulai turun!" Kata Argani lalu membalikan tubuhnya. Di bawa cahaya lampu yang ada di dekat pagar pembatas itu, Aithan dapat melihat wajah cantik Argani yang nampak bahagia sambil menatap salju yang mulai berjatuhan.

"Aku memang sengaja mengajak kamu ke sini karena aku tahu salju pertama akan turun malam ini." Ujar Aithan sambil membersihkan salju yang jatuh ke atas kepala Argani.

"Ini sangat indah, Aithan. Aku suka."

Aithan menangkup kedua sisi pipi Argani dengan tangannya. Pandangan keduanya bertemu. Perlahan Aithan mendekatkan wajahnya. Sangat dekat dan ia sedikit memiringkan wajahnya. Bibirnya secara perlahan menyentuh bibir Argani, menyesapnya dengan sangat lembut. Ia seakan ingin menikmati manisnya bibir polos kekasihnya ini.

Argani memejamkan matanya. Tubuhnya seakan membeku. Tak menyangka kalau Aithan akan mencium bibirnya saat ini. Biasanya juga Aithan hanya mencium dahinya. Namun kali ini, bibir mereka menyatu dalam ciuman yang manis dan sangat romantis.

Curahan salju yang perlahan jatuh seakan menjadi saksi manisnya ciuman itu. Argani memang tak tahu harus berbuat apa. Bibirnya diam tak bergerak. Namun tak lama kemudian, secara alami ia membalas ciuman Aithan.

Dan saat ciuman itu perlahan terlepas, dengan napas keduanya yang saling memburu, Argani tertunduk malu, tak berani menatap wajah Aithan.

Tangan Aithan perlahan menarik tubuh Argani dan memeluknya erat. "Ini ciuman terindah yang aku alami seumur hidupku." bisik Aithan membuat Argani semakin tersipu. Ia membalas pelukan Aithan dan menemukan kehangatan dari pelukan itu, menembus sampai ke kedalaman hatinya.

"Ayo, kita duduk di pondok itu dan makan pizza." kata Aithan sambil menarik tangan Argani. Ia mengambil kotak Pizza dan dua gelas minuman hangat dari dalam bagasi motornya. Keduanya duduk di salah satu pondok yang tersedia di sana.

"Aithan, jangan hanya makan Pizza. Kamu kan tahu ini junk food." Ujar Argani sambil merapatkan jaketnya.

"Aku sudah lama sekali nggak makan pizza, sayang. Baru kali ini pesannya karena takut nanti terlambat menjemput kamu. Makan ya?"

Argani mengangguk. Ia mengambil sepotong Pizza dan memasukan ke dalam mulutnya. "Ini enak juga."

Aithan membuka kopi caramel yang di pesannya. "Minumlah. Kopi ini enak."

Argani menikmatinya. "Aow..., masih sangat panas."

Aithan mengambil tissue dan membersihkan sudut bibir Argani. "Maaf. Aku lupa bilang kalau memang ini masih panas."

Keduanya pun kembali tertawa bersama. Mereka berdua menikmati pizza itu sampai habis.

"Aithan, bagaimana kau bisa tahu kalau salju akan turun malam ini?" tanya Argani sambil membersihkan tangannya dengan tissue basah.

"Aku baca prakiraan cuaca tadi siang. Langsung teringat tempat ini dan ingin mengajakmu ke sini."

"Sudah berapa banyak gadis yang kau ajak ke sini?"

"Kau yang pertama."

"Benarkah?"

Aithan kembali memegang tangan Argani. "Aku tak pernah memiliki kencan khusus dengan para gadis sebelumnya. Hanya dengan kamu aku ingin melakukan ini semua."

Argani mencium tangan Aithan dengan sangat lembut. "Terima kasih sudah begitu perhatian padaku. Terima kasih karena sudah meminta Reza untuk menjagaku."

"Aku rasanya ingin pindah kuliah di fakultas kedokteran saat mendengar gang Monica mengganggumu. Namun aku suka saat Reza menceritakan kalau kamu nggak lembek dengan mereka."

"Aku kan sudah bilang kalau aku akan belajar untuk tak menanggapi cibiran orang terhadapku."

Aithan kembali memeluk Argani. "Kau memang yang terbaik. Paling ku sayang. Ingin rasanya aku menikahi kamu sekarang supaya seluruh dunia tahu kalau kamu adalah milikku."

Argani bersandar manja di dada Aithan. Ia sungguh menikmati momen kebersamaan mereka.

Saat Aithan melepaskan pelukannya, ia kembali mencium bibir Argani. Mereka kembali berpelukan, lalu berciuman, kembali lagi berpelukan, sampai akhirnya Argani merasakan kalau bibirnya sedikit membengkak karena ulah Aithan.

"Ar, 2 Minggu lagi aku ulang tahun ke-23. Maukah kau ikut liburan denganku. Aku lihat tanggal ulang tahunku jatuhnya hari Jumat. Kamu kan Jumat kuliahnya hanya sampai jam 11 siang. Setelah itu kita dapat pergi ke luar kota. Aku ingin mengajakmu ke salah satu desa yang letaknya 3 jam dari sini." kata Aithan saat keduanya sudah tuba di depan kamar Argani.

"Kita akan menginap?"

"Selama 2 hari."

Argani diam sejenak. "Ki...kita akan satu kamar?"

Aithan tersenyum. "Aku tak akan menyentuhmu lebih dalam sebelum kau mengijinkannya."

Argani tersenyum lega. "Baiklah. Selamat malam, Ai."

"Selamat malam juga, Ar. Sayangku." Lalu ia kembali menunduk dan mencium Argani.

"Ai, nanti ada yang lihat." Argani mendorong Aithan membuat cowok itu sedikit mengerutkan dahinya. "Biar saja mereka melihat. Kita kan pacaran, sayang."

Argani menarik hidung Aithan dengan gemas. "Ayo pulang. Ini sudah agak larut." Argani mendorong tubuh Aithan perlahan.

"Mimpikan aku ya, sayang?"

"Selalu."

Aithan mengecup dahi Argani lalu segera melangkah pergi. Tak sampai 5 menit, Argani terkejut ada orang yang mengetuk pintu kamarnya. Saat ia membukanya, ia terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu kamarnya. "Darren?"

*****

Buat apakah DARREN datang?

Terpopuler

Comments

gia gigin

gia gigin

Sebenarnya di sini Darren yg kasihan karena serasa makan buah simalakama 🤔

2022-12-23

1

Jeng Anna

Jeng Anna

Ga pake mill ya, biasanya di sono tdk biasa pake km...

2022-07-09

1

Sunny

Sunny

Darren mulai beraksi....ga bisa benci dia, mau gimanapun itu tugasnya 😔😔

2021-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Jatuh Cinta Pada Foto
3 Segala Macam Cara
4 Siap Menunggu
5 Turun dua tangga
6 Turun dua tangga lagi
7 Surat
8 Kencan
9 Paling Tersayang
10 Cinta Aithan untuk Argani
11 Cinta Aithan Untuk Argani (part 2)
12 Ulang Tahun Terindah
13 Sepi Tanpamu
14 Dia Istimewa
15 Jangan Merajuk, Sayang
16 Tidur Bersama
17 Pulang Kampung
18 Meminta
19 Aku, Kamu, Kita Satu
20 Malam Kita
21 Dunia Bagaikan Milik Berdua
22 Apartemen Aithan
23 Serangan Pertama
24 Hilang
25 Aku Bisa Gila
26 Kedatangan tamu yang tak diinginkan
27 Memilih Menjauh
28 Menyerah
29 Kejutan Untukmu
30 Buah Kelulusan
31 Tak Ingin Menerima
32 Mencoba Menerima
33 Sebuah Pilihan
34 Semua untuk Argani
35 Hari Valentine
36 Keputusan yang Tak Terduga
37 Hancur
38 Cinta Ini Membunuhku
39 Hilaf Sesaat
40 2 Bencana
41 Dia Masih Mempesona
42 Masih Tetap Cinta
43 Naysilla Cemburu
44 Perhatian Yang Membuat Argani Luluh
45 Mulai Terkuak
46 Satu Malam Saja
47 Kedatangan Daren
48 Sakit Hati
49 Tak Mungkin!
50 Tak Ingin Memberi Tahu
51 Mengetahui
52 Sepenggal Cerita Masa Lalu
53 Wellcome back Alberth
54 Jangan Ambil Dia
55 Cerita dari Masa Lalu
56 Terbuka Juga
57 Sesuatu Tentang Darren
58 Kau Tetap Anakku
59 Sesuatu
60 Kenyataan
61 Tindakan Aithan
62 Menerima dan Meninggalkan
63 Manisnya Bapak dan Anak
64 Manisnya Cinta
65 Daddy Meet Son
66 Permintaan Rakyat
67 Keputusan Terakhir
68 Cain Andrew Hilang
69 Sesuatu yang Mengejutkan
70 Tugas Untuk Argani
71 Sesuatu yang Tak Terduga
72 Carlotte Maharani
73 Berdamai Dengan Masa Lalu
74 Semakin Dekat untuk tahu
75 Putri keluarga Chung
76 Bersama Lagi
77 Kejujuran Darren
78 Cinta untuk Darren dan Fio.
79 Perubahan
80 Semuanya Bahagia
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Jatuh Cinta Pada Foto
3
Segala Macam Cara
4
Siap Menunggu
5
Turun dua tangga
6
Turun dua tangga lagi
7
Surat
8
Kencan
9
Paling Tersayang
10
Cinta Aithan untuk Argani
11
Cinta Aithan Untuk Argani (part 2)
12
Ulang Tahun Terindah
13
Sepi Tanpamu
14
Dia Istimewa
15
Jangan Merajuk, Sayang
16
Tidur Bersama
17
Pulang Kampung
18
Meminta
19
Aku, Kamu, Kita Satu
20
Malam Kita
21
Dunia Bagaikan Milik Berdua
22
Apartemen Aithan
23
Serangan Pertama
24
Hilang
25
Aku Bisa Gila
26
Kedatangan tamu yang tak diinginkan
27
Memilih Menjauh
28
Menyerah
29
Kejutan Untukmu
30
Buah Kelulusan
31
Tak Ingin Menerima
32
Mencoba Menerima
33
Sebuah Pilihan
34
Semua untuk Argani
35
Hari Valentine
36
Keputusan yang Tak Terduga
37
Hancur
38
Cinta Ini Membunuhku
39
Hilaf Sesaat
40
2 Bencana
41
Dia Masih Mempesona
42
Masih Tetap Cinta
43
Naysilla Cemburu
44
Perhatian Yang Membuat Argani Luluh
45
Mulai Terkuak
46
Satu Malam Saja
47
Kedatangan Daren
48
Sakit Hati
49
Tak Mungkin!
50
Tak Ingin Memberi Tahu
51
Mengetahui
52
Sepenggal Cerita Masa Lalu
53
Wellcome back Alberth
54
Jangan Ambil Dia
55
Cerita dari Masa Lalu
56
Terbuka Juga
57
Sesuatu Tentang Darren
58
Kau Tetap Anakku
59
Sesuatu
60
Kenyataan
61
Tindakan Aithan
62
Menerima dan Meninggalkan
63
Manisnya Bapak dan Anak
64
Manisnya Cinta
65
Daddy Meet Son
66
Permintaan Rakyat
67
Keputusan Terakhir
68
Cain Andrew Hilang
69
Sesuatu yang Mengejutkan
70
Tugas Untuk Argani
71
Sesuatu yang Tak Terduga
72
Carlotte Maharani
73
Berdamai Dengan Masa Lalu
74
Semakin Dekat untuk tahu
75
Putri keluarga Chung
76
Bersama Lagi
77
Kejujuran Darren
78
Cinta untuk Darren dan Fio.
79
Perubahan
80
Semuanya Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!