Sang Pangeran sedang kesal. Sangat jelas terlihat di wajahnya. Ia bahkan tak mau pergi ke apartemen di depan asrama Argani. Ia memilih kembali ke apartemen mewahnya. Tentu saja yang paling senang adalah Tio karena pria itu sudah lama merindukan tempat tidur super empuknya.
Tak ada yang berani mengajak pangeran bicara. Sangat jelas terlihat kalau pria itu ingin sendiri. Di tambah lagi dengan botol minuman yang isinya sudah berkurang setengah.
"Pangeran kenapa?" tanya Tio sambil berbisik.
"Cemburu."
Tio terbelalak. "Sama si gadis Asia?"
Darren mengangguk.
"Alasannya?"
"Si gadis Asia didekati dokter muda yang tampan dan anak orang kaya juga."
"Wah, si gadis Asia pesonanya memikat banyak orang ya?"
Darren mengangguk.
"Pangeran sudah lama nggak minum sebanyak itu. Biasanya juga hanya segelas untuk menghangatkan badan. Aku dapat membayangkan kalau pangeran sangat jatuh cinta." Tio menyesap kopinya. Pandangannya lurus menatap sang pangeran yang sedang berdiri di depan jendela kaca, menatap malam yang tiba-tiba saja hujan.
Sementara itu di asramanya, Argani baru saja bangun. Rasanya sangat enak tidur di kamar asramanya setelah 2 minggu tidur di rumah sakit saat menjaga tuan Chung.
Saat mengingat tuan itu, Argani membuka amplop coklat yang tadi diberikan oleh tuan itu. Ia menghitung jumlah uang yang diberikan, lalu menjumlahkan dengan nilai rupiah saat ini. Gadis itu langsung terbelalak saat menyadari jumlahnya.
"200 juta rupiah? Ya Tuhan, ini banyak sekali. Apakah tuan itu tak salah memberikannya? Apakah ia sangat kaya sampai uang sebanyak ini tak ada artinya sama sekali? Aku hanya menjaganya 2 minggu. Bagaimana kalau aku menjaganya sampai satu bulan? Oh, beruntung sekali aku." Argani langsung mengingat anak-anak di panti asuhan. Ia besok akan ke pasar tradisional kota London. Argani akan membeli sesuatu untuk mereka. "Terima kasih, Tuhan." Ia mendekap amplop itu dengan linangan air matanya. Lalu kemudian ia turun dari atas tempat tidur. Pandangannya tertumpu pada ponselnya di atas meja belajar. Ia membukanya. Tak ada pesan apapun untuknya dari Aithan. Argani sedikit kesal namun ia tak mau menghubungi Aithan lebih dulu. Ia tak mau kalau Aithan sampai cemburu buta.
*********
Aithan memegang ponselnya. Ini sudah jam 9 malam. Hujan belum juga berhenti. Argani sama sekali tak menghubunginya. Aithan jadi kesal. Sebagai seorang pangeran, Aithan terbiasa dengan kebiasaannya yang selalu dituruti. Ia tak pernah minta maaf, tak pernah merasa bersalah dan tak pernah merasa diabaikan. Kini, saat hatinya sungguh jatuh hati pada seorang wanita, saat ia butuh diperhatikan karena terbakar api cemburu, saat ia tak rela gadisnya diperhatikan oleh pria lain, pujaan hatinya itu sama sekali tak menghubunginya.
"Darren....!"
Darren yang hampir saja tertidur saat duduk di dekat perapian bersama Tio segera berdiri. Ia mendekati Aithan yang masih berdiri di tempatnya semula.
"Ada apa, pangeran?"
"Siapkan mobilku!"
"Pangeran mau kemana?"
"ke klub."
Darren terkejut. Semenjak pacaran dengan Argani, pria itu tak pernah lagi ke klub malam untuk kumpul bersama teman-temannya sesama anak sultan di sana. Waktu Aithan hanya habis untuk Argani dan Argani.
"Baik, tuan."
Aithan segera ke kamarnya. Mengganti pakaiannya dan segera keluar lagi.
Darren pamit pada Tio dan segera mengikuti Aithan.
Di salah satu klub malam termahal di kota London, Aithan dan Darren menjadi anggota klub itu. Milik dari Gabian Aslon (anak Ben dan Maura Aslon- novel : My Best Photo). Keluarga Aslon adalah salah satu keluarga terkaya di kota ini.
Reza, Luke, Jeremi dan Osvaldo, sudah berkumpul di sana biasanya.
"Hei, datang juga kamu." sambut Jeremi. Keduanya melakukan tos seperti anak muda pada umumnya.
"Aku pikir kamu asyik bermain dengan si anak kedokteran itu." sambung Luke.
"Berikan aku minuman." ujar Aithan lalu duduk di samping Reza.
"Ada apa? Kelihatannya lagi ada masalah." ujar Reza agak berbisik.
Aithan hanya menarik napas panjang. "Aku lagi bete. Argani membuatku kesal. Dokter Rian mencoba mendekatinya dan Argani sepertinya senang dengan dokter itu."
"Argani baru saja selesai menjaga seorang pasien selama 2 minggu di rumah sakit. Ia tak pernah pulang ke asramanya. Dia capek. Kalau dia pulang dan diantar oleh dokter Rian, itu hal yang biasa saja menurut ku."
"Dokter itu mengajaknya makan malam."
"Hanya makan malam, bro."
"Siapa yang tahu selama aku nggak ada apa yang mereka lakukan di rumah sakit?"
Reza menatap Aithan dengan wajah sedikit kesal. "Aku di rumah sakit yang sama dengan Argani. Kamu pikir saat di rumah sakit, kami akan punya waktu banyak untuk sekedar ngobrol saja? Apalagi Argani di ruang gawat darurat. Itu adalah ruangan tersibuk di rumah sakit."
Aithan terdiam saat mendengar perkataan Reza. Sebelum ia pulang untuk mengikuti camp musim dingin, ia memang sudah menitipkan Argani pada Reza. Reza selalu.mengabarkan tentang aktifitas Argani yang hanya ada di seputar asrama dan rumah sakit.
Apakah aku yang terlalu cemburu?
Aithan tiba-tiba saja berdiri. "Aku pulang dulu."
"Lho, baru juga sampai." protes Jeremi.
"Aku ingat ada janji penting malam ini." ujar Aithan lalu segera pergi diikuti oleh Darren.
"Ada apa dengan Aithan ya?" ujar Osvaldo.
"Dia sedang jatuh cinta. Siapa yang bisa menahan kekuatan cinta?" tanya Reza sambil tersenyum senang. Bagaimanapun Reza susah berusaha menganggap Argani sebagai adiknya. Ia sudah menekan semua rasa yang muncul dalam hatinya untuk gadis itu selama beberapa waktu ini. Reza tak ingin persahabatannya dengan Aithan menjadi rusak hanya karena seorang perempuan.
Sementara Aithan yang sudah mengendarai mobilnya dalam kecepatan tinggi mendapat teguran dari Darren.
"Pangeran, jalanan masih licin karena salju. Pelan-pelan saja."
Aithan mendengar. Ia menurunkan sedikit kecepatan mobilnya. Ternyata mereka menuju ke asrama Argani.
"Kau pulanglah. Aku akan tidur di apartemen depan jika urusan ku dengan Argani sudah selesai." ujar Aithan lalu segera turun dan masuk ke dalam. Ia memberikan senyuman saat berpapasan dengan beberapa mahasiswi perempuan. Mereka pun saling berbisik mengagumi ketampanan dan pastilah juga kekayaan cowok itu.
Sesampai di depan kamar Argani, Aithan mengetuk perlahan. Namun tak ada sahutan. Ia mengambil ponselnya dan menelepon, terdengar bunyi ponsel Argani dari dalam kamar namun tak diangkat.
"Argani......!" Aithan akhirnya bersuara. Namun tak ada sahutan juga. Ia semakin kesal dan merasa bahwa Argani dengan sengaja mengabaikannya.
Saat ia berbalik dan bermaksud untuk pergi, ia terkejut melihat Argani yang baru datang sambil membawa sebuah kantong plastik berwarna putih berisi makanan.
"Aithan? Aku pikir kamu masih merajuk." ujar Argani lalu membuka pintu kamarnya. Aithan ikutan masuk. Ini kali kedua ia masuk ke.kamar asrama Argani. Cowok itu langsung duduk di atas kursi belajar Argani sedangkan sang gadis membuka jaket tebalnya, menyisahkan mantel dan celana panjangnya.
"Kamarmu tak punya penghangat ruangan?" tanya Aithan.
"Nggak."
"Jadi kalau saljunya bertambah banyak dan udara bertambah dingin, kamu melakukan apa?"
"Berdiam diri di kamar sambil menggunakan baju yang tebal. Itu saja." jawab Argani lalu mengeluarkan makanan yang baru saja dibelinya. Spageti dan daging stik.
"Aku makan dulu ya? Lapar sekali. Sejak siang tadi aku belum makan karena tidur terus." ujar Argani lalu ia duduk di lantai yang beralaskan karpet tebal. Karpet ini adalah pemberian Aithan untuknya supaya kaki Argani tak kedinginan.
Aithan menelan ludahnya. Apalagi saat melihat kopi hangat yang Argani beli.
"Kamu belum makan?" Argani menatap Aithan.
"Bagaimana bisa selera makan? Aku sepanjang siang sampai malam mikirin kamu terus yang tak juga meneleponku, menanyakan kabarku, apa sebab sampai aku pergi dengan wajah cemberut."
Argani tertawa. "Ngapain aku harus membujukmu? Aku akan nggak salah. Aku nggak selingkuh dengan dokter Rian. Kamu saja yang cemburu buta. Harusnya sepanjang hari ini kita bersama karena sebulan lebih berpisah, eh kamu justru merusaknya dengan wajah cemberut mu itu."
Aithan ikut duduk di samping Argani. "Ar....!"
Argani menatap Aithan. Di pegang nya pipi Aithan. "Jangan merajuk sayang. Karena aku tak akan membujuk mu jika aku tak salah. Kau seharusnya harus percaya kalau aku tak mungkin menghiananti mu."
Wajah Aithan langsung berseri. "Benarkah?"
"Kau sudah turun banyak tangga untuk bisa bersamaku, aku tak mungkin akan melupakan semua itu hanya seorang dokter Rian atau pria manapun di dunia."
Dengan perasaan bahagia yang menyesakan dadanya. Aithan langsung meraih tubuh Argani, memeluknya dengan penuh rasa bahagia. Hatinya merasa sangat dicintai oleh gadis ini.
Saat pelukan itu perlahan agak terurai, namun Aithan tak melepaskan tangannya satunya dari punggung Argani, keduanya kini saling bertatapan. "Sayangku, gadis tercantik ku, berjauhan denganmu membuat hidupku terasa hampa. Siang malam hanya wajahmu yang aku bayangkan. Aku sangat, sangat, sangat merindukanmu." lalu Aithan menunduk, menyentuh bibir Argani dengan bibirnya, menyesapnya perlahan dan memperdalam ciumannya.
Untuk sesaat keduanya larut dalam kemesraan. Ciuman itu sangat membahagiakan keduanya, menghadirkan sensasi nikmat dan panas. Argani langsung melepaskan ciuman itu sebelum percikan api gairah itu menjadi sebuah nyala api yang besar dan tak bisa dikontrol lagi. Mereka adalah dua orang muda yang sama-sama menginginkan hal intim itu, tapi Argani tak ingin mengikuti reaksi tubuhnya.
"Kita makan bersama ya?" ujar Argani sambil menyuapi Aithan. Cowok itu mengangguk dan langsung membuka mulutnya. Ia bersyukur walaupun ia tahu kalau Argani memiliki gairah yang hampir sama dengannya namun gadis itu tetap memiliki pengendalian diri yang kuat.
Selesai makan dan menikmati kopi bersama, Argani menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 11 malam.
"Ai, kamu belum mau pulang?"
"Ijinkan aku tidur di sini ya? Rinduku belum terbayar sepenuhnya." mohon Aithan sambil memegang tangan Argani.
Argani bingung. Haruskah ia mengijinkannya?
**********
Selamat pagi....
dukung emak terus ya guys. Emak dan Amanda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
gia gigin
Tapi ingat pangeran hanya tidur saja😂😜
2022-12-24
1
🍓🍓🍓🍓🍓
Novel favorit ku itu my Best photo..gmn ya sweet bgt, baca udah berapa kali ya 🤔🤔😁
2022-10-03
1
Sunny
bobo aja kan ga yg lain lain 😊
2021-12-03
1