Aditya mengendarai motor milik Hira menuju tempat yang jauh dari keramaian, Jika Aditya berbicara di taman tapi mungkin orang-orang akan menganggapnya berbuat yang tidak-tidak di siang terik.
"Om jangan modus ya....Aku jika tidak ada tenaga ga bisa mengeluarkan ilmu beladiri silat harimau." Hira tahu Aditya sengaja melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
"Saya haus...temani saya beli minum dulu." Aditya tidak mengindahkan perkataan Hira yang duduk dibelakangnya.
"Ya Tuhan kenapa aku harus bertemu Om tua ini sih." Gerutu Hira di belakang tubuh Aditya.
Aditya berhenti mendadak di dekat stand cendol dawet, siang terik begini enaknya minum yang seger.
"Dua Mas...seperti biasa." Ucap Aditya di atas motor Hira.
"Siap Pak Komandan....ini ponakannya ya....ga dibelikan minum...nangis sama Om nya...seperti Adek Kihana." Kelakar si tukang cendol.
"Ini bukan Om saya....Ini suami saya....gimana istri komandan muda kan." Hira kalau mode di goda pasti keluar kata saktinya yang bisa membungkam pihak lawan.
Aditya langsung menoleh ke arah belakang, dia terkejut dengan ucapan Hira barusan. Apa urat malu udah berpindah sampai mengaku sebagai istrinya pikir Aditya.
"Apa? jangan modus makanya...kenakan gombalan aku kan." Hira memeletkan bibirnya, ada rasa gembira melihat wajah Aditya memerah mendengar ucapan Hira.
"Nih pesan pak komandan...dua gelas ..istrinya muda sekali ya....nih saya kasih minuman penambah tenaga bagi pria." Tukang cendol telah terbiasa mencair suasana dengan langganannya.
"Mas ga tahu ya....jika pak komandan bersama saya mengunakan jurus Singa terbang....ga butuh minuman yang beginian saya rasa." Hira mohon jangan ikut lagi, telinga Aditya sudah merah padam mendengar ocehan kamu😂
"Doain saja Mas...semoga istri saya jinak dengan jurus singa liar saya...permisi." Aditya mengambil minuman dan membayar langsung meninggalkan tukang cendol yang cegegesan mendengar ucapan Hira.
Aditya menghentikan motor Hira di sebuah kota tua Surabaya, beberapa gedung econic terletak di pinggiran kota ini.
"Ini buat kamu....Temani saya untuk minum." Aditya memberikan minuman yang belinya tadi untuk Hira.
Sekali teguk Aditya meminum cendol dawet langganannya jika pergi ke rumah Hanif Darmawangsa.
"Arinta...dengar ucapan saya...jangan kamu sanggah jika saya belum selesai berbicara." Aditya membuka suara setelah menghabiskan minumannya.
"Saya menyukai kamu Arinta...boleh kamu menganggap saya gila atau tidak waras.... setelah pertemuan kita seminggu lalu...saya selalu kepikiran kamu." Aditya mengubah posisi duduknya untuk berhadapan dengan Hira.
"Saya memberikan perhatian kepada kamu tulus....saya ingin berbagi apapun dengan kamu....Arinta....bisakah kamu memikirkan ucapan saya ini."
Hira terkejut dengan apa yang katakan Aditya, waktu seminggu bisa membuat seorang tentara jatuh cinta kepada warga sipil. Bagi Hira itu sangat mustahil.
"Om.....sejak aku mematahkan keinginan orang tua ku....Kasih sayang...cinta...ketulusan... perhatian bagi aku sudah mati....Kasih sayang seperti apa yang akan Om tawarkan...Aku udah mati rasa dengan namanya Cinta sejak Bapak kandung aku mengusir dan mengatakan sumpah serapah kepada buah hatinya." Ini pertama kali Hira mencurahkan isinya selama empat tahun ini dia tahan.
"Cinta tulus seperti apa? Bapak aku saja tega mengusir darah dagingnya karena tidak bisa membanggakan marga Siregar.... Seandainya aku tidak bahagia dengan hubungan yang Om tawarkan gimana...Aku kembali merasa dicampakkan untuk kedua kalinya."
Sudut mata Hira mengeluarkan air mata dengan cepat Hira menghapus secara kasar, hatinya hancur ketika mengigat kembali perlakuan ayah kandungnya.
"Arinta....lihat mata saya....kamu perlu memberitahu apa cita-cita kamu.. apa keinginan kamu....saya akan selalu berada bersama kamu...yakin lah kasih sayang yang saya tawarkan tidak akan mengecewakan kamu....saya hanya ingin kamu tahu...saya tidak sekuat yang kamu lihat ketika mata ini menatap kamu ketika terlihat lemah... Arinta."
Menyesal Hira mengatakan Aditya sebagai suaminya tadi kepada tukang cendol tadi, Pria dihadapannya ini seperti memberikan sebuah harapan yang baru untuk hidupnya.
"Om...jika saya menerima hubungan yang Om tawari...apakah Om mampu menghadapi keras hati Johan Siregar....Bagi kami keturunan Batak akan teguh pendirian."
Senyum Aditya terbit mendengar ucapan Hira yang menerima tawarannya, Dia akan menghadapi rintangan yang ada dihadapannya jika perlu dia akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Hira.
"Ucapan kamu doa ternyata....saya siap apapun kondisi yang akan menghadang...Saya hanya minta kamu setia dengan hubungan ini."
"Om.... Terima kasih."
"Arinta...ini permintaan pertama saya....tolong jangan panggil saya Om...apa saya terlihat seperti Sugar Daddy." Aditya harusnya sejak tiga tahun lalu dia datang ke hidup Hira.
"Abang Aditya....Kalau aku panggil Mas...akang...Aa...tidak terbiasa...aku orang Sumatra menyukai panggilan ini." Pilihan yang tidak buruk juga Hira😂
"Saya setuju dengan panggilan ini...udah banyak yang memanggil Mas....harus beda dengan orang yang spesial bukan?" Aditya mengacak rambut Hira yang berkilauan terkena cahaya mata hari.
Gercep Pak Komandan seminggu ketemu langsung lamar gadis pujaan😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
aku Lo malah seneng panggilan Abang ....🥰🥰
2022-05-20
0
Desrina Tobing
antusiaaas ni pak komandann dpet Butet gadis perwann 🤣🤣🤣🤣
2022-05-09
0
Zarniati Za
semangat pak komandan,,nanti kirimin bakal baju seragam buat pesta nya ya pak😘😘😘
2021-09-17
1