Paniknya Aditya

Tak butuh lama Aditya membawa Hira ke Klinik Medina, jarak dari kos Hira hanya dua kilo meter.

Aditya membuka pintu penumpang, mengendong tubuh perempuan yang baru ia kenal satu hari ini.

"Suster....Katakan kepada dokter Medina bahwa Bintang Aditya menunggu di ruang UGD." Aditya meminta salah satu suster untuk memberitahu keberadaannya kepada adiknya.

Kihana tidak tahu berbuat apa, dia takut untuk masuk ke ruangan IGD setelah melihat darah segar meluncurkan dari dahi Hira.

"Kihana...kamu kenapa disini nak." Medina menghampiri anak perempuan kakaknya.

"Aku ikut Papa mengantarkan kakak Hira yang pingsan di rumahnya...Aku takut lihat darah Tante." Ucapnya ketakutan melihat tubuh Hira dibopong oleh Aditya.

"Ya udah kamu ke ruangan Tante aja....ada Mbak Venus dan Mas Mars disana....ada sushi kesukaan kamu...pasti kamu belum makan kan?" Tebak Medina melihat wajah kuyu Kihana.

Medina meminta salah suster untuk mengantarkan anak kakaknya menuju ruangannya. Medina sudah menganggap Kihana anaknya sendiri, kehilangan sosok ibu tidak kehilangan perhatian dari orang-orang yang menyayangi Kihana.

"Mas Adit....ada apa ini." Medina masuk ke ruangan UGD melihat Aditya memperbaiki tubuh Hira.

"Din....kamu kenalkan siapa dia? Tadi Pingsan di kantor aku...Tadi dokter mendiagnosa jika asam lambungnya kambuh." Terlihat binar kepanikan di wajah komandan ini.

"Mas tenang....udah seperti suami siaga aja.... kelihatan banget paniknya." Goda Medina melihat rahut wajah Aditya.

Medina memeriksa bagian perut Hira, benar dengan diagnosa dokter tempat Aditya berdinas jika perempuan ini tidak senang baik-baik saja.

"Suster... bersihkan luka yang ada di kepala pasien...lalu beri obat pereda nyeri ya." Medina menyelesaikan pemeriksaan pada Hira.

"Si Bunga Sakura mana? kok bisa Si Butet bersama dengan Mas." Medina mengajak Aditya untuk berbicara di luar UGD.

"Hira tadi bersama Sakura...tapi Sakura harus pulang katanya ada panggilan mendadak dari Om Hanif." Jelas Aditya tanpa melepaskan tatapan kepada sosok Hira yang tertidur di ranjang UGD.

"Mas Tertarik ya sama Si Butet? aku juga suka dengan dia....ga neko-neko...mandiri...yang paling penting tabah dengan pilihan hidupnya."

"Maksud kamu apa? Siapa tidak suka melihat Hira... perempuan itu beda menurut aku."

"Udah waktunya Mas...Mbak Olivia udah tenang di sana....aku khawatir dengan Kihana tanpa ada pendamping sosok ibu....Mas mengerti kan maksud Aku."

"Dia tidak tertarik dengan Mas..jarak umur kami jauh....aku seperti ayahnya....kamu tahu dia memanggil aku Om." Keluh Aditya menceritakan interaksi selama bersama Hira.

"Berjuanglah Mas....dia memang susah percaya dengan Laki-laki....paling utama berikan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan dari ayahnya." Medina ikut melirik ke arah pandang Aditya.

Aditya langsung menoleh ke arah Medina, dia tidak mengerti arah pembicaraan adiknya ini. Jika untuk mencari pendamping baru belum menemukan yang bisa menerimanya sepaket dengan anaknya. Dia tidak menyukai perempuan yang hanya mencintainya tidak dengan anaknya.

"Hira di usir keluarganya karena memilih kuliah mengambil jurusan desain komunikasi visual dibandingkan dengan kedokteran....ayahnya murka...Hira anak perempuan satu-satunya di keluarga Pak Johan Siregar....ayahnya berharap dia menjadi dokter bedah...itu yang aku dengar dari cerita Sakura."

Aditya bisa menyimpulkan jika pesan singkat yang dibacanya tadi merupakan dari ayah Hira, sungguh malang nasib perempuan itu. Memiliki keluarga utuh Namun tidak bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang sepenuhnya.

"Aku yakin di mengalami stress sehingga asam lambungnya naik.... Disayangkan sekali si Butet memiliki banyak talenta tapi tidak ada yang mendukungnya." Medina menatap cukup lama ke arah Hira.

"Dokter pasien yang bernama Hira sudah siuman." Suster keluar dari UGD memberitahu jika Hira sudah siuman.

Medina masuk bersama Aditya, dia perlu menjelaskan apa yang terjadi pada perempuan itu.

"Butet gimana sekarang? ada yang sakit?" Ucap Medina melihat ke arah Hira yang menatapnya kosong.

"Aku kenapa? Tadi perasaan di kamar deh."

"Kamu pingsan....Mbak yakin pasti telat makan lagi....Emang Si bunga Sakura kemana...kalian bagaikan bunga setangkai."

Hira terdiam lama, pikiran entah kemana saat ini, dirinya merasa sedih tidak ada satupun keluarga yang berada di sampingnya. Kedua orangtuanya tidak tahu jika Hira memiliki penyakit asam lambung.

"istirahat dulu ya..kamu seperti kelelahan...jangan dipikirkan soal biaya...Mas Adit pasti yang bayar." Kerlingan mata jahil Medina mengarah ke Aditya.

Medina meninggalkan Aditya dengan Hira, sudah lama Medina tidak melihat kakaknya tertarik dengan perempuan setelah kepergian istrinya.

"Om....aku bisa kok bayar perawatan ini....uang tabungan aku masih ada." Hira buka suara Setelah kepergian Medina.

"Kamu istirahat...saya ke ruangan Medina dulu." Aditya pamit karena terlalu lama meninggalkan Kihana di ruangan Medina.

Aditya sudah sering ke Klinik tempat praktek Medina, Klinik terbesar di kota Surabaya memiliki ruang inap untuk pasien jika butuh perawatan.

Ruangan Medina terletak di lantai dua poli khusus penyakit dalam, Adiknya merupakan dokter penyakit dalam. Aditya perlu mengetahui diagnosa dari yang ahlinya tentang penyakit Hira.

Masuk ke ruangan Medina, Aditya melihat anaknya makan bersama dengan Venus dan Mars.

"Anak Papa lagi apa? Maaf ya makan siang kakak akhirnya bersama Mbak Venus dan Mas Mars." Aditya menghampiri anaknya yang sedang makan sushi buatan Medina.

"Makan Sushi ikan buatan Tante Dina....Papa coba?" Kihana menawari satu sushi dengan sumpit.

"Aaaa...enak sushi buatan Tante Dina....Papa udah kenyang tadi makan dengan Kakak Hira di kantor." Satu kunyahan Sushi membuat perut Aditya semakin kenyang.

"Kakak tadi ga papa kan? aku takut lihat darah di dahi kakak itu."

"Kakak nya udah sadar... sekarang lagi istirahat...bentar lagi kita lihat ke UGD....kakak habiskan sushi ini dulu." Aditya meninggalkan Kihana yang sedang makan disuapi Venus.

"Din.... hubungi bagian Administrasi...biar Mas yang bayar biaya perawatan dan obat untuk Hira." Aditya mengeluarkan kartu jaminannya, baginya menolong seseorang tidak harus diketahui langsung.

Medina terkejut saat berbicara dengan bagian Administrasi, apa yang salah pikir Aditya.

"Mas aku baru dapat info kalau Hira sudah membayar untuk perawatan dan obat dia....dia baru saja keluar dari klinik." Medina melaporkan yang baru saja dia dengar dari bagian Administrasi.

"Aku titip Kihana....bawa ke rumah kamu...nanti aku jemput ke rumah kamu....aku cari Hira dulu." Aditya bergegas menuju lantai dasar untuk mengejar Hira.

Hira saat ini di dalam taxi pergi menuju arah panti tempat biasa dia kunjungi, untung saja ada kartu debit yang terselip di kantong celananya. Dia bersyukur dari hobinya bisa menghasilkan uang sehingga jika terjadi sesuatu, dia bisa menggunakan uang ini untuk kebutuhan mendesak.

"Terima kasih pak.. kembaliannya ambil saja untuk jajan anak bapak." Hira keluar dari taxi masuk ke panti asuhan cinta kasih.

"Boru.....Kamu kenapa? Mamak tadi ke kos kamu....kata pengurus kamu pingsan di bawa seorang Tentara." Ratna langsung menanyakan keadaan anaknya setelah mendengar pengurus kos Hira mengatakan anaknya pingsan.

"aku cuma kecapekan....Mamak ga usah khawatir...Aku lagi ngurus berkas wisuda...jadi lupa makan." Hira mencoba tersenyum agar ibunya tidak khawatir.

"Boru...Mamak mau berangkat sore ini....Pak Sopir udah nunggu...Mamak mau bersiap pergi dengan Bapak....ini makanan kesukaan kamu....uang sedikit untuk anak kesayangan Mamak." Ratna menyerahkan kotak yang dibawanya dari rumah tadi, sopir keluarga sudah menunggu di luar panti asuhan.

"Semoga perjalanan Mamak dan Bapak selamat sampai tujuan....aku bahagia dapat makanan kesukaan aku....Habis ini aku makan." Hira memeluk wanita yang telah melahirkannya, Ratna mengusap cepat air mata yang keluar dari matanya.

"Ayo sekalian Mamak antar ke kos Kamu." Ratna berdiri mengambil tasnya.

"Aku di sini hingga sore Mak....Dirga mau belajar melukis...tugas sekolah dia." Hira menolak untuk ikut dengan ibunya.

"Mamak pergi dulu sayang....jaga kesehatan...jika butuh sesuatu telpon Mamak." Ratna meninggalkan Hira yang terpaku melihat kepergiannya.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

bagus karya kakak ... seneng sama karakter Hira mandiri

2022-05-20

0

Desrina Tobing

Desrina Tobing

ternyata Boru Batak ni GK cengeeng malah kuat dn mandiriii akuu dukung kmuu boruu Batak 😘😘😘😘

2022-05-08

0

~Nessa

~Nessa

Salken kakak....Author
Ini aku berkunjung kedalam novel kakak yang keren banget...bangettt...dan bagus....bangettt bangettt
..

JUGA tidak lupa aku membawa Hadiah Terindah buat kakak,Adalah Like banyak....Rate.....banyak...banget... dan fav fav..

Yuk..yukk kakak berkunjung ke Novelaku juga "Story Cinta Starla" yaaa...yukk saling memberi semangatt...

Sekali lagi ku Ucapkan sebanyak...banyak...

MAKASIH...MAKASIH...
MAKASIH....BANYAK.....
.KAKAKKKKKKK

2021-09-10

1

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Di jalan yang salah
3 kamu butuh sesuatu?
4 Hira dan Hobinya
5 Ada apa dengan Hira
6 Paniknya Aditya
7 Leave me alone
8 Andromeda minta bantuan
9 Kihana dan Hira
10 Ini perintah Arinta
11 Usaha Aditya
12 Ucapan adalah doa
13 Peristiwa di belakang gedung DkV
14 Pilihan yang sulit
15 Menjemput wali nikah
16 Akhirnya SAH
17 Hadiah dari Sakura
18 Pagi pertama sebagai Pasutri
19 Nikah Kantor
20 Simple life
21 Kemarahan Johan Siregar
22 Skin to Skin
23 Saya mencintai Arinta
24 Dunia milik kita berdua
25 Traveling bersama Aditya
26 Penolakan Mertua
27 Rumah Dinas
28 Pillow talk
29 Pertemuan Ucok dan Inang
30 Puncak Surgawi
31 Satu-satunya Cinta
32 Ketemu Teman Lama
33 Foto Keluarga
34 Konser Dadakan
35 Duda Mesum
36 Jurus Jitu Aditya
37 Are you jealous?
38 Belanja bersama
39 Wawancara Menantu Idaman
40 Cantiknya Istri Aku
41 Duel Maut Menantu dan Mertua
42 Easy On Me
43 Karma Kandara
44 Soto Padang
45 Keberhasilan dan Kekalahan
46 Bukan Cinta Biasa
47 Salah Aku Apa?
48 Reaksi Arinta
49 Ulang Tahun Kihana
50 Merasa Asing
51 Story of my life Hira
52 Kecewanya Hira
53 Ketegasan Aditya
54 Nyaman
55 Kepergian Aditya
56 Rahasia yang Menyakitkan
57 Kepingan Puzzle
58 You are my sunshine
59 Kembali pada Sang Pencipta
60 Perasaan seorang Ibu
61 Operasi Red Lily
62 Ibu bersama Mu Nak
63 Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64 Balas Dendam yang Salah
65 Kesabaran Berakhir Bahagia
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pulang
2
Di jalan yang salah
3
kamu butuh sesuatu?
4
Hira dan Hobinya
5
Ada apa dengan Hira
6
Paniknya Aditya
7
Leave me alone
8
Andromeda minta bantuan
9
Kihana dan Hira
10
Ini perintah Arinta
11
Usaha Aditya
12
Ucapan adalah doa
13
Peristiwa di belakang gedung DkV
14
Pilihan yang sulit
15
Menjemput wali nikah
16
Akhirnya SAH
17
Hadiah dari Sakura
18
Pagi pertama sebagai Pasutri
19
Nikah Kantor
20
Simple life
21
Kemarahan Johan Siregar
22
Skin to Skin
23
Saya mencintai Arinta
24
Dunia milik kita berdua
25
Traveling bersama Aditya
26
Penolakan Mertua
27
Rumah Dinas
28
Pillow talk
29
Pertemuan Ucok dan Inang
30
Puncak Surgawi
31
Satu-satunya Cinta
32
Ketemu Teman Lama
33
Foto Keluarga
34
Konser Dadakan
35
Duda Mesum
36
Jurus Jitu Aditya
37
Are you jealous?
38
Belanja bersama
39
Wawancara Menantu Idaman
40
Cantiknya Istri Aku
41
Duel Maut Menantu dan Mertua
42
Easy On Me
43
Karma Kandara
44
Soto Padang
45
Keberhasilan dan Kekalahan
46
Bukan Cinta Biasa
47
Salah Aku Apa?
48
Reaksi Arinta
49
Ulang Tahun Kihana
50
Merasa Asing
51
Story of my life Hira
52
Kecewanya Hira
53
Ketegasan Aditya
54
Nyaman
55
Kepergian Aditya
56
Rahasia yang Menyakitkan
57
Kepingan Puzzle
58
You are my sunshine
59
Kembali pada Sang Pencipta
60
Perasaan seorang Ibu
61
Operasi Red Lily
62
Ibu bersama Mu Nak
63
Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64
Balas Dendam yang Salah
65
Kesabaran Berakhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!