Kihana dan Hira

Hira PoV

Aku tengah asyik menggambar bunga anggrek hitam di atas kertas putih bersih ini. Sakura pamit untuk menemani Venus Mars dan Kihana untuk makan siang bersama.

Aku melukis dalam diam, gerak tangan membawa aku melukiskan sebuah bunga Anggrek hitam yang sangat indah.

"Arin kamu bisa menggambarkan bunga ya...coba Mas lihat." Seseorang menarik kertas gambar ku.

"Kau... mengganggu kesenangan aku." Ucapku dengan logat Batak, Aku kesal dengan kelakuan dia yang tanpa permisi menarik kertas gambar ku.

"Kamu kenapa? saya ada punya salah dengan kamu?" Aku melihat wajah terkejut pria ini, mungkin dia tidak pernah mendengar perempuan berteriak di hadapannya pikir ku.

Aku memilih membereskan perlengkapan gambar milik Venus dibandingkan menjawab pertanyaan pria ini.

"Hira jika saya bertanya di jawab bisa kan?" Aditya seperti kekeh untuk mendengarkan jawaban atas pertanyaan tadi.

"Tidak ada yang salah Om....aku merasa Om orang asing yang memaksa masuk ke kehidupan aku." Aku tidak pandai berbasa basi, ini lah aku perempuan yang didik dengan watak yang keras oleh bapak ku.

"Saya pikir kami sudah dewasa....saya membantu kamu kesakitan dan membawa ke klinik...saya sudah terlatih membantu warga sipil yang membutuhkan tenaga saya...kamu salah mengartikan semua ini." Aditya meninggalkan aku yang terpaku mendengar jawabannya.

Aku sejak dulu memang membentengi diri dari orang-orang yang mencoba mendekati aku, hidup yang di belenggu penolakan oleh keluarga sangat sulit bagiku menerima perhatian orang lain.

"Butet...makan dulu sana... Mbak Medina buat sambal dabu-dabu kesukaan kamu." Sakura menyuruh untuk bergabung makan siang bersama mereka.

Dengan berat hati aku mengangguk kepala berjalan menuju ruangan makan rumah kakak Sakura ini. Bangku yang tersisa di samping Aditya, apa memang di rancang mereka agar aku duduk di samping pria kaku ini.

"Mbak Medina tahu kalau Butet ikut dengan aku...makanya dia masak banyak Mas.... Aku dan anak-anak juga udah selesai makan...Mas temani Si Butet ya." Kenapa sih Sakura senang menempatkan aku dengan si Aditya ini.

"Tante Arin....jadikan kita pergi mancing...aku udah mempersiapkan semua...cacing...dan alat mancing lainnya." Mars buka suara melihat kekakuan aku dengan keluarga Sakura.

"Jadi dong.....Venus dan Kihana mau ikut? soalnya Tante mau mancing di rumah Opa Hanif." Sakura dengan kelakuan nyeleneh dia mengajak yang lain untuk ikut bersamanya.

Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran Sakura, dia mengajak ponakannya untuk memancing ikan koi yang berada di kediaman Om Hanif Darmawangsa.

"Aku mau belajar melukis dengan kakak ini....Papa bilang kakak Hira guru privat melukis aku." Perkataan Kihana mengejutkan aku, sejak kapan aku bersepakat untuk menjadi guru anaknya.

"Ya udah berarti Mbak Ve dan Mas Mars yang ikut Tante Arin ya...Butet ajarin ponakan aku yang benar gambarnya." Sakura melirik aku yang sedang memakan sambal buatan kakak iparnya.

Aku bergedik ngeri jika tinggal bersama pria pemaksa ini, Apalagi tinggal di rumah adiknya.

Sakura pergi ke kamar Venus dan Mars untuk bersiap pergi ke rumah Om Hanif, jika aku tahu seperti ini lebih baik aku menyelesaikan karikatur yang siap naik cetak Minggu depan.

Aditya seperti sudah menyelesaikan makan siangnya, terdengar denting sendok garpu yang diletakkan di piring.

"Maafkan ucapan Kihana tadi....kemarin saya refleks mengatakan kamu guru privat melukis dia....karena ketidaknyaman Kihana melihat perempuan di dalam mobil saya." Aditya menjelaskan maksud anaknya mengatakan aku sebagai guru privat anaknya.

"Aku pikir Om...juga memikirkan akibat setelah bertindak...Aku tidak bisa sepertinya...lebih baik cari yang lain saja." Aku menolak keras ajakkan dia untuk mengajarkan anaknya untuk melukis.

Aku mengambil piring sisa makan aku, mencuci dalam diam. Berinteraksi dengan orang lain selain orang yang aku kenal sangat menyeramkan.

Decitan bunyi bangku bergeser terdengar dari tempat aku berdiri, seperti Aditya menemui anaknya untuk membujuk agar tidak jadi melukis pikirku.

"Butet...aku mau ke rumah Papi dulu mau ikut ga? kita jalan kaki kok" ucap Sakura saat menuruni tangga bersama kedua anak Mbak Medina.

"Bunga...aku pergi ke D&D animasi aja ya....tadi teman aku mau ngajak pertemuan dengan animator Surabaya." Aku sungkan mengatakan jika aku risih berada bersama kakak dari Mbak Medina ini.

"Lu kenapa sih? aku lihat kamu ga nyaman bersama Mas Aditya....aku ga yakin jika dia melakukan tindakan di luar batas...dia seorang abdi negara terikat dengan hukum negara." Mata Sakura menyipit memandangku, seperti dia tahu ketidaknyamanan aku berada bersama Aditya.

Aku sebenarnya tidak menyukai tatapan Aditya yang menatapku kasihan dan iba, aku tidak membutuhkan rasa kasian dengan apa yang aku pilih dalam hidupku.

"Ga ada apa apa kok....kamu aja yang mikir negatif....aku kan kerja kalau ada waktu luang." Aku memberi alasan yang bisa di terima Sakura.

"Kerja apa Hira Arinta Siregar siang terik begini....udah ah...aku mau ke rumah Papi dulu....lu jangan takut di sini banyak kamera yang mengintai tidak akan mungkin Mas Aditya berbuat nekat." Sakura meninggalkan aku di rumah Abang Andromeda, memang tidak sendiri ada beberapa pengurus rumah yang berlalu lalang di dalam rumah besar ini.

"Kakak...kata Papa kakak ga mau jadi guru lukis aku ya...emang Papa jahatin kakak ya." Kihana menghampiri ku yang sedang mengambil alat lukis milik Venus.

Aku kembali merasa dilema, melihat wajah berurai air mata menatap ku penuh harap, wajah polos dengan bola mata bening memancarkan cahaya.

"Kakak Kihana kenapa nangis....Kakak mau kok jadi guru lukis kamu...jangan nangis lagi ya." Aku tidak kuat melihat air mata anak itu yang meminta aku untuk menjadi guru lukisnya.

Aku mengambil tangan kecil ini dan membawa ke ruang tempat aku menggambar dengan Venus, sedikit menghibur hati anak ini juga tidak masalah bagiku.

"Kamu mau buat gambar apa? Jangan bunga ya...kita pilih gambar yang lain saja." Kihana bersemangat ketika aku mengajaknya bergabung untuk belajar melukis yang sudah menjadi hobi ku sejak kecil.

"Aku mau buat gambar Papa...aku bangga punya Papa sebagai pahlawan negara...Kakak punya pahlawan ga?" anak ini melempar pertanyaan kepada ku, jelas jika pahlawan yang aku kagumi sudah mencampakkan aku.

"Ya udah kamu buat dulu gambar dasar ya...buat bulatan." Aku mengalihkan pikiran Kihana dengan gambar tidak perlu menjawab pertanyaan Kihana.

"Wah anak Papa berbakat juga untuk melukis....senang ga belajar melukis dengan kakak Hira." Aditya menghampiri anaknya yang sedang memberi warna pada gambar yang dibuatnya.

"Arinta....terima kasih sudah mau mengajarkan Kihana...Saya sangat terbantu keberadaan kamu di sini." Kenapa Aditya selalu memanggil namaku dengan Arinta.

"Bersedekah tidak selalu dengan uang.... mengajarkan ilmu yang telah aku pelajari juga sedekah kan." Aku tidak mau Aditya besar kepala karena sudah mau menjadi guru privat melukis Kihana.

"Papa....aku mau Papa ada yang menemani di gambar ini...siapa ya? Kalau kakak Hira mau ga dengan Papa aku." Ya Tuhan sejak tadi anak Aditya ini selalu memberikan kejutan kepada ku.

Terpopuler

Comments

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

semangat kihana ...dekatkan papa mu dan arinta

2022-05-20

0

Desrina Tobing

Desrina Tobing

klo jodoh GK kmnaa adaa jlnnnny k temuu,, perkataan adlh doaa moga ituu terjadii😊😊👍

2022-05-09

0

Zarniati Za

Zarniati Za

ayo kihana,,bujuk kak arinta nya😁😁

2021-09-15

2

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Di jalan yang salah
3 kamu butuh sesuatu?
4 Hira dan Hobinya
5 Ada apa dengan Hira
6 Paniknya Aditya
7 Leave me alone
8 Andromeda minta bantuan
9 Kihana dan Hira
10 Ini perintah Arinta
11 Usaha Aditya
12 Ucapan adalah doa
13 Peristiwa di belakang gedung DkV
14 Pilihan yang sulit
15 Menjemput wali nikah
16 Akhirnya SAH
17 Hadiah dari Sakura
18 Pagi pertama sebagai Pasutri
19 Nikah Kantor
20 Simple life
21 Kemarahan Johan Siregar
22 Skin to Skin
23 Saya mencintai Arinta
24 Dunia milik kita berdua
25 Traveling bersama Aditya
26 Penolakan Mertua
27 Rumah Dinas
28 Pillow talk
29 Pertemuan Ucok dan Inang
30 Puncak Surgawi
31 Satu-satunya Cinta
32 Ketemu Teman Lama
33 Foto Keluarga
34 Konser Dadakan
35 Duda Mesum
36 Jurus Jitu Aditya
37 Are you jealous?
38 Belanja bersama
39 Wawancara Menantu Idaman
40 Cantiknya Istri Aku
41 Duel Maut Menantu dan Mertua
42 Easy On Me
43 Karma Kandara
44 Soto Padang
45 Keberhasilan dan Kekalahan
46 Bukan Cinta Biasa
47 Salah Aku Apa?
48 Reaksi Arinta
49 Ulang Tahun Kihana
50 Merasa Asing
51 Story of my life Hira
52 Kecewanya Hira
53 Ketegasan Aditya
54 Nyaman
55 Kepergian Aditya
56 Rahasia yang Menyakitkan
57 Kepingan Puzzle
58 You are my sunshine
59 Kembali pada Sang Pencipta
60 Perasaan seorang Ibu
61 Operasi Red Lily
62 Ibu bersama Mu Nak
63 Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64 Balas Dendam yang Salah
65 Kesabaran Berakhir Bahagia
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pulang
2
Di jalan yang salah
3
kamu butuh sesuatu?
4
Hira dan Hobinya
5
Ada apa dengan Hira
6
Paniknya Aditya
7
Leave me alone
8
Andromeda minta bantuan
9
Kihana dan Hira
10
Ini perintah Arinta
11
Usaha Aditya
12
Ucapan adalah doa
13
Peristiwa di belakang gedung DkV
14
Pilihan yang sulit
15
Menjemput wali nikah
16
Akhirnya SAH
17
Hadiah dari Sakura
18
Pagi pertama sebagai Pasutri
19
Nikah Kantor
20
Simple life
21
Kemarahan Johan Siregar
22
Skin to Skin
23
Saya mencintai Arinta
24
Dunia milik kita berdua
25
Traveling bersama Aditya
26
Penolakan Mertua
27
Rumah Dinas
28
Pillow talk
29
Pertemuan Ucok dan Inang
30
Puncak Surgawi
31
Satu-satunya Cinta
32
Ketemu Teman Lama
33
Foto Keluarga
34
Konser Dadakan
35
Duda Mesum
36
Jurus Jitu Aditya
37
Are you jealous?
38
Belanja bersama
39
Wawancara Menantu Idaman
40
Cantiknya Istri Aku
41
Duel Maut Menantu dan Mertua
42
Easy On Me
43
Karma Kandara
44
Soto Padang
45
Keberhasilan dan Kekalahan
46
Bukan Cinta Biasa
47
Salah Aku Apa?
48
Reaksi Arinta
49
Ulang Tahun Kihana
50
Merasa Asing
51
Story of my life Hira
52
Kecewanya Hira
53
Ketegasan Aditya
54
Nyaman
55
Kepergian Aditya
56
Rahasia yang Menyakitkan
57
Kepingan Puzzle
58
You are my sunshine
59
Kembali pada Sang Pencipta
60
Perasaan seorang Ibu
61
Operasi Red Lily
62
Ibu bersama Mu Nak
63
Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64
Balas Dendam yang Salah
65
Kesabaran Berakhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!