kamu butuh sesuatu?

Aditya PoV

Aku baru pindah tugas ke Surabaya setelah kenaikan pangkat menjadi letnan di umurku tiga puluh lima tahun ini. Sebelumnya aku di tugaskan di daerah Manado sebagai kepala pelatihan khusus.

Sejak kepulangan ku dari Amerika setelah menyelesaikan pendidikan militer di sana selama satu tahun setengah. Sebelum ini aku berdinas di kota Manado selama satu tahun, lalu di pindahkan ke kota Surabaya untuk menjadi komandan satuan komando daerah militer.

Hari ini sudah satu bulan aku bertugas di kantor baru ku, setelah kenaikan pangkat ini pekerjaaan ku semakin bertambah di kawasan daerah militer yang aku pinpim pun jangkauannya lebih luas.

tok...tok..tok..

"Masuk" Aku yang sedang memeriksa dokumen prajurit yang akan melakukan latihan gabungan dihentikan suara ketukan pintu.

"Permisi Komandan....lapor ada yang menunggu komandan di luar....katanya mengenal komandan... ini kartu tanda pengenal nya." Sertu Joko masuk menjelaskan maksud kedatangannya menemui ke ruangan aku.

Aku melihat kartu tanda pengenal yang diserahkan Joko, tertulis disana pemilik kartu ini "Sakura Arinda D" Aku lihat foto kartu pemilik kartu ini, benar ini adik ipar Medina adik ku.

"Dimana dia sekarang?"

"Siap....mereka menunggu di luar komandan."

Aku mengernyit pernyataan yang dilontarkan Sertu Joko ini, Aku hanya melihat dan membaca cuma satu kartu tanda pengenal yaitu Sakura.

Aku keluar menemui Sakura, dia memang sering ke sini dengan Andro dan Medina jika adik ku mengantarkan kue atau masakan yang berlebih di rumah mereka untuk aku makan bersama Kihana putriku.

"Sakura"

Adik Andromeda menoleh mendengar suaraku memanggil namanya. Namun, dia tidak sendiri ada perempuan yang memegang perutnya entah karena apa.

"Mas Aditya." Sakura berdiri dan menyalami punggung tanganku.

Aku berbicara kepada Joko untuk meninggalkan kami bertiga, Aku ingin tahu kenapa Sakura bisa tertangkap prajurit yang berjaga di gerbang Utara.

Dia asyik berceloteh membicarakan kenapa ia bisa tertangkap sampai lupa memperkenalkan teman yang pergi bersamanya.

Aku berinisiatif untuk berkenalan terlebih dahulu, sepertinya perempuan di samping Sakura ini pemalu.

"Butet...Mas Aditya mau kenalan....dia komandan di kompi ini." Aku terngaga mendengar ucapan Sakura ini, sejak kapan aku meminta dia memperkenalkan aku dengan perempuan di sampingnya ini.

"Kenalkan saya komandan di sini... Bintang Aditya Prawira." Aku mengarahkan tangan ku untuk bersalaman dengan perempuan yang bernama Butet ini, lucu juga namanya seperti panggilan perempuan suku Batak.

"Dia Hira Arinta Siregar anak Medan...Horas." Sakura menanggapi perkenalanku kepada temannya yang ternyata bernama Hira.

"Nga....Bunga Sakura...Aku" Dia mengangkat kepalanya melihat ke arah Sakura, dari tempat aku duduk bisa melihat wajah perempuan ini pucat pasi.

Sakura menoleh ke arah perempuan yang bernama Hira ini, belum sempat ia menanggapi ucapan Hira. Perempuan ini terlebih dahulu sudah merobohkan tubuhnya ke arah Sakura.

"Aduh malah pingsan si Butet.....tadi katanya mau makan....ah lu payah sih belum juga kenalan dengan cowok udah pingsan." cerocos Sakura memperbaiki tubuh Hira yang menimpa sebagian tubuh Sakura.

"Mas Aditya bantu aku....Si Butet ini kalau pingsan bisa dua kali lipat berat badannya." Sakura meminta aku untuk memopong tubuh temannya ini.

"Mas ga berani...Kamu aja ya....kamu kuat untuk bawa teman kamu ini ke klinik." Aku sungkan untuk mengendong tubuh teman Sakura yang bernama Hira Arinta ini.

"Ya elah....Mas seperti ga pernah gendong perempuan aja.....ini darurat Mas...aku kalau lapar ga ada tenaga..Mas aku minta tolong bantu si Butet ini."

Aku menimbang untuk mengendong tubuh perempuan ini, niat awalnya adalah menolong semoga niat yang baik tidak berbuat dosa karena bersentuhan dengan lawan jenis pikirku.

Sakura mencoba memperbaiki tubuh Hira dan beranjak agar aku lebih mudah untuk mengendong tubuh perempuan ini.

Aku langsung mengendong tubuh perempuan ini, aku letakkan tangannya di leherku agar memudahkan untuk membawanya ke klinik. Satu terlintas dalam pikiran aku kenapa tangan perempuan ini seperti rasa es.

Tiba di ruangan klinik, aku merebahkan tubuh Hira di tempat tidur di ruangan klinik ini. Aku bisa melihat dengan secara dekat wajah perempuan ini, halus dan putih bersih tidak banyak bahan merkuri yang menempel pada wajahnya.

"Dokter saya minta tolong periksa teman saya ini...tadi dia pingsan di ruang depan." Sakura dengan wajah paniknya memberitahu Dokter jaga yang berada di klinik ini.

"Sebentar ya Mbak....saya periksa dulu teman Mbak." Dengan sigap dokter tentara itu mengambil alatnya.

"Siang komandan...permisi saya mau periksa teman Mbak ini dulu." Dokter Andika yang juga tentara menyuruh aku untuk beranjak agar memudahkan dia memeriksa Hira.

Kurang sepuluh menit dokter Andika menuju mejanya dan mengajak Sakura dan Aku untuk mendengar penjelasannya dengan kondisi Hira.

"Maaf Mbak siapa namanya...saya Serda dokter Andika... dokter tentara yang bertugas sebagai dokter klinik di sini."

"Saya Sakura Mas...ehh..Bapak dan teman saya yang pingsan itu namanya Hira Arinta."

"Baiklah saya akan menjelaskan kondisi teman Mbak Sakura saat ini....Mbak Hira sepertinya asam lambung naik akibat stress...Tekanan darahnya juga rendah...mungkin saja teman Mbak Sakura ini juga mengalami kelelahan." jelas dokter Andika panjang lebar, aku hanya menyimak penjelasan atas kondisi Hira.

"Butet....Butet...udah berapa kali aku ingatkan untuk makan tepat waktu...akhirnya lu tumbang juga." Sakura mengacak rambutnya setelah mendengar penjelasan dokter Andika.

"Anak Medan ternyata teman Mbak Sakura....saya yakin pasti dia kerja lalu lupa untuk makan....saya akan meresepkan obat untuk teman Mbak agar bisa di tembus ke apotik klinik ini." Dokter Andika dengan guyonannya menulis resep agar Sakura tebus di apotik.

"Kamu pake kartu Mas....bilang Komandan Bintang Aditya Prawira menebus obat ini ke pegawai klinik." Aku menyerahkan kartu jaminan kesehatan agar memudahkan Sakura mendapatkan obat yang telah diresepkan dokter Andika tadi.

"Aduh makasih ya Mas Adit...aku doa in makin banyak rezekinya...semakin dekat juga jodohnya ibu untuk dedek Kihana." Dia mengambil kartu milikku dan keluar dari ruangan pemeriksa ini.

Aku tidak habis pikir kelakuan Adik ipar Medina ini, Kakak dan adik sama-sama absurd. Aku heran Medina bisa bertahan dengan sikap Andromeda humoris itu dan itu turun kepada adik perempuannya Sakura.

Aku berjalan ke arah ranjang Hira untuk melihat kondisi perempuan itu, tubuhnya yang tinggi sama dengan Sakura dan memiliki kulit kuning Langsat. Aku melihat dia memiliki alis mata yang tebal dan kelopak mata yang besar, hidung yang mancung segitiga.

Dia sepertinya membuka mata perlahan-lahan, bola mata berwarna coklat terang itu langsung bertemu dengan mata ku. Ternyata dia memiliki mata yang tajam di tambah dengan warna matanya yang coklat terang.

"Kenalkan saya Bintang Aditya Prawira.... kakak dari kakak ipar Sakura....kamu udah merasa baikan?" Tanya ku saat ia mencoba melihat keberadaan sosok Sakura.

"Bunga....mana....Aku kok di tinggal....aduh...bunga kok jahat sih...udah tadi di hadang... sekarang di tinggal." Dia tidak menjawab pertanyaan ku, sudah dua kali aku memperkenalkan diri namun dia tidak menghiraukannya.

"Dia lagi menebus obat untuk kamu...saya permisi dulu." Sepertinya dia tidak nyaman dengan keberadaan aku bersama dia di ruangan ini.

"Tunggu Om....aku....mau ke toilet...bisa bantu aku tunjukan dimana toiletnya." Aku berbalik sambil melongo mendengar panggilan dia terhadapku.

Aku menelisik sosok Hira Arinta Siregar ini yang katanya teman Sakura sejak SMA, bisa aku perkirakan kalau umurnya masih dua puluh satu tahun. Aku tahun ini tiga puluh lima tahun berarti empat belas tahun jarak umur kami, bukan rentangan jaraknya tidak terlalu jauh pikir ku.

"Ayo ikut saya...toilet sebelah sini." Aku menunjuk toilet di balik sekat ruangan ini.

Sepertinya Hira kesusahan untuk turun dari tempat tidur. "Jika kamu kesusahan bisakan untuk meminta tolong...atau kamu elergi dengan sentuhan lawan jenis." Ucapku setelah mengabaikan uluran tangan ku, Aku tersinggung dengan penolakan dia seperti elergi dengan lawan jenis.

Dia dengan ragu menerima uluran tangan ku, dengan sigap aku memapahnya untuk ke toilet agar bisa menuntaskan keinginannya.

Setelah dia masuk ke toilet, aku meraba tangan bekas di pegang oleh Hira, tekstur tangan perempuan ini kasar seperti perempuan pekerja keras. Berbeda dengan tangan perempuan yang pernah aku pegang Mama, Medina dan Almarhum istriku Olivia.

"Om Tentara....aku boleh minta tolong....ambil tas aku." Kepala Hira muncul di balik pintu toilet ruangan ini.

Ya Tuhan sabarlah hamba menghadapi perempuan satu ini, dia satu-satunya memanggil diriku dengan Om.

"Tas kamu sepertinya ketinggalan di ruang depan tadi...Mungkin Sakura membereskan tas kamu dulu baru ke sini."

"Aduh gimana ini.....nanti bisa merembes...mana aku ga bawa cadangan lagi....ini gara-gara si Bunga Sakura...sial aku nya." Dia menggerutu karena tidak ada sosok temannya di ruangan ini.

"Kamu butuh apa...mungkin saya bisa bantu."

Dia melihat lama ke arah aku, seperti menimbang meminta sesuatu seperti Kihana meminta ingin pergi jalan-jalan pada hari weekend.

"Om....aku butuh pembalut....aku lagi datang bulan....si Bunga kemana....ponsel aku ada di dalam tas." Mata ku membesar mendengar ucapannya, dimana aku bisa menemukan benda itu untuk teman Sakura ini.

####

gimana ini komandan....warga sipil butuh bantuan mu....seperti aku butuh bantuan pembaca Cinta untuk Hira Arinta meninggalkan jejak vote like dan komentar agar bisa menambah amunisi kesabaran Komandan Bintang Aditya Prawira menghadapi Hira Arinta Siregar. love sekampung semuanya💙

Terpopuler

Comments

Maya Puspita

Maya Puspita

suka Thor ceritanya

2022-10-04

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

semangat berkarya kak ... aku sukak yang cerita nya

2022-05-20

0

Idha Dharma LA

Idha Dharma LA

semangat kk 🥰

2022-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Pulang
2 Di jalan yang salah
3 kamu butuh sesuatu?
4 Hira dan Hobinya
5 Ada apa dengan Hira
6 Paniknya Aditya
7 Leave me alone
8 Andromeda minta bantuan
9 Kihana dan Hira
10 Ini perintah Arinta
11 Usaha Aditya
12 Ucapan adalah doa
13 Peristiwa di belakang gedung DkV
14 Pilihan yang sulit
15 Menjemput wali nikah
16 Akhirnya SAH
17 Hadiah dari Sakura
18 Pagi pertama sebagai Pasutri
19 Nikah Kantor
20 Simple life
21 Kemarahan Johan Siregar
22 Skin to Skin
23 Saya mencintai Arinta
24 Dunia milik kita berdua
25 Traveling bersama Aditya
26 Penolakan Mertua
27 Rumah Dinas
28 Pillow talk
29 Pertemuan Ucok dan Inang
30 Puncak Surgawi
31 Satu-satunya Cinta
32 Ketemu Teman Lama
33 Foto Keluarga
34 Konser Dadakan
35 Duda Mesum
36 Jurus Jitu Aditya
37 Are you jealous?
38 Belanja bersama
39 Wawancara Menantu Idaman
40 Cantiknya Istri Aku
41 Duel Maut Menantu dan Mertua
42 Easy On Me
43 Karma Kandara
44 Soto Padang
45 Keberhasilan dan Kekalahan
46 Bukan Cinta Biasa
47 Salah Aku Apa?
48 Reaksi Arinta
49 Ulang Tahun Kihana
50 Merasa Asing
51 Story of my life Hira
52 Kecewanya Hira
53 Ketegasan Aditya
54 Nyaman
55 Kepergian Aditya
56 Rahasia yang Menyakitkan
57 Kepingan Puzzle
58 You are my sunshine
59 Kembali pada Sang Pencipta
60 Perasaan seorang Ibu
61 Operasi Red Lily
62 Ibu bersama Mu Nak
63 Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64 Balas Dendam yang Salah
65 Kesabaran Berakhir Bahagia
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Pulang
2
Di jalan yang salah
3
kamu butuh sesuatu?
4
Hira dan Hobinya
5
Ada apa dengan Hira
6
Paniknya Aditya
7
Leave me alone
8
Andromeda minta bantuan
9
Kihana dan Hira
10
Ini perintah Arinta
11
Usaha Aditya
12
Ucapan adalah doa
13
Peristiwa di belakang gedung DkV
14
Pilihan yang sulit
15
Menjemput wali nikah
16
Akhirnya SAH
17
Hadiah dari Sakura
18
Pagi pertama sebagai Pasutri
19
Nikah Kantor
20
Simple life
21
Kemarahan Johan Siregar
22
Skin to Skin
23
Saya mencintai Arinta
24
Dunia milik kita berdua
25
Traveling bersama Aditya
26
Penolakan Mertua
27
Rumah Dinas
28
Pillow talk
29
Pertemuan Ucok dan Inang
30
Puncak Surgawi
31
Satu-satunya Cinta
32
Ketemu Teman Lama
33
Foto Keluarga
34
Konser Dadakan
35
Duda Mesum
36
Jurus Jitu Aditya
37
Are you jealous?
38
Belanja bersama
39
Wawancara Menantu Idaman
40
Cantiknya Istri Aku
41
Duel Maut Menantu dan Mertua
42
Easy On Me
43
Karma Kandara
44
Soto Padang
45
Keberhasilan dan Kekalahan
46
Bukan Cinta Biasa
47
Salah Aku Apa?
48
Reaksi Arinta
49
Ulang Tahun Kihana
50
Merasa Asing
51
Story of my life Hira
52
Kecewanya Hira
53
Ketegasan Aditya
54
Nyaman
55
Kepergian Aditya
56
Rahasia yang Menyakitkan
57
Kepingan Puzzle
58
You are my sunshine
59
Kembali pada Sang Pencipta
60
Perasaan seorang Ibu
61
Operasi Red Lily
62
Ibu bersama Mu Nak
63
Mencoba Ikhlas Menerima Takdir Tuhan
64
Balas Dendam yang Salah
65
Kesabaran Berakhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!