"Saya terima nikah dan kawinnya Aryanti Wihardja binti Kemal Wihardja dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 24 karat seberat 1000 gram dibayar tunai."
"Sah?" tanya penghulu.
"Sah!" jawab beberapa saksi serempak.
"Arghhhh!" teriak Alex sambil melempar hpnya.
Alex baru saja mendapat kiriman video dari Eno. Video pernikahan Ary dengan Rendy.
Pupus sudah harapan Alex untuk bersanding dengan Ary. Seandainya dia tidak mabuk pasti saat ini yang mengucapkan janji suci itu adalah dia.
Alex hanya bisa berandai-andai dan menyesali perbuatannya dulu. Penyesalan memang datang terlambat, datang belakangan. Tapi sebuah penyesalan bukanlah untuk diratapi, tetapi jadikanlah motivasi agar tidak mengulangi kesalahan kembali.
Alex hanya tahu tentang kabar pernikahan Ary, tapi Alex tidak tahu bahwa pada hari itu juga Ary berubah status. Dari gadis menjadi menikah kemudian manjadi janda.
Belum sempat merasakan bahagia sebagai pengantin baru, Ary harus kehilangan suaminya. Bagaimana hancurnya perasaan Ary, saat seharusnya di hari pernikahannya dia bahagia, tapi tanpa diduga malaikat maut telah menjemput sang suami.
Alex hanya tahu Ary bahagia karena telah menikah. Tanpa Alex tahu bahwa bukan hanya dirinya saja yang kehilangan gairah hidupnya. Alex juga tidak tahu begitu terpuruknya Ary. Alex hanya merasa dirinya saja yang hidupnya kurang beruntung, mencintai tapi tidak bisa memiliki. Dia merasa Tuhan tidak adil kepadanya.
***
"Anton, jemput gue di Adi Sucipto nanti malam jam tujuh!" kata Alex begitu terdengar suara telpon sudah tersambung.
"Hah, serius loe pulang? Kenapa, loe berantem lagi ma bini loe?" tanya Anton.
"Udah, jangan banyak bacot loe! Pokoknya jemput gue ntar malam, jangan banyak protes loe! Loe ikutin aja instruksi dari gue!" perintah Alex langsung memutuskan sambungan telepon.
"Untung loe bosnya! Jadi loe gak ngerasain gimana rasanya jadi kacung kampret kayak gue?" gumam Anton.
Anton saat ini bekerja dengan orang tua Alex, dia menjadi orang kepercayaan papanya Alex. Anton lah yang menghandle semua pekerjaan Alex yang ada di Indonesia. Hal ini dikarenakan Alex membuka usaha sendiri di Singapura. Alex tidak mengharapkan sedikit pun harta orang tuanya. Dia ingin lepas dari bayang-bayang nama besar Kusuma Wijaya.
Alex sudah memutuskan untuk bercerai dengan Paula. Hak asuh anak akan dia ambil, karena setelah melakukan tes DNA, Kevin adalah darah dagingnya. Oleh karena itu apapun yang terjadi, Alex akan tetap mempertahankan Kevin disisinya.
Hanya Kevin lah satu-satunya harta Alex saat ini. Karena Kevin juga dia mampu bertahan dengan kehidupan rumah tangga yang diambang kehancuran. Seandainya tidak ada Kevin, mungkin Alex lebih memilih mengakhiri hidupnya. Setiap melihat Kevin kecil, semangat Alex muncul.
Alex berniat untuk pulang ke kampung halaman, dia akan mengurus perceraiannya dengan Paula. Selama ini orang tuanya melarangnya untuk bercerai, berharap masih bisa diselamatkan rumah tangganya. Tapi sepertinya keinginan orang tua Alex tidak akan pernah terwujud, mengingat betapa buruknya perilaku Paula.
Alex pulang membawa anaknya, Kevin. Anak hasil pernikahannya dengan Paula. Pernikahan karena kecurangan Paula. Alex dijebak Paula, sehingga Paula hamil dan Alex pun menikahi Paula. Pernikahan tanpa cinta, karena Paula hanya terobsesi dengan Alex. Paula lebih mencintai harta orang tua Alex.
***
Alex sampai juga di bandara Adi Sucipto jam tujuh malam. Alex membawa serta Kevin dan pengasuh anaknya. Alex sudah mantap untuk bercerai dengan Paula.
"Ton!" Alex menyapa teman sekaligus tangan kanannya.
"Hai bos! Selamat datang kembali ke kota penuh kenangan!" sambut Anton.
Mereka bersalaman ala laki-laki kemudian saling berpelukan. Sudah hampir setahun mereka tidak bertemu. Terakhir kali bertemu saat, mami Alex sakit. (Saat Alex dan Eno bertemu di mall, baca selengkapnya di Sepenggal Kisah Ary).
"Halo jagoan! Apa kabar?" sapa Anton pada Kevin.
Bocah kecil berusia dua tahun itu hanya diam melihat Anton. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, Kevin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher pengasuhnya. Kevin kecil hanya mau berinteraksi dengan orang yang biasa dekat dengannya saja.
"Loe, jangan nakutin anak gue!" kata Alex sambil memukul lengan Anton.
"Siapa yang nakutin, orang cuma menyapa doang ini!" jawab Anton sambil mengusap lengannya yang terkena pukulan dari Alex.
"Udah yuk jalan, keburu malem! Si Kevin sudah ngantuk itu, sudah waktunya tidur." ajak Alex.
Akhirnya mereka keluar dari bandara, lama perjalanan dari bandara menuju rumah Alex sekitar dua puluh menit. Dalam perjalanan itu, Kevin kecil sudah terlelap usai minum susu.
Tin... tiinnn...
Anton membunyikan klakson mobil denga tidak sabaran, hal itu membuat Kevin kecil terbangun karena mendengar suara berisik.
Kevin mulai menggeliat, dan tak lama kemudian terdengar suara tangisan dari jok belakang. Kevin menangis karena tidurnya terganggu.
"Gila loe! Pencet klakson kek pencet anu aja!" kata Alex memarahi Anton.
"Anu apa bos? Kalau ngomong yang jelas!" jawab Anton sambil menahan tawanya.
"Dasar bego loe! Sudah tua juga kagak ngerti!" jawab Alex sambil keluar dari mobil.
"Sini!" kata Alex sambil mengulurkan tangannya hendak mengambil Kevin kecil dari gendongan pengasuhnya.
"Dad..." kata Kevin masih mengantuk sambil mengulurkan tangannya minta gendong sang ayah.
"Kita sudah sampai rumah eyang, mulai saat
ini kita akan tinggal bersama-sama dengan eyang." kata Alex sambil mengusap punggung Kevin. Berharap Kevin kecil kembali terlelap.
"Hmmm..." gumam Kevin.
Tak lama kemudian Kevin kembali tertidur dalam gendongan sang Daddy. Alex melangkahkan kakinya masuk ke rumah. Di depan pintu masuk mami Alex sudah menunggu.
"Kamu pulang gak kasih kabar dulu! Untung tadi si Anton kesini dulu sebelum jemput kalian, bilang kalau mau jemput kalian di bandara. Apa kabar cucu eyang?" omel mami Alex.
Begitulah seorang ibu, anak pulang diomeli, gak pulang juga dimarahi. Nggak pernah ada benarnya si anak, orang tua selalu benar. Rindu tapi malu mengakui, jadi saking senangnya anak datang dari perantauan, disambut omelan sayang yang otomatis keluar dari bibir.
"Kevin sudah tidur mami, besok aja ganggu cucunya. Biarkan mereka istirahat dulu, nanti dilanjutkan lagi ngobrolnya!" tegur papi Alex.
"Mami sama papi sehat kan?" tanya Alex pelan, terus berjalan sambil tetap menggendong anaknya.
"Kami sehat, sudah sana tidurkan dulu anakmu. Kamu juga capek di perjalanan, sebaiknya kamu bersihkan diri dulu. Nanti kita lanjutkan obrolan lagu." jawab papi Alex.
"Kamu sudah makan malam belum, Lex?" tanya mami Alex.
"Kalau belum, sehabis bersihkan badan segera makan malam. Gak baik telat makan, kalau telat makan bisa sakit!" sambung mami Alex.
"Iya, mi! Alex ke kamar dulu, sudah lengket banget nih!" jawab Alex meninggalkan kedua orang tuanya di ruang keluarga.
"Kok menantu kita gak ikut ya Pi?" tanya mami Alex setelah Alex pergi.
"Sibuk mungkin, menantumu kan wanita karir jadi wajar kalau sibuk." jawab papi Alex acuh.
Sebenarnya papi Alex tahu bagaimana keadaan rumah tangga Alex, tapi hanya diam saja. Tidak mau ikut campur urusan rumah tangga anaknya. Toh anaknya sudah dewasa, sudah bisa menentukan sikap jika ada masalah.
"Sesibuk apapun seorang istri tetap harus mengurus anak dan suami!" gerutu mami Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Syamsiyatun Nur Hasanah
hai semua. ..
aku baru gabung nih.. di ceritanya author..
semua masih berkaitan ya ceritanya satu novel sama lainnya..
tokohnya sama.
pertama ku buka cinta sendiri..
trus ini.. kok sama tokohnya.
😁🙏
2022-07-07
5
Ƙαɳɠ ɾҽႦαԋαɳ
mami blum tau ya klo alex mau cerai sama paula..gimana reaksinya klo tau pasti ada ceramah yg panjang kali lebar 🤭
2022-02-12
1
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Betul tuh omongan maminya Alex, sesibuk apapun dia harus tetap mengurus suami dan anak
2022-02-06
2