Cinta, Biarkan Tersesat
Namaku Fawnia Iswari Faranisha yang artinya wanita yang berharga,terhormat dan juga selalu gembira. Orang tua ku memberikan nama itu berharap jika aku akan menjadi wanita yang berharga terhomat juga selalu gembira suatu saat nanti, namun nasib ku tak sesuai dengan indah nya nama ku. Sekarang aku sudah berumur 26 tahun namun belum terlihat juga keajaiban dari nama ku.
Aku adalah Ibu Muda dari 1 orang anak yang bernama Kara yang berumur 4 tahun. Aku adalah single parent dari semenjak anak ku lahir.
Suami ku meninggal ketika di perjalanan pulang dari pekerjaan nya di Kalimantan. Dia meninggal ketika di penerbangan yang membawa nya pulang, pesawat yang di tumpangi nya mengalami kecelakaan yang menyebabkan seluruh penumpang tewas beserta awak kapal nya, termasuk suami ku, Ben.
Ben adalah teman baik ku, yang telah menolong ku dari keterpurukan 5 tahun yang lalu. Dia adalah malaikat yang di kirim tuhan untuk menyelamatkan ku dari segala masalah yang hampir merenggut nyawaku.
Aku adalah anak yatim piatu sejak aku berumur 14 tahun. Papa dan Mama ku meninggal karena kebakaran yang menghanguskan seisi rumah ketika mereka tengah tidur di malam hari,dan sejak saat itu aku di besarkan oleh sahabat dekat Papaku,Om Rio. Dia merawat ku sampai aku berumur 21 tahun dan setelah itu, aku meninggalkan keluarga Om Rio.
Aku tidak memiliki saudara dari Papa mau pun Mama,karena sejak kecil mereka tidak pernah sekali pun membahas tentang keluarga mereka masing-masing. Yang aku tahu hanyalah orang tua Papa dan Mama atau Kakek Nenek ku, yang tidak pernah menyetujui hubungan orang tua ku sampai mereka memaksakan menikah dan di telantarkan oleh keluarganya masing-masing. Beruntung lah Papa memiliki kecerdasaan yang tinggi sehingga bisa membuat usaha nya sendiri dari Nol hingga sukses dan bekerjasama dengan Om Rio sahabat nya sejak SMA,itulah yang membuat Om Rio merasa bertanggung jawab menjadi satu-satu nya orang yang harus menggantikan Papa.
Dan hari ini aku masih di sibukan dengan usaha ku di sebuah perusahaan property yang telah di wariskan oleh mendiang suami ku Ben. Mendiang suami ku dulu nya adalah pemilik penambang batu bara di berbagai wilayah, dan dia sengaja membuat perusahaan kecil untuk ku,namun saat dia meninggal semua aset berharga dari suami ku telah berpindah tangan kepada orang tua nya dan aku hanya di sisakan 1 apartemen dan juga sebuah perusahaan kecil.
Dari awal mertua ku tidak pernah menyukai ku,karena mereka mengira aku telah membawa pengaruh buruk untuk Ben,anak nya. Ben memang terlihat begitu mencintai ku sehingga dia selalu mementingkan aku di bandingkan keluarga nya,aku selalu menjadi no 1 di hidup nya sehingga membuat keluarga nya membenciku. Aku selalu memarahi Ben dengan sikap nya yang seperti itu, namun dia selalu mengatakan.
“Tidak ada hal yang membahagiakan untuk ku selain melihat mu tersenyum dan anak yang di kandung mu akan lahir dan membuat hidup ku sempurna”
Dia selalu mengatakan hal itu,dan membuat ku terenyuh. Aku tidak bisa lagi membantah nya jika dia sudah berkata seperti itu.
Aku terduduk di sudut ruangan apartemen ku dan menatap keluar jendela. Hujan begitu deras saat itu, petir menyambar dan membuat kilatan yang begitu besar di luar sana. Aku memeluk diri ku sendiri,menghangatkan tubuh ku yang telah di balut dengan sweater rajut yang tetap saja membuat ku merasa dingin.
Aku kembali mengingat masa-masa yang begitu menyakitkan untuk ku. Masa dimana aku harus menerima kenyataan yang begitu pahit.
...*****...
4 tahun lalu
Ketika tiba saat nya anak ku lahir,Ben sedang bertugas di kalimantan dan Keysa sahabatku akan menghubungi Ben, namun aku menahan nya. Tetapi Keysa bilang jika Ben sudah mengetahui keadaan ku dari orang tua nya sendiri. Ben langsung membeli tiket pesawat untuk kepulangan nya ke Jakarta, namun malam itu hujan begitu lebat di langit yang akan di lewati pesawat nya sehingga membuat pesawat Ben lepas kendali dan terjatuh ke laut lepas.
Begitu anak ku lahir dan baru saja aku memeluk nya dengan penuh haru dan gembira Keysa masuk ke dalam ruang inap ku dengan wajah yang begitu panik dan ketakutan. Dia membuka pintu dengan kencang memegang handle pintu dengan erat dan menatap ku dengan sedih. Aku dan beberapa perawat lain yang ada di dalam ruangan menatap Keysa dengan bingung.
“Ben” ucap nya dengan begitu berat.
Aku mengerutkan kening ku menatap nya dengan bingung.
“Kenapa Ben ? Dia sudah sampai?” Tanya ku dengan perasaan yang tidak menentu.
Mata keysa meneteskan air mata lalu dia menghampiri ku dan memeluk ku dengan erat sambil menangis. Anak ku yang baru saja ku peluk di ambil alih oleh seorang perawat yang berada di samping ku.
“Kenapa Key?” Tanya ku dengan begitu takut.
“Faw… Ben..” ucap Keysa yang hanya terus meyebut nama Ben.
“Kenapaa Ben kenapa?” Tanya ku berusaha melepas pelukan nya.
Keysa melepaskan pelukan nya dan dia menatap ku dengan begitu sedih. Aku menunggu nya berbicara dengan wajah yang begitu panik.
Aku berharap apa yang akan di katakan Keysa bukan lah hal buruk.
“Pesawat yang di tumpangi Ben, mengalami kecelakaan Faw,pesawat nya terjatuh di lautan”
Seketika jantung ku berhenti sejenak. Seperti tersambar petir hati ku begitu berpacu secepat mungkin. Nafasku mulai terasa berat,aku berusaha menahan air mata ku.
“Ngga, ga mungkin. Lo pasti bohong kan ! Ben lagi di perjalanan menuju kesini Key dia pasti udah nyampe, gua coba telepon dia ya” ucap ku dengan terus menyangkal omong kosong Keysa. Aku harus membuktikan jika Ben baik-baik saja,walau air mata ku akhirnya berlinang di pipi.
Aku mencari handphone ku.
“Gua telepon Ben ya” ucap ku dengan gemetar dan terus meneteskan air mata.
“Faw, Faww” panggil Keysa yang terus menyadarkan ku dan mencegahku menelepon Ben.
“Diem Key, gua mau telepon Ben” ucap ku dengan terus mengutak atik handphone ku mencari nomor Ben.
“Faw, please”
Aku segera menelpon Ben dan berharap dia mengangkat telepon ku dan mematahkan berita buruk yang di katakan Keysa.
Telepon nya tidak tersambung, namun aku berusaha menelepon nya sampai telepon Ben tersambung.
“Dia pasti masih di pesawat jadi ga ada signal” ucap ku dengan berusaha untuk tenang namun seperti nya itu sia-sia. Karena terlihat sekali aku begitu panik dan ketakutan.
“Faw..” Keysa begitu khawatir melihat ku yang terlihat tidak menerima kenyataan yang di katakan nya dan dia berusaha menenangkan ku.
“Ngga Key, ngga boleh. Anak perempuan kita baru aja lahir. Ben harus liat dulu. Ini yang selalu dia impikan selama ini Key. Memiliki seorang anak” ucap ku dengan terus menangis.
Keysa pun tak kuasa melihat kesedihan ku lalu dia memeluk ku dengan erat dan ikut menangis bersama ku.
“Ini ga boleh terjadi Key,Ben ga boleh ninggalin kita. Dia udah janji bakalan terus menjaga kita” ucap ku yang terus menangis tidak menerima kenyataan yang pahit ini.
Akhirnya aku menyerah, aku menangis di pundak Keysa dengan sekencang mungkin,tak kuasa menerima berita buruk yang telah aku alami. Setelah kepergian kedua orang tua ku,sekarang aku harus kehilangan suami ku.
“Ini salah gue” ucap ku mengingat Ben pulang karena aku akan melahirkan.
“Ngga Faw, ini bukan salah lo. Ini sebuah musibah, kita gak akan tahu kapan musibah akan terjadi”
“Ini salah gue Key ini salah gue!” ucap ku yang terus menyalahkan diri sendiri dengan tangisan yang membanjiri pipi ku.
“Stop Faw please stop” ujar Keysa yang terus berusaha menenangkan ku.
...*****...
Lagi-lagi aku menangis mengingat kejadian itu. Pipi ku sudah begitu basah di banjiri oleh tangisan yang tidak bisa aku tahan lagi. Aku menyeka air mata ku dan menarik nafas begitu dalam.
“Mama nangis lagi?” Tanya gadis kecil yang memeluk kaki ku menatap ku dengan khawatir.
Kara. Anak ku yang begitu manis dan cantik.
Aku langsung tersenyum menyembunyikan kesedihkan ku dan menghapus semua air mata yang berbekas di wajah ku. Aku berlutut mengimbangi tinggi anak cantik ku dan membelai lembut rambut nya.
“Ngga sayang, Mama cuma kedinginan” ucap ku terus berbohong, karena ini bukan pertama kalinya dia memergoki ku menangis.
Kara menatap ku dengan tersenyum.
“Hujan bikin Mama nangis lagi ya” Ujar anak gadis itu dengan lucu nya.
Aku menatap nya dengan haru,dan memeluk nya dengan penuh cinta. Betapa bahagia nya aku bisa memiliki Kara yang telah membuat ku bertahan hidup,dan menggantikan sosok Ben.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments