Kenyataan yang sesungguhnya

Aku, Kara dan Keysa sudah pergi menuju tujuan kita untuk mendapatkan keadilan. Aku adalah Ibu Kara, aku tidak ingin di pisahkan dengan dia bagaimanapun caranya. Aku akan mempertahan Kara selama aku masih hidup. Maafkan aku Ben, aku harus melakukan nya.

Aku terus menyetir di balik kemudi dengan serius, sementara Kara di samping ku dan Keysa di kursi belakang.

“Lo yakin bisa dapetin hak asuh Kara Faw?” Tanya Keysa masih saja meragukan ku.

“Gue yakin” jawab ku dengan terus fokus menyetir.

“Orang tua Ben kan punya kerabat lawyer yang hebat banget”

“Percaya sama gue Key”

Lalu Keysa melihat keanehan dengan jalanan yang baru saja dia lalui.

“Loh kita kok kesini sih?”

Kita baru saja masuk ke sebuah komplek besar di Jakarta dengan penjagaan begitu ketat. Seorang satpam di gerbang menghentikan mobil kami. Aku membuka kaca jendela dan menyambut satpam yang menghampiri ku.

“Selamat siang Mbak mau ke block berapa?”

“Saya mau ke rumah mertua saya. Pak Wibowo”

“Oh iya iya iya. Mbak Fawnia ya? Silahkan,silahkan ” jawab nya sambil memberi aba-aba kepada teman nya yang di dalam untuk membuka kan gerbang untuk ku.

“Faw?” Tanya Keysa dengan bingung menatap ku di kursi belakang.

Aku langsung masuk begitu gerbang di buka.

“Lo ngapain ke rumah mertua lo ? Bukan nya lo mau ke pengadilan?”

“Sidang di adakan jam sebelas siang, sekarang masih pagi mereka pasti masih pada dirumah”

“Lalu?” Tanya Keysa begitu khawatir.

“Gue jelasin nanti” ujar ku sambil menghentikan mobil di depan sebuah rumah besar berwarna putih dengan gerbang begitu tinggi dan pos security di samping gerbang nya.

Aku mengeluarkan ponsel ku dan segera menghbungi kerabat ku yang sudah memiliki janji bertemu disini.

“Hallo Pak?”

“Iya Mbak Fawnia bagaimana?”

“Saya suah di lokasi, Bapak masih dimana?”

“Saya masih di perjaanan Mbak, jalanan macet maaf saya terlambat”

“Baik Pak, kalau begitu saya duluan masuk ke dalam ya nanti Bapak bisa menyusul”

“Baik Mbak, saya usahakan secepatnya sampai”

“Terimakasih atas bantuan nya Pak”

“Tidak apa Mbak, Ben sudah seperti saudara saya sendiri”

Lalu aku menutup telepon nya dan kembali menatap rumah besar itu dengan seksama.

“Siapa ?” Tanya Keysa.

“Temen yang bisa bantuin gue” jawab ku.

Lalu aku kembali menyalakan mobil ku dan mengemudikan mobil menuju gerbang itu, aku sengaja membuka kan kaca jendela ku agar security rumah itu bisa melihat siapa aku,dan dia dengan sigap langsung membuka kan pintu gerbang nya ketika melihat siapa yang di lihat nya.

Walaupun sudah kurang lebih 4 tahun aku tidak pernah menginjak rumah ini. Tapi sepertinya semua pembantu dan security masih mengenali siapa aku, sehingga mereka tidak perlu mengintrogasiku dulu untuk bertamu.

“Kita akan masuk, dan gue minta tolong untuk lo jagain Kara ya. Lo pegangin dia jangan sampai dia di bawa sama siapapun”

Ucap ku memberikan amanat.

Keysa menganggukan kepala nya. Lalu kami segera turun dari mobil dan Kara terus di pegangi oleh Keysa.

Aku menyingkapkan rambut ku ke belakang telinga dan dengan begitu tegar nya masuk ke dalam rumah untuk menemui mertua ku. Seorang pembantu menghampiri ku di depan pintu.

“Mbak Fawnia” sapa nya dengan ramah dan terkejut.

“Ibu ada?” Tanya ku kepadanya.

Disini semua pembantu memanggil Papa Mama Ben dengan sebutan ‘Ibu’ dan ‘Bapak’

“Oh ada Mbak. Tunggu sebentar saya beritahu mereka” ujar pembantu itu dengan berlari mengitari rumah besar itu.

Tidak lama, orang tua Ben datang dengan begitu tergesa-gesa menghampiri ku dengan raut wajah yang begitu ketus.

Mereka berdiri begitu jauh dari ku, lalu dengan lantang nya aku masuk ke dalam rumah dan berdiri di ruang tamu.

“Ada apa kamu kesini? ” Tanya Mama Ben dengan ketus.

Papa Ben berdiri di belakang istrinya dengan tatapan bingung melihat ku.

Kara dan Keysa baru saja masuk ke dalam rumah dan berdiri di belakang ku, membuat orang tua Ben terkejut dengan senang.

“Karaa…” teriak Mama Ben dengan begitu bahagia nya.

“Sini sayang. Oma kangen sama Kara” ujar nya membentangkan dua tangan nya dengan terus berdiri di tempat nya,terlihat berharap Kara akan berlari kepada Oma nya ini dan memeluk nya.

Namun Kara malah bersembunyi di balik badan Keysa dengan wajah yang ketakutan. Mama Ben mengerutkan kening nya melihat Kara yang enggan mendekati nya. Lalu dia menatap ku dengan kesal.

“Apa yang kamu lakukan ? Kenapa Kara malah menjadi semakin takut ? Kamu pasti sudah menghasutnya kan?!” Tanya Mama Ben dengan masih saja berfikir buruk tentangku,

Aku menatap mereka dengan dingin dan berusaha untuk tenang tak terpancing emosi.

“Aku tidak pernah menghasut apapun kepada Kara. Aku pun tidak pernah menebar kebencian kepadanya. Justru kalian lah yang telah membuat nya seperti ini” ujar ku dengan dingin dan masih tenang.

“Apa maksud kamu?” Tanya Papa Ben akhirnya bersuara dengan tatapan amarah nya merasa tersinggung.

“Kalian kan yang mengatakan kepada Kara jika kalian ingin membawa Kara dariku? Kalian juga yang memaksa Kara untuk meninggalkan aku? Kalian tidak menyadari jika Kara sudah besar sekarang, dan dia sudah bisa merasakan takut juga khawatir. Apalagi dia takut mendengar akan di pisahkan dengan aku , Ibu kandung nya sendiri, dan membuat dia menjadi begitu ketakutan. Apa kalian tidak berfikir sebelum nya?”

Mama Ben terlihat begitu kesal.

“Berani ya kamu” kesal nya dengan tatapan sudah begitu tajam dan menunjuk ku.

“Mah, aku itu Ibu kandung Kara. Kami tidak sepatut nya di pisahkan hanya karena Mama membenci ku. Kasihan Kara Ma, dia masih kecil dan dia masih tanggung jawab ku. Aku bisa mengurus nya, aku sudah bekerja, aku sudah memiliki penghasilan sendiri dan bisa menghidupi Kara. Aku akan menjamin masa depan nya Ma. Mama tidak perlu melakukan ini”

“Kara juga anak Ben. Dia adalah cucuku,dia adalah pewaris tahta di keluarga kami. Aku pun ingin memastikan masa depan nya yang lebih baik dari apa yang kamu lakukan. Kamu hidup sendiri saja sudah kacau, aku tidak ingin Kara bernasib sama seperti mu suatu saat nanti”

“Maa sudah” ujar Papa Ben menenangkan istrinya nya agar bisa menjaga omongan nya yang sudah terlewat batas.

Aku menggelengkan kepala ku mendengar ucapan Mama Ben yang begitu menyakitkan. Tega sekali dia mengatakan hal yang seperti itu. Namun aku berusaha untuk menerima segala cacian Mama Ben.

“Kara tidak ingin bersama kalian, dia masih ingin bersama ku. Apa kalian akan memaksa nya walaupun dia menolak nya?”

“Lihat di pengadilan nanti,walaupun Kara tidak ingin bersama kami tapi jika putusan pengadilan telah berpihak kepada kami, kami akan membawa Kara apapun yang terjadi!” Ujar nya begitu bersi keras.

Wanita ini tidak memiliki perasaan. Gumam ku dalam hati.

“Kalian tidak akan bisa membawa Kara pergi dariku” ucap ku dengan penuh keyakinan dan mata yang sudah basah begitu sedih jika mengingat kenangan ku dengan Ben.

Mama Ben terlihat mengangkat satu halis nya seolah dia meremehkan ucapan ku.

“Karena Kara bukan anak Ben”

Episodes
1 Berita pahit
2 Semua demi Kara
3 Miss you Ben
4 Panggilan pekerjaan
5 Good news
6 Nicko !
7 Aku bisa !
8 Hari yang baru
9 Hari yang membingungkan
10 Makanan kesukaan kami
11 Makan bersama Pak Direktur
12 Issue tidak benar tentangku
13 Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14 Janji yang akan aku tepati
15 Kenyataan yang sesungguhnya
16 Saksi kunci
17 Merubah kehidupan ku
18 Tentang Nicko
19 Tunangan Nicko
20 Tidak kompeten
21 Susu Caramel
22 Teman baru Kara
23 Pertemuan dengan orang penting
24 Perasaan itu masih ada
25 Selalu menyebalkan
26 Pembicaraan terpendam Bima
27 Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28 Flashback ‘first kiss’
29 Flashback ‘pelarian kami’
30 Aku tahu dan mereka tidak
31 Oma dan Opa Kara
32 Pertemuan yang mengharukan
33 Selalu menunggu ku
34 Keluarga yang sempurna
35 Ikatan Batin
36 Introgasi tentang masa lalu
37 Hari yang begitu berat
38 Pengumuman terbuka dari Nicko
39 Bertemu kembali dengan mereka
40 Sudah saatnya
41 Maafkan aku Pa
42 Malaikat kecilku
43 Makan malam dengan Bima
44 Pasar malam
45 Perdebatan di kincir angin
46 Hanya semu
47 Sama sama tidak menyukai sayuran
48 Berusaha untuk tenang
49 Berusaha mencuri hati Nicko
50 Kerinduan Mama Nicko
51 Rela berkorban demi Kara
52 Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53 Kenapa selalu aku yang salah?
54 Kebohongan pertama untuk Kara
55 Bukan pembohong yang baik
56 Memantau Kara dan aku
57 Masalah itu kembali lagi
58 Cctv bekerja dengan baik
59 Karaaa !!
60 Akhirnya terbongkar
61 Akhirnya terbongkar
62 Menikah ?
63 Papa Nicko
64 Kembali kerumah kami
65 Mimpi buruk
66 Kembali dengan kesibukan ku
67 Menghargai nya
68 Suatu kejanggalan
69 Bagaimana mengungkapkan nya
70 Sleep Over
71 Aku siap
72 Percaya kepadanya
73 Keluarga Kirana
74 Konsekuensi yang ada
75 Hal yang tak mungkin
76 Hantu bagiku !
77 Tidak akan pernah sebanding
78 Suatu peringatan
79 Bertahan
80 Flashback ‘kepergian Ben’
81 Pertemuan yang tak di inginkan
82 Kebahagiaan yang sebenarnya
83 Begitu penat
84 Pengumuman terbuka
85 Selalu berdebat
86 Cerita sebenarnya
87 Terusik
88 Kara menghilang
89 Ekspetasi yang salah
90 Usaha yang sia sia
91 Aku menemukan nya
92 Fitting gown
93 Kebenaran
94 Menunggu nya
95 Curahan isi hati Bima
96 Pesta lajang berujung pertengkaran
97 Skakmat
98 Childish
99 Bergairah
100 Pernikahan
101 Tamu yang tak di harapkan
102 Malam pernikahan
103 Breakfast
104 Honeymoon
105 Karamel Madhava. P
106 Masih acara berlibur
107 Liburan telah selesai
108 Ini masalahnya
109 Tidak ada jalan lain
110 Kesepakatan
111 Berjanji untuk Nicko
112 Planning
113 Gotcha !
114 Mempercayai Riri
115 Telah tiba hari nya
116 Intimidasi
117 Membuat Ben tersudut
118 Satu masalah terpecahkan
119 Pekerjaan ganda
120 Ada apa dengan Bima?
121 Semakin mencurigakan
122 Awal menjadi detektif
123 Kali ini Nicko bersamaku
124 Mengenang kenangan pahitku
125 Hampir saja
126 Bukti besar
127 Misi pertama
128 Salah satu jalan
129 Tentang Ben
130 Memberi Ben kesempatan
131 Alibi
132 Rasa penasaran bertambah
133 Fakta mengejutkan
134 Merindukan Ben
135 Hubungan Bima dan Kirana
136 Alasan masih mencintaiku
137 Ide yang buruk
138 Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139 Aku tidak membenci mu Ben
140 Sebuah ancaman
141 Harapan Bima yang begitu sulit
142 Kenyataan yang menyakitkan
143 Ben bangun !
144 Semua terselamatkan
145 Mengunjungi Bima di penjara
146 Kesempatan kedua Bima
147 Hal yang baru aku tau
148 Ending yang di harapkan
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Berita pahit
2
Semua demi Kara
3
Miss you Ben
4
Panggilan pekerjaan
5
Good news
6
Nicko !
7
Aku bisa !
8
Hari yang baru
9
Hari yang membingungkan
10
Makanan kesukaan kami
11
Makan bersama Pak Direktur
12
Issue tidak benar tentangku
13
Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14
Janji yang akan aku tepati
15
Kenyataan yang sesungguhnya
16
Saksi kunci
17
Merubah kehidupan ku
18
Tentang Nicko
19
Tunangan Nicko
20
Tidak kompeten
21
Susu Caramel
22
Teman baru Kara
23
Pertemuan dengan orang penting
24
Perasaan itu masih ada
25
Selalu menyebalkan
26
Pembicaraan terpendam Bima
27
Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28
Flashback ‘first kiss’
29
Flashback ‘pelarian kami’
30
Aku tahu dan mereka tidak
31
Oma dan Opa Kara
32
Pertemuan yang mengharukan
33
Selalu menunggu ku
34
Keluarga yang sempurna
35
Ikatan Batin
36
Introgasi tentang masa lalu
37
Hari yang begitu berat
38
Pengumuman terbuka dari Nicko
39
Bertemu kembali dengan mereka
40
Sudah saatnya
41
Maafkan aku Pa
42
Malaikat kecilku
43
Makan malam dengan Bima
44
Pasar malam
45
Perdebatan di kincir angin
46
Hanya semu
47
Sama sama tidak menyukai sayuran
48
Berusaha untuk tenang
49
Berusaha mencuri hati Nicko
50
Kerinduan Mama Nicko
51
Rela berkorban demi Kara
52
Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53
Kenapa selalu aku yang salah?
54
Kebohongan pertama untuk Kara
55
Bukan pembohong yang baik
56
Memantau Kara dan aku
57
Masalah itu kembali lagi
58
Cctv bekerja dengan baik
59
Karaaa !!
60
Akhirnya terbongkar
61
Akhirnya terbongkar
62
Menikah ?
63
Papa Nicko
64
Kembali kerumah kami
65
Mimpi buruk
66
Kembali dengan kesibukan ku
67
Menghargai nya
68
Suatu kejanggalan
69
Bagaimana mengungkapkan nya
70
Sleep Over
71
Aku siap
72
Percaya kepadanya
73
Keluarga Kirana
74
Konsekuensi yang ada
75
Hal yang tak mungkin
76
Hantu bagiku !
77
Tidak akan pernah sebanding
78
Suatu peringatan
79
Bertahan
80
Flashback ‘kepergian Ben’
81
Pertemuan yang tak di inginkan
82
Kebahagiaan yang sebenarnya
83
Begitu penat
84
Pengumuman terbuka
85
Selalu berdebat
86
Cerita sebenarnya
87
Terusik
88
Kara menghilang
89
Ekspetasi yang salah
90
Usaha yang sia sia
91
Aku menemukan nya
92
Fitting gown
93
Kebenaran
94
Menunggu nya
95
Curahan isi hati Bima
96
Pesta lajang berujung pertengkaran
97
Skakmat
98
Childish
99
Bergairah
100
Pernikahan
101
Tamu yang tak di harapkan
102
Malam pernikahan
103
Breakfast
104
Honeymoon
105
Karamel Madhava. P
106
Masih acara berlibur
107
Liburan telah selesai
108
Ini masalahnya
109
Tidak ada jalan lain
110
Kesepakatan
111
Berjanji untuk Nicko
112
Planning
113
Gotcha !
114
Mempercayai Riri
115
Telah tiba hari nya
116
Intimidasi
117
Membuat Ben tersudut
118
Satu masalah terpecahkan
119
Pekerjaan ganda
120
Ada apa dengan Bima?
121
Semakin mencurigakan
122
Awal menjadi detektif
123
Kali ini Nicko bersamaku
124
Mengenang kenangan pahitku
125
Hampir saja
126
Bukti besar
127
Misi pertama
128
Salah satu jalan
129
Tentang Ben
130
Memberi Ben kesempatan
131
Alibi
132
Rasa penasaran bertambah
133
Fakta mengejutkan
134
Merindukan Ben
135
Hubungan Bima dan Kirana
136
Alasan masih mencintaiku
137
Ide yang buruk
138
Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139
Aku tidak membenci mu Ben
140
Sebuah ancaman
141
Harapan Bima yang begitu sulit
142
Kenyataan yang menyakitkan
143
Ben bangun !
144
Semua terselamatkan
145
Mengunjungi Bima di penjara
146
Kesempatan kedua Bima
147
Hal yang baru aku tau
148
Ending yang di harapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!