Semua demi Kara

Satu hari lagi. Aku terbangun dengan ke bimbangan yang telah menghantui ku setiap hari nya. Semenjak perusahaan ku bangkrut dan tidak ada lagi yang bisa aku pertahan kan di dalam warisan suami ku itu,aku harus sudah berjuang mencari pekerjaan di luar sana demi anak ku Kara dan demi kelangsungan hidup ku.

Banyak sekali perusahaan yang menolak lamaran ku, karena nama ku sudah masuk ke daftar hitam seluruh perusahaan property. Aku harus menelan pahit kenyataan ini. Aku harus menanggung semua akibat yang tidak aku perbuat sama sekali. Tapi aku menerima nya dengan lapang dada, karena aku yakin, suatu saat nasib ku akan berubah menjadi baik seperti nama ku yang sudah di balut dengan do’a oleh orang tua ku.

Aku melirik ke samping kiri ku, dan melihat malaikat kecil ku masih tertidur dengan pulas. Aku mengelus pipi nya dengan lembut dan mengecup kening nya.

“Selamat pagi malaikat kecil ku” bisik ku kepada Kara yang masih tertidur.

Dia sedikit bergerak dengan mata tertutup, namun dia kembali terdiam dan menghela nafas yang panjang di dalam tidur nya. Aku menyingkap selimut dan menutupi tubuh mungil nya itu, lalu perlahan turun dari atas tempat tidur.

Aku keluar dengan cara mengendap-endap tidak bersuara dan sesekali melirik Kara takut jika dia terbangun. Aku tidak ingin mengganggu pagi hari nya yang terlihat begitu nyenyak.

Aku masuk ke dalam pantry dapur dan membuat sebuah teh hangat untuk ku sendiri. Suara kode keamanan pintu rumah terdengar ada yang menekan dan aku hanya melirik nya sebentar lalu kembali kepada teh hangat ku. Aku tidak terkejut kepada siapa yang datang, karena hanya satu orang yang tahu dengan kode keamanan apartemen ku.

Keysa membuka pintu dengan wajah yang begitu kusut.

“Kenapa lo? Pagi-pagi dah manyun aja” ujar ku dengan terus mengaduk teh ku.

Keysa mendelikan mata nya ketika menatap ku,dia membuka hak tinggi nya dan masuk ke dalam apartemen lalu duduk di sofa ruang tamu ku dengan begitu malas nya.

Aku berjalan mendekati nya dan duduk di samping nya.

“Kenapa sih?” Tanya ku lagi.

“Lamaran lo di tolak lagi” jawab Keysa dengan wajah yang begitu kesal.

Aku menyandarkan diri ku di sofa dengan malas ketika tahu apa yang sudah membuat hari Keysa buruk sepagi ini.

“Ya udah lah” ujar ku dengan pasrah.

Keysa tiba-tiba melihat ku dengan terkejut dan menatap ku dengan mengkerutkan kening nya.

“Apanya yang ya udah ?” Tanya nya dengan penuh emosi.

“Faw, inget ya, tabungan lo tinggal sedikit lagi,suatu saat Kara harus sekolah dan lo harus melangsungkan hidup lo biar ga terlantar. Lo mau cari uang kapan kalau ga dari sekarang ?” Tanya Keysa lagi-lagi mengingatkan ku tentang masa depan suram yang telah menanti ku.

“Belom lagi mertua lo yang rese itu. Lo mau hak asuh Kara bener-beber di ambil sama mereka dan lo ga akan punya apa-apa lagi!” Tegas nya lagi membuat ku semakin takut.

Lalu Keysa berusaha mengontrol emosi nya dan berusaha bersikap tenang kepadaku.

“Gue tuh bukan miliarder yang bisa bantu lo selamanya Faw. Suatu saat gue akan menikah,dan gue pasti akan ikut suami gue dan ninggalin lo juga Kara”

Aku menghela nafas begitu dalam.

“Ya udah lo nikah aja, lo kan bisa angkat gue jadi pembantu lo” celetuk ku membuat Keysa tambah mengkerutkan kening nya.

Lalu dia melemparkan bantal sofa yang berada di samping nya dengan kesal kepadaku,dan membuat ku tertawa dengan kencang.

“Lo nih ya gue lagi serius juga”

“Ya emang bener, kalo gue jadi pembantu lo kan, elo ga perlu tinggalin gue” ucap ku yang tidak bisa melihat serius nya Keysa.

“Faw. Life must go on. So please, lo harus bisa cari jalan keluar” ujar Keysa dengan lembut dan serius menatap mata ku.

Aku beralih duduk ke samping Keysa sambil menyimpan cangkir ku dan memegang kedua tangan Keysa dengan lembut. Aku menatap kedua mata Keysa begitu dalam agar membuat nya lebih tenang.

“Key, gue yakin, gue akan mendapatkan pekerjaan, dan gue juga yakin kalau gue ga akan kehilangan Kara. Lo harus percaya sama gue, everything will be ok” ucap ku begitu yakin.

“Faw. Gue bukan ga percaya sama lo, tapi gue khawatir kalau semua ga akan berjalan seperti apa yang kita harapkan”

“Key. Mindset itu juga penting. Inget, kalau fikiran lo positif semua akan berjalan dengan baik, tapi kalau fikiran lo negatif mulu kaya gini, ya semua nya akan berjalan seperti apa yang sedang lo fikirin Key. Jadi stop untuk khawatirin gue dan Kara secara berlebihan”

“Ya gue kaya gini kan karena…”

“Karena lo sayang sama kita” potong ku yang sudah mengetahui kelanjutan kalimat itu.

Keysa menghela nafas nya.

“Gue tau lo sayang banget sama kita berdua, begitu pun gue dan Kara, sayaaang banget sama lo, tapi gue ga mau lo terus-terus an khawatir kaya gini dengan keadaan kita Key. Percaya sama gue, gue pasti bisa dapetin pekerjaan,gue akan dapet jalan keluar, dan gue yakin, Kara akan selalu ada di samping gue”

Keysa hanya terus menatap ku dengan khawatir.

“Tapi gue juga butuh lo, untuk support gue dan Kara. Gue cuma punya elo,dan elo harus selalu percaya sama gue dan semngatin gue juga Kara”

Keysa berfikir sejenak sambil menatap kedua mata ku, lalu dia tersenyum dengan begitu berat kepadaku lalu kita berpelukan dan saling menguatkan.

Ya dia adalah satu-satu nya sahabat yang aku miliki sejak kami duduk di bangku SMP kita sempat berpisah selama beberapa bulan dan kembali bersama ketika aku mengabari nya jika aku akan menikah.

Keysa bagaikan buku harian ku yang selalu tahu semua masalah dan kehidupan ku setiap hari nya dan aku tulis di buku harian itu,dia adalah pendengar yang baik,dia adalah satu-satu nya orang yang aku percaya sampai saat ini, dia tidak hanya seorang sahabat bagi ku dan Kara, dia juga sudah seperti bagian dari keluarga kami.

Setiap saat dia selalu mengunjungi apartemen ku dan bermain dengan Kara, bahkan dia pun yang selalu membantu ku jika aku di ganggu oleh keluarga Ben yang selalu menghantui ku setiap saat. Keluarga Ben hingga saat ini pun masih saja membenci ku. Mereka seolah tidak ingin mengakui jika aku adalah bagian dari keluarga mereka,dan yang mereka ingin kan hanyalah Kara. Orang tua Ben sudah mulai menyewa pengacara untuk mengambil hak asuh Kara karena alasan aku sudah tidak memiliki apapun dan tidak bisa membesarkan Kara dengan baik. Namun sampai saat ini aku masih berusaha untuk mempertahan kan Kara dengan meminta waktu 1 bulan lagi untuk membuktikan aku akan menemukan pekerjaan yang layak demi Kara.

Malam nya. Aku dan Keysa sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam kami. Siang hari Keysa bekerja dan pulang kerja dia selalu mampir menemui ku dan Kara untuk makan malam bersama sebelum dia pulang kerumah nya sendiri.

“Lo ga mau minta bantuan Om Rio?” Tanya Keysa sambil memotong-motong sayuran di tangan nya

“Key, udah dong. Gue udah ga mau lagi berhubungan dengan mereka. Gue ga akan pernah mau minta tolong sama mereka. Gue udah ninggalin mereka bertahun-tahun,dan gue ga mau tiba-tiba gue balik lagi ke keluarga Om Rio dan meminta pertolongan nya. Kebayang ga reaksi mereka seperti apa ? Orang yang udah mereka rawat dari kecil, dan setelah dewasa dia malah ninggalin keluarga itu tanpa… alasan yang jelas” jawab ku sambil memikirkan kalimat terakhir ku.

“Tapi Faw, kalau jalan nya udah buntu , Om Rio itu satu satu nya jalan untuk lo bisa selamatkan hak asuh Kara” ujar Keysa di belakang ku. Aku langsung berbalik menatap Keysa dengan begitu lelah nya mendengar pembahasan tentang Om Rio.

“Stop Oke, kita udah bahas ini. Gue yakin pasti masih banyak cara untuk gue menghasilkan uang” ucap ku dengan menahan emosi ku dan pergi dari dapur sambil membawa makanan di atas piring.

Aku menghampiri Kara yang sedang duduk manis di meja makan bundar kami. Kara melihat keluar jendela dan menatap lampu-lampu kota yang berada jauh di bawah.

Apartemen ku berada di lantai 15,dan berada di pusat kota. Apartemen ini begitu megah memiliki 2 kamar,1 ruang tamu,1 ruang keluarga, pantry dapur dan meja makan berbentuk bulat cukup untuk kami bertiga. Jendela kami pun begitu besar sehingga bisa melihat leluasa keluar apartemen tanpa harus ke balkon.

“Karaaa, makanan siapp” seru ku.

Aku berusaha melupakan perdebatan ku dengan Keysa di depan Kara. Aku tidak ingin Kara melihat wajah kusut kami.

“Yeee makan” teriak nya dengan lucu dan menggemaskan.

“Sini Mama iket dulu rambut nya”

Rambut nya begitu panjang sampai pinggang dan rambut nya lurus juga hitam sama persis seperti ku. Aku mengikat rambut Kara seperti ekor kuda dan membenarkan poni nya yang berantakan.

Keysa menyusul kami dan membawa 2 buah piring lagi lauk untuk makan malam kami.

“Waaa ayam goreng!” Mata Kara begitu membulat ketika melihat makanan kesukaan nya di bawa kan oleh Keysa.

“Iya ayam goreng, Kara seneng?” Tanya Keysa dengan nada nya seperti anak kecil.

“Seneng Aunty” jawab nya dengan lucu.

“Kara hari ini baik ga sama Mama?” Tanya Keysa.

“Baik kok. Kara hari ini baik kan Ma?” Tanya Kara kepadaku dengan tatapan yang serius.

“Iya Kara baik kok hari ini, ga bandel, ga cengeng, dan nurut sama Mama”

“Tuh kan, Kara ga bandel hari ini Aunty” jawab nya begitu bangga dengan jawaban yang aku berikan.

Keysa terus tersenyum melihat tingkah anak ku ini yang selalu menggemaskan.

“Kalau gitu, Aunty punya kejutan untuk Kara”

“Kejutan?!” Tanya nya begitu antusias.

Kara tampak tidak sabar dengan kejutan yang akan di berikan Aunty nya kepada Kara.

Keysa merogoh tas di belakang nya dan mengambil sesuatu di dalam brown bag yang di bawa nya dari pagi.

Lalu dia menunjukan sebuah toples berisikan permen berwarna coklat muda di dalam nya.

“Taraaaa… Permen untuk Kara”

Kara terlihat begitu bahagia dan langsung mengambil alih toples kecil itu dari tangan Keysa.

“Waaa permen kesukaan Kara” ucap nya dengan terus melihat toples itu dengan ekspresi yang amat sangat bahagia.

“Bilang apa sama Aunty Keysa” ucap ku mengingat kan.

“Terimakasih Aunty” ucap Kara dengan menggemaskan.

“Sama-sama Kara. Sekarang kita makan dulu ya udah makan kita sikat gigi dan tidur, terus makan permen nya boleh kapan?” Tanya Keysa menguji ingatan nya.

“Besok siang, dan cuma boleh makan 2 sehari,karena kalau banyak-banyak gigi Kara rusak terus ompong terus Kara ga bisa makan lagi”

Ucapan Kara yang langsung membuat ku dan Keysa tertawa karena jawaban nya yang menggemaskan. Dia anak kecil yang sudah semakin membesar,dan dia sudah semakin pintar.

Episodes
1 Berita pahit
2 Semua demi Kara
3 Miss you Ben
4 Panggilan pekerjaan
5 Good news
6 Nicko !
7 Aku bisa !
8 Hari yang baru
9 Hari yang membingungkan
10 Makanan kesukaan kami
11 Makan bersama Pak Direktur
12 Issue tidak benar tentangku
13 Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14 Janji yang akan aku tepati
15 Kenyataan yang sesungguhnya
16 Saksi kunci
17 Merubah kehidupan ku
18 Tentang Nicko
19 Tunangan Nicko
20 Tidak kompeten
21 Susu Caramel
22 Teman baru Kara
23 Pertemuan dengan orang penting
24 Perasaan itu masih ada
25 Selalu menyebalkan
26 Pembicaraan terpendam Bima
27 Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28 Flashback ‘first kiss’
29 Flashback ‘pelarian kami’
30 Aku tahu dan mereka tidak
31 Oma dan Opa Kara
32 Pertemuan yang mengharukan
33 Selalu menunggu ku
34 Keluarga yang sempurna
35 Ikatan Batin
36 Introgasi tentang masa lalu
37 Hari yang begitu berat
38 Pengumuman terbuka dari Nicko
39 Bertemu kembali dengan mereka
40 Sudah saatnya
41 Maafkan aku Pa
42 Malaikat kecilku
43 Makan malam dengan Bima
44 Pasar malam
45 Perdebatan di kincir angin
46 Hanya semu
47 Sama sama tidak menyukai sayuran
48 Berusaha untuk tenang
49 Berusaha mencuri hati Nicko
50 Kerinduan Mama Nicko
51 Rela berkorban demi Kara
52 Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53 Kenapa selalu aku yang salah?
54 Kebohongan pertama untuk Kara
55 Bukan pembohong yang baik
56 Memantau Kara dan aku
57 Masalah itu kembali lagi
58 Cctv bekerja dengan baik
59 Karaaa !!
60 Akhirnya terbongkar
61 Akhirnya terbongkar
62 Menikah ?
63 Papa Nicko
64 Kembali kerumah kami
65 Mimpi buruk
66 Kembali dengan kesibukan ku
67 Menghargai nya
68 Suatu kejanggalan
69 Bagaimana mengungkapkan nya
70 Sleep Over
71 Aku siap
72 Percaya kepadanya
73 Keluarga Kirana
74 Konsekuensi yang ada
75 Hal yang tak mungkin
76 Hantu bagiku !
77 Tidak akan pernah sebanding
78 Suatu peringatan
79 Bertahan
80 Flashback ‘kepergian Ben’
81 Pertemuan yang tak di inginkan
82 Kebahagiaan yang sebenarnya
83 Begitu penat
84 Pengumuman terbuka
85 Selalu berdebat
86 Cerita sebenarnya
87 Terusik
88 Kara menghilang
89 Ekspetasi yang salah
90 Usaha yang sia sia
91 Aku menemukan nya
92 Fitting gown
93 Kebenaran
94 Menunggu nya
95 Curahan isi hati Bima
96 Pesta lajang berujung pertengkaran
97 Skakmat
98 Childish
99 Bergairah
100 Pernikahan
101 Tamu yang tak di harapkan
102 Malam pernikahan
103 Breakfast
104 Honeymoon
105 Karamel Madhava. P
106 Masih acara berlibur
107 Liburan telah selesai
108 Ini masalahnya
109 Tidak ada jalan lain
110 Kesepakatan
111 Berjanji untuk Nicko
112 Planning
113 Gotcha !
114 Mempercayai Riri
115 Telah tiba hari nya
116 Intimidasi
117 Membuat Ben tersudut
118 Satu masalah terpecahkan
119 Pekerjaan ganda
120 Ada apa dengan Bima?
121 Semakin mencurigakan
122 Awal menjadi detektif
123 Kali ini Nicko bersamaku
124 Mengenang kenangan pahitku
125 Hampir saja
126 Bukti besar
127 Misi pertama
128 Salah satu jalan
129 Tentang Ben
130 Memberi Ben kesempatan
131 Alibi
132 Rasa penasaran bertambah
133 Fakta mengejutkan
134 Merindukan Ben
135 Hubungan Bima dan Kirana
136 Alasan masih mencintaiku
137 Ide yang buruk
138 Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139 Aku tidak membenci mu Ben
140 Sebuah ancaman
141 Harapan Bima yang begitu sulit
142 Kenyataan yang menyakitkan
143 Ben bangun !
144 Semua terselamatkan
145 Mengunjungi Bima di penjara
146 Kesempatan kedua Bima
147 Hal yang baru aku tau
148 Ending yang di harapkan
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Berita pahit
2
Semua demi Kara
3
Miss you Ben
4
Panggilan pekerjaan
5
Good news
6
Nicko !
7
Aku bisa !
8
Hari yang baru
9
Hari yang membingungkan
10
Makanan kesukaan kami
11
Makan bersama Pak Direktur
12
Issue tidak benar tentangku
13
Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14
Janji yang akan aku tepati
15
Kenyataan yang sesungguhnya
16
Saksi kunci
17
Merubah kehidupan ku
18
Tentang Nicko
19
Tunangan Nicko
20
Tidak kompeten
21
Susu Caramel
22
Teman baru Kara
23
Pertemuan dengan orang penting
24
Perasaan itu masih ada
25
Selalu menyebalkan
26
Pembicaraan terpendam Bima
27
Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28
Flashback ‘first kiss’
29
Flashback ‘pelarian kami’
30
Aku tahu dan mereka tidak
31
Oma dan Opa Kara
32
Pertemuan yang mengharukan
33
Selalu menunggu ku
34
Keluarga yang sempurna
35
Ikatan Batin
36
Introgasi tentang masa lalu
37
Hari yang begitu berat
38
Pengumuman terbuka dari Nicko
39
Bertemu kembali dengan mereka
40
Sudah saatnya
41
Maafkan aku Pa
42
Malaikat kecilku
43
Makan malam dengan Bima
44
Pasar malam
45
Perdebatan di kincir angin
46
Hanya semu
47
Sama sama tidak menyukai sayuran
48
Berusaha untuk tenang
49
Berusaha mencuri hati Nicko
50
Kerinduan Mama Nicko
51
Rela berkorban demi Kara
52
Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53
Kenapa selalu aku yang salah?
54
Kebohongan pertama untuk Kara
55
Bukan pembohong yang baik
56
Memantau Kara dan aku
57
Masalah itu kembali lagi
58
Cctv bekerja dengan baik
59
Karaaa !!
60
Akhirnya terbongkar
61
Akhirnya terbongkar
62
Menikah ?
63
Papa Nicko
64
Kembali kerumah kami
65
Mimpi buruk
66
Kembali dengan kesibukan ku
67
Menghargai nya
68
Suatu kejanggalan
69
Bagaimana mengungkapkan nya
70
Sleep Over
71
Aku siap
72
Percaya kepadanya
73
Keluarga Kirana
74
Konsekuensi yang ada
75
Hal yang tak mungkin
76
Hantu bagiku !
77
Tidak akan pernah sebanding
78
Suatu peringatan
79
Bertahan
80
Flashback ‘kepergian Ben’
81
Pertemuan yang tak di inginkan
82
Kebahagiaan yang sebenarnya
83
Begitu penat
84
Pengumuman terbuka
85
Selalu berdebat
86
Cerita sebenarnya
87
Terusik
88
Kara menghilang
89
Ekspetasi yang salah
90
Usaha yang sia sia
91
Aku menemukan nya
92
Fitting gown
93
Kebenaran
94
Menunggu nya
95
Curahan isi hati Bima
96
Pesta lajang berujung pertengkaran
97
Skakmat
98
Childish
99
Bergairah
100
Pernikahan
101
Tamu yang tak di harapkan
102
Malam pernikahan
103
Breakfast
104
Honeymoon
105
Karamel Madhava. P
106
Masih acara berlibur
107
Liburan telah selesai
108
Ini masalahnya
109
Tidak ada jalan lain
110
Kesepakatan
111
Berjanji untuk Nicko
112
Planning
113
Gotcha !
114
Mempercayai Riri
115
Telah tiba hari nya
116
Intimidasi
117
Membuat Ben tersudut
118
Satu masalah terpecahkan
119
Pekerjaan ganda
120
Ada apa dengan Bima?
121
Semakin mencurigakan
122
Awal menjadi detektif
123
Kali ini Nicko bersamaku
124
Mengenang kenangan pahitku
125
Hampir saja
126
Bukti besar
127
Misi pertama
128
Salah satu jalan
129
Tentang Ben
130
Memberi Ben kesempatan
131
Alibi
132
Rasa penasaran bertambah
133
Fakta mengejutkan
134
Merindukan Ben
135
Hubungan Bima dan Kirana
136
Alasan masih mencintaiku
137
Ide yang buruk
138
Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139
Aku tidak membenci mu Ben
140
Sebuah ancaman
141
Harapan Bima yang begitu sulit
142
Kenyataan yang menyakitkan
143
Ben bangun !
144
Semua terselamatkan
145
Mengunjungi Bima di penjara
146
Kesempatan kedua Bima
147
Hal yang baru aku tau
148
Ending yang di harapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!