Tidak kompeten

Malam hari nya aku dan Kara sudah bersiap dengan piyama kami untuk segera pergi tidur. Kami memakai piyama senada berwarna biru tosca dan menggulung rambut kami. Kami pun sudah selesai menggosok gigi kami dan mencuci muka, waktu nya kami untuk pergi tidur.

Besok adalah hari pertama Kara bersekolah, dan aku bisa mengantarkan dia dulu pergi sekolah dan menitip kan nya kepada saudara Keysa yang sama-sama bersekolah di tempat yang sama dengan Kara. Saudara Keysa begitu baik hati, dan dia bersedia menjaga Kara sampai aku mendapatkan pengasuh untuk Kara. Karena sampai saat ini aku masih belum bisa mendapatkan baby sitter yang pas untuk nya. Beruntunglah saudara Keysa yang baik mau membantu ku mencarikan babby sitter yang terpercaya.

“Maa…” panggil Kara ketika aku membaringkan nya di tempat tidur.

“Iya sayang” jawab ku sambil ikut berbaring di samping nya.

“Apa Papa tampan?” Tanya nya membuat ku tersentak terdiam harus memikirkan Papa yang mana yang di maksud Kara. Nicko atau Ben?

“Papa tampan. Seperti pangeran” ujar ku berusaha tersenyum di dalam kesedihan ku.

Lalu dia tersenyum dengan begitu bahagia nya.

Sampai saat ini aku tidak pernah menunjukan kepada Kara siapa ayah kandung nya. Bahkan akupun tidak pernah menunjukan jika Ben adalah Papa nya. Setiap kali Kara bertanya tentan fhoto Ben yang ada di handphone ku,aku selalu menjawab jika Ben adalah orang baik. Aku tidak ingin mengatakan Ben adalah Ayah nya karena dia akan tumbuh besar suatu saat nanti,dan akan sangat menyakitkan jika dia sudah tumbuh dewasa dan tahu tentang kebenaranya. Berbeda cerita jika Ben masih hidup, sudah pasti aku akan selalu menutupi kenyataan pahit ini untuk kebahagiaan kami. Namun ini semua sudah takdir kami.

Aku tertidur memeluk nya dan melupakan semua kesedihan yang baru saja kami lalui beberapa hari ini.

Keesokan nya di tempat kerja. Aku baru saja sampai di ruang kerja ku namun kepala SDM memanggil ku. Dia meminta ku masuk ke dalam ruangan nya.

Pagi itu aku memakai kemeja berwarna pink soft,dan span pendek berwarna abu-abu. Rambut ku di ikat kuncir kuda,dengan bergelombang agar lebih terlihat ber volume.

“Permisi Bu. Ibu panggil saya?” Tanya ku ketika aku masuk ke dalam ruangan nya.

Kepala SDM itu masih menjabat di bawah Nicko. Namun dia juga adalah atasan ku,kepala SDM ini bernama Vionna, dia terlihat sedikit lebih tua dariku. Dan dia wanita yang di cap begitu galak di perusahaan ini,banyak sekali karyawan yang membicarakan tentang kejelekan Vionna di kantor ini, bahkan Bima juga pernah bercerita jika Vionna ini tidak segan-segan memecat orang hanya karena karyawan itu terlihat ceroboh satu kali tanpa memberikan dia peringatan sebelum nya. Ya dia memang kejam.

“Apa kamu tahu alasan kamu di panggil kesini?” Tanya nya begitu ketus.

“Tidak Bu” jawab ku yang berdiri di hadapan meja kerja nya.

“Kamu tahu kemarin Mba Kirana datang kesini dan dia mau bertemu Pak Ferdy?”

Oh tentang Kirana. Gumam ku dalam hati.

“Iya Bu. Saya yang mencegah nya untuk masuk. Karena Pak Ferdy berpesan untuk tidak ada yang mengganggunya sampai jam makan siang” jawab ku mengutip kata-kata Nicko kemarin.

“Kamu tahu jika dia adalah tunangan nya Pak Ferdy?”

“Tahu Bu” jawab ku.

“Dan kamu tahu. Orang tua Mbak Kirana adalah partner terbaik dengan perusahaan ini?”

Aku diam menatap nya dengan dingin. Aku sudah begitu tahu jalan pembicaraan dia akan di bawa kemana.

“Tidak tahu kan?” Tanya nya lagi dengan duduk begitu santai nya di kursi nya.

“Dia kemarin mengeluh tentang sikap kamu melayani dia. Dia sangat tidak senang dengan prilaku tidak ramah mu”

“Maaf Bu. Tidak ramah seperti apa ya yang Ibu maksud?” Tanya ku begitu berani membuat dia membulatkan mata nya menatap ku.

“Saya kemarin sudah menjelaskan dengan nada sebaik mungkin,dan dengan kata-kata yang begitu sopan. Tetapi Mba Kirana ini bersikeras untuk masuk ke ruangan Pak Ferdy. Sementara saya sudah di beri pesan oleh beliau untuk tidak mengganggu nya. Apa saya salah?” Tanya ku dengan begitu dingin nya.

“Berani ya kamu berkata seperti itu kepada saya!” Tanya nya dengan kesal.

“Saya hanya menjelaskan saja kepada Ibu. Jika saya hanya menjalankan tugas dengan benar, jika Ibu mau menyalahkan sikap saya kemarin,Ibu bisa tanyakan langsung kepada Pak Ferdy kenapa dia memperintahkan saya untuk tidak ada yang mengganggu dia dulu kemarin” dia mulai menatap ku begitu tajam.

“Dia juga tidak membuat pengecualian tentang tunangan nya itu. Jadi saya menjalankan tugas sesuai perintah nya saja” jelas ku dengan masih saja berani berbicara melawan nya.

“Kamu disini baru beberapa hari dan sudah bersikap tidak sopan kepada saya dan orang lain. Kenapa Pak Ferdy bisa mempekerjakan orang seperti mu?!” Tanya nya membuat ku menatap nya dingin seolah tidak peduli.

“Kemasi barang-barang kamu dan keluar dari kantor ini. Kamu di pecat!” Ujar nya membuat ku tidak terkejut sama sekali.

“Baik. Terimakasih ” jawab ku lalu keluar dari ruangan itu dengan begitu angkuh nya.

Aku keluar dari ruangan itu dan membanting pintu begitu aku menutup nya kembali,aku yakin Ibu Vionna semakin kesal melihat ke kurang ajaran ku,namun aku sudah tidak peduli.

Aku tidak peduli lagi dengan pekerjaan ini. Karena alasan ku untuk bekerja pun seperti nya sudah tidak ada. Kara sudah menjadi milik ku,dan tabungan ku masih cukup untuk menghidupi ku dan Kara. Aku yakin aku akan bisa mencari pekerjaan lain di luar sana, atau aku bisa membuat usaha sendiri walaupun mulai dari hal terkecil, tidak masalah.

Aku berjalan dengan kesal kembali ke ruangan ku. Aku membereskan barang-barang yang ada disana dan memasukan nya ke dalam dus yang tersimpan di kolong meja. Baru saja beberapa minggu aku bekerja disini, aku sudah harus di kejutkan dengan hal-hal yang membuat ku tidak betah disini, atasan yang menyebalkan, lingkungan kerja yang selalu terlihat tidak menyukaiku,tunangan Nicko,dan sekarang harus memiliki kepala SDM seperti singa itu ? Aku memang lebih baik keluar dari perusahaan ini.

Sebuah telepon masuk ke telepon kantor ku saat aku masih mengemasi barang-barangku. Aku hanya menatap nya dan menghiraukan nya karena aku tahu itu dari Nicko. Aku tidak ingin melirik ke ruangan Nicko di dalam, aku sudah tidak peduli dengan dia. Telepon itu berdering keras sekali namun aku enggan sekali untuk mengangkat nya, karena aku sudah resmi di pecat dari kantor ini.

Nicko keluar dari ruangan nya dengan raut wajah yang begitu kesal,dia berdiri di ambang pintu mentapku yang terlihat sibuk di meja kerjaku.

“Kenapa tidak angkat telepon dariku?” Tanya nya masih di ambang pintu.

Aku tidak menjawab nya dan terus membereskan barang-barang ku. Nicko melihat apa yang sedang aku lakuan, dia mengerutkan kening nya dan mendekati ku.

“Apa yang kamu lakukan?” Tanya nya yang masih saja aku hiraukan.

Nicko masuk ke dalam meja kerja ku dan menghentikan aktifitas ku dengan menarik kardus yang sudah berisi barang-barang ku. Aku menatap mata nya begitu tajam.

“Kenapa kamu membereskan barang-barang mu?” Tanya nya dengan begitu penasaran dan terus menarik box ku.

“Aku mau pergi dari sini. Aku tidak butuh bekerja di tempat yang menyangkut pautkan masalah pribadi ke dalam pekerjaan ku” jawab ku dengan begitu tegas nya.

“Apa maksud mu?” Tanya Nicko dengan heran.

Aku kembali berusaha mengambil dus ku yang sudah di tangan Nicko,namun Nicko menghindarkan nya.

“Kamu tentu tahu kan peraturan perusahaan yang akan mendenda siapapun yang keluar tanpa dia membawa surat resign 1 bulan sebelum nya?” Tanya nya mengingatkan ku tentang peraturan perusahaan nya.

Aku menatap mata Nicko dengan penuh rasa kesal.

“Aku tidak perlu membayar denda. Karena aku bukan resign, tapi aku sudah di pecat oleh SDM mu” jawab ku dengan memelototi nya.

“Di pecat ? Atas perintah siapa dia memecat mu ? Apa alasan nya?”

Aku kembali menatap dia tajam penuh dendam.

“Karena aku sudah tidak bersikap baik kepada tunangan mu” jawab ku dengan menekan kalimat terakhir ku untuk memojokan nya.

“lalu aku di pecat. Lucu kan alasan nya?” Lanjut ku sambil menyunggingkan senyuman sinis ku.

Dengan kasar aku merebut box ku kembali dari tangan nya dan kembali membereskan barang-barang ku.

Dia tampak berfikir sejenak,lalu Nicko berjalan cepat keluar ruangan dan dia pergi entah kemana. Aku tidak peduli lagi.

Aku mengotak atik komputer kantor dulu,dan menghapus arsip arsip yang berada di dalam komputer kerja ku. Aku tidak ingin menyisakan satu pun masalah ketika aku keluar dari kantor ini. Aku selesai. Selamat tinggal lagi Nicko,

Episodes
1 Berita pahit
2 Semua demi Kara
3 Miss you Ben
4 Panggilan pekerjaan
5 Good news
6 Nicko !
7 Aku bisa !
8 Hari yang baru
9 Hari yang membingungkan
10 Makanan kesukaan kami
11 Makan bersama Pak Direktur
12 Issue tidak benar tentangku
13 Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14 Janji yang akan aku tepati
15 Kenyataan yang sesungguhnya
16 Saksi kunci
17 Merubah kehidupan ku
18 Tentang Nicko
19 Tunangan Nicko
20 Tidak kompeten
21 Susu Caramel
22 Teman baru Kara
23 Pertemuan dengan orang penting
24 Perasaan itu masih ada
25 Selalu menyebalkan
26 Pembicaraan terpendam Bima
27 Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28 Flashback ‘first kiss’
29 Flashback ‘pelarian kami’
30 Aku tahu dan mereka tidak
31 Oma dan Opa Kara
32 Pertemuan yang mengharukan
33 Selalu menunggu ku
34 Keluarga yang sempurna
35 Ikatan Batin
36 Introgasi tentang masa lalu
37 Hari yang begitu berat
38 Pengumuman terbuka dari Nicko
39 Bertemu kembali dengan mereka
40 Sudah saatnya
41 Maafkan aku Pa
42 Malaikat kecilku
43 Makan malam dengan Bima
44 Pasar malam
45 Perdebatan di kincir angin
46 Hanya semu
47 Sama sama tidak menyukai sayuran
48 Berusaha untuk tenang
49 Berusaha mencuri hati Nicko
50 Kerinduan Mama Nicko
51 Rela berkorban demi Kara
52 Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53 Kenapa selalu aku yang salah?
54 Kebohongan pertama untuk Kara
55 Bukan pembohong yang baik
56 Memantau Kara dan aku
57 Masalah itu kembali lagi
58 Cctv bekerja dengan baik
59 Karaaa !!
60 Akhirnya terbongkar
61 Akhirnya terbongkar
62 Menikah ?
63 Papa Nicko
64 Kembali kerumah kami
65 Mimpi buruk
66 Kembali dengan kesibukan ku
67 Menghargai nya
68 Suatu kejanggalan
69 Bagaimana mengungkapkan nya
70 Sleep Over
71 Aku siap
72 Percaya kepadanya
73 Keluarga Kirana
74 Konsekuensi yang ada
75 Hal yang tak mungkin
76 Hantu bagiku !
77 Tidak akan pernah sebanding
78 Suatu peringatan
79 Bertahan
80 Flashback ‘kepergian Ben’
81 Pertemuan yang tak di inginkan
82 Kebahagiaan yang sebenarnya
83 Begitu penat
84 Pengumuman terbuka
85 Selalu berdebat
86 Cerita sebenarnya
87 Terusik
88 Kara menghilang
89 Ekspetasi yang salah
90 Usaha yang sia sia
91 Aku menemukan nya
92 Fitting gown
93 Kebenaran
94 Menunggu nya
95 Curahan isi hati Bima
96 Pesta lajang berujung pertengkaran
97 Skakmat
98 Childish
99 Bergairah
100 Pernikahan
101 Tamu yang tak di harapkan
102 Malam pernikahan
103 Breakfast
104 Honeymoon
105 Karamel Madhava. P
106 Masih acara berlibur
107 Liburan telah selesai
108 Ini masalahnya
109 Tidak ada jalan lain
110 Kesepakatan
111 Berjanji untuk Nicko
112 Planning
113 Gotcha !
114 Mempercayai Riri
115 Telah tiba hari nya
116 Intimidasi
117 Membuat Ben tersudut
118 Satu masalah terpecahkan
119 Pekerjaan ganda
120 Ada apa dengan Bima?
121 Semakin mencurigakan
122 Awal menjadi detektif
123 Kali ini Nicko bersamaku
124 Mengenang kenangan pahitku
125 Hampir saja
126 Bukti besar
127 Misi pertama
128 Salah satu jalan
129 Tentang Ben
130 Memberi Ben kesempatan
131 Alibi
132 Rasa penasaran bertambah
133 Fakta mengejutkan
134 Merindukan Ben
135 Hubungan Bima dan Kirana
136 Alasan masih mencintaiku
137 Ide yang buruk
138 Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139 Aku tidak membenci mu Ben
140 Sebuah ancaman
141 Harapan Bima yang begitu sulit
142 Kenyataan yang menyakitkan
143 Ben bangun !
144 Semua terselamatkan
145 Mengunjungi Bima di penjara
146 Kesempatan kedua Bima
147 Hal yang baru aku tau
148 Ending yang di harapkan
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Berita pahit
2
Semua demi Kara
3
Miss you Ben
4
Panggilan pekerjaan
5
Good news
6
Nicko !
7
Aku bisa !
8
Hari yang baru
9
Hari yang membingungkan
10
Makanan kesukaan kami
11
Makan bersama Pak Direktur
12
Issue tidak benar tentangku
13
Pertemuan pertama Nicko dengan Kara
14
Janji yang akan aku tepati
15
Kenyataan yang sesungguhnya
16
Saksi kunci
17
Merubah kehidupan ku
18
Tentang Nicko
19
Tunangan Nicko
20
Tidak kompeten
21
Susu Caramel
22
Teman baru Kara
23
Pertemuan dengan orang penting
24
Perasaan itu masih ada
25
Selalu menyebalkan
26
Pembicaraan terpendam Bima
27
Flashback ‘kepergian Orang tua ku’
28
Flashback ‘first kiss’
29
Flashback ‘pelarian kami’
30
Aku tahu dan mereka tidak
31
Oma dan Opa Kara
32
Pertemuan yang mengharukan
33
Selalu menunggu ku
34
Keluarga yang sempurna
35
Ikatan Batin
36
Introgasi tentang masa lalu
37
Hari yang begitu berat
38
Pengumuman terbuka dari Nicko
39
Bertemu kembali dengan mereka
40
Sudah saatnya
41
Maafkan aku Pa
42
Malaikat kecilku
43
Makan malam dengan Bima
44
Pasar malam
45
Perdebatan di kincir angin
46
Hanya semu
47
Sama sama tidak menyukai sayuran
48
Berusaha untuk tenang
49
Berusaha mencuri hati Nicko
50
Kerinduan Mama Nicko
51
Rela berkorban demi Kara
52
Lagi-lagi menggagalkan bisnisnya
53
Kenapa selalu aku yang salah?
54
Kebohongan pertama untuk Kara
55
Bukan pembohong yang baik
56
Memantau Kara dan aku
57
Masalah itu kembali lagi
58
Cctv bekerja dengan baik
59
Karaaa !!
60
Akhirnya terbongkar
61
Akhirnya terbongkar
62
Menikah ?
63
Papa Nicko
64
Kembali kerumah kami
65
Mimpi buruk
66
Kembali dengan kesibukan ku
67
Menghargai nya
68
Suatu kejanggalan
69
Bagaimana mengungkapkan nya
70
Sleep Over
71
Aku siap
72
Percaya kepadanya
73
Keluarga Kirana
74
Konsekuensi yang ada
75
Hal yang tak mungkin
76
Hantu bagiku !
77
Tidak akan pernah sebanding
78
Suatu peringatan
79
Bertahan
80
Flashback ‘kepergian Ben’
81
Pertemuan yang tak di inginkan
82
Kebahagiaan yang sebenarnya
83
Begitu penat
84
Pengumuman terbuka
85
Selalu berdebat
86
Cerita sebenarnya
87
Terusik
88
Kara menghilang
89
Ekspetasi yang salah
90
Usaha yang sia sia
91
Aku menemukan nya
92
Fitting gown
93
Kebenaran
94
Menunggu nya
95
Curahan isi hati Bima
96
Pesta lajang berujung pertengkaran
97
Skakmat
98
Childish
99
Bergairah
100
Pernikahan
101
Tamu yang tak di harapkan
102
Malam pernikahan
103
Breakfast
104
Honeymoon
105
Karamel Madhava. P
106
Masih acara berlibur
107
Liburan telah selesai
108
Ini masalahnya
109
Tidak ada jalan lain
110
Kesepakatan
111
Berjanji untuk Nicko
112
Planning
113
Gotcha !
114
Mempercayai Riri
115
Telah tiba hari nya
116
Intimidasi
117
Membuat Ben tersudut
118
Satu masalah terpecahkan
119
Pekerjaan ganda
120
Ada apa dengan Bima?
121
Semakin mencurigakan
122
Awal menjadi detektif
123
Kali ini Nicko bersamaku
124
Mengenang kenangan pahitku
125
Hampir saja
126
Bukti besar
127
Misi pertama
128
Salah satu jalan
129
Tentang Ben
130
Memberi Ben kesempatan
131
Alibi
132
Rasa penasaran bertambah
133
Fakta mengejutkan
134
Merindukan Ben
135
Hubungan Bima dan Kirana
136
Alasan masih mencintaiku
137
Ide yang buruk
138
Apa benar masih ada hati untuk Ben ?
139
Aku tidak membenci mu Ben
140
Sebuah ancaman
141
Harapan Bima yang begitu sulit
142
Kenyataan yang menyakitkan
143
Ben bangun !
144
Semua terselamatkan
145
Mengunjungi Bima di penjara
146
Kesempatan kedua Bima
147
Hal yang baru aku tau
148
Ending yang di harapkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!