Malam hari nya aku menunggu Keysa datang ke apartemen ku untuk memberitahukan berita bahagia ini. Dan yang di tunggu-tunggu pun datang.
“Keysaaaaa” teriak ku ketika melihat dia masuk ke dalam rumah dengan menjinjing tas kerja dan tas belanja di kedua tangan nya.
Keysa mengerinyatkan dahi melihat ku begitu bahagia menyambutnya.
Aku berlari mendekati Keysa dan langsung menggandeng tangan nya dengan penuh rasa kebahagiaan.
“Key. Gue ada berita penting buat lo”
“Gue udah tau” ucap nya dengan tampang yang begitu malas.
“Hah? Kok lo udah tau?” Tanya ku dengan kecewa karena seperti nya kejutan ku tidak berjalan lancar.
“Ya iyalah. Email elu kan ada di handphone gue dan lamaran itu gue juga yang kirim ke perusahaan itu bukan elo” ujar Keysa mengingatkan jika semua itu adalah usaha nya.
Aku langsung mengerucutkan bibir ku.
“Yah ga jadi dong gue bikin kejutan”
“Udah.. gue udah terkejut duluan sebelum elo. Dan inget besok lo harus kasih performa yang bagus untuk wawancara jangan sampe lo kehilangan kesempatan ini”
“Tapi gue heran deh. Kok akhirnya ada sih perusahaan yang mau terima gue di bidang property? Bukan nya nama gue udah ke blacklist ya kesebagian perusahaan?” Tanya ku dengan pertanyaan yang membayangi ku sejak siang hari.
“Ya kan sebagian besar. Berarti sebagian sedikit nya ada di perusahaan itu” ujar Keysa.
Aku menganggukan kepala ku memahami ucapan nya.
“Udah lah. Pokok nya yang penting gue ada tawaran pekerjaan buat jadi sekertaris di sebuah perusahaan besar. Gue harap semua berjalan dengan apa yang kita mau ya” aku sangat begitu berharap esok akan menjadi awal yang baik untuk ku dan juga Kara.
Malam hari nya aku benar-benar mempersiapkan segala sesuatu hal untuk wawancara besok. Aku menyiapkan baju yang rapih, membaca latar belakang perusahaan itu dan juga belajar berbicara yang lancar di depan cermin. Aku begitu nervous,karena ini adalah kali pertama akan bekerja di perusahaan lain jika sebelum nya aku adalah seorang pemilik perusahaan walaupun masih terbilang perusahaan kecil. Namun bekerja di bawah orang lain adalah hal yang baru untuk ku,sehingga membuat ku begitu nervous.
Hari itu pun tiba. Hari dimana aku akan berjuang untuk mendapatkan pekerjaan ini. Aku harus bisa mendapatkan pekerjaan sebelum hari sidang itu tiba,aku tidak ingin kehilangan Kara.
Aku menatap diri ku di cermin. Aku memakai kemeja berwarna pink pastel dan rok span berwarna hitam. Gaya ku sudah begitu casual dan sopan dengan rambut rapi di urai panjang juga sepatu hak tinggi berwarna hitam. Riasan ku pun tidak terlihat begitu mencolok,namun tampak begitu natural dan malah menambah kecantikan ku.
“Mama mau kemana ?” Tanya Kara yang sedang memeluk boneka bear nya dan memandang ku dengan bingung.
“Hay cantik” sapa ku sambil berjongkok mengimbangi tinggi nya.
“Mama mau bekerja. Mama mau cari uang yang banyak untuk Kara sekolah” Ucap ku.
“Mama mau kerja dimana?”
“Mama mau kerja di gedung yang tinggii sekali di deket sini. Jadi Kara tunggu disini sama aunty Keysa dulu ya sebentar nanti Mama pulang bawa makanan kesukaan Kara” ucap ku membujuk nya agar bisa membiarkan ku untuk pergi.
“Assiiiikkk” seru nya begitu bahagia.
Lalu tak lama terdengar suara pintu ruang tamu terbuka.
“Nah itu aunty Keysa ayo kita samperin”
Kara mengangguk lalu kami pergi ke luar kamar dan berlari menemui aunty Keysa kesayangan nya.
“Lo udah siap?” Tanya Keysa.
“Udah gue udah siap. Titip Kara ya Key,do’a in gue biar lancar”
“Pasti Faw. Gua akan do’akan yang terbaik buat lo dan juga Kara”
Lalu aku membenarkan tali tas ku dan berjongkok kembali mengimbangi tinggi Kara.
“Sayang. Do’a in Mama ya biar Mama bisa bekerja di sana,dan semoga Mama bisa sama-sama terus sama Kara. Se-la-ma- nyaa” ucap ku dengan perlahan dan penuh keyakinan.
Kara mengangguk dengan manis,lalu aku mencium kening nya dengan baik dan Kara pun mencium pipi ku dengan lembut. Aku tersenyum melihat sikap manis nya kepada ku dan melihat senyuman dia yang begitu lucu yang selalu membuat ku merindukan nya.
“Ya udah gue pergi dulu ya Key” ucap ku dengan terburu-buru.
“Iya iya iya”
Aku mengusap lengan Keysa dan melambaikan tangan kepada Kara.
“Bye Kara”
“Bye Ma”
Aku langsung pergi menuju parkiran mobil dan melajukan mobil ku ke tempat perusahaan besar itu.
Sepanjang jalan aku begitu risau dan begitu gugup mendatangi pekerjaan baruku. Aku terus menarik nafas dengan tenang berusaha mengatur fikiran dan hatiku. Dan sampailah aku di sebuah gedung besar bertingkat dengan halaman yang begituuu luas.
Aku terus menggigit bibir bawah ku karena semakin terasa berdebar hatiku ketika telah sampai di perusahaan besar ini. Perusahaan ini 50 kali lipat lebih besar dari kantor ku dulu. Karena dulu kantorku mungkin hanya ada 5 lantai dan pegawai masih bisa di hitung dengan jari.
“Huuhhh gue bisa” ucap ku menyemangati diriku sendiri dan menghembuskan nafas yang begitu kencang. Lalu dengan cepat turun dari mobil dan membawa berkas yang harus aku bawa untuk kebutuhan interview.
Aku berjalan dengan elegant masuk ke dalam gedung besar berwarna putih itu dan menuju tempat resepsionist untuk memberitahukan jika aku ada panggilan. Lalu dia mengarahkan agar aku segera naik ke lantai 9 dan menemui seseorang bernama Zaydan. Aku mengangguk berterimakasih dan segera pergi menuju lift.
Aku merasa seseorang tengah memperhatikan ku dari jauh. Namun aku berusaha untuk tidak memperdulikan nya, karena menurut ku wajar jika orang lain akan heran melihat wajah baru ku disini. Belum lagi aku memang terlihat bingung sekali mengitari gedung ini demi mencari tempat HRD berada.
Dan sampailah aku di depan ruang pintu HRD. Namun aku harus melewati sekertaris nya terlebih dahulu.
“Permisi” ucap ku kepada seorang wanita yang berdiri di belakang meja setengah lingkaran yang berada tepat di samping pintu HRD.
“Iya ada yang bisa saya bantu?” Tanya wanita cantik itu.
“Saya mau bertemu dengan Pak Zayden” ucap ku kepadanya.
“Sudah buat janji?” Tanya nya.
“Oh maaf. Saya ada jadwal wawancara hari ini dengan nya” ucap ku memperjelas tujuan ku.
“Oh iya. Mbak Fawnia ya?”
“Iya” jawab ku dengan lega nya.
“Oke Mbak sudah di tunggu silahkan masuk”
Ucap nya sambil berdiri dan keluar dari meja kerja nya. Dia membantu ku membukakan pintu dan memberitahukan jika aku yang di tunggunya sudah datang.
“Oh iya silahkan masuk” pinta nya.
Aku menganggukan kepala ku kepada Mbak cantik itu dan masuk sendiri tanpa di temani oleh nya. Aku masih saja terlihat begitu gugup dan duduk dengan tenang dan sopan di hadapan bapak HRD ini.
Pak Zayden ini tampak begitu muda dan juga gagah. Wajah nya yang putih pucat,rahang nya kotak dan rambut nya yang rapih membuat dia tampan seperti Zayn Malik penyanyi terkenal itu. Dia sangat tampan.
“Hallo Mbak Fawnia” sapa nya sambil tersenyum dengan manis kepadaku.
“Hallo Pak selamat siang” sapa ku dengan sopan dan manis.
“Iya kita langsung saja ya. Saya tidak akan mengajukan pertanyaan yang amat sangat serius dan klasik untuk saat ini karena saya benar-benar membutuhkan seorang sekertaris secepat mungkin di perusahaan saya” ucap nya membuat ku kebingungan.
“Saya sudah lihat history mbak di bidang property cukup bagus, dan gelar mbak juga cukup memenuhi syarat lowongan pekerjaan disini,untuk hal lain nya saya kesampingkan dulu karena kami bukan mencari CEO tapi hanya seseorang yang paham akan jobdesknya sebagai sekertaris” ucap nya mungkin menyinggung perusahaan ku yang pernah bangkrut kemarin,karena tidak mungkin dia tidak tahu nama ku telah tersebar sebagai pemilik property terburuk.
“Kami hanya akan langsung memberitahu tentang pekerjaan dengan posisi yang akan Mbak Fawnia dapatkan jika lolos dari wawancara ini” ujar nya begitu to the point.
Aku hanya terus diam tak menyela omongan nya dan mendengarkan nya dengan seksama.
“Pekerjaan Mbak akan sangat berat. Mbak akan disibukan dengan jadwal yang begitu padat dengan status sebagai sekertaris. Mbak akan menghadapi ocehan dan omelan dari atasan Mbak jika pekerjaan yang Mbak lakukan tidak sesuai dengan apa yang di perintahkan. Dan yang kami butuhkan disini adalah orang yang bisa bertahan dan tidak pantang mundur. Apakah Mbak Fawnia siap dengan konsekuensi yang ada?” Tanya Pak Zayden ini dengan bersungguh-sungguh dan tak banyak basa basi.
Pertanyaan ini seperti nya terdengar sudah sekali banyak yang gugur sebagai sekertaris di perusahaan ini sampai-sampai interview menekan ke arah aku akan kuat atau tidak mendapatkan bos yang menyebalkan disini. Berarti hafalan ku tadi malam sangat sia-sia sekali.
Aku memikirkan kembali tawaran dan konsekuensi yang Pak Zayden katakan. Akankah aku bisa melewati nya? Namun aku harus mencoba nya. Jika tidak, akan sulit lagi untuk mendapatkan pekerjaan. Dan aku akan benar-benar kehilangan Kara jika aku tidak cepat bekerja sekarang.
“Saya siap Pak” jawab ku dengan sepenuh hati.
Walaupun aku masih bingung,kenapa perusahaan sebesar ini bisa tidak tersedia seorang sekertaris, dan malah mencari dengan ketentuan yang begitu standar. Namun aku berusaha melupakan itu,dan menganggap ini sebuah keberuntunganku.
“Benar?”
“Ya. Saya benar-benar siap”
“Oke. Kalau begitu besok Mbak Fawnia akan siap bertemu dengan direktur utama,dia akan langsung mewawancarai anda dan keputusan anda di terima atau tidaknya bekerja disini,itu akan ada di tangan dia besok” ucap nya.
Aku tersenyum begitu lebar dan tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan ku.
“Terimakasih Pak. Terimakasih”
“Iya sama-sama. Berdo’a saja semoga anda cocok untuk bekerja disini”
“Baik Pak. Kalau begitu saya pamit”
“Iya silahkan”
“Baik Pak. Permisi”
Aku langsung keluar dari ruangan itu dan terus menunjukan ekspresi bahagia ku di perjalanan pulang. Aku tidak sabar untuk memberitahukan ini kepada Keysa dan Kara.
Aku yakin mereka pasti akan bahagia dan senang mendengar berita ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments