Malam itu setelah membersihkan diri ghania merebahkan diri di atas ranjang. karena di rasa cukup lelah ia pun segera mematikan semua lampu di kamar nya, dan hanya menyisakan lampu tidur saja. namun saat hendak memejamkan mata nya ghania seperti mendengar pintu kamar nya ada yang membuka.
Di tatap nya ruangan kamar yang hanya di terangi redupan lampu tidur nya saja,
ia pun di buat panik ketika ia melihat sesosok bayangin hitam yang menuju ke arah nya.
Dengan sigap ia pun bangun dari tidur nya dan hendak berlari keluar. Namun tiba-tiba lengan nya seperti ada yang menarik hingga ia terjatuh kembali tepat di tubuh pria tersebut. benar, dia adalah anson.
"Seperti nya kau lebih agresif jika di kegelapan," ungkap anson dengan senyum mengejek.
Ghania pun menelan saliva nya dengan kasar.
"Kau... ?!!!" ucap ghania sambil memukul-mukul dada bidang anson dengan mata berkaca-kaca.
"Kau hampir saja membunuh ku?!"
"Bagaimana jika tadi benar orang jahat," ucap ghania sambil terisak.
"Maksud mu aku bukan orang jahat,"
" atau..... berati kau mengizinkan ku disini bersamamu,"ejek anson sambil menggenggam erat telapak tangan ghania lalu mencium punggung tangan nya. Tiba-tiba ghania yang belum pernah merasakan perlakuan lembut dari anson sedikit mematung.
Karena jika di perhatikan selama tinggal di mantion adison anson selalu bersikap dingin dan acuh terhadap ghania.
"Le_lepaskan...", ucap ghania berusaha memberontak.
"Diamlah... "
"jika kau terus bergerak aku tidak bisa menjamin tak akan berbuat lebih dari ini," ucap anson dengan mata terpejam dan tangan melingkar di punggung ghania
Karena takut jika anson tidak akan main-main dengan ucapan nya ghania pun lebih memilih diam, dan akhir nya tertidur di pelukan anson.
ghania yang seakan tertidur pulas di pelukan anson yang tidak lain adalah suami sah nya terbangun karena terkena pantulan cahaya sinar matahari pagi.
Dan dengan gaya khas orang bangun tidur, ghania mengucek kedua mata nya, dan tersadar jika dia semalaman tertidur di pelukan anson.
"apa kau gila ghe,"
"apa yang sudah kau lakukan,"
"kau tidur dengan orang yang seharus nya kau anggap adik mu sendiri," gumam ghania dan menutup mulut nya dengan kedua telapak tangan nya.
Anson pun yang terbangun mengerjapkan mata nya dan kedua mata mereka pun bertemu pandang. di letakan nya telapak tangan anson di kedua pipi ghania lalu mencium kening nya.
"kau sudah bangun," ucap anson lalu menarik tengkuk ghania kedalam pelukan nya lg.
Ghania pun mencoba berontak dan hendak beranjak, namun tangan anson yang kokoh mencoba menahan nya.
"Sebentar."
"Tunggu sebentar saja, biarkan seperti ini," ucap anson.
"kita tidak bisa terus seperti ini?!"
"apa kau sama sekali tak memandang kakak mu el," seru ghania dengan nada keras
Anson yang masih memejamkan mata nya seketika di buat terkejut.
"Wanita ini, apa hubungan nya ini semua dengan kakak,"
"dia benar-benar pandai merusak mood ku," gumam anson dengan menautkan kedua alis nya. lalu beranjak bangun.
"lebih baik kau segera keluar dari sini, sebelum mereka salah faham dengan kita," ucap ghania sambil menarik lengan anson untuk keluar. namun yang terjadi anson menyandarkan tubuh ghania di belakang pintu dan mengunci dengan kedua tangan menekan ketembok.
"Lalu menurutmu kita lebih baik membenarkan apa yang mereka pikirkan?!" ucap anson dengan nada merayu.
"Apa yang kau ucapkan?!"
"Cepat keluar????! ucap ghania berlalu membukakan pintu dan mendorong anson keluar.
Namun kedua mata ghania membelalak ketika clarabelle sedang melintasi kamar ghania dengan mendorong kursi roda elvino. berbeda dengan anson yang dengan santai bertanya pada kakak nya.
"Apa kakak sudah makan?!" ucap anson kepada clarabelle.
"El... aku bisa jelas.."ucapan ghania terpotong.
"Kita baru saja selesai sarapan,"
"Lebih baik kalian segera makan?" ucap el dengan lembut.
"Ghe apa kau baik-baik saja?! "ungkap elvino
"aku..."
"a-aku baik-baik saja?!" ungkap ghania dengan nada sendu.
"Seperti nya aku tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi kenapa anson berada di kamar ku?!
"Karena penjelasan ku tidaklah penting untuk el?! gumam ghania kecewa.
"Baiklah aku akan membawa vino ke kamar nya," ucap clarabelle sambil melirik ke arah anson.
***
Di sebuah meja makan makan anson melirik ke arah ghania yang sedang menyantap makanan nya tanpa sepatah kata pun.
"ada apa dengan wanita ini, sejak tadi hanya diam saja?! "gumam anson, lalu meletakan daging di sendok suapan ghania.
Ghania yang hendak menyuap sendok nya pun terhenti sesaat ketika melihat anson meletakan daging di atas suapan nya. dan tanpa berbicara ghania menyantap kembali makanan nya.
"apakah hari ini kau akan ke asrama (tempat di mana ghania menerus kan sekolah nya) ??!" ucap anson sambil menatap ghania
"Bukan urusan mu!!" jawab ghe ketus.
"wanita ini, rasa nya aku ingin melempar buku nikah kewajahnya", gumam anson sambil menarik nafas panjang.
"Aku akan mengantar mu?!" tambah nya.
"Tak perlu !!" ucap ghania singkat.
"Jika aku bilang akan mengantar mu berati aku akan mengantar mu?!" ucap anson sambil meletakan siku tangan di atas meja dan menyanggah wajah nya dengan telapak tangan nya.
Ghania pun bergegas meninggalkan meja makan dan berlari menaiki tangga. malas bagi nya untuk berdebat dengan anson. karena sudah pasti dia yang akan kalah.
Saat hendak memasuki kamar, di lihat nya pintu kamar elvino yang tak jauh dari kamar nya. ia pun mencoba berjalan ke arah kamar elvino, dan..
tok.. 3x
"ghania mengetuk pintu kamar elvino.
"masuklah... " ucap seseorang dari dalam kamar nya.
"ghe... ??"
"masuk lah.... apa kau akan berangkat ke asrama ??" ucap elvino saat melihat ghania membuka pintu kamar nya.
Ghania pun menganggukan kepala nya.
"Apa kau baik-baik saja," ucap ghania berjalan mendekati elvino
"aku baik?? 'ucap elvino sambil tersenyum hangat ke arah ghania.
"apa kau mau aku kupaskan buah.." ucap ghania.
"kau sudah makan???" ucap elvino dengan lembut. lalu di jawab dengan anggukan kecil oleh ghania.
"kau harus makan yang banyak???"
"lihatlah, tubuh mu sangat kurus, bagaimana nanti jika kau akan mengandung," ucap elvino yang berhasil membelalakan mata ghania.
"A-apa????"
"dia menginginkan aku mengandung anak untuk nya," gumam ghania yang masih tertegun.
"Apa kau baik-baik saja, kau terlihat pucat??" ucap elvino sambil menyentuh dahi ghania. Sontak pipi ghania memerah mendapat perlakuan tersebut dari elvino.
"Jika kau kurang baik, maka istirahatlah,"
"Nanti anson akan meminta kan izin untuk mu?!" tambah elvino.
"A-aku baik-baik aja," jawab ghania.
"Setelah selesai nanti aku akan segera pulang untuk merawat mu??" ucap ghania sambil menggenggam tangan elvino dengan kedua tangan nya. Lalu elvino yang sudah menganggap ghania adalah adik nya sendiri mengelus lembut pipi ghania.
"Kau memang gadis yang sangat baik?!" ucap elvino masih dengan mengelus pipi ghania
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments