Setelah sampai di kediaman Addison, Ghania di sambut Jo kepala pelayan di tempat keluarga Addison.
"Selamat malam nyonya," ucap Jo sambil membungkukkan badan tanda hormat kepada Ghania.
Sedangkan Ghania masih terpana dengan mengedarkan pandangan nya melihat mantion keluarga addison yang begitu megah bak istana, jauh di banding tempat nya di keluarga Brugman.
"Ini Anne yang mengurus masakan tuan Elvino, jika anda butuh apa-apa anda bisa langsung mencari Anne," jelas Jo. Ghania pun menoleh pelan ke arah Anne lalu tersenyum manis.
"Mari nyonya saya antarkan ke kamar pengantin," ucap Anne sambil menunjuk dengan lengan tangan nya.
Sesampai di kamar atas lebih tepat nya kamar pengantin lagi-lagi Ghani di buat takjub dengan desaign kamar yang begitu megah bak kamar seorang sultan, yang jika di ukur mungkin di banding ruang utama kelurga brugman akan lebih besar kamar ini.
"silahkan istirahat nyonya."
"jika perlu apa-apa anda bisa menemui ku di dapur," jelas Anne sambil menundukan kepala hendak keluar kamar.
"Ann lalu di mana tuan Elvino," ucap Ghania karena sejak tiba di kediaman Addison dia tidak melihat keberadaan Elvino.
"Tuan sedang di luar perawatan nyonya," jawab Anne berusaha menjelaskan.
"Sebenar nya bagaimana kondisi tuan Elvino sekarang?!" ucap Ghania.
Terdengar Anne menarik nafas nya kasar lalu tatapan nya berubah sendu.
"Dokter bilang jika kondisi tuan Elvino semakin parah," jelasnya sambil menitikan air mata.
"Luka bakar di tubuh nya sangatlah serius," tambah AnnR
"Kenapa tidak di operasi," ucap ghania penasaran.
"Semua sudah menyarankan demikian, namun tuan Elvino bersikeras tidak mau.
"Rasa keputusasaan di hati nya sudah mendalam semenjak di tinggalkan nona Clarabelle," seru nya.
"Clarabelle???"
"Siapa Clarabelle??"ucap Ghania penasaran.
"Dia kekasih tuan Elvino, namun mengkhianati nya dengan bertunangan dengan tuan Xavier Alexander masih kerabat dari keluarga Addison," ucap Anne, Ghania menutup mulut tidak percaya. Namun tak di pungkiri hati nya terasa sedih saat mengetahui jika yang ia anggap suami hati nya milik wanita lain.
"Baiklah nyonya, nyonya mungkin lelah, istirahatlah?!"
"Lebih baik nyonya tidak perlu menunggu tuan Anson, karena hari ini beliau akan pulang larut malam," ucap Anne. membuat Ghania memicingkan mata nya tak mengerti.
"Kenapa aku harus menunggu Anson,"
"*Dia mau pulang larut malam, atau dia mau tidak pulang pun bukan urusan ku,"
"A*pa Ann lupa jika aku istri tuan Elvino," gumam Ghania.
Malam itu tepat pukul empat pagi Anson yang baru pulang, memasuki kamar utama, di lihat nya seorang wanita sedang tertidur pulas. tiba-tiba Anson tersenyum jail. lalu beranjak ke ruang ganti, diambilnya jubah yang menyerupai bentuk kulit yang terbakar tersebut lalu mengenakan nya. dan dekati nya Ghania yang sedang tertidur pulas.
Di sentuh nya paha Ghania lalu menjalar ke atas, sontak Ghania yang sedang tertidur pulas terlonjak kaget. Dia yang tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki terkejut ada sesosok tangan kasar seperti penuh luka sedang menyentuh kulit nya, spontan ia menendang Anson tepat di junior nya, lalu beranjak dan berlari menuruni tangga. di ambil nya air dingin dari kulkas dan di tenggaknya banyak-banyak.
Mengingat kejadian baru saja terjadi Ghania terduduk di lantai. Ia merasa bersalah karena sudah pergi dari kamar pengantin di malam pertama nya.
"Maaf..."
"Aku hanya belum siap."
"Maaf... " ucap nya berkali-kali.
Setelah menenangkan diri nya ghania bertekad kembali ke kamar pengantin nya untuk meminta maaf kepada suami nya karena sudah meninggalkan nya sendiri.
"Aku pasti bisa."
"Aku hanya butuh waktu untuk bisa menerima semua ini," gumam nya.
Lalu dengan tekat dan niat ia beranjak untuk kembali ke kamar pengantin untuk memohon maaf kepada suami nya yang ia kira adalah Elvino.
Namun sesampai nya di kamar ia tak menjumpai suami nya. di cari nya kekamar mandi dan ruang ganti namun juga tak menemukan nya.
akhir nya ghania terduduk di pinggir ranjang.
"Apakah Elvino marah pada ku," gumam nya pelan.
*** Pagi itu ***
Ghania menuruni tangga dan menuju keruangan dapur, di lihat nya seorang pria yang sangat tampan bak pangeran namun memiliki aura dingin sedang menyantap makanan di meja makan.
Dan tanpa menyapa Ghania hanya melewatinya begitu saja. Anson pun meliriknya sekilas.
"Ann apakah bubur ini untuk El," ucap Ghania.
"Benar nyonya," ucap Ann sambil mengangguk.
"Sejak kapan dia mengganti nama panggilan kakak ku," gumam Anson tidak suka.
"Ann bolehkah aku yang mengantarkan makanan untuk El," ucap Ghania antusias.
"emm_ itu nyonya,"sekilas Anne melirik Anson.
Anson pun menggelengkan kepala nya pelan, tanda tak setuju.
"Ann ada apa??" ucap Ghania
"Em_ maaf nyonya tanpa perintah tuan Anson tidak boleh siapapun memasuki ruang perawatan tuan Elvino,"ucap Anne menjelaskan.
"Tapi aku istri nya?!" seru Ghania.
"Sekali lagi maaf nyonya," ucap Anne tenang.
Ghania yang merasa tidak mendapat hak nya itu pun langsung menatap tajam Anson yang sedang menyantap makanan.
Merasa sangat terganggu karena Ghania terus menatap Anson dari dapur, ia pun segera beranjak ingin meninggalkan ruang makan. namun tiba-tiba,
"Aku ingin membantu merawat El, jadi izinkan aku masuk keruang perawatan nya," ucap Ghania dengan nada tegas.
Namun tanpa menjawab, Anson hanya melirik nya. lalu melewatinya begitu saja.
"Aku istri nya, tentu aku ada hak untuk mengurus suami ku?!" seru Ghania penuh tekanan. Namun Anson dengan cepat mengunci Ghania dengan kedua tangan nya menopang pada dinding.
"aaaah.. rupa nya kau sudah tidak sabar ya, menjalankan misimu?!' ucap Anson lembut namun terkesan angker.
"Misi apa maksud mu?!" cetus Ghania sedikit emosi.
"Katakan apa tujuan mu bersedia menikah dengan keluarga Addison?!" ucap Anson penuh penekanan.
Deg..
tiba2 Ghania mematung.
"Apa Anson tahu jika aku meninggalkan El sendirian di malam pertama kami," gumam Ghania lalu seperti susah menelan ludah nya sendiri.
"A_aku.. aku hanya belum terbiasa," ucap Ghania cepat sambil memejamkan mata nya dan menunduk kebawah.
"Ta_tapi aku berjanji akan menjadi istri yang baik untuk El," ucap Ghania masih dengan memejamkan mata nya
"A_aku.. aku... hanya butuh waktu untuk membiasakan diriku," ungkap Ghania membuka mata nya perlahan lalu mendongak pelan menatap Anson.
Sedangkan Anson masih menatap Ghania sambil menautkan kedua alis nya, mencerna apa yang Ghania ucapkan.
Deg..
"Sial... kenapa pria ini tampan sekali," gumam Ghania dengan hati yang tiba-tiba berdebar saat menatap mata bening anson.
"Cyaaaa , apa yang kau lakukan.
"Aku ini kakak ipar mu," ungkap Ghania mengalihkan suasana. sambil mendorong tubuh anson menjauh dari nya.
"ekh," ucap Ghania sambil menghentakkan kaki nya ke lantai lalu berlari ke kamar nya.
*
*
*
💌 Hai lupers... ketemu lagi kita...
jangan lupa ya beri like dan coment nya jika kalian menyukai karya ini.
Terimakasih 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Elistina
mirip komik nya si Ron fan
2022-03-01
0
Nenk Imoutz
kya cerita d sebelah sma percis kaya gtu
2022-02-13
0
Kus Wati
lanjuut
2021-12-08
0