Begitulah hari-hari Ghania di mantion Addison. Hingga suatu ketika Elvino bersedia untuk di bawa keluar negeri untuk menjalani operasi kulit serta pengobatan. sedangkan Ghania berbulan-bulan sendiri tinggal di mantion Addison hingga masa kuliah nya hampir usai.
Suatu ketika Anson pulang kekediaman Addison tanpa memberitahukan Ghania, hanya kepala pelayan dan Anne saja yang mengetahui kedatangan Anson.
Begitupun Ghania yang baru saja pulang dari kuliah nya.
"Wah Ann, apakah ada tamu??"
"Kenapa kau memasak banyak sekali," ucap Ghania dengan mata berbinar-binar mengabsen satu persatu makanan yang terletak di meja makan.
"Maaf nyonya itu untuk..." ucapan Anne terpotong
"Bibi anne aku akan naik kekamar dulu untuk membersihkan badan,"
"Setelah itu aku akan segera turun," ucap Ghania menoleh ke arah Anne lalu berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamar nya.
"Nyonya maaf tuan Anson sudah datang.."
"Ah... seperti nya dia tidak mendengar ku," ucap Anne berniat memberitahukan kedatangan Anson.
"Biarlah..."
"Lagi pula mereka suami istri," tambah Anne.
Sedangkan di dalam kamar Ghania meletakan tas dan peralatan buku yang ia bawa. setelah itu ia melepaskan pakaian nya satu persatu hingga bugil. sambil menyanyi dan menari-nari kecil tanpa ia sadari ada sepasang mata sedang menatap nya tajam. sesaat kemudian.
"aaaaaaaaaaaaaaahhhh," teriak Ghania hingga terdengar di luar kamar.
"Haissss, sudah ku duga," ucap Anne sambil menarik nafas panjang.
"A_apa yang kau lakukan?!!! ucap Ghania dengan mata terpejam dan menyilang kan kedua tangan nya untuk menutupi dada nya karena malu ia tak memakai sehelai benang pun di depan seorang pria. Terlebih lagi Anson yang notaben nya menurut Ghania adalah adik ipar nya.
Anson pun berjalan ke arah nya sambil membawa handuk di tangan. Lalu di lilitkan nya handuk itu sambil berkata.
"Kenapa kau memejamkan mata mu?!"
"Bukankah seharus nya aku yang memejamkan mata ku agar tak melihat tubuh mu yang sedang...," ucapan Anson terhenti lalu mendekatkan wajah nya ke arah Ghania, dan mendaratkan ciuman nya ke bibir Ghania satu tangan melingkar di pinggang, dan satu lagi memegang tengkuk nya agar ghania tak bisa menghindar.
Ghania membelalakan mata nya tak percaya akan perlakuan Anson. dengan reflek melayangkan tamparan nya di wajah anson.
"Apa kau sudah gila?!" teriak Ghania dengan mata berkaca.
"Apa aku sudah gila,"
"Tentu tidak, bukankah keluarga Addison membayar keluarga brugman untuk ini,"
"Lalu untuk apa di sia-sia kan fasilitas keluarga brugman yang sudah di sediakan," ucap Anson dengan nada dingin sambil merapatkan tubuh nya ke arah Ghania.
Deg..."
Ghania mematung.
"Kau benar,"
"Keluarga Addison telah membeli ku dengan harga yang jauh lebih mahal dr sekedar harga diri ku."
"Maka lakukan lah apa saja yang ingin kau lakukan," ucap Ghania tegas dengan mata berkaca-kaca karena menahan sesak didada nya.
"Gadis pintar..."
"Kau tak perlu memakai topeng mu lagi hanya untuk sekedar menutupi siapa dirimu sbnr nya," ucap Anson sambil mengangkat tubuh ghania di atas meja, lalu mer*ba paha ghania dengan perlahan naik ke atas. namun saat dia berusaha mencelupkan satu jemari nya ke bagian intim ghania, tiba-tiba anson terkejut.
"apa...."
"Dia masih perawan,"
"tidak mungkin informasi yang aku terima salah," gumam anson masih dengan mematung, lalu perlahan melepaskan tindakan nya tersebut.
Melihat anson melepaskan diri nya, ia pun lalu meraih kain kimono untuk menutupi tubuh nya, dan langsung berlari turun kebawah sambil menangis pilu.
"nyonya apa yang terjadi," ucap anne ketika melihat ghania menangis sambil berlari keluar mantion, lalu mata nya menoleh ke atas tempat di mana anson berada.
"apa yang sebenar nya tuan anson lakukan, sehingga membuat gadis baik itu ketakutan seperti itu," gumam anne.
Tak lama kemudian anson terlihat menuruni tangga sambil melipat kemeja di bagian lengan nya.
Tanpa merasa bersalah ia duduk di meja makan, menyantap makanan yang sudah anne sediakan.
Tak lama kemudian ponsel nya pun berdering.
"tuan...,"
"menurut informasi wanita yang saat ini menjadi istri sah anda, bukanlah wanita yang keluarga brugman janjikan untuk anda. gadis itu ternyata hanya anak angkat keluarga brugman. kedua orang tua nya sudah meninggal, dan keluarga brugman lah yang sudah membesarkan nya."
"namun dari informasi yang didapat ternyata keluarga brugman sering memperlakukan nyonya ghania dengan tidak adil," jelas orang di seberang ponsel sana, yang tidak lain adalah assisten pribadi anson.
Anson yang melihat anne dengan penampilan jas hujan serta payung di tangan, anson lantas mematikan sambungan ponsel nya tanpa permisi.
"ann, apa yang kau lakukan?!! 'ucap anson
"nyonya tadi keluar dengan tidak menggunakan apa pun tuan."
"Sedangkan ini sudah malam,"
"aku takut nyonya kenapa-kenapa," jelas bibi ann.
"dimana jo?! 'ucap anson menanyakan kepala pelayan di mantion nya.
"maaf tuan,"
"tuan jo sedang tidak ada di tempat," jawab anne
"baiklah, aku akan mencari nya," ucap anson lalu mengambil kunci mobil sport nya
Lalu berjalan mengelilingi jalanan sambil mengedarkan pandangan nya,
"kemana gadis itu, cepat sekali di pergi," ucap nya. Namun tiba2 pandangan nya menangkap seseorang sedang duduk di bangku halte sendirian sambil meringkuk kedinginan. dilajukan nya mobil sport tersebut ke arah gadis itu.
Tin.. tin... " ia sengaja membunyikan klakson nya agar ghania sadar diri lalu masuk ke mobil nya.
Ghania yang sadar jika mobil sport anson sedang berada di depan nya, dan mungkin maksud dari klakson yang di bunyikan berharap ghania segera masuk ke mobil nya. namun ghania malah memalingkan muka nya, karena masih enggan berhadapan dengan anson,
Anson pun yang tidak mendapat respon dari ghania langsung turun dari mobil nya tanpa menggunakan pelindung apapun dari hujan lalu menghampiri ghania dan menarik lengan nya dengan kasar, menyuruh nya masuk ke dalam mobil.
Begitu anson masuk kedalam mobil dengan pakaian basah kuyub karena hujan, ia lalu melajukan mobil nya.
keheningan pun terjadi baik anson atau pun ghania hanya sibuk dengan pikiran nya masing-masing.
"apa keluarga brugman memaksa kau menikahi keluarga adison," ucap anson memecah keheningan.
"jika bukan karena paksaan bagaimana bisa kau mau menikah dengan pria cacat," tambah nya. ghania yang mendapat pertanyaan itu hanya diam tanpa ekspresi.
"mungkin kau sudah jelas tau alasan nya,"
"aku pun tidak terlalu bermurah hati untuk melakukan itu dengan tanpa imbalan," ucap ghania sambil menatap keluar dari balik kaca jendela mobil.
"bukankah ini jawaban mereka inginkan,"
"karena sekalipun aku berbicara jujur mereka pasti tidak akan mempercayai nya," gumam ghania dari dalam hati nya.
*
*
*
💌guys ini karya kedua aku, mohon dukungan nya ya, jangan lupa tinggalkan jejak ya dengan like atau coment nya..
Terimakasih... 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dhian Ayu
karyamu bagus Thor promonya yg gencar biar byk yg BCA semngt Thor 💪🏻😁
2021-10-09
0