Anto masih saja tertawa saat Romi melajukan kendaraannya meninggalkan Mama yang masih menatap kesal pada keduanya saat mengantar mereka sampai ke teras rumah. Sementara Naka dan Sosa tertawa melihat Mama dan Papa.
"Semangat, Boy." kata Papa mentertawakan Romy saat dalam perjalanan.
"Papa setuju, aku sama Anggita?" tanya Romi tersenyum senang.
"Kalau kamu bahagia, kenapa tidak?" Papa ikut tersenyum, seandainya Mama sesantai Papa mungkin Romy tidak perlu menguras otak. Tapi paling tidak walaupun secara halus, tampak sekali Papa membantu Romi menenangkan Mama.
Mereka tiba dikantor lebih cepat, jalanan tidak terlalu macet pagi ini, Papa Anto langsung saja turun di lobby, Romi mengikuti membiarkan satpam kantor saja yang membantu memarkirkan kendaraannya, karena Romi ingin langsung berada diruangannya, hari ini ia mau konsen bekerja tanpa memikirkan kisah cintanya yang sudah dia bikin rumit sendiri.
Romi tinggal menunggu Steve dan Lembayung menyelesaikan dengan orang tua mereka karena Romi akan sulit bergerak jika mereka belum bertindak, bagaimanapun ia tidak mau membuat semuanya menjadi kacau. Romi turut andil menyatukan Steve dan Lembayung, walau Romi tidak sendiri, Raymond sahabat mereka juga mendukung keduanya, bahkan Sosa adik Romi juga mengetahui dan tidak menghakimi keputusan Romi.
"Apa jadwal hari ini, Vit?" tanya Romi begitu Vita masuk ke dalam ruangannya.
"Meeting internal, target dari marketing wilayah utara kalah jauh dengan wilayah selatan. Wilayah timur dan barat sepertinya bersaing, mereka susul menyusul, coba kamu lihat email yang kukirim pagi ini, Rom." kata Vita melaporkan hasil pencapaian marketing pada Romi.
"Secara garis besar naik apa turun hasil dibanding bulan lalu, Vit?"
"Masih sedikit lebih tinggi bulan lalu, makanya harus digenjot, Rom. Masih ada waktu sepuluh hari, paling tidak naik sedikit, supaya tidak ada komplen dari Big Boss." kata Vita pada Romi lagi.
Sebenarnya kalau Vita sudah bergerak, Romi tidak perlu ikut Meeting Internal, karena semua bisa diatasi Vita dengan mudah, hanya saja kadang Vita membutuhkan power dari Romi, setidaknya demi menjaga kicauan dari para staff yang menganggap Vita lebih ngebos dibanding Romi sendiri. Padahal Romi yang meminta Vita berbuat seperti sekarang.
"Kumpul kan semua sekarang Vit." kata Romi setelah mendengar laporan dari Vita.
"Sudah aku atur jam sembilan, Rom." kata Vita pada Romi.
Romi melirik pada pergelangan tangannya, benar juga sekarang baru jam delapan, belum semua datang dan sebagian yang datang mungkin saja sedang sarapan dikantin
ini dia Romi yang suka banget cengengesan.
"Ok, jam sembilan." jawab Romi kembali fokus pada layar laptop yang baru saja dinyalakannya, Ia ingin melihat email yang belum sempat dibaca hari ini.
"Rom, hampers dan bunga sudah gue Kirim ya." kata Vita kemudian, mengingatkan tugas rutin diluar pekerjaan sudah dilaksanakannya dan memang terserah dia saja kapan mau ber aku-aku dan ber gue-gue pada Romi.
"Gue lupa bilang sama elu ya Vit. Sebulan ini tidak usah kirim apapun untuk Anggie. Dia sudah warning." kata Romi menepuk jidatnya kemudian mengusap wajahnya berusaha setenang mungkin mengatur ekspresinya.
"Kalian putus?" tanya Vita mencebikkan mulutnya, ia menduga-duga saat ini.
"Sementara putus hubungan dulu, bulan depan Anggie langsung gue lamar." jawab Romi terkekeh penuh keyakinan.
"Ih, diambil orang baru tau rasa, pakai menunggu bulan depan." kata Vita pada Romi.
"Gue kali yang diambil orang, sudah pasti Anggie menyesal." kata Romi percaya diri, Vita menggelengkan kepalanya saja, mungkin Romi lagi pakai gaya tarik ulur, pikir Vita berasumsi.
"Anggita yang minta begini, bukan mau gue." kata Romi menjelaskan pada Vita.
"Oh, dia merasa terganggu, ya?" tanya Vita terkekeh.
"Iya, terganggu dengan komentar banyak orang, jadi gue harus tuntaskan semua masalah gue sama Steve dan Ayu, baru setelah itu boleh mendekati Anggie lagi." kata Romi mengedikkan bahunya. Rumit sekali pikir Vita, tapi biarkan saja, bukankah cinta memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Supaya setelah menikah tahu diri, bagaimana dulu sulitnya mereka untuk bersatu sehingga bisa berpikir jernih agar tidak mudah tergoda dengan hadirnya orang ketiga.
"Smart girl, memang mesti begitu." jawab Vita menyetujui. Jadi perempuan jangan asal dikejar cowok ganteng dan berduit langsung melemah dan terima begitu saja. Vita tahu betapa banyak wanita yang dengan rela hati menjadi selingkuhan Romi meski tahu Romi sudah dijodohkan dengan wanita lain. Tapi Romi tidak pernah menanggapi mereka yang terang-terangan ataupun secara halus menarik perhatian Romi
"Ikuti sajalah, kasihan juga Anggie jadi omongan orang." Romi menghela nafas panjang.
Pukul sembilan waktunya internal meeting pun tiba, para marketing berdatangan satu persatu. Perusahaan yang bergerak dibidang penyewaan properti dan design interior ini cukup berjaya dan memiliki sangat banyak customer, tidak heran mengingat jumlah marketing yang mereka miliki hampir lima puluh orang yang tersebar di jabodetabek. Kali ini Romi dan Vita menghadirkan seluruh Marketing, bukan hanya manager disetiap wilayah saja.
"Apa kabar semuanya, selamat pagi." sapa Romi semangat, auranya benar-benar membuat para karyawan terhipnotis dan ikut bersemangat.
"Selamat Pagi." teriak mereka menjawab sapaan Romi.
"Semoga kalian semua dalam keadaan sehat walafiat dan selalu bersemangat dalam bekerja, menjelang akhir bulan yang tidak terasa sepuluh hari lagi, saya dapat laporan bahwa target kita masih dibawah pendapatan bulan lalu, apa ada masalah? sementara unit kita masih banyak yang kosong. Bagaimana bisa salah satu wilayah pencapaiannya begitu menyedihkan? Dari Lima belas orang marketing, kenapa hanya tiga orang yang mencapai target, sisanya kemana? tidur kah?" beberapa marketing tampak bisik-bisik, kemudian kembali menatap layar pada presentasi yang Romi sampaikan.
"Silahkan para manager area masing-masing menyampaikan, staff marketing siapkan jawaban kalian karena nanti saya akan bertanya langsung pada yang bersangkutan, bukan pada manajer yang biasa pasang badan membela staffnya." Romi mempersilahkan satu persatu marketing manager untuk melaporkan pencapaiannya. Meskipun sudah mendapat laporan dari Vita, tetap saja Romi ingin dengar langsung dari mereka yang terjun kelapangan.
Tibalah saatnya wilayah utara yang memberikan presentasi, setelah ditunggu beberapa saat marketing manager tidak juga berdiri, sementara para marketing yang hadir tampak kasak kusuk.
"Ini bagian utara mana managernya?" tanya Romi karena tidak juga ada yang presentasi.
"Ijin tidak masuk, Pak." jawab Salah satu staff marketing.
"Kenapa?" tanya Romi detail, semua terdiam.
"Hubungi bagian kepegawaian, Vit." kata Romi pada Vita, ia ingin tahu apakah manager wilayah utara ada ijin dengan bagian kepegawaian. Rupanya tidak ada laporan pada bagian kepegawaian dari Marketing Manager.
"Siapa manager kalian?" tanya Romi pada semuanya.
"Pak Budi wicaksono, Pak." jawab Salah seorang gadis mewakili teman-temannya.
"Ok Moza kamu yang presentasikan pencapaian diwilayah kalian, dan sebelumnya perlu diketahui untuk semuanya, jika tidak masuk harap hubungi bagian kepegawaian, bukan hubungi staff. Bagaimana pencapaian wilayah ini tidak hancur lebur, jika managernya saja tidak disiplin dan bertanggung jawab. Bukankan informasi Internal meeting sudah disampaikan dari kemarin?" omel Romi membuat semua terdiam.
"Ok, Moza silahkan." kata Romi lagi membuat yang lain kembali kasak-kusuk sesaat, karena Romi yang dikenal jarang hafal dengan nama staffnya, lancar menyebut nama Moza.
Moza mulai menyampaikan pencapaian di wilayah bagiannya dengan lancar, ia sendiri yang tadi pagi secara mendadak membuat laporan presentasi, karena Pak Budi yang entah berada dimana tidak bisa dihubungi, sedangkan staff yang lain tampak bingung harus melakukan apa, Moza pun mengambil keputusan menanyakan satu persatu pencapaian rekan kerjanya dan juga menanyakan kendala yang dihadapi rekan-rekannya saat berada dilapangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
auliasiamatir
babang Romi bisa galak juga yah
2021-11-18
0
Mimi
galak Juga Bos romi
2021-09-02
1