Jangan Mimpi

"Yakin mau ke Mal dengan mata bengkak begitu?" tanya Romi pada Anggita.

"Memangnya terlihat jelas?" tanya Anggita mengambil cermin di pouch kosmetiknya.

"Bibirmu saja ikut bengkak." kata Romi lagi. Anggita malah menangis lagi setelah berkaca, kali ini sesenggukan.

"Anggie, kamu kenapa?" Romi jadi bingung sendiri melihat Anggita menangis.

"Tidak tahu, kok aku sedih terus hari ini?" jawab Anggita masih sesenggukan.

Romi meminggirkan mobilnya disebuah taman yang cukup aman untuk menghentikan kendaraan, ia segera turun sambil menghela nafas panjang. Pasti ada sesuatu yang dipikirkan Anggita sampai terus menangis seperti ini. Apa secinta itu Anggita sama Naka?

Ia membuka pintu mobil penumpang depan, kemudian berjongkok di trotoar hingga posisinya sejajar dengan Anggita.

"Kamu kenapa sih?" tanya Romi sambil menghapus air mata Anggita dengan jarinya.

"Tidak kenapa-napa." jawab Anggita masih sesenggukan.

"Kamu secinta itu sama Naka? sedih karena dia menikah dengan Sosa?" Romi menatap Anggita dengan sorot mata penuh luka. Anggita menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa menangis?" tanya Romi.

"Aku tidak mau dibilang perusak hubungan kamu sama Ayu." Anggita masih terisak.

"Ayu tidak usah kamu pikirkan,cukup doakan kita saja. Aku sudah janji akan menyelesaikan semua masalah ini sebelum waktu yang kamu tentukan, kamu percaya kan?" Romi berusaha meyakinkan Anggita. Tangannya menggenggam jemari Anggita.

"Setelah semua beres aku ajak Mama dan Papaku ke rumah kamu. Kita bisa segera menikah." bisik Romi sambil mengecup Pipi Anggita.

"Huhu kamu selalu seenaknya cium-cium aku. Kamu tahu tidak kalau tadi di Rumah Sakit Mama lihat kamu cium aku. Mama tanya ada hubungan apa aku sama kamu. Sementara semua orang tahu kamu dijodohkan sama Lembayung, Mama marah bilang aku bikin malu karena ganggu kamu sama Lembayung, huaaa." tangis Anggita semakin kencang. Romi jadi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menyadari kesalahannya, awalnya tidak peduli orang mau bilang apa, ternyata begini dampaknya bagi Anggita.

"Aku minta maaf, aku tidak bisa jaga sikap." Romi menyesali perbuatannya.

"Makanya aku pernah bilang, kita jangan ketemu dulu sampai urusan kamu selesai." Anggita menghapus air matanya dengan tissue yang ada di dashboard.

"Kalau tidak boleh bertemu, apa boleh tetap telepon kamu?" tanya Romi, Anggita menggelengkan kepalanya.

"Tidak usah telepon, tidak usah ketemu, tidak usah kirim apapun ke kantor. Anggap saja sementara kita tidak kenal, kalau memang nantinya kit berjodoh pasti ada jalan." tegas Anggita, tangisnya sudah mulai reda, unek-uneknya sudah keluar.

"Aku pasti kangen kamu, apa kamu tidak ada perasaan kangen ya sama aku?" tanya Romi, bisa-bisanya Anggita bikin persyaratan begitu.

"Tidak." jawab Anggita tegas.

"Beneran?" Romi cukup kecewa mendengarnya.

"Tidak mau ada perasaan apapun sama jodoh orang saat ini." jawab Anggita lagi.

"Kan jodoh aku itu kamu, Angie." Romi tersenyum memicingkan matanya. Anggita mencibir dan menggelengkan kepalanya, wajahnya memberengut.

"Aku mesti jaga nama baik keluarga aku kata Mama, Lembayung keponakan Popo Erwin Papanya Naka." Anggita menghela nafas panjang, sedangkan ia keponakan Ame Enji Mamanya Naka. Keduanya masih sepupu Naka.

"Oke aku terima syarat kamu, tapi kamu jangan jalan atau dekat dengan cowok lain selama aku berusaha menyelesaikan semuanya, bisa?" Romi ikut mengajukan syarat. Anggita mengangguk setuju.

"Jangan nangis lagi, mau pulang apa tetap ke Mal?" tanya Romi dengan lembutnya.

"Pulang." jawab Anggita manja. Romi terkekeh mengacak anak rambut Anggita, kemudian beranjak perlahan, terlalu lama jongkok kakinya jadi kesemutan. Anggita tertawa melihatnya.

"Kamu kamu kesemutan, mau kubalur minyak angin?" tanya Anggita menawarkan.

"Tidak usah, lihat kamu tertawa jadi lari semutnya." kata Romi sambil menggerakkan kakinya, kemudian berjalan menuju kursi pengemudi. Saatnya pulang, dengan hati campur aduk, membayangkan PR didepan mata yang harus ia selesaikan, demi mendapatkan cinta pujaan hatinya.

"Kamu tahu, aku tuh sayang betul sama kamu." kata Romi mengelus rambut Anggita, membuat Anggita mencebikkan bibirnya.

"Tidak percaya?" tanya Romi melengos.

"Percaya." jawab Anggita tersenyum.

"Kamu pernah menghubungi Ayu? boleh tanya saja sama Ayu, biar lebih yakin." kata Romi terkekeh, Lembayung kadang dipanggil Ayu di rumah dan lingkungan sekitarnya.

"Konyol, aku tanya kamu sama calon istri kamu." kata Anggita sedikit sinis.

"Ish calon istri apa? Aku sudah bilang, kami sudah selesai. Ayu sedang berjuang sama Steve sekarang. Tadi kamu lihat sendiri kan?"

"Kalian aneh." Anggita menghela nafas dengan mulut yang maju beberapa senti.

"Apanya yang aneh sih? memang kami tidak pernah saling cinta. Hanya saja tidak ada yang berani bicara lebih dulu sama orangtua masing-masing. Jadi seperti main belakang, tidak enak sekali rasanya." keluh Romi menghela nafas.

"Tapi tadi aku sudah bilang Papa loh. Awalnya Papa yang tanya lebih dulu sih, mungkin Papa juga lihat Kita tadi." Romi terkekeh.

"Tuh kan kamu cari masalah, Romi." dengus Anggita kesal.

"Papa tidak marah tuh, malah tadi sore tertawa waktu aku minta tolong Papa bicara sama Mama." cerita Romi pada Anggita.

"Mau Papa Anto?" tanya Anggita ingin tahu.

"Tidak, aku diminta selesaikan semuanya sendiri." jawab Romi naikkan alisnya. Anggita jadi tersenyum, Entahlah bagaimana nanti saja, memilih untuk tidak berhubungan dan tidak mengenal Romi untuk sementara rasanya pilihan yang tepat. Bahasa lainnya Anggita berusaha menjauh agar tidak terlena dengan keadaan ini. Benar kata Mama tadi kalau ternyata Romi jadi menikah dengan Lembayung, Anggita mau apa, sudah jelas ia terperangkap masuk perlahan kekehidupan keduanya.

"Melamun apa?" Romi mencubit Pipi Anggita gemas.

"Tidak tahu nanti endingnya bagaimana kita ini." Anggita terkekeh.

"Kalau ternyata kita tidak berjodoh, kita bisa berteman tidak ya? apa malah tidak mengenal dan saling menjauh." kata Anggita tersenyum miris.

"Kamu tuh mikir apa sih? pikir yang positif dong. In syaa Allah kita pasti bersama." kata Romi yakin.

"Kita tidak pernah tahu kan Rom, siapa tahu dalam sebulan ini kamu malah berubah pikiran tidak ingin melepas Ayu atau bisa saja kamu bertemu wanita lain yang ternyata jodoh kamu atau mungkin saja aku yang ketemu cowok lain dan berjodoh dengan orang itu." kata Anggita lagi, ia berpikir realistis.

"Aku maunya berjodoh sama kamu, sayang." kata Romi tidak mengiyakan perkataan Anggita, meskipun kalau dipikir apa yang anggita ucapkan masuk akal.

"Kita maunya begitu, tapi Allah punya cerita." kata Anggita tertawa sendu.

"Mau nanti jadinya bagaimana yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin dan kamu jangan berpikir cowok lain selama sebulan ini, ngerti kan?" tegas Romi pada Anggita.

"Iya."

"Berpikir yang baik-baik saja, jangan yang bikin patah hati." dengus Romi kesal. Anggita tertawa dibuatnya.

"Senang ya aku cinta mati sama kamu?"

"Senang apanya? cinta mati apa itu cinta mati?"

"Kalau tidak sama kamu mending mati saja."

"Lebay!!!" Romi terbahak mendengarnya, tahu saja Anggita ia sedang drama, tidak mungkin juga pilih mati sedangkan dosanya masih banyak.

"Jangan gombal deh, menyebalkan sekali digombali kamu." dengus Anggita.

"Eh tapi aku serius, cuma mau kamu yang jadi Istriku nanti."

"Jangan bilang begitu dulu deh kalau kamu belum menyelesaikan semuanya. Kalau kamu sudah bawa keluarga kamu untuk lamar aku, baru aku percaya." tegas Anggita.

"Siap Bos." kata Romi bergaya hormat.

Mereka sudah tiba didepan rumah Anggita. Suasana rumah tampak sepi jika dilihat dari luar.

"Terima kasih ya Rom, sampai jumpa bulan depan jika berjodoh." kata Anggita tersenyum manis pada Romi.

"Bakal kangen sama kamu nih, cium dulu boleh?" tanya Romi penuh harap.

"Jangan mimpi." dengus Anggita segera turun dari mobil meninggalkan Romi masuk kedalam rumahnya. Bisa di marahi Mama lagi kalau sampai terlihat di CCTV.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

babang Romi... aku klepek klepk sama mu

2021-11-11

1

Phina

Phina

setuju Sama Anggita, Jangan Mau jadi perusak hubungan orang.

2021-09-02

1

Mimi

Mimi

wkwkwk Mau cium aja.

2021-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!