Romi melajukan kendaraannya, mau pulang cepat saja hari ini, mau coba bicara dengan Mama.
Drrrtttt... Drrrtttt... Drrrtttt... handphonenya berbunyi, tadi ada Anggita tidak ada yang menelepon sama sekali, seperti tahu saja Romi sedang tidak ingin diganggu.
"Yess Steve." jawab Romi, begitu melihat nama Steve yang tertera dilayar handphone.
"Dimana Rom?" tanya Steve pada teman kecilnya.
"Dijalan, mau pulang. kenapa?" tanya Romi.
"Jemput Ayu dong, gue mau ajak Ayu dinner sama movie." kata Steve terkekeh.
"Gue tidak diajak?" kata Romi bercanda, ia tidak pernah mau mengganggu kebersamaan Ayu dengan Steve.
"Ayo kalau mau sekalian. Tapi setelah itu lu mencar ya, nanti antar Ayu pulang lagi." kata Steve bikin PR untuk Romi.
"Ish malas, Steve gue jemput Ayu sekarang, tapi nanti pulang sama elu ya, gue mau bicara sama Mama." kata Romi memutuskan.
"Ya sudah. Rom, bicara sama Mama Intan jangan sebut nama gue dulu ya, Gue mau bicara sama Mami juga, tapi Mami sama Papi masih di S'Pore."
"Oke, gue sudah dekat nih, coba intip dirumah ada Papa Andi sama Mama Pipit tidak?"
"Ada." jawab Steve cepat, membuat Romi berdecak malas, harus bohong sama kedua orang baik itu rasanya batin meronta-ronta.
"Steve, gue harap ini yang terakhir, kita harus jujur secepatnya, gue capek begini terus." kata Romi pada Steve.
"Iya, Bro. Gue tinggal tunggu Mami, akhir minggu ini sudah balik Jakarta." kata Steve menenangkan.
Romi tiba dirumah Ayu beberapa menit kemudian.
"Baru pulang kantor, Rom?" tanya Andi pada calon menantunya.
"Iya Pa, ini Ayu katanya mau nonton." jawab Romi, kemudian menunjuk Ayu yang sudah tampak cantik dengan dandanan dan gaya santainya.
"Ayu ini, tidak tahu waktu ya, Romi tuh baru pulang kantor, malah kamu ajak Nonton. Ngobrol dirumah saja lebih enak, tidak habis waktu dijalan." Omel Pipit pada Ayu.
"Sudah janjian, Ma, sama Steve juga. Kasihan tuh anak ditinggal sendiri sama Papi Mami, jadi suntuk ajakin kita nonton." kata Ayu pada Mamanya, ia jujur tidak bohong.
"Ya sudah pergilah nanti kemalaman, kamu sudah makan Rom?" tanya Mama Pipit pada Romi.
"Nanti saja, Ma diluar." jawab Romi tersenyum ramah, duh tidak tega rasanya, Mama Pipit dan Papa Andi sangat tulus menyayangi Romi, sudah seperti anak sendiri. Tapi mereka juga sayang sama Steve. Karena Mama Papa mereka bersahabat, anak-anak pun dianggap seperti anak sendiri, tapi sayangnya pakai dijodohkan segala.
"Ma, Pa, Ayu jalan dulu ya." kata Ayu menyalami Mama dan Papanya, Romi mengikuti dari belakang.
"Rom, jangan terlalu malam pulangnya, kamu besok harus ke kantor. Kalau Ayu kamu tahu sendiri, terserah dia saja kapan mau bantu Papa di Restaurant." kata Andi merangkul Ayu anak satu-satunya.
"Iya, Pa. Nanti pulangnya Ayu biar sama Steve ya Pa. Romi langsung pulang saja." kata Romi pada Andi, lagi-lagi mereka jujur.
"Iya tidak apa. Kalian hati-hati ya, selamat bersenang-senang." kata Andi mengantar Ayu dan Romi ke mobil.
"Steve, ayo." kata Romi begitu akan masuk Mobil.
"Kalian duluan, nanti aku nyusul." jawab Steve yang masih sibuk sendiri.
"Kenapa tidak satu mobil saja?" tanya Pipit pada ketiganya.
"Biar saja Steve bawa Mobil, jadi Romi tidak mutar lagi antar mereka." kata Andi pada istrinya. Pipit pun mengangguk kepala.
"Duh jadi pengen muda lagi liat mereka." kata Pipi terkekeh memeluk suaminya
"Kita juga bisa nonton ke bioskop seperti mereka, kamu saja yang tiap diajak ada saja acaranya." kata Andi pada Pipit.
"Weekend ini mau ya sayang." kata Pipit pada Andi jadi ingin ke bioskop juga.
"Ih Mama kenapa weekend, sekarang saja yuk." ajak Ayu membuat Romi dan Steve saling berpandangan.
"Ah tidak, mama mau berdua saja sama Papa, mengenang masa
muda." Pipit kembali terkekeh menepuk perut rata suaminya. Romi tertawa seraya menarik nafas lega, kemudian melambaikan tangan pada Mama dan Papa sebelum melajukan kendaraannya.
Didepan komplek perumahan Romi menghentikan kendaraannya, ia menunggu Steve menjemput Ayu. Romi jadi tertawa sendiri, begini betul perjuangan mereka. Salah mereka sih, kalau lurus-lurus saja seperti Naka dan Sosa pasti tidak akan serumit ini.
"Pengantin baru langsung honeymoon, Rom?" tanya Ayu pada Romi.
"Entah, belum ketemu lagi, tadi saja saat menikah. Tapi kupikir tidak mungkin Naka pergi, kondisi Ame masih belum membaik." kata Romi pada Ayu.
"Iya juga, semoga Ame segera sehat ya, sedih juga lihat kondisi Ame tadi." kata Ayu dengan wajah sendu.
"Aamiin, kondisi Anggita juga menyedihkan, dia menghindari aku sebulan ini, baru boleh behubungan lagi kalau sudah selesai semuanya. Kalau Orang tua kita sudah tahu semua, jadi Anggita tidak disalahkan."
"Wah sampai begitu, Rom? aku telepon Anggie ya?"
"Mau apa telepon Anggie?" tanya Romi pada Ayu.
"Minta Anggie bersabar, kita sedang berusaha menyelesaikan, tapi Steve belum bisa bicara sama Mami."
"Anggie kasih waktu sebulan saja. Kalau sebulan tidak selesai, Anggie tidak mau menunggu." Romi jadi sedih sendiri.
"Iya biar aku telepon, jangan sebulan lah. Minta waktu tiga bulan gitu." kata Ayu sesekali menoleh kebelakang, Steve belum juga muncul.
"Mana mau dia, tadi saja sudah nangis seharian. Mommy Liana sudah tegur Angie. Ah kasihan sekali calon istriku."
"Gue?" Ayu terkekeh.
"Ish kamu sih calon istri Steve." Romi ikut terkekeh.
"Dasar tunangan tidak ada akhlak, kencan sama cowok lain jadikan aku alat." dengus Romi kesal.
"Hahaha sabar ya Rom, kalau mau jalan sama Anggie biar aku yang jemput Anggie deh, kan sebulan tidak mau ketemu kamu, aku bisa bikin kalian akhirnya bertemu, bagaimana? Tidak harus berdua toh, kita bisa double date." Ayu menaikkan alisnya memberi ide brilliant pada Romi.
"Boleh juga sih, tapi semaksimal mungkin gue beresin dulu deh, biar tidak seperti sekarang, capek kan jaga hati sama orang tua, kita seperti orang benar saja tadi." keluh Romi merasa berdosa pada Andi dan Pipit.
"Kita kan jujur, Rom. Tidak bohong kan tadi."
"Tapi Papa Mama pikir kita pergi bertiga, mereka mana tahu kalau setelah ini aku langsung pulang. Semoga ini yang terakhir kita begini." kata Romi berharap.
"Iya besok-besok double date saja ya, Rom. Lebih aman dan terlihat cantik." kata Ayu.
"Kamu tuh tricky juga ya rupanya." Romi menggelengkan kepalanya, menoyor kepala Ayu pelan.
"Keadaan Rom, Salah sendiri menjodohkan aku sama Steve." dengus Ayu kesal.
"Kamunya juga mau dijodohkan, Dari pada kalian main belakang, lebih baik aku jadikan sekalian."
"Main belakang bagaimana?"
"Kamu kira aku tidak tahu kalian sudah saling suka sejak kelas tujuh." Romi tidak kalah kesal.
"Hahaha Romi, kamu kok tahu?"
"Ya ampun Yu, gue juga punya mata punya hati kali."
"Tapi benar kan, kamu tidak pernah suka aku?" tanya Ayu memastikan, tidak mau merasa berdosa pada Romi.
"Iya benar. Kalau aku suka pasti aku perjuangkan dan tidak akan kulepaskan." kata Romi kemudian membuka central lock mobilnya mempersilahkan Ayu turun karena Steve sudah datang dan memarkirkan kendaraannya didepan mobil Romi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
auliasiamatir
kok jadi serumit itu ceritanya.
padahal tinggal jujur aja loh, Romi dan Steve
2021-11-18
0
Phina
Ayu, Steve nekat Juga, ngaku aja sih
2021-09-02
1
Mimi
kok gw yang takut mereka ketahuan Andi ya
2021-09-02
1