Setelah makan siang, Felix pun langsung pamit mengingat Romi akan melanjutkan pertemuan dengan Mr. Lee.
"Nanti aku jemput." kata Felix pada Vita sambil menggenggam tangan tunangannya.
"Tidak usah." sahut Romi cepat.
"Loh Kenapa?" tanya Vita bingung.
"Aku antar saja kekantor Felix." jawab Romi menaikkan alisnya pada Felix.
"Ok, aku tunggu dikantor." jawab Felix mengecup dahi Vita dan menepuk bahu Romi.
"Mari Mbak." pamitnya pada Moza. Moza hanya menganggukkan kepalanya, sudah bisa menyimpulkan jika Romi dan Vita hanya berteman baik, dasar penggosip di kantor, bisa saja yang mengarang cerita.
Presentasi Moza berjalan lancar, hanya sedikit tersendat dikala Mr. Lee meminta Moza memperlambat ucapannya karena ia sulit mengerti jika Moza berbicara cepat. Pada akhirnya Moza dapat menyesuaikan ritme Mr. Lee hingga Mr. Lee pun menyetujui kerja sama yang di tawarkan perusahaan Romi. Berkat Moza yang berhasil memikat hati Mr. Lee.
"Moza, kamu cantik sekali ya." kata Mr. Lee ketika mereka menunggu supir di Lobby. Moza hanya tersipu malu. Tingkah Moza cukup menarik perhatian Romi, gadis pintar yang tidak banyak bicara, cenderung pemalu. Tapi disaat memasarkan produk hebatnya luar biasa. Sepertinya cocok untuk menggantikan Vita nanti.
"Kapan bisa temani saya makan malam." tanya Mr. Lee lagi pada Moza.
"Kalau makan malam ajak Moza berarti ajak kita juga ya Mr. Lee." Vita membercandai Mr. Lee. Selain itu ia bisa melihat Moza tampak canggung terus didekati Mr. Lee.
"Iya saya ajak kamu dan Romi sekalian." kata Mr Lee pada Vita dan Romi.
"Boleh, sampai kapan Mr. Lee di Indonesia?" tanya Romi tersenyum ramah.
"Dua hari kedepan sudah kembali ke Singapore." jawab Mr. Lee.
"Bagaimana kalau besok malam?" Romi menawarkan, bagaimanapun ia harus menjamu kliennya.
"Baik saya tunggu. Jemput Saya di hotel ini ya, ajak saya ke club terbaik di Jakarta."
"Waduh saya sudah lama tidak ke club, hanya tahu restaurant terbaik saja." jawab Romi terkekeh.
"Ah kamu tipu saya Rom, jangan khawatir saya tidak akan mabuk." Mr. Lee membujuk Romi.
"Baiklah kalau begitu." Romi akhirnya menyetujui, pikirnya mana enak ngobrol kalau di club, suara hingar bingar pasti membuat mereka bicara saling berteriak.
"Rom, saya suka Moza." bisik Mr. Lee pada Romi.
"Maksudnya?" tanya Romi minta kejelasan, suka seperti apa? untuk dibawa-bawa ke club atau serius ingin menjadikan istri.
"Saya mau Moza jadi milik saya." bisiknya lagi to the point. Romi belum tahu karakter Mr. Lee, bagaimanapun ia harus melindungi staffnya.
"Mau dijadikan istri atau bagaimana?" tanya Romi dengan suara berbisik.
"Kalau Moza mau jadi istri kedua. Boleh juga."
"Dari pada jadi istri kedua Mr. Lee, lebih baik jadi istri saya." jawab Romi terkekeh, ia tidak serius hanya berusaha melindungi Moza dari lelaki hidung belang.
"Kalau begitu, kita bersaing sehat saja." kata Mr. Lee terlihat santai, sepertinya benar-benar serius menyukai Moza, tapi dia sudah punya istri, bagaimana sih. Romi jadi kesal sendiri.
"Tidak bisa, Moza hanya untuk pria single." tegas Romi tidak peduli Mr. Lee akan tersinggung atau tidak.
"Saya single." jawab Mr. Lee terkekeh.
Romi menaikkan sebelah alisnya, sepertinya butuh bantuan Papi Alex dan Papanya untuk menyelidiki Mr. Lee. Jangan sampai Moza jadi korban. Ups Romi jadi bingung sendiri, kalau Moza suka bagaimana, biarkan saja kan? Romi tidak ada hak untuk melarangnya.
"Sampai bertemu besok, Moza dandan yang cantik ya." goda Mr. Lee pada Moza, Romi menggelengkan kepalanya, sementara Vita terkikik geli. Mereka masuk kedalam Mobil setelah berpamitan pada Mr. Lee yang menginap di hotel tersebut.
"Mr. Lee naksir kamu tuh Moz." kata Romi begitu supir melajukan kendaraan meninggalkan hotel.
"Hihi genit, Moza jadi ngeri."
"Mau jadikan kamu istri kedua katanya tadi." Romi terkekeh.
"Beneran, Rom?" Vita ikut terkekeh, Romi mengangguk sambil tertawa.
"Gile kalau jadi istrinya Mr Lee sih kamu gerah kipasnya pakai dollar, kalau keringatan lap pakai Balenciaga." kata Vita yang keluar matre nya.
"Mau begitu? tapi jadi istri kedua?" tanya Romi memastikan.
"Mental aku belum sampai kesitu, yang ada kalau diserang istri pertama aku lap air mata pakai serbet." Vita terbahak mendengar ucapan Moza.
"Ujungnya banyak duit tidak happy ya, buat apa?" kata Moza lagi.
"Maunya bagaimana?" tanya Romi ikut komentar, mereka semakin mencair dan jadi akrab.
"Banyak duit tetap happy." jawab Moza tertawa.
"Semua juga mau begitu." Vita menimpali.
"Besok malam jangan lupa, jangan pakai baju seksi ya." Romi mengingatkan ketika mereka sudah tiba di lobby kantor.
"Siap Pak Romi." jawab Moza, kemudian berjalan menuju ruangannya yang berbeda lantai dengan Romi dan Vita.
"Asik juga tuh anak." kata Romi sepeninggalan Moza.
"Jadi bunga tetap Kirim ke Anggita apa ganti ke Moza?" tanya Vita menggoda Romi.
"Tetap ke Anggita dong, Vit. Tidak bisa ke lain hati." kata Romi sambil memegang dadanya.
"Ish, segitunya."
"Memang begitu yang gue rasa." kata Romi mulai keluar aslinya.
"Anggita tuh sama Lembayung, cantik Lembayung menurut gue, Tidak menyesalkah melepas Lembayung sama Steve?" Vita menilai berdasarkan pandangannya.
"Cantik itu relative, yang nempel di otak gue itu cuma Anggita, bagaimana dong. Mau disodorkan puluhan Putri Indonesia juga tetap tidak tergeserkan." Romi menjelaskan apa yang ia rasakan.
"Love is Blind. Sekarang gue lihat jelas dari kamu, my stupid bos." Vita terkekeh meninggalkan Romi masuk kedalam ruangannya.
"Sembarangan bilang gue stupid. Potong gaji." kata Romi langsung menutup pintu ruangannya. Vita terbahak mendengarnya.
Romi kembali keluar ruangan dan berjalan menuju ruangan Big Bos alias Papanya. Ia akan melaporkan pencapaian hari ini.
"Selamat ya Boy, berhasil menggaet Mr. Lee." Papa langsung saja menyambut Romi, rupanya sudah tahu lebih dulu.
"Mr. Lee lapor Papa?" tanya Romi pada Anto.
"Hu uh."
"Mr. Lee suka sama Moza bagian marketing yang tadi aku minta presentasi." kata Romi pada Papa.
"Papa tahu, biarkan saja."
"Tapi mau dijadikan istri kedua." Romi mengernyitkan dahinya.
"Dia Duda." jawab Papa Anto tertawa.
"Oh aman kalau begitu ya. Aku kira mau poligami." Romi tertawa sendiri jadinya.
"Kata Mr. Lee kamu juga mau sama Moza?"
"Tidak, itu hanya untuk melindungi staffku dari pria hidung belang." jawab Romi jujur apa adanya.
"Baik sekali." Anto langsung saja terbahak.
"Aku cuma cinta Anggita." kata Romi pada Papa.
"Sepertinya gaya Mr. Lee perlu aku contoh." kata Romi lagi.
Anto terkekeh mendengar Romi bicara.
"Papa bantu aku dong." pinta Romi pada Anto.
"Bantu apa?"
"Bicara pada Mama." bujuk Romi setengah memohon.
"No Boy, kamu harus selesaikan sendiri masalah itu." tolak Anto tegas.
"Ah Papa." Romi tampak kecewa.
"Tanggung jawab sama keputusan kamu dong." kata Anto kembali terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
auliasiamatir
suka banget sama Romi Thor.. , tapi jangan sampai Moza malah suka sama Romi
2021-11-11
0
winona
ah Romi lucu amat sih thor anak papa
2021-09-01
2