"Mama..." peluk Romi pada Intan saat tiba dirumah, Mamanya sedang asik menonton drama Korea streaming. Walaupun sudah punya menantu tetap saja Mama ketularan emak-emak jaman now, yang selalu heboh jika membahas Opa-Opa dalam drama yang ditontonnya.
"Mau apa peluk-peluk?" tanya Intan pada Romi.
"Kangen." jawab Romi terkekeh, Mama selalu tahu gaya Romi kalau ada maunya
"Hmm... mama lagi nonton. Jangan ganggu." kata Mama melirik sekilas pada Romi lalu kembali sibuk dengan dramanya.
"Romi mau pindah ke Apartemen, kan sudah ada Naka dan Sosa yang menemani Mama." pancing Romi. Mama selalu menolak jika Romi minta pindah.
"Romi!!!" yess berhasil mengalihkan konsentrasi Mama dari kesenangannya.
"Ya, Ma." menoleh pada Mama yang tadi mengabaikannya.
"Jangan kurang ajar." eh salah kaprah, masa dibilang kurang ajar. Romi terkekeh memeluk Mama kepalanya bersandar dibahu Intan.
"Kamu pikir kamu sudah bisa bebas kalau Sosa sudah menikah? mau mengalihkan tanggung jawab kamu menjaga dan menemani Mama pada Naka? Mau hidup bebas tanpa pengawasan orang tua? Ingat ini Indonesia, kalau belum menikah anak masih tinggal sama orang tuanya." cerocos Intan panjang lebar.
"Iya, Ma." tidak berani membantah, lebih baik bilang iya supaya tidak keterusan ngomelnya.
"Jangan pernah berpikir mau keluar dari rumah sebelum kamu menikah, sana Mama engap." tegas Intan kembali Ke layar smart TV nya. Selalu saja tidak suka jika anak-anaknya bergelendot manja. Tapi tetap saja mereka jahil pada Mama.
"Ma, Romi mau ngobrol." kata Romi lagi, agar Mama kembali mengalihkan perhatiannya pada Romi.
"Ngobrol apa sih? minta modal?" Romi terbahak mendengarnya.
"Memang Mama mau kasih?" tanya Romi terkekeh.
"Memangnya gaji kamu kurang sampai minta modal? malu sama Naka dong, dia selalu berusaha tanpa merepotkan orang tuanya." jiah mulai membandingkan Romi dengan anak kesayangannya. Romi bilang Naka anak kesayangan di keluarga ini, karena memang begitu, dari kecil saja Papa sudah sibuk melatih dan memodali Naka untuk menjadi penerusnya di dunia balap, terbukti usaha Papa berhasil.
"Bukan modal itu yang Romi mau." kata Romi akhirnya.
"Jadi?" Intan menatap Romi sambil memicingkan mata.
"Romi mau menikah dengan gadis pilihan Romi sendiri." kata Romi pelan tapi membuat Intan terdiam dan menarik nafas panjang, wajah Mama tampak menegang, sementara Romi sibuk berdoa dalam hati supaya Mama tidak memperbesar masalah ini dan menanggapinya dengan santai
"Kamu???" Intan sudah tidak bisa meneruskan kalimatnya, berusaha untuk mencerna apa yang Romi maksud barusan. Romi menganggukkan kepalanya.
"Romi tidak mau menikah dengan Ayu." kata Romi lagi tersenyum pada Mama sesantai mungkin, padahal Romi sangat takut Intan marah.
"Rom, Mama pusing jangan bahas ini dulu." Intan memegang kepalanya, baru saja bahagia karena Sosa menikah dengan Naka, sekarang Romi cari masalah tidak mau menikah dengan Ayu, harus bilang apa sama Pipit, apalagi sama Kak Andi, yang selalu santai tapi tetap saja Intan segan.
"Kamu bahas sama Papa saja, Mama pusing, mau kekamar dulu." kata Intan lagi membuat Romi kecewa, apa ini? Mama tetap mau Romi menikah dengan Ayu kah? Romi jadi bingung melihat reaksi Mama.
"Ma, Ayu juga tidak mau menikah sama Romi." kata Romi meyakinkan Intan.
"Kalian serius? mau putus?" tanya Intan tidak percaya.
"Sudah putus, kami sudah sepakat, kami mencintai orang lain."
"Ah kalian ini, Papaaaa..." Intan langsung berteriak memanggil Anto yang sudah pulang dari tadi dijemput supir, karena Romi saat pulang tadi ada urusan dengan Vita dan selanjutnya kita sudah tahu.
"Anto keluar kamar dengan mendengar kehebohan yang ada, begitu melihat Intan dan Romi ia sudah tahu apa yang sedang mereka bahas dan membuat istrinya jadi heboh.
"Aku jadi pusing, anak kamu bikin ulah." kata Intan meninggalkan Anto dan Romi diruang keluarga berjalan menuju kamarnya.
"Tan, dengarkan dulu Romi." Anto menarik tangan Intan agar tidak sepanik itu.
"Sudah dengar dan bagaimana kita menghadapi Kak Andi dan Pipit? kamu tahu barusan Romi bilang apa? dia tidak mau menikah dengan Ayu, mereka mencintai orang lain." Intan hampir saja histeris.
"Iya biarkan saja, mereka yang akan menjalani." Anto menanggapi dengan santai.
"Sayang, bisa-bisanya kamu sesantai ini?' Intan membesarkan kedua bola matanya. Anto langsung saja memeluk Intan.
"Kamu tahu? dulu juga aku ngotot sama Mama dan Papaku untuk pertahanan kamu. Aku tahu dijodohkan dengan orang yang tidak kita cintai itu rasanya sangat menyiksa." bisik Anto menenangkan istrinya.
"Boy, kalian selesaikan sendiri urusan kalian sebaik mungkin, Papa dan Mama sekedar mengetahui dan tidak akan melakukan apapun sampai semuanya beres. Papa juga tidak akan bicara sama orang tua Ayu, sampai kalian sendiri yang bicara pada mereka." kata Anto dan mengajak Intan masuk ke kamar mereka, karena Intan benar-benar lemas saat ini.
"Iya, Pa." kata Romi yang masih duduk di ruang keluarga.
"Kita harus bagaimana?" tanya Intan pada suaminya.
"Seperti yang aku bilang, biar saja Romi menyelesaikan urusannya. Jika dia sudah bicarakan pada Andi dan Pipit, baru kita selesaikan." kata Anto merangkul Intan yang kehilangan moodnya nonton Drama Korea, anaknya baru saja membuat drama yang membuat pikirannya kusut.
"Untung anak kita cuma dua, kalau sempat lebih bagaimana lagi cerita yang lain." gerutu Intan membuat Anto terkekeh.
"Ini sih bukan masalah, kalian sendiri emak-emak yang bikin masalah. Pakai menjodohkan anak-anak, jadi pusing sendiri kan?" Anto tertawa melihat Intan.
"Kamu sendiri setuju, buktinya Naka kamu kawal sedari kecil." Intan memonyongkan bibirnya, Anto jadi terbahak.
"Salah sendiri, kamu tidak kawal Romi dan Ayu dari kecil." jawab Anto di sela tawanya.
"Aku pikir mereka lurus-lurus saja." kata Intan menyesal.
"Sayang, kalau mereka tidak menikah berarti memang bukan jodohnya. Bukannya dulu kita sepakat menjodohkan dengan santai, jika anak-anak tidak mau kita tidak akan memaksa." kata Anto pada istrinya yang masih terlihat kesal.
"Iya tapi aku bingung jadinya." jawab Intan dengan wajah kusut, ia duduk dipinggiran tempat tidurnya, sementara Anto berdiri dihadapannya
"Sudah tidak usah dipikiri, kita doakan saja semua akan baik-baik saja." kata Anto pada Intan. Ia mendekatkan wajahnya pada istrinya.
"Kita bikin adik buat Romi." bisiknya jahil.
"Hahahha lucu." Intan memeluk suaminya sambil terkekeh, sementara Anto mulai menciumi istrinya dan mendorong Intan ke kasur. Mulai melakukan aktifitas olah raga malam yang sangat disukainya. Intan pun menyambut dengan senang hati.
Sementara Mama Papa sedang ***-***, Romi masih saja melamun di ruang keluarga memikirkan nasibnya, seperti yang Papa bilang tadi, ia harus menyelesaikan ya sendiri. Papa seperti tidak mau tahu, tapi bagaimanapun Romi bersyukur paling tidak Papa dan Mama tidak memaksakan kehendak mereka, Walaupun sekarang Romi bingung karena harus menghadapi Papa Andi dan Mama Pipit yang sudah seperti orang tuanya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
auliasiamatir
like mendarat di setiap episodenya thor
2021-11-18
0
Phina
Hahaha Mama Intan Kita Sama penggemar drakor.
2021-09-02
1
Mimi
wkwkwk Intan masih kocak aja
2021-09-02
1