Cemburukah?

"Kalau ngomong bisa dijaga, enggak?" kata Zayn berpura-pura menyembunyikan kekagetannya.

Alvin menyengir menampakkan gigi ginsul yang malah membuat pria itu terlihat manis. "Habisnya kamu selalu tahu tentang Rere."

"Jelas, aku sahabatnya. Tidak seperti orang yang katanya teman karib, tapi, ya, begitu. Sama sekali enggak menganggap wanita baik sebagai orang terdekat," sindir Zayn.

"Siapa? Aku biasa saja terhadap Rere," jawab Alvin.

"Memangnya aku ada bilang kalau itu kamu?"

"Ucapanmu mengarah ke situ, Zayn," ucap Alvin.

"Artinya, kamu merasa?"

Alvin tidak ingin menjawab dan memutus pembicaraan sampai Rere datang dengan membawa nampan berisi minuman serta cemilan tambahan.

Saat Rere membungkuk meletakkan gelas berisi minuman jeruk peras dan cemilan biskuit coklat, tanpa sengaja Alvin melihat kaki bagian atas lutut Rere. Dikarenakan kaus yang wanita itu pakai terangkat hingga hotpant berwarna hitam menjadi pemandangan menarik.

Zayn yang berhadapan langsung juga merasakan hal yang sama. Segera ia berdiri dengan menempatkan bantal sofa di paha Rere.

"Jaga pandanganmu, Al," ucap Zayn.

Alvin tersenyum, "Dari tadi kamu berpakaian seperti itu, Re?"

Rere menggeser bantal itu dan menggantinya dengan nampan. Ia lupa untuk memakai celana panjang dulu ketika ada Alvin. Keadaan membuatnya panik hingga tidak sadar ada tamu yang tidak diharapkan datang.

"Aku ganti pakaian dulu. Kalian minum saja," ucap Rere.

Bergegas Rere masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian sopan. Sedapatnya jangan sampai terlalu pendek sehingga mengundang hawa napsu bagi pria yang melihat.

"Mulutmu lama-lama seperti Devan," ucap Zayn saat Rere tidak berada di dekat mereka.

"Astaga! Aku tidak berpikir macam-macam. Aku cuma tanya saja. Apa Rere berpakaian seperti itu sejak tadi?"

"Aku baru datang saat kamu mengetuk pintu," ucap Zayn kemudian menambahkan, "aku juga baru sadar."

"Nah, aku juga baru sadar seakan-akan mataku terbuka lebar sekarang."

Zayn mengerutkan dahi. "Memangnya matamu buta sejak dulu?"

"Aku rasa memang begitu. Kamu tidak lihat Rere?" tanyanya.

"Aku lihat dia. Ada apa dengan Rere?" tanya Zayn.

Alvin menggeleng. Meraih gelasnya, lalu menyeruput sedikit air jeruk buatan Rere. "Dia cantik banget."

Zayn tersentak, "Semua wanita cantik."

"Ya ampun!" Alvin menutup wajah dengan telapak tangan. Raut mukanya tiba-tiba memerah. "Tidak mungkin karena penampilan baru dan kaki mulusnya itu, kan?"

Zayn mengangkat bahu. Berpura-pura tidak menanggapi ucapan Alvin yang sangat mengagumi kecantikan simpanannya.

"Rupanya Rere manis juga. Bibirnya tipis, hidungnya minimalis, tetapi bikin kangen. Wajahnya juga lucu. Aku baru sadar punya teman seimut itu. Kalem seperti malu-malu kucing," tutur Alvin menggambarkan.

Telinga Zayn terasa panas mendengarnya. Alvin begitu detil menjelaskan pesona Rere. Apa karena pria itu seorang fotografer yang bisa menilai sesuatu dengan nilai seni? Tapi kenapa semua sahabatnya Zayn baru tersadar? Sang pria pemilik dari wanita itu merasa kesal.

"Aku mau telepon Devan," kata Alvin.

"Devan sudah tahu. Kami bertemu Rere di mall kemarin," kata Zayn.

"Pasti Devan beranggapan sama sepertiku."

Sialan semuanya. Enggak Alvin, Devan, jadi tertarik sama Rere. "Kamu, kok, tahu Rere tinggal di sini?" tanya Zayn.

"Rasanya kamu sudah menanyakannya tadi. Aku kebetulan berpapasan dengan Rere," jawab Alvin.

Rere keluar dari kamar dengan mengenakan celana jeans panjang. Rambutnya yang telah kering menari-nari saat wanita itu mengibaskan poni ke belakang. Lemas kembali ke bentuk semula dan sedikit diacak-acak seperti bintang iklan shampoo di TV.

"Pasti baru keramas," kata Alvin.

"Kok, tahu?" tanya Rere seraya mendaratkan tubuh di samping Zayn.

"Tahulah. Rambutmu halus begitu," kata Alvin. Tak jemu pria itu mengindahkan pandangannya. Rere jadi salah tingkah.

"Alvin apaan, sih?" kata Rere.

"Cakep, Re. Sumpah!" Andai Alvin bisa menelusupkan jari-jari tangannya ke rambut Rere. Menarik, lalu mengecup aroma yang menguar. Dilanjutkan dengan kecupan pipi. Sangat imut saat Alvin membayangkan wajah malu-malu Rere.

"Kita pulang, yuk, Al," ajak Zayn.

"Kamu pulang saja. Aku masih mau di sini." Alvin mendengus. Zayn bertindak sebagai penghalang saja. Saat ia memuji Rere, sahabatnya itu menjadi menyanggah.

"Kalian sungguh aneh, ya?" ucap Zayn.

"Kenapa?"

"Rere jadi cantik baru mau dekat. Kemarin ke mana saja?" Zayn meradang karena secara beruntun mendengar Alvin terus saja memuji Rere.

"Memangnya aku ada salah sama Rere?" tanya Alvin tidak sadar diri.

Zayn menginjak kaki Rere pelan. Ia menginginkan sang kekasih sendiri yang mengusir Alvin. Ini disebabkan Zayn punya perasaan tidak nyaman terhadap sahabatnya itu. Alvin seperti manusia yang berubah menjadi lalat penggangu karena suara bisingnya.

"Kalian jangan beritahu tempat tinggalku ini, ya? Maklum, apartemen ini bukan milikku, tetapi punya orang lain," ucap Rere.

"Jadi, kita enggak boleh sering-sering ke sini?" tanya Alvin.

"Kamu ada niatan kemari lagi?" tanya Zayn.

"Sebagai teman kenapa tidak?"

Sepertinya harus pindah apartemen. Besok aku cari rumah sewa buat Rere. "Kita pulang saja. Rere punya banyak pekerjaan."

Zayn beranjak dari duduknya kemudian meraih tangan Alvin untuk segera berdiri. Meski mendapat penolakkan, tetapi pria itu tetap memaksa agar Alvin pulang bersamanya.

...****************...

Satu jam setelah kepergiannya, Zayn kembali lagi ke apartemen dengan membawa raut wajah kesal. Pria itu menggerutu dengan ocehan yang membuat telinga Rere sakit mendengarnya.

Berbagai pertanyaan Zayn lontarkan secara beruntun. Mengapa tidak hati-hati saat keluar? Kenapa Rere harus potong rambut? Kenapa tadi memakai celana pendek? Serta pertanyaan yang Rere rasa sudah melenceng dari topik masalah.

"Cemburu?" tanya Rere.

"Enggak," jawab Zayn cepat.

"Dari tadi, tuh, mulut enggak berhenti nyerocos," kata Rere.

Pria itu raih wajah wanitanya. Menatap dengan seksama seakan ia juga buta selama ini. Rere memang cantik. Lebih kepada apa adanya tanpa dibuat-buat.

"Pantas saja Alvin dan Devan memujimu. Kekasihku menarik rupanya. Harus pakai apa aku melindungi pesona yang terpancar ini," kata Zayn.

"Jadikan aku milikmu."

"Kamu sudah menjadi milikku, Sayang." Kecupan sekilas di kening Zayn sematkan.

Rere ingin menjawab, tetapi deringan ponsel Zayn terdengar. Pria itu terlihat kaget saat melihat layar ponsel di tangan. Segera Zayn berlari ke dapur, dan mengisyaratkan agar Rere diam.

Panggilan video dari Amel yang membuat kehangatan itu buyar. Tadi Alvin, sekarang Amel. Entah kapan Rere bisa bersama Zayn tanpa harus sembunyi. Sepertinya tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi.

"Re, aku pulang, ya," pamit Zayn.

"Amel mengajakmu bertemu?"

Zayn mengangguk, "Iya. Kamu jangan terima tamu siapa pun termasuk sahabat kita."

"Alvin enggak mungkin datang lagi kecuali dia masih belum selesai dengan pekerjaannya di kamar sebelah."

"Aku sekalian cari rumah sewa, deh. Sebaiknya kita pindah."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Zamie Assyakur

Zamie Assyakur

tanpa sadar kamu cemburu....
yg artinya zayn udh ada rasa sayang

2023-02-21

1

Zhumrotulh Yahya Salam

Zhumrotulh Yahya Salam

emm zian sebenarnya suka sm rere dr dulu tp blm menyadarinya karn ada amel yg sederajat sm keluarganya dan zian selalu melindungi rere dari ketindasan temen2nya. skrng rere merubah penampilannya zian baru menyadari perasaannya tp blm bs mengakui secara teranga2n

2022-02-18

0

HIATUS....

HIATUS....

cemburu kan kamu Zayn

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Simpanan
2 Wanita Seutuhnya
3 Apa bedanya Aku
4 Kesuksesan
5 Kedatangan?
6 Tersakiti
7 Pedih
8 Perusahaan
9 Tidak Tega
10 Ditinggal Pergi
11 Tetap Bersama
12 Nasib Tidak Beruntung
13 Tempat Tersendiri
14 Penuh Kelembutan
15 Lagi-lagi Alvin
16 Cemburukah?
17 Pindah Rumah
18 Membuntuti
19 Terciduk
20 Kembali Menolak
21 Habislah
22 Ingin Mengungkap
23 Kalut
24 Zayn Terdiam
25 Pergi
26 Liburan
27 Permainan Indah
28 Kandas
29 Keputusan Zayn
30 Celaka
31 Merindu
32 Pertunangan
33 Ikhlas
34 Kembali
35 Izin
36 Lupakan
37 Pasangan Kesepian
38 Nah?
39 Kisah Baru
40 Fantasi
41 Menolak Keturunan
42 Cari Solusi
43 Rencana Pagelaran
44 Kendali Sederhana
45 Galeri
46 Tak Ternilai
47 Luka
48 Pelabuhan Terakhir
49 Pembahasan Cinta
50 Hasil Kerja
51 Kabar Baik
52 Tiada Harapan
53 Tersakiti
54 Serba Salah
55 Arsyakayla
56 Poor Amel
57 Rencana Ke Jakarta
58 Bertemu
59 Masa Lalu
60 Hadiah Buat Arsya
61 Masih Menunggu
62 Bolehkan marah?
63 Di Pantai
64 Hasil Memuaskan
65 Observasi
66 Sakit
67 Semua Baik Saja
68 Ujian
69 Rumah Sakit Kanker
70 Meminta Bantuan
71 Diminta Menjauh
72 Jujur
73 Menemui Doni
74 Selalu Ingat
75 Sekarat
76 Tersenyum
77 Pemakaman
78 Warisan
79 Sukses
80 Pernikahan Mantan
81 Jebakan Alvin
82 Obrolan Santai
83 Berbalas Pesan
84 Tarik-ulur
85 Kebersamaan
86 Serius Padamu
87 Sindiran
88 Bimbang
89 Bersekongkol
90 Bertemu Calon Nenek
91 Makan Malam
92 Jadian
93 Makan Malam Keluarga
94 Huft
95 Paris
96 Cinta
97 Pertunangan
98 Tidak Bisa Menahan
99 Prewedding
100 Pernikahan
101 Resepsi
102 Sydney
103 Wisata
104 Kabar Kebahagian
105 Catatan Author
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Menjadi Simpanan
2
Wanita Seutuhnya
3
Apa bedanya Aku
4
Kesuksesan
5
Kedatangan?
6
Tersakiti
7
Pedih
8
Perusahaan
9
Tidak Tega
10
Ditinggal Pergi
11
Tetap Bersama
12
Nasib Tidak Beruntung
13
Tempat Tersendiri
14
Penuh Kelembutan
15
Lagi-lagi Alvin
16
Cemburukah?
17
Pindah Rumah
18
Membuntuti
19
Terciduk
20
Kembali Menolak
21
Habislah
22
Ingin Mengungkap
23
Kalut
24
Zayn Terdiam
25
Pergi
26
Liburan
27
Permainan Indah
28
Kandas
29
Keputusan Zayn
30
Celaka
31
Merindu
32
Pertunangan
33
Ikhlas
34
Kembali
35
Izin
36
Lupakan
37
Pasangan Kesepian
38
Nah?
39
Kisah Baru
40
Fantasi
41
Menolak Keturunan
42
Cari Solusi
43
Rencana Pagelaran
44
Kendali Sederhana
45
Galeri
46
Tak Ternilai
47
Luka
48
Pelabuhan Terakhir
49
Pembahasan Cinta
50
Hasil Kerja
51
Kabar Baik
52
Tiada Harapan
53
Tersakiti
54
Serba Salah
55
Arsyakayla
56
Poor Amel
57
Rencana Ke Jakarta
58
Bertemu
59
Masa Lalu
60
Hadiah Buat Arsya
61
Masih Menunggu
62
Bolehkan marah?
63
Di Pantai
64
Hasil Memuaskan
65
Observasi
66
Sakit
67
Semua Baik Saja
68
Ujian
69
Rumah Sakit Kanker
70
Meminta Bantuan
71
Diminta Menjauh
72
Jujur
73
Menemui Doni
74
Selalu Ingat
75
Sekarat
76
Tersenyum
77
Pemakaman
78
Warisan
79
Sukses
80
Pernikahan Mantan
81
Jebakan Alvin
82
Obrolan Santai
83
Berbalas Pesan
84
Tarik-ulur
85
Kebersamaan
86
Serius Padamu
87
Sindiran
88
Bimbang
89
Bersekongkol
90
Bertemu Calon Nenek
91
Makan Malam
92
Jadian
93
Makan Malam Keluarga
94
Huft
95
Paris
96
Cinta
97
Pertunangan
98
Tidak Bisa Menahan
99
Prewedding
100
Pernikahan
101
Resepsi
102
Sydney
103
Wisata
104
Kabar Kebahagian
105
Catatan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!