Tetap Bersama

Lamunan Rere buyar saat mendengar suara Zayn yang masuk ke dalam kamar. Ia segera mematikan keran shower, membalut tubuhnya dengan handuk, lalu keluar dari kamar mandi.

"Hai," sapa Rere.

"Sudah selesai belum?" tanya Zayn.

"Sudah, kok. Kamu mau mandi?" Rere mengambil handuk bersih dari dalam lemari untuk diberikan kepada Zayn.

Zayn membuka setelan jas yang ia kenakan satu per satu. "Main sebentar, yuk!"

Rere mengangguk, "Boleh."

Zayn langsung membuka handuk yang di kenakan oleh Rere, dan merebahkan tubuh wanita itu di atas tempat tidur. Sedikit pemanasan yang pria itu lakukan sebab Zayn sudah tidak tahan untuk menerobos masuk.

"Kenapa siang tadi enggak makan bersama kami? Apa karena Amel?" tanya Zayn di sela hentakannya.

"Kamu tahu sendiri perlakuan mereka kepadaku."

"Rere, kamu sanggup menjalani hubungan kita seperti ini terus?" Zayn membalik tubuh kekasihnya, lalu masuk dari belakang. Menarik rambut basah Rere agar semakin kuat tekanan yang ia berikan.

"Mungkin aku akan pergi suatu saat nanti," jawab Rere.

Zayn menarik rambut dengan kuat hingga membuat Rere berteriak kesakitan. Hunjamannya terlalu keras. Suara kulit menyatu sampai terdengar.

"Kamu menyakitiku," teriak Rere.

"Tahan sebentar. Aku sampai sedikit lagi." Zayn bersuara serak untuk menuntaskan apa yang telah ia lakukan. Sementara Rere terus menceracau agar sang pria menghentikan perbuatannya.

Zayn memukul punggung belakang Rere setelah puas memuntahkan lahar panas dalam dirinya. Ia merebahkan diri sembari menarik napas lega.

"Jadi, kamu ingin pergi?" tanya Zayn.

"Mungkin, Zayn," jawab Rere.

"Lebih baik sekarang saja, Re. Jika nanti, lain lagi ceritanya."

Rere terisak. Meninggalkan Zayn rasanya tidak mungkin, tetapi suatu hari nanti pria yang ia cintai akan menikah. Zayn akan pergi. Hidup bersama Amel yang merupakan cinta sejatinya.

"Kamu akan menikahi Amel?" tanya Rere sembari tersedu.

Zayn bangun dari rebahan. Mengambil handuk, lalu menutupi bagian tubuh bawahnya. "Sudah kuduga akan seperti ini. Kamu menginginkan hubungan lebih, kan, Re? Kamu sengaja menjebakku."

Rere bangun, menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Ia meraih tangan Zayn, berharap pria itu tidak salah paham kepadanya.

"Bukan begitu, Zayn. Aku hanya takut," kata Rere.

Zayn melepas tangannya dari genggaman sang kekasih gelap. "Pertama, kamu tahu aku punya seorang wanita dalam hidupku. Kedua, aku tidak mungkin berpaling darinya. Ketiga, jelas aku akan menikahi Amel. Kamu yang memulai ini. Menginginkan dirimu menjadi simpanan. Sekarang kamu merasa takut, kalau begitu kita akhiri hubungan ini!"

Rere menggeleng, "Enggak mau."

"Aku juga takut kalau ketahuan. Aku tahu ini tidak benar. Aku .... "

Zayn tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Ia sendiri bingung harus mengatakan apa. Ini semua karena Rere yang ingin dikasihani. Zayn tidak bisa memberikan cinta karena cintanya hanya untuk Amel. Hubungan ini terlalu rumit.

Zayn melangkah masuk ke kamar mandi, sementara Rere beringsut duduk di bawah tempat tidur. Harapannya kandas dan ia tahu akan terjadi seperti itu.

Beberapa saat Zayn keluar dari kamar mandi. Ia tidak menegur Rere yang duduk di lantai. Pria itu sedikit kesal lantaran menganggap simpanannya telah lancang menginginkan sesuatu yang lebih. Zayn tidak akan pernah meresmikan hubungannya bersama Rere.

"Kumohon jangan marah," pinta Rere.

"Kamu yang mulai."

"Jangan tinggalkan aku, Zayn," ucap Rere.

Perasaan kasihan inilah yang Zayn benci. Ia tidak tega dihadapkan kepada Rere yang menangis. Setiap penolakkan yang ia berikan, Zayn merasa tidak enak hati.

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Zayn mendekat. Membawa tubuh Rere untuk bangkit berdiri agar sejajar berhadapan dengan dirinya. "Kamu punya tempat tersendiri dalam hati ini. Kita jalani saja, Re. Apa pun yang terjadi ke depannya kita hadapi bersama."

Rere masuk ke dalam pelukan Zayn. "Kita jalani saja."

Bangkai yang disembunyikan akan tercium baunya. Termasuk hubungan gelap antara Rere dan Zayn. Keduanya menyadari hal itu akan terjadi suatu saat nanti, dan mereka bersedia menanggung semua perbuatan itu.

"Kamu bersihkan dirimu. Aku akan menyelesaikan novel buatan kita," kata Zayn.

"Kamu mau segelas kopi? Aku akan buatkan."

Zayn mengangguk, "Boleh, tetapi setelah kamu mandi."

Zayn harus lembur untuk menyelesaikan tiga chapter guna merampungkan novel yang ia buat. Setelah menulis sampai tiga ribu kata, ia harus membaca ulang untuk mencari kesalahan ketik, pengunaan huruf, tanda baca dan alur cerita yang tidak masuk akal.

"Semua sempurna. Tinggal simpan dan besok tinggal kirim ke penerbit. Suruh editor saja yang revisi kalau ada yang salah," ucap Zayn.

Kopi yang disiapkan oleh Rere telah habis diteguk. Zayn menutup laptop yang ia gunakan kemudian beranjak dari kursi. Ia berhenti melangkah ketika melihat Rere tidur di sofa.

"Malah tidur di sini. Pasti nungguin aku." Zayn menyelipkan dua tangannya di punggung belakang dan lutut Rere. Pria itu membawa sang wanita ke dalam gendongannya menuju kamar. Pelan-pelan Zayn merebahkan tubuh Rere di atas tempat tidur. "Kok, lucu, sih? Aku foto saja dia."

Satu potret Rere tersimpan dalam galeri ponsel milik Zayn. Untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan, Zayn menyimpan foto Rere dalam satu aplikasi populer bernama kalkulator.

...****************...

Pagi-pagi saat Rere membuka mata, Zayn sudah tidak berada di tempat tidur. Sebuah pesan pria itu tinggalkan bahwa ia tengah pergi bertemu penerbit untuk menyerahkan naskah novel mereka. Tidak ketinggalan sejumlah uang yang tergeletak di atas meja lampu tidur.

"Jam berapa ini?" Rere mengambil jam beker dan rupanya ia kesiangan sebab waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. "Pantas saja Zayn pergi. Sudah siang rupanya."

Rere lantas membersihkan diri untuk memulai aktivitasnya. Hari ini rencananya Rere akan mengunjungi salon dan berbelanja pakaian. Entah semalam ia bermimpi apa, hingga tiba-tiba saja ingin memanjakan diri seperti kebanyakan wanita lain.

Rere siap dengan penampilannya yang memakai celana jeans serta kemeja yang dilipat pita ujungnya. Sepatu sport serta ransel menjadi andalannya.

"Rambutku terlalu panjang. Lebih baik potong sebahu saja biar lebih fresh," ucap Rere saat ia memandang cermin untuk memastikan gayanya.

Rere keluar dari apartemen. Ia berjalan sembari memasang masker tutup mulut dan topi. Rere memandang arah depan. Seketika ia berhenti melangkah.

"Rere!" seru Alvin.

"Alvin!"

"Kamu tinggal di sini?"

Alvin, salah satu sahabat Rere dalam tanda kutip juga sama seperti yang lain. Selalu menganggap Rere tidak terlihat. Pria berkulit putih yang menyukai penampilan ala style korea. Selalu menenteng kamera ke mana-mana sebab pria itu suka sekali fotografi. Sesuatu hal yang Rere sukai dari pria itu adalah selalu berpikir positif. Kata Alvin, dengan cara berpikir seperti itu, hidupnya akan awet muda.

Rere melepas masker tutup mulutnya. "Sebenarnya aku tinggal bersama temanku. Kebetulan orangnya lagi di luar negeri. Dia minta apartemennya dijaga dan minta dibersihkan."

"Teman yang mana?" tanya Alvin.

Matilah

Bersambung

Terpopuler

Comments

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

iih jijik nya malah sama si rere

2024-12-23

0

Ndhe Nii

Ndhe Nii

terlepas dr kelakuan dan perbuat seseorang pasti ada alasannya.... dan kita berusaha utk tdk menjudge org tsb ... walaupun bod kebanyakan org mengatakan 'salah'....

2022-03-06

0

Aswani

Aswani

9l

2021-12-29

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Simpanan
2 Wanita Seutuhnya
3 Apa bedanya Aku
4 Kesuksesan
5 Kedatangan?
6 Tersakiti
7 Pedih
8 Perusahaan
9 Tidak Tega
10 Ditinggal Pergi
11 Tetap Bersama
12 Nasib Tidak Beruntung
13 Tempat Tersendiri
14 Penuh Kelembutan
15 Lagi-lagi Alvin
16 Cemburukah?
17 Pindah Rumah
18 Membuntuti
19 Terciduk
20 Kembali Menolak
21 Habislah
22 Ingin Mengungkap
23 Kalut
24 Zayn Terdiam
25 Pergi
26 Liburan
27 Permainan Indah
28 Kandas
29 Keputusan Zayn
30 Celaka
31 Merindu
32 Pertunangan
33 Ikhlas
34 Kembali
35 Izin
36 Lupakan
37 Pasangan Kesepian
38 Nah?
39 Kisah Baru
40 Fantasi
41 Menolak Keturunan
42 Cari Solusi
43 Rencana Pagelaran
44 Kendali Sederhana
45 Galeri
46 Tak Ternilai
47 Luka
48 Pelabuhan Terakhir
49 Pembahasan Cinta
50 Hasil Kerja
51 Kabar Baik
52 Tiada Harapan
53 Tersakiti
54 Serba Salah
55 Arsyakayla
56 Poor Amel
57 Rencana Ke Jakarta
58 Bertemu
59 Masa Lalu
60 Hadiah Buat Arsya
61 Masih Menunggu
62 Bolehkan marah?
63 Di Pantai
64 Hasil Memuaskan
65 Observasi
66 Sakit
67 Semua Baik Saja
68 Ujian
69 Rumah Sakit Kanker
70 Meminta Bantuan
71 Diminta Menjauh
72 Jujur
73 Menemui Doni
74 Selalu Ingat
75 Sekarat
76 Tersenyum
77 Pemakaman
78 Warisan
79 Sukses
80 Pernikahan Mantan
81 Jebakan Alvin
82 Obrolan Santai
83 Berbalas Pesan
84 Tarik-ulur
85 Kebersamaan
86 Serius Padamu
87 Sindiran
88 Bimbang
89 Bersekongkol
90 Bertemu Calon Nenek
91 Makan Malam
92 Jadian
93 Makan Malam Keluarga
94 Huft
95 Paris
96 Cinta
97 Pertunangan
98 Tidak Bisa Menahan
99 Prewedding
100 Pernikahan
101 Resepsi
102 Sydney
103 Wisata
104 Kabar Kebahagian
105 Catatan Author
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Menjadi Simpanan
2
Wanita Seutuhnya
3
Apa bedanya Aku
4
Kesuksesan
5
Kedatangan?
6
Tersakiti
7
Pedih
8
Perusahaan
9
Tidak Tega
10
Ditinggal Pergi
11
Tetap Bersama
12
Nasib Tidak Beruntung
13
Tempat Tersendiri
14
Penuh Kelembutan
15
Lagi-lagi Alvin
16
Cemburukah?
17
Pindah Rumah
18
Membuntuti
19
Terciduk
20
Kembali Menolak
21
Habislah
22
Ingin Mengungkap
23
Kalut
24
Zayn Terdiam
25
Pergi
26
Liburan
27
Permainan Indah
28
Kandas
29
Keputusan Zayn
30
Celaka
31
Merindu
32
Pertunangan
33
Ikhlas
34
Kembali
35
Izin
36
Lupakan
37
Pasangan Kesepian
38
Nah?
39
Kisah Baru
40
Fantasi
41
Menolak Keturunan
42
Cari Solusi
43
Rencana Pagelaran
44
Kendali Sederhana
45
Galeri
46
Tak Ternilai
47
Luka
48
Pelabuhan Terakhir
49
Pembahasan Cinta
50
Hasil Kerja
51
Kabar Baik
52
Tiada Harapan
53
Tersakiti
54
Serba Salah
55
Arsyakayla
56
Poor Amel
57
Rencana Ke Jakarta
58
Bertemu
59
Masa Lalu
60
Hadiah Buat Arsya
61
Masih Menunggu
62
Bolehkan marah?
63
Di Pantai
64
Hasil Memuaskan
65
Observasi
66
Sakit
67
Semua Baik Saja
68
Ujian
69
Rumah Sakit Kanker
70
Meminta Bantuan
71
Diminta Menjauh
72
Jujur
73
Menemui Doni
74
Selalu Ingat
75
Sekarat
76
Tersenyum
77
Pemakaman
78
Warisan
79
Sukses
80
Pernikahan Mantan
81
Jebakan Alvin
82
Obrolan Santai
83
Berbalas Pesan
84
Tarik-ulur
85
Kebersamaan
86
Serius Padamu
87
Sindiran
88
Bimbang
89
Bersekongkol
90
Bertemu Calon Nenek
91
Makan Malam
92
Jadian
93
Makan Malam Keluarga
94
Huft
95
Paris
96
Cinta
97
Pertunangan
98
Tidak Bisa Menahan
99
Prewedding
100
Pernikahan
101
Resepsi
102
Sydney
103
Wisata
104
Kabar Kebahagian
105
Catatan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!