Apa bedanya Aku

Zayn menghela napas panjang. Akhirnya, ia mendapat kepuasan dari tubuh Rere. Berkali-kali ia tidak lelah karena wanita simpanannya begitu memabukkan.

"Terima kasih, Rere," ucap Zayn.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Rere yang sudah bergelung dengan selimut.

"Kenapa? Kamu mau lagi?" Zayn mengucapkannya sembari tersenyum. Lelaki itu mendekat, mengecup kening Rere. "Aku harus mengurus kepindahanmu. Kamu siap-siap saja untuk pindah ke apartemen."

Rere tersenyum mendengar ucapan dari kekasihnya. "Iya, aku akan siap-siap."

"Kamu istirahat saja. Tubuhmu pasti lelah dan juga bagian bawahmu terasa sakit."

"Tenang saja. Aku bisa mengurus diriku," sahut Rere.

Zayn meraih pakaiannya yang berserakan di lantai, lalu memakainya. Rere hanya memperhatikan kekasih gelapnya, dan ia masih tidak percaya jika Zayn telah bersamanya.

Pria itu menyentuhnya sampai titik terdalam dan membuat Rere melayang-layang di atas puncak kenikmatan. Ia meledak saat Zayn menghunjam keras tubuhnya, bahkan Rere meneriakkan nama Zayn saat mereka bersama-sama menembus surgawi.

Zayn membuka dompet, mengeluarkan semua uang yang ia punya. Uang itu ditaruh di atas meja kecil samping tempat tidur.

"Aku cuma punya tiga juta. Besok, aku tambah uangnya," kata Zayn.

"Ini apa?" tanya Rere.

"Jelas uang untukmu. Kamu wanitaku dan aku harus membiayai hidupmu. Oh, ya, jangan pakai baju murahan. Beli barang bagus, dan aku akan memberimu uang."

"Tapi, Zayn?" sanggah Rere.

"Terima saja. Aku mau kamu pakai uang itu untuk keperluanmu. Kamu siap-siap saja untuk pindah. Aku pulang dulu." Zayn mengecup bibir Rere sekilas, lalu keluar dari kamar.

Terdengar pintu rumah yang dibuka kemudian ditutup, lalu terdengar bunyi mobil berjalan, dan semakin lama, semakin menjauh.

Dengan selimut yang masih membalut tubuhnya, Rere turun dari tempat tidur. Ia bergegas menuju pintu rumah. Rere mengunci pintu, menutup tirai kemudian bersandar di belakang dinding sembari menarik napas.

Ia menepuk-nepuk pipinya sendiri, melihat pergelangan tangannya yang terdapat bekas merah. Rere kembali ke kamar, menghadap cermin, lalu melepas selimut yang menutupi tubuhnya. Ada banyak bekas merah yang Zayn tinggalkan.

"Ini semua dari Zayn. Kami melakukannya, hari ini, dan itu berkali-kali." Rere berteriak kegirangan. "My Zayn, kamu sudah menjadi milikku."

Rere menarik selimut, kembali merebahkan dirinya di atas tempat tidur sembari mengulang ingatan adegan yang terjadi beberapa saat yang lalu.

"Aroma Zayn masih terasa. Mulai sekarang kami akan terus bersama-sama." Rere tersenyum membayangkannya. "Oh, ya, aku harus siap-siap mau pindah besok."

...****************...

Besok harinya, Zayn menjemput simpanannya di rumah sewa. Rere sudah siap dengan semua barang yang akan ia bawa untuk pindah ke apartemen.

"Apa sudah semuanya?" tanya Zayn.

"Sudah. Hanya pakaian, buku dan juga laptopku yang kubawa," jawab Rere.

"Apa tidak ada yang lain?"

Rere menggeleng, "Tidak ada. Semua perabot milik dari yang punya rumah."

Zayn mengangguk kemudian mengangkat koper berisi pakaian dan tas besar berisi koleksi buku dari Rere. Semuanya diletakkan di dalam bagasi mobil.

Zayn membuka pintu, lalu mempersilakan Rere masuk terlebih dulu. Sebuah deringan ponsel menghentikan dirinya untuk sesaat. Zayn mengangkat panggilan telepon yang ternyata dari kekasihnya.

Sembari menelepon, Zayn menoleh ke arah mobil. Kaca mobil diturunkan oleh Rere sehingga ia bisa melihat kekasihnya bicara.

Zayn menunjuk telepon, mengucapkan kata Amel dengan gerakan bibir tanpa suara. Rere hanya tersenyum karena ia dapat mengerti apa yang Zayn ucapkan.

Rere menghela, "Sabar, Rere. Zayn adalah milikmu."

Rere selalu menyakinkan diri bahwa lelaki muda yang membelakangi dirinya, suatu saat memang akan menjadi miliknya.

Zayn memutus sambungan telepon kemudian melangkah menuju mobil. Rere menaikan kaca setelah sang kekasih masuk dan memasang sabuk pengaman.

"Apa Amel baik-baik saja di sana?" tanya Rere.

"Iya, dia baik-baik saja. Sebentar lagi dia akan pulang," kata Zayn.

Rere terdiam mendengarnya, ia menunduk. Jika Amel pulang sebentar lagi, artinya mereka tidak akan lama untuk bersama.

Zayn melirik Rere yang terdiam. Ia tidak jadi untuk menyetir. Sabuk pengaman dibuka dan ia memeluk Rere.

"Kenapa?"

"Apa kamu tidak akan bersamaku? Padahal baru sebentar saja," ucap Rere.

Zayn mengecup puncak kepala simpanannya. "Aku bisa bersamamu asal kita bisa merahasiakan hubungan ini."

Rere menarik diri memandang wajah Zayn. "Benar?"

"Iya, Sayang."

Rere terkesiap, "Coba ulangi lagi."

"Apa?" tanya Zayn.

"Yang tadi," ucap manja Rere.

"Sayang."

Rere tersenyum manis, "Terima kasih."

Zayn menunduk, menyentuh bibir lembut Rere. Sejenak keduanya saling menyesap dan membelit satu sama lain.

"Kita lanjut saat di apartemen," kata Zayn, lalu kembali memasang sabuk pengaman, menghidupkan mesin kemudian berlalu dari sana.

...****************...

"Selamat datang di tempat baru," kata Zayn.

"Bagus sekali apartemennya." Rere tampak takjub melihat-lihat isi apartemen. "Wah! Kamu sengaja menyediakan meja di dekat jendela?"

Zayn mengangguk, "Supaya kamu selalu dapat ide buat menulis."

"Aku lagi punya ide buat menulis kisah kita," kata Rere.

Zayn tersentak, "Cerita tentang kita? Janganlah. Nanti ketahuan lagi kalau kita punya hubungan."

"Pakai nama samaran, Sayang."

"Enggak mau. Cari ide lain saja." Zayn memeluk Rere dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Rere. "Harum."

"Kamu jangan main sosor saja." Rere kegelian.

"Kita lihat kamarnya." Zayn menggendong Rere menuju kamar. Secara spontan kedua tangan Rere berada di leher sang pria. "Buka pintunya."

Rere menekan gagang pintu, sedangkan Zayn mendorongnya dengan kaki agar terbuka lebar. Tubuh Rere dijatuhkan di atas tempat tidur.

"Kita lakukan sekarang?" kata Zayn sembari membuka kaus yang ia kenakan.

Rere mengangguk, "Iya."

Keduanya melepas pakaian. Zayn menarik selimut menutupi tubuh mereka. Jemari tangan Zyan meraih remote, menekan tombol merah agar pendingin ruangan menyala.

Kembali Zyan dan Rere melakukannya. Embusan napas bersatu, kulit keduanya saling mengeluarkan keringat. Suara mereka serak saat menyebut nama lawannya. Zayn mendapat kepuasan, begitu juga Rere.

"Aku lupa pengamannya," kata Zayn.

"Nanti aku akan minum pil pencegah kehamilan," ucap Rere.

Zayn bernapas lega. "Syukurlah, Sayang. Kita tidak bisa menikah."

Kembali lagi Rere dalam kenyataan. Zayn bukan miliknya, tetapi milik orang lain. Seorang wanita yang saat ini tengah berada di luar negeri dan sebentar lagi akan pulang.

"Zayn, apa bedanya aku dan Amel?" tanya Rere.

"Amel cantik, elegan. Seolah kesempurnaan ada padanya. Kalau kamu .... "

Zyan memandang Rere sebelum ia meneruskan ucapannya. "Kamu juga cantik, pintar. Aku suka kamu, kita punya hobi yang sama. Tapi aku tidak memiliki perasaan apa pun. Bukan aku tidak mencoba, Rere." Zayn berkata cepat agar Rere tidak terlalu kecewa. "Aku berusaha untuk menyukaimu sebagai pasangan, tetapi hatiku memilih Amel."

Rere tersenyum, "Jangan diteruskan, Zayn."

Bersambung

Terpopuler

Comments

lili

lili

zayn yg ngomong aku yg nyesek🥺🥺Rere kamu kok bego bgt dibutakan cinta....

2024-11-04

1

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

jadi perempuan kok ya begok bener

2024-12-23

0

Laksmi Amik

Laksmi Amik

cinta boleh bodoh jangan rere

2024-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Simpanan
2 Wanita Seutuhnya
3 Apa bedanya Aku
4 Kesuksesan
5 Kedatangan?
6 Tersakiti
7 Pedih
8 Perusahaan
9 Tidak Tega
10 Ditinggal Pergi
11 Tetap Bersama
12 Nasib Tidak Beruntung
13 Tempat Tersendiri
14 Penuh Kelembutan
15 Lagi-lagi Alvin
16 Cemburukah?
17 Pindah Rumah
18 Membuntuti
19 Terciduk
20 Kembali Menolak
21 Habislah
22 Ingin Mengungkap
23 Kalut
24 Zayn Terdiam
25 Pergi
26 Liburan
27 Permainan Indah
28 Kandas
29 Keputusan Zayn
30 Celaka
31 Merindu
32 Pertunangan
33 Ikhlas
34 Kembali
35 Izin
36 Lupakan
37 Pasangan Kesepian
38 Nah?
39 Kisah Baru
40 Fantasi
41 Menolak Keturunan
42 Cari Solusi
43 Rencana Pagelaran
44 Kendali Sederhana
45 Galeri
46 Tak Ternilai
47 Luka
48 Pelabuhan Terakhir
49 Pembahasan Cinta
50 Hasil Kerja
51 Kabar Baik
52 Tiada Harapan
53 Tersakiti
54 Serba Salah
55 Arsyakayla
56 Poor Amel
57 Rencana Ke Jakarta
58 Bertemu
59 Masa Lalu
60 Hadiah Buat Arsya
61 Masih Menunggu
62 Bolehkan marah?
63 Di Pantai
64 Hasil Memuaskan
65 Observasi
66 Sakit
67 Semua Baik Saja
68 Ujian
69 Rumah Sakit Kanker
70 Meminta Bantuan
71 Diminta Menjauh
72 Jujur
73 Menemui Doni
74 Selalu Ingat
75 Sekarat
76 Tersenyum
77 Pemakaman
78 Warisan
79 Sukses
80 Pernikahan Mantan
81 Jebakan Alvin
82 Obrolan Santai
83 Berbalas Pesan
84 Tarik-ulur
85 Kebersamaan
86 Serius Padamu
87 Sindiran
88 Bimbang
89 Bersekongkol
90 Bertemu Calon Nenek
91 Makan Malam
92 Jadian
93 Makan Malam Keluarga
94 Huft
95 Paris
96 Cinta
97 Pertunangan
98 Tidak Bisa Menahan
99 Prewedding
100 Pernikahan
101 Resepsi
102 Sydney
103 Wisata
104 Kabar Kebahagian
105 Catatan Author
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Menjadi Simpanan
2
Wanita Seutuhnya
3
Apa bedanya Aku
4
Kesuksesan
5
Kedatangan?
6
Tersakiti
7
Pedih
8
Perusahaan
9
Tidak Tega
10
Ditinggal Pergi
11
Tetap Bersama
12
Nasib Tidak Beruntung
13
Tempat Tersendiri
14
Penuh Kelembutan
15
Lagi-lagi Alvin
16
Cemburukah?
17
Pindah Rumah
18
Membuntuti
19
Terciduk
20
Kembali Menolak
21
Habislah
22
Ingin Mengungkap
23
Kalut
24
Zayn Terdiam
25
Pergi
26
Liburan
27
Permainan Indah
28
Kandas
29
Keputusan Zayn
30
Celaka
31
Merindu
32
Pertunangan
33
Ikhlas
34
Kembali
35
Izin
36
Lupakan
37
Pasangan Kesepian
38
Nah?
39
Kisah Baru
40
Fantasi
41
Menolak Keturunan
42
Cari Solusi
43
Rencana Pagelaran
44
Kendali Sederhana
45
Galeri
46
Tak Ternilai
47
Luka
48
Pelabuhan Terakhir
49
Pembahasan Cinta
50
Hasil Kerja
51
Kabar Baik
52
Tiada Harapan
53
Tersakiti
54
Serba Salah
55
Arsyakayla
56
Poor Amel
57
Rencana Ke Jakarta
58
Bertemu
59
Masa Lalu
60
Hadiah Buat Arsya
61
Masih Menunggu
62
Bolehkan marah?
63
Di Pantai
64
Hasil Memuaskan
65
Observasi
66
Sakit
67
Semua Baik Saja
68
Ujian
69
Rumah Sakit Kanker
70
Meminta Bantuan
71
Diminta Menjauh
72
Jujur
73
Menemui Doni
74
Selalu Ingat
75
Sekarat
76
Tersenyum
77
Pemakaman
78
Warisan
79
Sukses
80
Pernikahan Mantan
81
Jebakan Alvin
82
Obrolan Santai
83
Berbalas Pesan
84
Tarik-ulur
85
Kebersamaan
86
Serius Padamu
87
Sindiran
88
Bimbang
89
Bersekongkol
90
Bertemu Calon Nenek
91
Makan Malam
92
Jadian
93
Makan Malam Keluarga
94
Huft
95
Paris
96
Cinta
97
Pertunangan
98
Tidak Bisa Menahan
99
Prewedding
100
Pernikahan
101
Resepsi
102
Sydney
103
Wisata
104
Kabar Kebahagian
105
Catatan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!