Masih Flashback
Seminggu kemudian, Ria kembali mendengar kabar kalau kedua orang tanya tidak bisa diselamatkan. Kondisinya kembali drp dan hanya bisa menangis saat Risma memintanya kembali. Dengan terpaksa, Risma memakamkan kedua orang tuanya tanpa menunggu sang kakak. Hatinya juga resah saat mendengar kalau kakaknya juga dalam keadaan tidak baik-baik saja. Erik mencoba menenangkan istrinya dan berdo’a untuk kesehatan Ria.
“Aku nggak mau kalau harus kehilangan lagi mas” isak Risma yang masih terbayang dengan kepergian orang tuanya.
“Kita do’akan semoga Kak Ria baik-baik saja. Kamu ingat bukan apa kata Kak Willi? Dia bilang kalau Ria hanya butuh istirahat karena kecapekan sehingga Kak Ria drop”
“Semoga Kak willi nggak bohong. Hatiku nggak bilang begitu. Aku merasa sedang terjadi sesuatu sama Kak Ria, tapi aku nggak tahu apa”
“Tenang sayang. Bukankah tadi juga sudah mendengar suara Kak Ria?”
“Iya. Semoga apa yang aku khawatirkan nggak terjadi”
“Amiin”
Berbeda dengan Risma, Ria hanya bisa menangis terus karena merasa bersalah tidak bisa mengantar kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir mereka. Sbagai anak, tentu saja ingin menunjukkan bakti terakhir. Namun apa di kata, kondisi yang dia alami tidak memungkinkan untuk melakukan itu.
“Risma pasti sangat terpuruk sekarang. Jika risma tahu kondisiku, pasti Risma semakin terpuruk” cerita Ria pada William.
“Lalu, kapan kamu akan menceritakan yang sebenarnya pada Risma?”
“Entahlah. Aku rasa setelah aku siap. Mungkin mendekati aku melahirkan”
“Kamu yakin?”
“Sepertinya itu yang terbaik”
Waktu terus bergulir dan usia kandungan Ria sudah masuk ke bulan sembilan. Ria memutuskan untuk pulang dan menceritakan setelah bertemu. Bagaimanapun juga, jika dia ingin menitipkan anaknya pada Risma dan Erik, maka mereka harus tahu cerita sesungguhnya.
“Kamu siap?” tanay William sebelum berangkat mengantarkan Ria pulang ke rumah Ria dan Erik.
“Aku siap” jawa Ria mantap.
Dengan perasaan tak menentu, Ria datang dengan William. Semua tetangga Risma mengira bahwa William adalah suami Ria. Risma terkejut melihat kedatangan kakaknya yang berbadan dua. William selama ini tidak menceritakan apa-apa padanya. Setelah keduanya masuk, Ria menceritakan semua pada adiknya.
“Lalu siapa ayah dia Kak?” tanya Risma terkejut.
“Aku nggak tahu dek” lirih Ria.
“Jangan menekan dia Ris? Kandungan kakakmu lemah” tegur William. Risma terduduk tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Apalagi suaminya juga tidak ada di rumah.
“Ris, tolong maafin kakak ya? Maf kakak sudah mengecewakan kamu. Kakak benar-benar tidak berdaya. Laki-laki itu juga tidak meninggalkan jejak apapun kecuali mereka” Ria mengelus perutnya yang berisi dua calon anaknya.
“Baiklah kak, nanti akan aku diskusikan dengan Mas Erik setelah pulang dari tugas. Kalau Risma, jujur saja sangat senang mendengar permintaan kakak. Tapi kenapa kakak tidak merawatnya sendiri?” ucap Risma setelah Ria mengutarakan permintaannya.
“Aku ingin mereka memiliki status yang jelas. Biarkan mereka tahu kalau kalian ayah dan bundanya. Mereka bisa memanggilku mama”
“Kakak istirahat saja. Lalu kak Willi?”
“Orang-orang mengira aku suami Ria. Hehehehe” William terkekeh saat mendengar bisik-bisik para tetangganya.
Memang anak-anak Anggara itu cantik-cantik, makanya suaminya juga ganteng-ganteng. Itulah salah satu ucapan yang didengar William.
“Terus mau tidur sekamar dengan Kak Ria? Enak saja, mau ini?” tegas Ria sambil menunjukkan kepalan tangannya di depan muka William. Ria terkekeh mengetahui fakta kalau adiknya masih galak seperti dulu. Andai Erik bukan perwira, pasti sudah mundur mengejar Risma yang terkenal dengan sebutan kembang desa galak.
“Nggak Ris. Jangan galak begitu. Mentang-mentang ibu bayangkhari” ledek William sambil memegang pipinya seolah merasakan samsak dari Risma.
“Bagus kalau Kak Willi ngerti” jawab Risma acuh. Risma membantu Ria berdiri dan mengantarkannya ke kamar tamu, sedang William menempati kamar di sebelah Ria. Bagaimanapun juga, Ria tidak ingin kakaknya di cap sebagai wanita yang nggak benar.
Waktu terus berlalu dan Erik juga sudah menyetujui keinginan Ria. Tiba waktunya Ria melahirkan. Kedua anaknya selamat, namun Ria mengalami pendarahan hebat. Dokter sudah berusaha dengan maksimal, bahkan Ria juga sudah menerima donor darah, namun nasib seseorang siapa yang tahu. Tuhan memilih Ria bertemu dengannya. Mungkin agar kehidupan kedua anaknya tidak rancu kedepannya. Segala apa yang terjadi pada garis takdir manusia, pasti ada tujuan tertentu yang ingin Allah sampaikan. Hanya saja kadang manusia yang kurang mengerti akan kode dari sang maha pencipta. Ria kembali pada sang pencipta sehari setelah kelahiran duo R. Sesuai keinginan Ria, dua anak kembarnya menjadi anak Risma dan Erik.
Flashback End.
*****
Risma dan anak-anak sudah berada di rumah keluarga Herlambang. Tri R sedang bermain dengan Gita dan Indra. Sedangkan Risma sedang berada di ruang kerja bersama William.
“Bagaimana kak? Apakah sudah ketemu Siapa Riko Handika Atmaja itu?” Risma bertanya dengan tidak sabar.
“Sudah” ucap William. Dia membacakan semua informasi yang dia dapatkan.
“Apa ada kemungkinan kita menang?” tanya Risma lagi.
“Tenang, meskipun dia adalah orang nomor satu di kota ini dalambidang konstruksi, namun kekuasaannya masih kalah dengan keluarga Herlambang. Terlebih lagi kalau keluarga mendiang suamimu ikut bergabung”
“Kenapa dulu kakak nggak cari siapa laki-laki yang menghamili Kak Ria?” tanya Risma setelah mendengar bahwa kekuasaan keluarga William di atas keluarga Atmaja.
“Dulu kakakmu nggak mau aku cari tahu. Karena menghormati keputusan Ria, jadi aku nggak cari tahu. Saat itu aku santai aja karena aku juga mengharapkan bisa bersanding dengan kakakmu. Tapi sampai Ria tiada, selalu menolak keinginan baik dariku atau orang tuaku yang menginginkan dia menjadi bagian keluarga Herlambang” cerita William dengan sendu. Dalam hatinya masih terpatri indah nama Ria.
“Yang sabar ya kak. Aku yakin pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari Kak Ria”
“Aku nggak yakin bisa membuka hati lagi Ris” jawab William putus asa.
“Belum bisa tepatnya. Meskipun Kak Willi sangat rapat menutup hati, tapi bila saatnya nanti tiba, kakak pasti akan membuka hati lagi. Bisa dengan sengaja atau tanpa sengaja. Karena Allah maha membolak balikkan hati hambaNya”
“Kamu benar. Kakak nggak akan mengunci hati terlalu rapat. Hanya akan menunggu jodoh yang akan Allah berikan pada kakak yang ganteng ini”
“Narsis” ejek Risma lalu tertawa. Tawa Risma menular pada William.
Mereka melanjutkan rundingan membahas cara mempertahankan Rnadi dan Riana. Risma jelas tidak akan sanggup berpisah dari cahaya yang selama ini menerangi hidupnya. Bagi Risma, Randi dan Riana adalah mentari yang menghangatkan dirinya dan suaminya. Sedangkan Rama adalah bintang yang membuat keluarganya semakin indah. Tiga anaknya mempunyai makna tersendiri bagi Risma. Ketiga anaknya pula yang menguatkan dirinya saat kepergian suami juga ayah dari trio R.
“Baiklah. Besok aku akan hubungi Riko untuk mengatur pertemuan kita dengannya. Kalau dia tetap kekeh ingin mengambil duo R, aku siap menjadikannya samsak bernyawa” kesal Risma jika mengingat bagaimana Riko meremehkannya dan mengancam mengambil duo R darinya.
*****
Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.
Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya. Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.
*****
NEXT
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
Ayo William, bantu Risma mempertahankan hak atas Randi dan Riana
Semangat Bunda 👍👍👍
2021-10-15
3
Ariju Ari
lanjut thor up nya
2021-10-02
1
💫Sun love 💫
semoga trio R tidak terpisahkan... . 🤲🤲🤲
2021-10-02
1