Sudah hampir dua bulan sejak pemasangan alat penyadap suara diletakkan Randi di bawah meja kerja papanya. Randi dan Riana baru tahu kalau kamar yang mereka maksud ternyata ruang kerja ayahnya. William terus mamantau setiap waktun senggangnya, namun tetap belum menemukan titik temu tujuan mereka sebenarnya. Randi dan Riana semakin yakin dengan firasatnya karena perlakuan mereka sangat berbeda setelah lebih bebas bertemu dengan mereka. Keluarga Atmaja itu semakin tidak peduli dengan Randi dan Riana saat duo R menginap. Padahal mereka sendiri yang menjempunya, namun setelah sampai di sana, mereka diserahkan pada pengasuh.
William kembali memutar hasi dari penyadap suara hari ini. Karena kesibukannya, dia baru bisa mengecek rekamannya pada malam hari. Penantiannya tidak sia-sia. Akhirnya, mereka membahas tentang dua anak kembar itu.
Isi rekaman.
“Apa kamu sudah bisa mencuri hati dua anak kembarmu itu?” suara laki-laki agak tua, Willam mengenalinya kalau itu suara Ramon, ayah Riko.
“Mereka sangat sulit ditakhlukkan. Wanita itu sangat berpengaruh besar pada mereka. Setiap apa yang akan mereka lakukan, pasti dikait-kaitkan dengan nasehat Risma. Itu membuatku muak” suara Riko terdengar kesal.
“Kita harus lakukan sesuatu. Paling lama adalah tujuh bulan dari sekarang karena hari itu adalah pembacaan ahli waris dari keluarga besar Atmaja” kali ini suara perempuan dan sudah dapat dipastian kalau itu adalah suara Diana, ibu Riko.
“Bagaimana caranya?” tanya Riko frustasi.
“Kamu harus mau bisa mengajak Risma menikah dan menjadikan Randi dan Riana anak kamu di mata hukum. Dengan begitu, kamu menjadi kandidat kuat dan mama yakin satu-satunya” Diana memberi usul.
“Apa bisa jika tanpa menikahi janda itu?” Ramon tidak setuju.
“Dia bisa menceraikannya setelah menjadi ahli waris dari Atmaja. Dan kita bisa memanipulasi agar kembar berada di tangan kita” Diana begitu semangat mengutarakan idenya.
“Ya. Bagaimanapun caraya, anak-anakmu harus berada ditanganmu kalau tidak mau kehilangan warisan kita” Ramon mulai mengerti maksud istrinya.
“Aku setuju. Apa susahnya mengajaknya menikah? Begitu aku menjadi pewaris, aku akan membuat hidupnya seperti di neraka dan dengan sendirinya, dia akan depresi dan hak asuh anak berada di tanganku. Hahahaha”
“Hahahahaaha” tawa mereka terdengar.
William mematikan rekaman itu dan mengetatkan rahangnya. Tangannya mengepal sangat kuat hingga terlihat memutih di buku-buku.
“Kurang ajar” teriak William mengejutkan papa dan mamanya juga kedua saudarinya. Mereka berlari menghampiri ruang kerja William yang memang sedang mematikan mode kedap suara.
“Apa yang terjadi?” Gita tergopoh-gopoh diikuti oleh suami dan dua putrinya. Tanpa permisi, mereka masuk ke ruang kerja William yang memang tidak dikunci.
“Duduklah dan dengarkan percakapan keluarga brengsek itu” kesal William dan memutar kembali rekaman tadi. Semua mendengarkan dengan seksama dan setelah selesai, mereka menjadi sangat marah.
“Kurang ajar keluarga itu. Akan aku ratakan perusahaannya dengan tanah” geram Indra tak kalah marahnya.
“Aku akan siapkan kemungkinan tempat untuk menyembunyikan mereka. Aku akan atur semuanya dan baru kita kumpulkan squad R dan keluarga Permana” putus William. Dia tidak akan bertindak gegabah.
William menghubungi orang kepercayaannya. Dalam waktu yang singkat, diasudah bergabung dengan keluarganya.
“Aku ingin kau membuatkan identitas empat orang ini dan terdaftar secara resmi, secepatnya. Tambahi tahi lalat di muka tapi jangan sama tempatnya. Dan ingat hanya kecil, jangan terlalu besar. Bisa?” William tidak mau membuang waktu lagi.
“Bisa. Mau jadi kapan bos?”
“Lusa paling lambat” jawab William. Kesalahannya menanyakan kapan jadi. Dengan terpaksa harus mengangguk dan pastinya lembur.
“Lalu apa yang akan kita lakukan?” tanya Gita panik, namun sudah ditenangkan oleh duo K.
“Pa, bisa papa hubungi Om Kusumo untuk menerima Risma dan anak-anaknya? Kita titipkan mereka di sana. Aku rasa itu aman” Ramon mengangguk. William juga menghubungi anaknya Kusumo untuk meyakinkan ayahnya. William benar-benar harus bertindak cepat.
“Kita belum bicarakan ini dengan Risma” Katrina menengahi kemurkaan mereka.
“Setelah semua siap, aku akan langsung kabarkan pada Risma. Bahkan Trio R juga harus dengar kalau bundanya dalam bahaya” William berkata dengan gigi yang gemelutuk.
“Sabar Kak” Karina mengelus punggung William menanangkan.
“Papa akan langsung hubungi Kusumo, dan kamu hubungi Reyhan sekarang. Jangan buang waktu” Indra marahnya sudah sampai ubun-ubun. Anggota baru dalam KK nya ada yang ingin mempermainkannya. Jangan harap bisa berhasil.
Ada yang tanya Reyhan. Nih partnya sudah mulai ya Duren Antignya. Oh ya, maaf kalau bunda ganti judulnya, biar matc sama ceritanya.
William sedang menghubngi Reyhan dan Heru menghubungi Kusumo.
“Rey, gue butuh bantuan lo”William to the point.
“Apa yang bisa gue bantu?”
“Lo masih butuh pengasuh buat trio A?”
“Masih. Apa hubungannya dengan pengasuh anak-anakku?” nada heran terdengar dari suara Reyhan.
“Gue mau titip adik gue, dia sama kaya lo, janda anak tiga”
“Lo serius? Yakin anak-anak gue nggak akan bikin ulah sama dia?”
“Mungkin. Tapi aku yakin kalau adik gue bisa mengatasai mereka”
“Ok. Terus?”
“Gue mau menyembunyikan dia dari orang yang akan menyelakainya. Gue jelaskan kalau udah ketemu detailnya. Bisa nggak?”
“Gue harus ngomong dulu sama mama dan papa”
“Papa gue lagi ngomong sama Om Kusumo. Gue butuh penguat dari lo”
“Oke”
“Satu lagi, masakan dia enak” tuut. William menutup telponnya secara sepihak.
Di seberang sana, Reyhan mengumpat kesal pada William yang memutuskan sambungan secara sepihak. Mana tidak mengucapkan terimakasih lagi. William william, nanti kalau Reyhan tidak mau bantu, kalang kabut lho! Eh,
dianya malah santai aja.
Indra sudah kembali dan mengatakan hasilnya.
“Kusumo siap membantu, tapi belum ada keputusan karena harus rapat keluarga dulu”
“Nggak apa-apa. Langkah utama sudah kita lakukan. Rey juga akan ada di pihak kita. Karina, perketat keamanan mereka. Aku serahkan pengamanan padamu. Kita jangan melakukan hal yang mencurigakan. Berbuat seolah-olah
tidak tahu apa-apa. Mengerti?”
“Mengerti”
Rapat dadakan tanpa perencanaan dengan panggilan teriakan William selesai. William kembali termenung di kursi kerjanya. Sedangkan yang lain sudah keluar.
“Setelah kepergian Erik, kenapa justru kamu dapat masalah bertubi-tubi begini sih Ris? Apa kamu terlalu bahagia saat hidup dengan Erik hingga ujian hidupmu ditunda setelah kepergian almarhum?” monolog William.
“Atau Allah terlalu kasihan padamu karena dulu kamu sering ditinggal dinas oleh suamimu? Jadi sekarang Allah merapel ujianmu?”
“Aku yakin kamu kuat seperti dulu saat Erik meninggalkanmu. Dan aku yakin bukan Allah merapel ujianmu, tapi Allah sedang memberikanmu jalan untuk lebih kuat lagi dan naik level selanjutnya. Semoga. Amiin”
William mematikan laptopnya yang sedari tadi menyala, namun sang empu malah sibuk mikir rapelan ujian untuk Risma. Padahal itu bukan urusan dia, tapi urusan Allah. Namanya juga William, bisa-bisanya mikir ujian bisa dirapel. Memangnya absen? Perasaan tadi William marah, kok jadi bahas rapelan. William lagi labil sekarang. Ck. Bunda mau bikin part Duren Antig dulu. William biarin labil aja. Atau mungkin ada sepemikiran dengan William?
*****
Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.
Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya. Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.
*****
NEXT
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
Semakin penasaran....
semangat Bunda 🤗🤗🤗
2021-10-19
4
Ryani
Terima kasih bunda akhir nya munculin Reyhan jg
2021-10-08
2
ama luph endhe
akhirnya reyhan muncul jg...
bunda, boleh ga william wat q biz perhatian bgt truz kereeeeennnn👍👍🤭🤭🤭
2021-10-08
2