JANDA ANTIG 16

Keluarga  Atmaja dan Herlambang bersama dengan keluarga Permana sedang berada di ruang private di cafe milik Risma. Tentu saja Rism ajuga hadir di sana. Riko dan kedua orang tuanya menelan saliva mereka saat berhadapan dengan keluarga Herlambang. Fakta yang tidak banyak orang ketahui adalah keluarga Atmaja bukan orang yang paling ditakuti di kotanya, namun keluarga Herlambang dan ada satu keluarga lagi. Sedang keluarga Permana masih berada di bawah keluarga Atmaja, namun masih menjadi keluarga yang diperhitungkan.

“Tuan William” Riko tercekat memanggil nama orang yang pernah membuat perusahaannya hampir bangkrut karena pegawainya berani bermain curang di proyek pembangunan kantor milik William.

“Kita bertemu lagi Tuan Riko. Kali ini dengan kasus yang berbeda” smirk William membuat ketiga lawannya bergidik.

“Perkenalkan, saya William. Kalian pasti sudah tahu. Dan mereka kedua orang tuaku dan aku yakin kalian juga sudah tahu. Dan mereka berdua adalah keluarga Permana, mertua Risma yang memberikan kasih sayang  penuh

tanpa pamrih pada kedua anak Tuan Riko dan cucu kalian berdua” sinis William. Mengenalkan diri hanya sebagai serangan mentak untuk lawannya yang berani membuat adik kesayangannya cemas akan kehilangan kedua putra dan putrinya.

“Maafkan kami Tuan, kami tidak tahu kalau anda dan keluarga dibalik Risma selama ini” Ramon langsung menyatakan menyerah setelah mendengar kalimat intimidasi dari William. Sebagai pengusaha yang sudah melalang lintang, tentu tahu maksud daru kalimat William. Apalagi mereka sudah merasakan amukan dari William dua tahun yang lalu.

“See” William tertawa mengejek.

“Hahaha, belum juga papa bicara, mereks udah menyerah duluan. Lihatlah sayang, kamu tak perlu khawatir akan kehilangan Randi dan Riana” Indra tertawa sinis dan menatap lembut pada Risma.

“Maafkan anak kami Tuan, Nyonya” Diana merendahkan dirinya demi keselamatan keluarganya.

“Maafkan anak kami yang terburu-buru mengambil sikap. Kami berusaha mencegah niatnya, namun anak kami sangat keras kepala” Diana mengkambing hitamkan anaknya untuk sementara. Sedangkan Riko menatap tak percaya pada mamanya yang menyalahkannya. Ditatap begitu oleh anaknya, Diana memberi kode untuk diam. Dalam benaknya sudah menyusun rencana baru untuk bisa memenuhi ambisinya. Sayangnya kode yang bisa dimengerti Riko tidak bisa dimengerti oleh yang lainnya. Diana merasa lega karena anaknya tahu apa yang dimaksud.

“Jadi?” Gita menaikkan alisnya setelah sekian waktu hanya menjadi pengamat saja.

“Kita selesaikan ini dengan kekeluargaan” Ramon berkata tegas mewakili istri dan juga anaknya.

“Bagaimana Ris?” tanya William memandang Risma. Sedari tadi Risma hanya diam menyimak negosiasi mereka. Risma menghela napasnya sebelum memulai bicara.

“Maafkan Risma  kalau bersikap egois. Secara biologis, memang Anda adalah ayah kandung Randi dan Riana. Namun secara hukum, Randi dan Riana adalah anak saya dan Mas Erik. saya tidak akan menyembunyikan fakta bahwa Randi dan Riana adalah bagian dari keluarga kalian. Saya juga tidak akan menghalangi kalian untuk bertemu atau mengajak pergi mereka. Dengan catatan harus ada ijin atau pemberitahuan terlebih dahulu. Dan yang terpenting, ketersediaan kembar dan kenyamanan mereka menjadi hal yang paling utama di sini. Tidak ada paksaan dan sebagainya” Risma mengakhiri uraiannya dengan kalimat yang tegas. Pasangan Permana tersenyum melihat ketegasan menantunya. Jangan salah, Risma adalah ibu bayangkhari. Melihat kekuasaan di depan mata suda menjadi makanannya sehari-hari. Dia sangat tahu bagaimana cara kerja orang-orang berkuasa bahkan dalam dunia kepolisian sekalipun.

“Baiklah. Kami akan selalu memberitahukan Risma jika hendak bertemu atau mengajak kembar. Kami harap apa yang Risma katakan tidak dipungkiri, begitupun dengan kami. Kami akan menjaga kepercayaan kalian semua” Diana berkata dengan bibir tersenyum seolah menunjukkan bahwa dia dengan lapang menerima keputusan Risma.

“Bagus kalau begitu. Pernyataan Risma dan pernyataan Nyonya Diana telah terekam dengan baik di sini. Jika ada salah satu dari kalian melanggar, maka bisa mengajukan keberatan atau melakukan jalur hukum” Heru menunjukkan ponsel yang sengaja dia gunakan untuk merekam setipa pembicaraan yang berlangsung hari ini.  Meskipun pasangan Permana diam saja, namun langkah cerdas dari mereka membuat pihak Risma lebih unggul.

Sial, aku harus memutar otak untuk bermain cantik dan menguasai dua bocah itu. ~ Diana geram dalam hati.

Kesepakatan dibuat dan Risma tidak perlu lagi merasa cemas kehilangan dua mentarinya. Risma memeluk semu orang setelah kepergian keluarga Atmaja.

“Terimakasih atas dukungan Kak Willi, mama dan papa semuanya” ucap Risma setelah memberikan pelukan satu persatu.

“Sama–sama sayang. Kebahagiaan kamu juga kebahagiaan kami. Sekarang kamu tidak sendiri lagi. Ada dua keluarga yang siap membantu kamu kapan pun. Oh ya, duo K nanyain kamu terus. Kapan bisa main ke rumah mama?” tanya Gita.

“Emm, kapan-kapan deh Ma. Nanti aku lihat skejul dulu. Maaf ya Ma?” jawab Risma tak enak hati.

“Nggak apa-apa sayang. Jangan merasa bersalah. Mama akan memberi pengertia pada duo K. Mereka juga sama dewasa seperti kamu, pasti mau mengerti” hibur Gita.

“Ris, kami pamit dulu ya. Kalau besok kamu sibuk, biarkan anak-anak menginap di rumah mama lagi. Nanti biar mama dan papa yang antar pulang sekalian mengantar sekolah mereka” pamit Resti karena anak-anak sudah pulang dan siap ikut Resti pulang bersama suaminya.

“Lho, anak-anak ikut Mbak Resti?” tanya Gita terkejut.

“Iya Mbak. Dari kemarin sudah telepon Mas Heru terus. Dijanjiin sih sama Mas Heru, jadi ya gitu” Resti malah curhat.

“Kan besok weekend ma” bela Heru.

“Nggak apa-apa mbak. Biar besok saya aja yang jemput dan menginap di sana. Paginya biar menjadi urusan William” Indra memberikan solusi sekaligus ingin bermain dengan cucu-cucunya.

“Bisa di atur. Sekalian aku mau kenalkan cewek yang bakal jad bodyguard Risma hari senin besok”

“Bodyguard?” tanya Risma menatap William.

“Ya. Kami tahu seberapa licik keluarga Atmaja itu. Jangan terpengaruh dengan pencapaian kesepakatan kita hari ini. Kakak sangat yakin kalau keluarga Atmaja akan melakukan sesuatu dengan cara yang sulit kita tebak. Bisa saja mereka bermain cantik dengan mempengaruhi Ria dan Randi” bukan William yang menjawab, tapi Indra.

“Ya, dan aku akan membawa chip yang bisa langsung masuk ke kulit kalian untuk memantau dan memberikan earphone mikro untuk mengetahui dengan siapa saja kalian bicarajuga apa yang kalian bicarakan. Bukan apa-apa. Untuk mengantisipasi hal-halyang tidak diinginkan” tambahWilliam. Risma merasa pening dengan penjelasan

William. Bukan karena dia awam soal IT. Dia sudah sering melihat eraphone mikro yang dipakai suaminya.sekilas memang tidak diketahui, namun jika melihat dengan jeli, akan tahu beda dari tindik dan earphone mikro. Yang Risma pusingkan adalah ternyata masalah mereka dengan Riko bukan selesai, tapi justru baru dimulai.

“Aku percaya sama Kak Willi. Lakukan yang menurut Kak Willi baik. Jangan lupa untuk memberi anak-anak pengertian. Aku nggak mau menjawab pertanyaan anak-anak yang mulai kritis. Oke” pasrah Risma. Dia sangat tahu bahaya apa yang sedang mereka hadapi. Dua nyawa yang harus dijaga. Itu utamanya. Belum lagi  kemungkinan licik ntuk menyakiti orang-orang sekitar. Itu masih prediksi. Sedia payung sebelum hujan. Mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan meskipun harus menggunakan hukum praduga. Yang terpenting adalah tidak terpisah dengan dua anak kembarnya.

*****

Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.

Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya.  Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.

*****

NEXT

*****

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***