Bi Ani menunggu anak-anak Risma yang sedang tertidur di dalam mobil. Mobil dalam keadaan menyala karena anak-anak ada di dalam. Tidak lupa Wiliam meminta satpam untuk berada di dekat mobil selama dia dan Risma ada urusan. Meskipun ada sopir, tapi Wiliam tidak mau ceroboh. Hanya untuk berjaga-jaga saja.
“Selamat datang Tuan Wiliam. Apakah ini wanita yang anda ceritakan tempo hari?” ucap notaris pada Wiliam. Padahal mereka belum duduk, tapi sudah disuguhi oleh pertanyaan.
“Iya Tuan Thomas. Bolehkah kami duduk?” tanya Wiliam dengan tengilnya.
“Oh hahahaha, maafkan saya Tuan Wiliam. Saya belum menyilahkan kalian. Silahkan duduk. Hehehe” Thomas merasa kikuk sekaligus konyol karena kelakuannya.
“Bukan masalah tuan. Basa-basi kadang perlu untuk mencairkan suasana yang canggung” bukan Wiliam yang menjawab, melainkan Risma dengan senyumannya.
“Hahahha, anda benar nona”
Suasana yang awalnya canggung menjadi sedikit mencair karena celutukan Risma.
“Maaf Tuan Thomas” panggil Risma sedikit ragu.
“Jangan ragu memanggil saya. Baiklah, perkenalkan, saya Thomas. Notaris yang mengurus surat tanah milik Tuan Anggara” Thomas bersalaman dengan Risma.
“Bisakah kita langsung pada intinya? Anak-anak saya sedang tertidur di dalam mobil. Jadi saya mau cepat” ucap Risma tanpa basa-basi. Padahal tadi dia sendiri yang bilang kalau basa-basi kadang diperlukan. Perlu digaris bawahi bunda, Risma bilang kadang, jadi sesekali tidak basa-basi juga boleh. Terserah Risma saja, bunda ngikut aja, cuma ngetik ini. Hehehehe.
“Anda tidak sabaran juga ternyata. Baiklah, surat ini atas nama Tuan Samsul Anggara. Namu ada note di dalamnya atas keinginan Tuan Anggara. Ini note-nya. Silahkan nona baca sendiri.
Risma menerima note dari Thomas. Ada goresan tinta dari tangan ayahnya. Sepertinya sengaja Angga cantumkan agar memudahkan anaknya menempati rumahnya.
Teruntuk putri-putriku.
Rumah ini ayah siapkan untuk masa depan kalian. Jika ayah dan ibu tidak bisa menempatinya bersama kalian, ayah harap putri-putri ayah bersedia menempatinya. Ria sayang, jaga adik Risma dengan baik. Ayah yakin kalian akan menjadi saudara yang saling membantu satu sama lain. Apalagi putri sulung ayah sedang berada di kota ini. Kota impian ayah untuk masa depan bersama ibu dan kedua putri ayah. Pesan ayah, jika ayah dan ibu sudah tiada di samping kalian, maka jangan perebutkan rumah ini sebagai warisan dari ayah dan ibu. Tapi jadikan rumah ini adalah tempat berpulang seperti kalian berpulang pada ayah dan ibu. Ingat, sejauh apapun kalian melangkah dan mengarungi dunia, tetap harus ingat untuk pulang ke rumah yang sesungguhnya, yaitu keluarga.
Peluk cinta dan sayang dari ayah dan ibu untuk Ria dan Risma. Kami menyayangi kalian.
Tuan Thomas, alihkan nama rumah ini atas nama putriku yang menemuimu.
Tertanda, Samsul Anggara dan Rika Anggara.
“Risma juga menyayangi ayah dan ibu. Ayah tahu? Ayah sudah punya tiga cucu dan sekarang aku sendiri. Kak Ria sudah tidak ada dan suamiku juga sudah pergi. Hiks hiks. Risma rindu ayah” isak Risma dan memeluk surat dari mendiang ayahnya dengan erat. Setelah membaca surat dari ayahnya, Risma menyimpulkan bahwa ayah dan ibunya pasti sudah mempunyai firasat bahwa mereka tidak akan berumur panjang. Tapi entahlah, takdir tetaplah takdir dan manusia hanya bisa menjalankan nasibnya.
“Ikhlaskan semuanya Ris. Kamu pasti bisa” ucap Wiliam meraih bahu Risma dan membiarkan Risma menyandarkan kepalanya. Thomas menitikkan air mata melihat Risma begitu kehilangan.
“Prediksi saya usia nona belum terlalu matang, tapi sudah harus menerima suratan nasib yang aku rasa agak keras” ucap Thomas sambil menyeka sudut matanya yang berair.
“Entahlah. Saya hanya berharap agar tidak merasa kehilangan lagi setelah ini” lirih Risma.
“Jadi bagaimana?” tanya Wiliam yang tidak ingin Risma berlarut lagi dalam kesedihan.
“Tolong lakukan seperti yang ayah saya inginkan” ucap Rismadan menyerahkan surat itu pada Thomas untuk di baca. Risma yakin Thomas belum membacanya karena dia menerima surat dalam keadaan tersegel.
Thomas menerimanya dan membaca setiap kata demi kata hingga dia bisa merasakan betapa besarnya kasih sayang orang tua wanita ini. Namun dia tersenyum saat membaca tulisan terakhir dalam surat itu. Thomas mendongak dan memandang Risma dengan lekat.
“Akan saya lakukan dan anda hanya terima jadi. Bagaimana?”
“Lalu masalah harga?” tanya Risma. Dia ingin menyisihkannya agar tidak terpakai oleh keperluan yang lainnya.
“Anda tidak perlu khawatir. Anggap saja ini pemberian terkahirku pada mendiang sahabatku, Samsul Anggara.
Ya, tidak ada suatu kepercayaan tanpa sebab. Jika dipikir lebih dalam, bisa saja Thomas melakukan tindakan penipuan melihat rumah tanah itu dia yang pegang. Kembali pada sebabnya, Anggara tidak mungkin mempercayakan rumah masa depannya pada sembarang orang dan ternyata mereka adalah sahabat.
“Terimakasih Tuan Thomas” ucap Risma dan berdiri memberi penghormatan pada sahabat ayahnya.
“Bukan apa-apa. Jangan panggil tuan, panggil saja om. Jika perlu apa-apa, jangan sungkan untuk meminta bantuan. Ingat, kamu tidak sendiri. Ada saya dan juga Tuan Wiliam di sampingmu”
Kepentingan mereka akhirnya selesai dan Risma cepat-cepat mengakhirinya karena mengingat anak-anaknya berada di dalam mobil. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih duapuluh menit, mereka tiba di rumah minimalis dua lantai.
“Rumahnya bagus. Ayah Risma sangat pintar memilih rumah” ucap Wiliam begitu dia turun dari mobil.
“Sayang, ayo bangun. Kita sudah sampai rumah. Mau lihat-lihat rumah barunya nggak?” ajak Risma agar anak-anaknya segera bangun.
“Yumah bayu? Yumah kita?” tanya balita itu masih dengan mata terpejam. Risma terkekeh melihat polah Rama.
“Iya sayang. Rumah baru kita. Abang dan kakak nggak mau bangun?” goda Risma yang sudah menggendong Rama.
“Iya bunda. Kita bangun” jawab Randi dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.
“Woah, lihat Ri, ada ayuanannya. Ayo kita main ayunan” teriak Randi. Ngantuknya hilang begitu saja saat melihat ayunan. Risma tersenyum melihat ada ayunan di rumah baru.
“Ayah tidak pernah lupa kalau aku dan Kak Ria sangat menyukai ayunan”
“Pasti. Dan lihatlah sekarang. Kedua anak kembarmu itu juga sangat menyukai ayunan” ucap Wiliam.
Wiliam dibantu Risma dan Bi Ani beserta sopir memasukkan koper dan lain-lainnya. Sementara anak-anak main ayunan dengan pelan.rama masih belum begitu bisa jika diayun kencang. Pegangannya belum terlalu kuat. Berbeda dengan Randi dan Riana.
“Aku keluar sebentar. Kamu istirahat dulu, aku belikan makanan buat semuanya. Setelah lelahmu hilang, kita belanja” pamit Wiliam dan ternyata anak-anaknya ikut kembali naik mobil bersama Wiliam.
“Om Wil, Randi ikut” teriak Randi dan langsung turun dari ayunan.
“Yama duda, Yama duda” teriak balita itu, namun sayangnya dia tidak bisa turun sendiri.
“Sini turun bareng kakak. Kakak juga mau ikut om Wil” Riana menurunkan Rama dengan hati-hati. Wiliam tersenyum melihat kasih sayang Riana pada Rama.
“Baiklah, silahkan masuk-masuk tuan-tuan dan nona” ucap Wiliam menunduk.
“Ris, anak-anak ikut denganku” teriak Wiliam dari luar. Risma yang lelah hanya diam tanpaberniat menjawab Wiliam. Toh sudah sering seperti itu. Wiliam tidak akan menunggu dirinya mengatakan setuju. Asal anak-anaknya mau, tanpa persetujuan dari Rismapun, mereka akan tetap pergi. Bahkan dulu saat masih ada suaminya, justru suaminya itu akan senang karena hanya tinggal mereka berdua. Biasalah otaknya sang suami, nggak jauh kan dari urusan manja dan mesra. Apalagi dulu Erik jarang sekali di urmah karena tugas negara. Alhasil, kesempatan itu akan Eri manfaatkan untuk melepas rindu dengan sang istri tercinta.
*****
Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.
Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya. Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.
*****
NEXT
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Siti Masruroh
iy thor dulu aku jg punya sahabat kayak om wil tp setelah menikah kita jd pisah 🥺🥺
2023-04-02
0
Rinjani
alhamdulillah ada teman kakak William teman kak Ria..tp kenapa yaa gak dtg apa ????
2023-03-21
0
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
Rindu Ayah juga 😭😭😭
2021-10-13
2