Masih flashback versi Riko.
Berbagai cara Riko lakukan untuk menjerat Ria dalam pesonanya.
“Ri, kamu dipanggil Pak Ardi ke ruangannya” salah satu temannya memberitahu Ria yang sedang mengerjakan
laporan.
“Baiklah” Ria membawa laporan yang sudah siap untuk diberikan pada Ardi.
“Maaf pak, bolehkah saya masuk?” Ria meminta ijin pada Ardi.
“Silahkan. Dari Accounting time A?” tanya Ardi pura-pura tidak tahu.
“Iya pak”
“Masuklah”
Ria masuk dan langsung duduk di depan Ardi karena Ardi telah menunjuk kursi di depannya.
“Ini pak laporannya” Ria menyerahkan laporan yang dia bawa. Ardi menekan interkom ke ruangan Riko tanpa sepengetahuan Ria. Ardi masih memeriksa laporan yang dibawa Ria. Tak lama dari itu, Riko masuk dengan berkas ditangannya.
“Ar, kamu periksa lagi ya proyek ini? Setelah itu kembalikan padaku” Riko berlagak didepan Ria.
“Eh, ada Ana. Gimana kabarnya?” Riko menyapa Ria.
“Baik pak” Ria menjawab dengan lembut.
“Kamu ada acara siang ini? Mau makan bareng?” ajak Riko mencoba peruntungan. Andai yang diajak bukan Ria, pasti akan langsung diiyakan.
“Maaf pak. Saya sudah ada janji dengan teman-teman yang lain” tolak Ria lembut. Dia tidak ingin melukai perasaan Riko.
“Tidak apa-apa. Lain kali pasti bisa” ada raut kecewa di wajah Riko. Namun dia tidak ingin memaksa dan membuat Ria semakin menjauhinya.
Trik-trik yang lain juga Riko lakukan dengan atau tanpa bantuan Ardi. Riko frustasi karena sudah satu tahun mencoba, namun tidak ada peningkatan. Apalagi Ria terlihat dengan laki-laki yang menjadi sahabat Ria. Dia adalah William. Riko tidak tahu apa hubungan Ria dengan William. Fantasi liar Riko sudah berkelana membayangkan kisah bercintanya dengan Ria.
Ria meminta cuti saat Risma menikah dengan Erik. hanya tiga hari Ria di desa dan kembali lagi ke kota untuk bekerja. Hubungan Riko dan Ria masih stug karena Ria semakin dekat dengan William.
Dua tahun berlalu, tepatnya tiga tahun Riko mengejar Ria untuk naik ke atas ranjangnya. Namun tida ada hasilnya.
“Ardi, kita lakukan sesuai rencana yang sudah kita susun” putus Riko.
“Baik Tuan”
Ardi mulai memantau Ria. Saat Ria hendak pulang menuju halte, Ardi menjalankan rencana. Dia membius Ria dan membawanya ke hotel yang sudah dia siapkan. Riko sudah menunggu di sana setelah mendapat
kabar dari Ardi.
“Bagus. Bulan ini, aku akan kasih bonus 50% dari gajimu” Riko tertawa bahagia.
“Akhirnya, kamu akan menikmati malam bersamaku”
Kilatan gairan di mata Riko sudah membara. Dengan kasar dia membuka jas dan kemejanya juga celana yang dia kenakan. Tinggallah boxer saja yang melekat di badan Riko. Riko mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Ria. Cup.
“Manis” Riko tersenyum memandang yang membuat siapa saja memandangnya merasakan kesejukan.
“Maafkan aku ya Ana. Salah kamu sendiri jual mahal padaku”
Riko memulai aksinya mulai dari mencumbu hingga mensetubuhi Ria. Hanya kenikmatan seorang diri yang Riko rasakan. Gadis perawan pertama yang Riko jamah sejauh ini. Tidak ada penyesalan dari Riko. Dan dia melakukan sebanyak empat kali pelepasan dan meninggalkan Ria begitu saja.
Riko berangkat ke kantor tanpa menunggu Ria bangun. Riko tidak tahu kalau hari itu adalah hari terakhir dia bertemu dengan Ria.
Flashback Riko end.
Lanjutan kisah Ria setelah kepergian Riko.
Keesokan harinya, Ria bangun dan mendapati tubuhnya tanpa sehelai benang.
“Astaghfirullah. Apa yang terjadi?” Ria mengingat kejadian saat dia dibius. Dan setelah itu tidak mengingat apa-apa lagi.
“Ya Allah, apa yang terjadi?” resah Ria. Dia mencoba bangkit dan merasakan perih di daerah kewanitaannya. Ria seketika menjadi panik.
“Apa aku diperkosa?” tebak Ria. Dia mencoba mencari petunjuk dan ada bercak darah di seprai. Seketika, Ria luruh ke lantai. Dia juga melihat banyak jejak pria yang Ria tidak tahu siapa. Air matanya seketika langsung luruh mendapati dirinya tidak suci lagi.
“Bagaimana aku akan kembali? Aku sudah tidak punya harga diri lagi di depan ayah dan ibu” ratap Ria dalam tangisnya.
Dengan langkah tertatih, dia membersihkan diri dan mamakai kembali pakaian yang dia kenakan kemarin. Untung saja pakaiannya tidak disobek sehingga masih bisa dikenakan kembali. Sebelum pergi, Ria melepas seprai dan menaruh di tempat kotor. Ria menghubungi William untuk menjemputnya.
William diam saja saat melihat mata sembab Ria. Dia mengantarkan Ria ke kontrakannya.
“Will, kamu tunggu dulu ya? Aku akan beres-beres dulu” William hanya diam dan menyimpan semua pertanyaan yang ada dibenaknya.
Ria kembali dengan membawa tas berisi barang-barangnya.
“Will, bantu aku pergi dari sini, tapi jangan pulang ya?” pinta Ria.
“Kenapa?” tanya Willian yang sudah tidak bisa dibendung lagi.
Hiks hiks hiks. Ria malah menangis karena sudah tidak lagi mampu membendung kesedihannya. William merengkuh tubuh Ria ke dalam pelukannya.
“Kita pergi. Aku janji. Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu?” William bertanya dengan hati-hati.
“Akan aku kirim surat resignku” jawab Ria dengan isakannya.
“Baiklah. mau pergi ke mana?”
“Ke mana aja Will. Asal jauh dari kota ini dan desa” isakan Ria masih terdengar.
“Baiklah. Pakai sabuknya, aku akan bawa kamu ke villa Herlambang di pinggiran kota. Tinggalkan ponselmu kalau kamu memang ingin kabur” William sudah menebak kalau Ria ingin melarikan diri. Hanya saja dia tidak tahu apa alasannya.
Ria membuka ponselnya dan membuang kartu serta mengosongkan folder dan memori yang ada. Ria memanggil anak muda yang sedang berjalan di sekitarnya. Dia memberikan ponselnya dengan cuma-cuma. tentu saja pemuda itu bahagia karena tanpa Ria tahu, pemuda itu berasal dari golongan orang sederhana. Punya ponsel adalah impiannya tentu saja hanya tinggal impian. Bisa membayar uang sekolah saja sudah syukur.
William membawa Ria dengan mobilnya ke pinggir kota. Butuh waktu kurang lebih empat jam untuk tiba di villa keluarga Herlambang. Sisa uang yang ada di tabungannya sudah dia tarik sebelum mengambil barang-barangnya tadi.
“Sementara kamu tinggal di sini. Jika sudah punya rencana lain, tolong beri tahu aku. Kalau kamu belum siap bercerita, aku siap menunggu kamu sampai siap kapanpun itu” Ria hanya mngangguk mendengarkan. Sesekali dia mngusap air matanya yang tak kunjung berhenti mengalir.
“Tolong, jangan menangis terus. Aku nggak tahu harus bagaimana menghiburmu” lirih William. Melihat wanita yang dicintainya menangis terus, tentu saja membuat hati William perih. Namun mau bagaimana kalau sang empunya belum mau cerita.
“Terimakasih Will. Besok tolong kirimkan surat resignku ya? Please” Ria memohon dengan imutnya. William menahan tawa karena Ria semakin imut dengan mata dan hidung yang merah.
“Jangan ketawa Will” tegur Ria kesal.
“Hehehe, kamu lucu tahu” William mencubit hidung Ria dan membuatnya semakin memerah.
“Sakit Will” rengek Ria. William tersenyum. Setidaknya, Rianya sudah kembali manja.
“Masuklah. Kamu pasti lelah. Istirahatlah. Aku akan memanggil art yang biasa mengurus rumah ini. Setelah makanan siap, aku akan memanggilmu” Ria mengangguk. Badannya sudah lelah, pun dengan hatinya. Mandi dengan berendam mungkin akan merilekskan tubuhnya. Dia juga butuh tidur untuk sekedar melupakan masalahnya.
*****
Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.
Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya. Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.
*****
NEXT
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
Riko..... kamu lelaki jahat 🤧🤧🤧🤧
2021-10-15
3
ama luph endhe
jaga kesehatan bun n tetap semangat💪💪
d tunggu kelanjutan ceritanya ☺☺☺
2021-09-18
1
Ariju Ari
lanjut thor biar up nya banyak
2021-09-18
1