Riko datang ke cafe dengan sebuah amplop berwarna cokelat. Dia menghampiri kasir untuk bertanya.
“Saya ingin bertemu dengan nyonya Risma. Apakah bisa?”
“Saya hubungkan dulu. Maaf dengan siapa?”
“Saya Riko, Riko Handika Atmaja”
“Tu tuan Riko?” Mita langsung gugup saat Riko menyebut nama panjangnya. Mita yang sudah lama tinggal dan lahir di kota ini, tentu sangat tahu siapa Riko.
“Kenapa?” Riko menyeringai melihat kegugupan Mita.
“Tidak apa-apa tuan” Mita sudah bisa mengatasi ketekejutannya.
Mita menghubungi Risma dari telepon internal. Setelah berbincang, Mita kembali fokus pada Riko.
“Beliau akan segera turun. Silahkan tuan duduk di tempat yang nyaman”
Riko meninggalkan Mita tanpa menjawab apapun. Dia duduk menunggu Risma dengan kaki kanan ditumpukan pada paha kaki kiri. Gaya seorang bos besar yang biasa ditemui di sinetron. Risma yang sudah turun menggelengkan kepalanya melihat tingkah arogan Riko yang tak tahu tempat.
“Tuan mencari saya?” sapa Risma yang awalnya tidak tahu yang mana yang bernama Riko itu. Setelah bertanya pada Mita, dia jadi tahu kalau pria yang mirip dengan putra dan putrinya itu adalah Riko.
“Iya” Riko menjawab singkat.
“Saya ingin membahas si kembar itu. Bisa?” arogansinya semakin terlihat.
“Baiklah. Ikut saya” Risma berjalan terlebih dahulu sekaligus sebagai penunjuk jalan. Dia masuk ke sebuah ruang yang tidak terlalu besar, tapi cukup untuk lima sampai enam orang.
“Silahkan duduk” Risma menyilahkan setelah dirinya sendiri sudah duduk di sofa.
“Lihatlah ini baik-baik” Riko menyerahkan amplop cokelat yang tadi dia bawa. Risma mengerutkan dahinya dan melihat amplop itu dengan seksama. Tertera nama rumah sakit di sana. Risma membuka karena rasa pebnasaran dan kebingungan yang menjadi satu.
“Riko Handika Atmaja adalah ayah biologis dari Randi Anggara Permana dengan kecocokan 99,7%. Riko Handika Atmaja adalah ayah biologis dari Riana Anggara Permana dengan kecocokan 99,8%” Risma membaca berulang-ulang kalimat terkahir dari kertas yang dia pegang.
“Kamu?” suara Risma tercekat kala ketakutan yang selama ini dia rasakan terbukti.
“Bagaimana bisa?” wajahnya sudah pucat pasi. Bayangan akan kehilangan duo R sudah terbayang-bayang dimatanya. Tanpa dia sadari, air matanya mengalir. Mereka tidak tahu kalau ada trio R yang sedang bersembunyi dibalik sofa. Entah apa yang mereka lakukan, tapi saat Risma dan Riko masuk, meeka sudah ada di sana. Karena
tidak ingin mengganggu keduanya, mereka memilih tetap bersembunyi.
“Ini buktinya. Seingatku, kamu bukan wanita yang kugauli malam itu, bagaimana bisa si kembar menjadi anakmu?” Riko menatap sinis Risma.
“Apa maksudmu? Randi dan Riana adalah anakku. Sampai kapanpun mereka adalah anakku” teriak Risma tak terima dengan ucapan sinis Riko.
“Dia putra dan putriku. Artinya dia bukan anak-anakmu” tekan Riko.
“Siapa kamu sampai harus menghakimi Randi dan Riana seperti itu. Dengan tanganku ini, aku menimang mereka saat baru lahir. Dengan tanganku ini aku menidurkan mereka setiap hari. Dengan keringat dan kasih sayangku dan suamiku mereka tumbuh. Siapa kamu berani mengatakan mereka bukan anakku hah?” Risma berkata dengan menggebu-gebu. Randi dan Riana meneteskan air matanya melihat bagaimana sang ibunda membela mereka. Tapi mereka juga penasaran dengan apa yang mereka katakan.
“Cih, nggak usah drama. Ini bukti konkret kalau mereka anakku” Riko tak mau kalah dengan Risma.
Risma menghela napasnya dan mencoba menurunkan egonya.
Mungkin ini saatnya aku tahu apa yang terjadi pada Kak Ria. ~ Risma bermonolog dalam hatinya.
“Baiklah. Kamu menang. Randi dan Riana memang anak kandungku” Risma berkata lirih. Trio R begitu terkejut mendengar ucapan Risma.
Aku bukan anak kandung bunda? Tapi kasih sayang bunda tak pernah berbeda. ~ Randi terkejut mendengar pengakuan Risma.
Aku bukan putri bunda. Tapi bunda bilang aku adalah princes satu-satunya. ~ Riana juga terkejut.
Rama memandang kedua kakak kembarnya bergantian. Rama memeluk keduanya seolah menguatkan bahwa semua akan baik-baik saja.
“Mereka anak dari mendiang kakakku, Mariana Anggara” lirih Risma. Riko masih diam mendengarkan. Kesempatannya untuk tahu gadis yang selama ini dia cari.
“Sebelum Kak Ria meninggal, dia menitipkan Randi dan Riana padaku dan suamiku. Kami mengasuhnya seperti anak sendiri. Mereka adalah permata bagi kami. Di usia pernikahan kami yang sudah tiga tahun, namun belum juga memiliki anak. Mereka datang sebagai penerang rumah tangga kami. Rumah yang dulunya hening dan hanya ada suara kami, menjadi riuh oleh tangis keduanya. Bagi kami, mereka tetap putra dan putri sulung keluarga Anggara dan Permana. Empat tahun usia mereka, Rama lahir dan kami tidak membedakan mereka. Mereka tetap anak kami. Randi, Riana dan Rama adalah anak dari pasangan Putri Kharisma Anggara dengan Erik Alfan Permana. Tidak ada seorang pun yang bisa mengubah itu termasuk kamu” Risma berkata dengan tegas setelah menceritakan siapa kembar sebenarnya.
“Tapi aku adalah ayah kandungnya” Riko tak kalah tegas.
“Kamu hanya punya hak sebagai ayah biologisnya. Tidak punya hak yang lain. Jika kamu ke sini berharap bisa membawa mereka dariku dengan surat DNA ini, kamu salah besar. Mereka akan tetap bersamaku” Risma menatap tajam mata elang Riko.
“Kita lihat saja nanti. Sepertinya kamu belum tahu siapa aku” angkuh Riko.
“Aku tak peduli siapa kamu. Sampai kapanpun, aku akan tetap mempertahankan Randi dan Riana karena mereka adalah anak-anakku. Bahkan kalaupun aku harus melindungi mereka dengan nyawa sekalipun” Risma tidak takut dengan keangkuhan yang Riko perlihatkan.
“Kita lihat seberapa tangguhnya kamu” sinis Riko. Risma menatap tajam Riko tanpa takut.
“Apapun yang akan kamu lakukan, aku tak akan pernah mundur”
Riko berlalu tanpa menjawab perkataan Risma yang terakhir. Dia pergi meninggalkan amplop cokelat yang berisi hasil DNA Randi dan Riana. Air mata Risma luruh setelah sekian lama menahannya di depan Riko.
“Hiks hiks, Randi, Riana, bunda sayang kalian. Bunda nggak ingin kehilangan kalian” Risma meremas amplop cokelat itu. Dia meraih ponselnya dan menghubngi seseorang.
Mode telepon.
“Halo kak, Risma butuh kakak sekarang. Hiks hiks hiks”
“Kamu kenapa Ris? Kenapa menangis? Kak Willi akan segera ke sana”
Mode telepon end.
Ya, yang dihubungi Risma adalah Willi. Risma terus menangisi fakta yang sedari dulu mereka sembunyikan. Bukan niat untuk menyembunyikan selamanya, namun usia kembar belum cukup untuk tahu yang sebenarnya.
“Hiks hiks, Bunda nggak ingin kalian pergi” trio R ikut terisak mendengar tangisan pilu bundanya. Mereka keluar dari persembunyiannya dan memeluk Risma. Risma terkejut mendapat pelukan dadakan dari ketiga anaknya.
“Ka ka kalian ada di sini?” tanya Risma terbata. Dia mengisap kasar air matanya.
“Iya bunda maaf. Kami tadi sembunyi dan mendengar semuanya” ucap Rama jujur.
“Ya Tuhan, apa lagi ini?” erang Risma frustasi.
“Apa apa kalian sudah tahu?” tanya Risma takut. Dia takut kembar tidak menerima kenyataan dan berakhir membencinya.
“Kami tahu bunda. Kami sayang bunda dan akan terus menjadi anak bunda. Bolehkan?” tanya Randi dan diangguki Riana.
“Tentu sayang. Kalian anak-anak bunda sampai kapanpun. Huhuhuhu” tangis haru seketika pecah. Risma tak lagi berlagak sok kuat di depan anak-anaknya. Dengan Randi dan Riana tetap berada di sisinya, itu sudah lebih dari cukup.
“Kami sayang bunda” trio R juga ikut menangis tersedu.
Tangisan itu berlangsung cukup lama. Setelah melepaskan ebabn, Risma mengurai pelukannya dengan anak-anak. Dia memandang Randi dan Riana secara bergantian.
“Kalian nggak marah sama bunda setelah tahu yang sebenarnya?”
“Tidak bunda. Kami sayang bunda” Randi menjawab dengan sesunggukan.
“Kami tahu bunda juga sayang kami tanpa syarat” Riana juga sesunggukan.
“Bunda sayang kalian. Sayang, jika nanti bunda tidak bisa mempertahankan kalain tetap di sini bunda, bunda mohon jangan benci bunda ya?” Risma memohon karena dia tidak tahu seberapa kuat musuhnya kali ini.
“Randi dan Riana akan ikut berjuang bersama bunda. Pria yang mengaku sebagai ayah kandung kami tidak akan bisa membawa kami dari bunda” Randi menguatkan bundanya.
“Riana juga tidak akan membiarkan dia memisahkan kita bunda”
“Bunda sayang kalian sampai kapanpun. Meskipun kalian tidak keluar dari perut bunda, tapi bagi bunda, kalian tetap kakak kembar dari Rama” mereka kembali berpelukan. Kali ini mereka berpelukan dengan tersenyum saling menguatkan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
*****
Ketemu lagi sama bunda di novel DUREN ANTIG. Novel ini selow update seperti novel-novel sebelumnya. Bagi readers baru yang belum membaca novel bunda sebelumnya, boleh dikepoin dengan klik profil dan pilih novel yang ingin dibaca. Ada PERNIKAHAN DADAKAN, OH SUAMIKU dan TUAN MUDA NYANTRI NONA MUDA JADI BU NYAI.
Jangan lupa untuk Like, Komentar, Vote, Beri Hadiah dan Rating Bintang limanya. Terimakasih karena sudah bersedia mampir. Salam sayang dari bunda untuk readers semua.
*****
NEXT
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
Semoga Risma kuat menjalani semua.
🤧🤧🤧🤧
2021-10-15
5
Momy
akhh Bundaaaa aku 😭😭😭😭😭😭
2021-10-03
4
ama luph endhe
ooooh... bkn anak risma, dpkir anaknya🤭🤭🤭
semangat bnda💪💪
2021-09-16
2