Setelah Bryan pulang Desy memeriksa keadaan Nindy, sekarang Nindy sedang tidur di atas ranjangnya
Di tatapnya wajah lelah Nindy dengan mata sembab karena terus menangis, Desy mengusap lembut rambut anaknya dikecup keningnya
Desy berpikir kenapa nasib Nindy sangat tidak beruntung bagaimana Nindy kedepannya apa dia akan melupakan kejadian itu atau malah akan meratapinya seperti sekarang mengingat itu Desy menangis tersedu.
" Bu, ibu kenapa?" tanya Nindy yang baru saja bangun dari tidurnya
" GK apa apa, kamu belum makan ibu suapin ya" jawab Desy dan Nindy hanya mengangguk
" Maafin Nindy ya Bu Nindy cuma nyusahin ibu, Nindy selalu membuat Onar di sekolah mungkin ini balasan karena ulah Nindy yang selalu bikin ibu malu" ucap Nindy seraya menunduk dengan bercucuran air mata
"Gak sayang kamu anak baik, dengerin ibu kamu harus berusaha lupain ini demi ibu kamu harus hidup seperti dulu Nindy yang ceria yang selalu penuh semangat, ibu sedih kalo kamu kayak gini" ucap Desy menangkup wajah anaknya
" Nindy akan usahain Bu, ibu harus janji selalu ada buat Nindy jangan tinggalin Nindy apapun yang terjadi" ucap Nindy lalu memeluk ibunya mereka menangis sambil berpelukan
Setelah menyuapi Nindy kini Desy tidur di kamar Nindy, saat sedang terlelap tidur Desy di kejutkan dengan teriakkan Nindy
Rupanya Nindy mengigau dia terus berteriak dan menendang nendang kakinya serta tangan yang dibuat seperti sedang menangkis sesuatu
"Lepas..... lepas.... lepas.. jangaaannnn" teriak Nindy hingga terbangun
" Sayang ini minum dulu" ucap Desy memberi segelas air
" Maaf.. aku membangunkan ibu ya" ucap Nindy lirih
" Tidak ibu tadi haus, ayo tidur lagi" Desy berbohong
Matahari terbit hari sudah pagi Nindy bangun mencari ibunya, ternyata ibunya sedang memasak di dapur. Nindy menghampiri ibunya dan duduk di meja makan sambil meneguk segelas air
" Kenapa ibu GK bangunin aku?" ucap Nindy
" Ibu pikir kamu gak sekolah, kamu sudah baikan" jawab Desy
" Sekolah Bu, aku udah baikan lagian murung terus juga gak ada gunanya ya kan? semua sudah terjadi aku hanya harus hati hati kedepannya" ucap Nindy tersenyum manis
" Kamu anak hebat nak, semoga ada kebahagiaan kedepannya buat kamu" ucap Desy merangkul anaknya
Sebenarnya Nindy hanya berusaha tegar di hadapan ibunya, siapa yang bisa lupa kejadian memalukan di lecehkan banyak pria tidak di kenal membuat Nindy trauma akan pria. Tapi demi ibunya dia berusaha tegar dan berusaha melupakannya
" Aku berangkat sekolah dulu ya Bu" pamit Nindy lalu mencium tangan ibunya
" Kamu berangkat sama siapa kan motor mu di bengkel" ucap Desy membuat Nindy terdiam di ambang pintu
"Iya Bu Nindy lupa" lirih Nindy kembali masuk ke rumah karena takut naik kendaraan umum
tiiidd tiiddd tiiddd
"Siapa itu" tanya Desy seraya keluar dari rumah
"Selamat pagi Tan.. saya mau jemput Nindy" ucap Bryan di sambut senyuman oleh Desy
" Masuk dulu nak sarapan dulu" ajak Desy
"Gak usah Tan, kita langsung berangkat aja" ucap Bryan
"Ya sudah hati hati" ujar Desy
setelah Bryan dan Nindy menyalaminya
Di perjalanan tidak ada yang berbicara hening hanya suara bising kendaraan yang terdengar, Bryan melihat sekilas wajah Nindy dari pantulan kaca spion
" Lo tidur ya?" tanya Bryan mencairkan suasana
" Enggak, pertanyaan Lo aneh" ucap Nindy
" Abis Lo diem Mulu gue kira tidur, gue cuma takut iler Lo nempel di baju gue" kata Bryan
" Lo ngelucu ya? tapi GK lucu" kata Nindy seraya menjulurkan lidahnya
Bryan kembali menatap wajah Nindy dari kaca spion, wajah cantik Nindy yang biasanya selalu ceria kini terlihat menyimpan kesedihan yang berusaha ia tutupi
Bryan merasa ada perasaan aneh di hatinya entah itu perasaan kagum, suka atau apa yang jelas dia merasakan sesuatu yang susah di jelaskan
kini mereka tiba di depan gerbang sekolah
"Stop stop.... gue bilang udah sampai disini" ucap Nindy mengguncang bahu Bryan
" Emang kenapa sih? Lo GK mau sampe dalem?" tanya Bryan seraya berhenti
" Gue malu kalo ketauan berangkat sama Lo, Lo jelek" jawab Nindy menjulurkan lidahnya seraya berlari dan tertawa
Bryan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Nindy, tapi dia senang Nindy bisa tertawa berarti dia sudah tidak terpuruk seperti kemarin
Nindy berlari ke kelasnya di lorong dia melihat seseorang dengan sweater yang di pakai salah satu pria yang melecehkan nya kemarin..
Nindy mundur perlahan pria itu memandang Nindy dari kejauhan, Nindy tidak bisa melihat wajahnya karena dia pake masker dan penutup kepala. Nindy benar benar ketakutan dia terus berjalan mundur
Tiba tiba pria itu berdiri dari duduknya membuat Nindy menjerit, Bryan yang baru saja masuk terkejut di tabrak oleh Nindy yang berjalan mundur seraya berteriak
Mereka pun jatuh hingga terduduk dengan Nindy yang sedang menutupi wajahnya karena ketakutan
Sekarang dia menangis sesenggukan, Bryan memeluk Nindy dari belakang meski Nindy berontak dia terus memeluknya
Untung sekolah masih lumayan sepi dan lorong yang dilewati Nindy menuju kelasnya jarang di lewati siswa lain
"Hey hey... tenang ini gue Bryan, Lo kenapa?" ujar Bryan masih memeluk Bryan
Mendengar nama Bryan Nindy pun perlahan membuka matanya, dia yang ketakutan segera memeluk Bryan
" Tadi gue liat salah seorang bajingan pake sweater yang kemaren" ucap Nindy dengan tangis sesegukan
" Dimana? GK ada nin? apa Lo tau wajah dia kayak gimana?" ujar Bryan membuat Nindy menggelengkan kepalanya
" Kalo cuma sweater banyak nin yang sama, Lo cuma parno" lanjut Bryan
"Enggak Bryan dia kayak senyum gitu sama gue , ngawasin gue" jawab Nindy
" Udah udah... sekarang Lo tenang dulu, apa Lo mau gue anterin balik?" tanya Bryan
" GK usah Bryan gue GK mau ibu kepikiran jangan omongin masalah ini ke ibu ya" pinta Nindy dan Bryan pun mengangguk
" Bryan gue mau ke toilet anterin ya?" ucap Nindy seraya mengelap air mata dan ingusnya
" Lo yakin mau gue anterin? Lo GK takut gue apa apain?" tanya Bryan menggoda Nindy
" Udah deh Bryan gue tau Lo itu cowok baik please gue kebelet" ujar Nindy menarik tangan Bryan
Bryan pun ikut ke kamar mandi tangannya di tarik oleh Nindy, mau tidak mau Bryan pun ikut dan akhirnya berjalan mondar mandir di toilet wanita
menunggu Nindy yang berada di WC
"Nin bisa cepetan GK gue malu nih kalo sampe ada yang masuk" ucap bryan menggedor pintu
" Sabar Bryan tunggu dulu, udah kok" ucap Nindy seraya membuka kunci
Setelah selesai Nindy keluar di susul Bryan
ada seorang siswa yang berpapasan dengan mereka membuat mereka kelabakan
" Lo ngapain berdua keluar dari toilet cewek? " ucap Meira penuh selidik
"GK ngapa ngapain, tadi gue salah masuk" ucap Bryan santai
Meira melirik Nindy yang hanya nyengir kuda
sekarang Meira mengira yang bukan bukan, dia menatap Nindy dengan tatapan permusuhan
dia mengira Nindy ada hubungan dengan Bryan
" Gue duluan ya bye" ucap Nindy melambaikan tangannya lalu berlari
" Bryan jangan bilang Lo sama..." pertanyaan Meira terpotong karena Bryan menjawab nya terlebih dahulu
" Bukan urusan Lo" jawab Bryan
Meira mengepalkan tangannya dia benar-benar cemburu pada Nindy, dia menjadi kan Nindy musuh yang nyata sekarang
" Lo berani deketin Bryan, peperangan akan di mulai Nindy" ujar meira mengepalkan tangannya
Nindy kini berada di kelas dengan dua sahabatnya
dia khawatir jika Meira membicarakannya dan Bryan saat keluar dari toilet tadi, sahabatnya heran melihat Nindy yang banyak diam dan melamun lalu Winaa menyenggol lengan Nindy dengan sikunya
" Nindy woy kenapa ngelamun Mulu sih?" tanya Wina
"Tau nih entar kesambet baru tau Lo" sambung Dara
" Gak mungkin setannya takut sama gue" jawab Nindy
Jam pelajaran di mulai ruang kelas menjadi hening, siswa siswi belajar dengan khusyuk
disela sela pelajaran guru melontarkan pertanyaan pada murid muridnya
tiba saat guru bertanya pada Nindy yang sedari tadi melamun, Nindy tak bergeming saat guru bertanya padanya
" Nindy" bentak gurunya
"apa Bryan" jawab Nindy dengan nada kesal membuat seisi ruangan riuh menyoraki Nindy
Nindy masih tidak menyadari jawabannya yang membuat siswa lain riuh dia mengerutkan keningnya bingung kenapa semua orang menyorakinya
"Cieeeee.... Bryan"
" Bryan mana nih?"
" Jangan jangan kakak kelas yang ganteng itu" para siswi berargumen
" Sudah sudah anak anak, Nindy tolong fokus urusan pacarannya di kesampingkan dulu" ucap gurunya membuat Nindy menunduk malu dan kembali di soraki
" Ini mulut kenapa sih" ucap Nindy memukul mulutnya pelan
Bel istirahat berbunyi semua siswa keluar kelas
tinggal Nindy dan dua sahabatnya yang berada di kelas, sedang membicarakan perihal tadi Nindy menyebut nama Bryan
" Bryan siapa sih nin cerita dong" ujar Winaa
" Iya penasaran gue, atau jangan jangan kakak kelas kita ya" lanjut Dara
"Apaan sih kalian gue cuma salah ngomong" sangkal Nindy
''Udah ahh yuk ke kantin" ucap Daraa
Mereka pun ke pergi kantin sekolah
di perjalanan semua murid menatap Nindy
dengan tatapan berbeda beda, Nindy bertanya tanya kenapa mereka menatapnya seperti itu
" Ada yang aneh ya dari gue" ujar Nindy pada Wina dan Dara
"Enggak kok, emang kenapa? "tanya Wina
" Lo GK liat mereka liatin kita?" ujar Nindy
" Karena kita cantik mungkin" jawab Wina lalu tertawa
" Narsis banget Lo , Lo bau kali Win" ujar Dara
" Diihh sial Lo gue udah wangi gini" Wina memberengut kesal
Setibanya di kantin mereka semua kembali menatap Nindy, sampai kemudian seseorang berbicara membuat perasaan Nindy yang tadi khawatir benar benar terjadi
" Guys enak gak sih pacaran di toilet umum?". ujar Meira yang mendapat sorakan dari murid yang ada di kantin
"Enaklah sama cowok ganteng pemilik sekolah lagi" sahut sahabatnya Meira
"Pasti ceweknya ngerayu duluan nih" ujar sahabatnya Meira yang lain
Wina dan Dara yg tidak tau apa yang mereka bahas dan siapa bertanya tanya, menyenggol nyenggol Nindy yang mematung sesaat kemudian Nindy memilih kembali ke kelas
" Meira sialan" umpatnya
Wina dan Dara mengejar Nindy ke kelas
sesampainya di kelas mereka bertanya pada Nindy, membuat Nindy mau tidak mau menceritakan semuanya ke sahabatnya
dengan janji tidak akan membicarakan pada siapa pun
" Jadi gitu, awas jangan bilang bilang orang Lo" ujar Nindy
" Iya Lo kayak sama siapa aja" jawab dara
" Sayang sorry kita GK tau keadaan Lo meskipun kita sahabat" ujar Wina lalu memeluk Nindy
" Kita ikut prihatin nin, mulai sekarang kita janji GK akan ninggalin Lo pulang sendiri" ujar Dara
"Thanks guys" membuat Nindy terharu dan memeluk sahabatnya
Apa yang di alami Nindy juga di alami Bryan bedanya Nindy di hujat sedangkan Bryan masih di puja seperti dulu, bahkan ada siswi yang berbisik bisik ingin juga di ajak ke kamar mandi oleh Bryan
sungguh otak anak sekolah yang seperti udang
" Nindy apa dia GK apa apa ya?" gumam Bryan lalu berniat menghampiri Nindy ke kelasnya
Sesampainya di kelas Nindy Bryan melihat Nindy baik baik saja tertawa bersama temannya
membuatnya lega, lalu Bryan menghampiri Nindy dan duduk di meja tepat di depan Nindy
" Ngapain Lo kesini , Lo udah bikin nama baik gue tercoreng tau gak?" ujar Nindy
"Aneh Lo, kan Lo sendiri yang minta di anterin ke kamar mandi" ujar Bryan dengan gamblang membuat Nindy membekap mulutnya
Siswi siswi semakin yakin kalau diantara mereka ada hubungan, Wina dan Dara hanya menonton perdebatan keduanya
" Kalo ngomong tuh pake filter" ujar Nindy melepaskan tangannya
" Emang kenyataannya gitu kan" jawab Bryan
" Tapi gue jadi bahan ghibah , sana pergi aahh gue nanti makin di hujat" ujar Nindy
Bryan pun pergi tanpa berkata apa-apa lagi, Bryan yang hanya memastikan Nindy baik baik saja
setelah tau keadaannya lalu pergi
Tapi itu membuat Nindy semakin di gunjingkan
setelah jam istirahat murid murid di bebaskan karena ada rapat guru, Nindy memutuskan untuk pulang saja diantar sahabatnya yg sekalian bermain di rumah Nindy
Di rumah Nindy sudah terparkir mobil dan motor Bryan serta ada beberapa orang di rumahnya, Nindy yang heran dengan semua orang mengucapkan salam lalu menyalami semuanya kecuali Bryan
" Kok sama calon suami GK Salim?" ucap Desy
Jjjueeeddeeerrrr
Bak di sambar petir Nindy mematung mencerna perkataan ibunya, Wina dan Dara pun tercengang pasalnya mereka tidak tau Nindy sudah sejauh itu hubungannya dengan Bryan
Nindy berlari ke kamarnya dia merasa tidak di hargai oleh ibunya yang tiba tiba akan. menikahkannya, setelah di jelaskan oleh Desy Wina dan Dara akhirnya mengerti
" Yah patah hati deh gue" ujar Wina yang kemudian kena pukul di kepalanya oleh Dara
Desy, Wina dan Dara membujuk Nindy
yang awalnya Nindy menolak, setelah di jelaskan agar ada yang melindunginya dari kejadian seperti kemarin akhirnya Nindy mau di nikahkan hari itu juga
Di hadiri guru guru dan kerabat dekat serta ayah yang telah mencampakkannya dan ibunya, setelah proses akad selesai ayahnya pergi tanpa basa basi, Nindy sedih pasalnya hari pernikahan yang seharusnya bahagia tapi begitu menyedihkan untuknya
Pertama di nikahkan mendadak dengan org yang tidak di cintanya kedua ayahnya tidak memperdulikannya lagi, bahkan setelah akad selesai dia langsung pergi tanpa basa basi
semua tamu sudah pergi Nindy kini menangis di kamarnya
" Udah deh berisik tau GK, GK bakal di unboxing sekarang juga" ucapan Bryan sukses membuat Nindy berhenti menangis
Perkataan Bryan yang frontal membuat Nindy heran seorang bryan yang kalem di sekolah ternyata berjiwa barbar
" Kalo ngomong tuh di saring" ujar Nindy seraya melemparnya dengan bantal
" Ohh jadi GK mau nanti mau sekarang aja? boleh" ujar Bryan seraya membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya
'' GK mau, ibuuuuu toloonnggg" teriak Nindy sambil berlari
Bryan hanya tertawa terpingkal karena berhasil mengerjai Nindy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Michelle Josephine
ngakak plis🤣🤣
2022-07-06
2
Ai laelasari
oke 😉
makasih udah mampir
2021-12-27
3