eps 19

Bryan memacu mobilnya dengan kencang ingin segera menemui Nindy

sesampainya di apartemen Bryan mencari kesetiap ruangan tapi Nindy tidak kunjung di temukan

dia menelpon teman temannya dan mereka mengatakan Nindy sudah pulang dari sore

Bryan mengingat ibu Dessy lalu Bryan melajukan kendaraannya ke rumah ibu Dessy

sampai di halaman rumah Bryan segera berlari kedalam rumah yang tidak di kunci

setelah masuk Bryan mengucap salam dan memanggil penghuni rumah tapi tidak ada satupun orang yang menjawab

Bryan berlari ke kamar Nindy yang berada di lantai atas

saat Bryan akan membuka pintu kebetulan ibu Dessy baru keluar dari kamar Nindy

" Bu apa Nindy ada disini?" ucap Bryan selesai menyalami mertuanya

" stsstt, ada dia sedang tidur" ibu Dessy mengisyaratkan agar diam dengan menaruh telunjuk di bibirnya

" aku masuk dulu ya Bu" pamit Bryan

" iya, udah makan belum?" tanya Bu Dessy

"nanti saja Bu" ucap Bryan

" ya sudah istirahat saja" ucap Bu Dessy seraya pergi

Bryan menatap wajah Nindy ada perasaan bersalah dalam dirinya kini dia juga belum bisa menjauhi Maria setelah apa yang dia lakukan untuk Bryan

perlahan Bryan membelai lembut wajah Nindy dan memberi kecupan di keningnya

Nindy yang merasa terusik menggeliat serta mengucek matanya

terlihat di hadapannya seorang lelaki dengan senyum tampannyaaa membuat Nindy seperti sedang bermimpi

" kamu ganteng banget" ucap Nindy kembali memejamkan matanya dengan kedua tangan yang di tindih kepalanya

" ohh ya? apa kamu gak mau cium orang ganteng ini?" tanya Bryan membuat Nindy terkesiap mengerjapkan matanya berkali kali membuat Bryan gemas

cup cup cup

Bryan menangkup wajah Nindy dan menciumi seluruh wajahnya

Nindy hanya menjauhkan Bryan dari dekatnya

dia menatap Bryan seakan akan sedang ingin menerkam Bryan

" kenapa mau lagi? " tanya Bryan melihat ekspresi wajah Nindy

" kamu tadi kemana?" tanya Nindy

" ya.. ya ngampus lah" ucap Bryan seperti mencari alasan

" bohong" ucap Nindy penuh selidik

" beneran yang emang aku kemana lagi coba?" ucap Bryan

" tapi tadi kak Reno nanyain kamu karena gak masuk" ucap Nindy dengan nada tinggi

duuaaarrrr

Bryan menjadi diam seribu bahasa setelah Nindy mengatakan semuanya

Bryan mencoba mengumpulkan kata agar tidak salah berbicara

" itu yang..." ucap Bryan terhenti saat Nindy mengisyaratkan berhenti dengan tangannya

" cukup, aku tau kamu kemana... aku kecewa sama kamu segitu gak mau ketahuannya sampe harus bohong?" ucap Nindy

" bukan gitu yang aku cuma gak mau kamu sakit" jawab Bryan

"gak mau aku sakit kamu bilang? aku udah sakit dari dulu Bryan dari kamu yang mau balikan sama Maria, dari dulu waktu kamu Deket sama Maria dan Meira.. bukan sekali Bryan kamu bohongin aku" ucap Nindy yang mulai berderai air mata

" hey maafin aku jangan nangis aku gak bisa liat kamu nangis gini" ucap Bryan seraya menghapus air mata Nindy tapi di tepisnya

" jangan jelasin apa apa lagi, aku gak percaya sama kamu lagi kamu tukang bohong" ucap Nindy lalu berbaring menutup seluruh tubuhnya dengan selimut

Bryan menghela nafas kasar entah bagaimana lagi harus membuat Nindy memaafkannya

dia merutuki kebodohannya karena telah berbohong

Bryan mengacak rambutnya frustasi

"sayang maafin aku ya? kan kamu yang bilang harus bantu Maria agar mengingat semuanya" ucap Bryan

"tapi gak seharusnya kan kamu bohong, kamu bisa kesana sama aku gak perlu bohong kayak gini" ucap Nindy

" iya.. iya aku minta maaf ya sayang" ucap Bryan seraya memeluk Nindy dari luar selimut

" nanti kalo aku kesana aku janji sama kamu, oke?" ucap Bryan mengecup kepala Nindy dari selimut

" bener ya? gak bohong lagi? kalo kamu bohong aku udah gak mau ngomong sama kamu lagi" ucap Nindy membuka wajahnya menyingkirkan selimut lalu memeluk Bryan

" kamu kayak beruang sayang lucu tapi kalo marah menyeramkan" ucap Bryan yang mendapat cubitan di perutnya oleh Nindy

"iiiihh nyebelin banget sih baru juga baikan" ucap Nindy dengan wajah cemberut

" kamu makin manis kalo lagi manyun gini" ucap Bryan mengecup bahu Nindy hingga meninggalkan bekas merah

" kamu apaan sih nanti kalo keliatan orang gimana?" ucap Nindy

" gak bakal sayang kan bukan di leher" ucap Bryan

" atau mau tambah disini?" tanya Bryan seraya

" diem ahh aku mau tidur " ucap Nindy membalikkan tubuhnya

saat Nindy akan berbaring Bryan menahannya dia memeluk perut Nindy dan memberi kecupan di tengkuk Nindy memberi tanda merah yang lumayan banyak disana

" yang kemaren gak jadi Mulu" ucap Bryan sudah mengendus seperti kucing

" lakukan, tapi jangan lama lama" ucap Nindy membuat mata Bryan berbinar dengan senyum yang mengembang

"oke baby" ucap Bryan

pagi pagi sekali Nindy sudah bangun menyiapkan sarapan dan sedikit beres beres rumah

sebelum berangkat sekolah

" Bu Nindy udah masakin sarapan Nindy berangkat dulu ya" ucap Nindy pada ibunya yang masih di kamar

"iya nak hati hati ya, kalian gak berangkat bareng?" tanya ibu Dessy

"gak Bu , ya udah assalamualaikum" ucap Nindy dan Bryan lalu menyalami ibunya

sebelum ke sekolahnya Nindy harus menunggu di depan universitas untuk menyebrang

Nindy melihat Meira berjalan membelakanginya membuat otak nakalnya seperti mengeluarkan ide cemerlang

tiiiiiiidddddddddd

Meira yang terkejut pun sedikit melompat dan menumpahkan minuman yang di pegangnya mengenai baju

dia juga tersandung dan jatuh membuatnya di tertawakan

" Lo cari masalah sama gue?" tanya Meira seraya berdiri

" maaf kak saya gak sengaja" ucap Nindy mengatupkan tangan di dada

" Lo pasti sengaja kan, dasar brengsek " umpat Meira hendak melayangkan pukulan ke wajah Nindy

tapi sebuah tangan kekar menahannya

lalu membuang tangan Meira dengan kasar

mereka sudah di kerubungi banyak orang

" jangan pernah Lo sentuh pipi Nindy , tangan Lo gak pantes" ucap Bryan membelai pipi Nindy

" udah malu di liatin orang" bisik Nindy yang mulai jadi pusat perhatian

" dia yang duluan Bryan , liat baju gue basah" ucap Meira manja

" diihh jijik tau gak Lo sok manja gitu" ucap Bryan dan mendapat sorakan dari mereka mengerubungi nya

"huuuuuuuuuuuu'' ucap mereka serempak

Leo membelah kerumunan dia melihat apa yang sedang terjadi

dia tidak mau ada keributan karena melihat murid SMA dan universitasnya berkerumun di pinggir jalan

" ini ada apa sih rame rame?" ucap Leo

" ini nih kak anak SMA songong gara gara dia baju gue jadi kotor" ucap Meira sedikit merengek

" maaf kak bukan nya niat aku mau bikin ribut kakak ini jalan di tengah jalan ngalangin gitu ya aku klaksonin lah" ucap Nindy

" tapi kamu gak apa apa kan" ucap Leo menyentuh lengan Nindy

Bryan melihat itu semakin geram Leo berani menyentuh Nindy

Leo seakan tidak menghiraukan kehadiran Bryan di sisi Nindy

" kurang ngajar, Lo jangan pernah sentuh cewek gue" ucap Bryan menepis kasar tangan Leo

" wiihhh junior udah berani bentak bentak " ucap Leo tidak terima

" gue gak takut sama Lo, kalo Lo coba gangguin Nindy liat aja gue bikin perhitungan sama Lo" ucap Bryan

"gue gak akan mundur, sebelum janur kuning melengkung masih bisa di tikung iya gak?" jawaban tengil Leo semakin membuat Bryan marah

Bryan mencengkram baju Leo tapi Leo hanya diam dengan tangan bersidekap di dada

" udah... udah, please gue pergi" ucap Nindy menarik pelan tangan Bryan

"kakak kakak maaf ya aku bikin keributan di depan kampus kalian, dan untuk kak Meira maaf udah bikin bajunya kotor" ucap Nindy

" iya cantik di maafin kok" ucap anak laki-laki yang berkerumun membuat wajah Nindy memerah karena malu

" enak aja maen maaf maaf bersihin nih baju gue" ucap Meira

" ehh tunggu tunggu Lo kayak cewek yang ngunci Nindy waktu di cafe itu kan?" tanya Leo menunjuk Meira

" aah mungkin kakak salah orang saya permisi" ucap Meira langsung pergi dengan seribu langkah

" huuuuuuuuuuuu''" semua orang menyoraki Meira

"sekarang bubar ke kelas masing masing ya" ucap Leo membubarkan mereka

" geser" ucap Bryan mengambil alih kemudi Nindy lalu pergi ke sekolahnya

Leo menatap mereka yang sudah berada di halaman sekolah

dia menyeringai melihat Bryan begitu takut Nindy di dekati lelaki lain

Leo semakin merasa tertantang

" kenapa Leo tau kamu di kunci di kamar mandi sementara kamu gak bilang apa pun sama aku?" tanya Bryan

" udahlah gak usah di bahas, udah lewat juga" ucap Nindy hendak melengos pergi

" jawab aku Nindy " ucap Bryan dengan nada tinggi membuat Nindy terpaku disana

" oke, dia yang nolongin aku waktu itu dia liat Meira ngunci aku dari luar dia juga antar aku ke rumah sakit, kalo gak ada dia aku udah semaleman di kamar mandi nunggu kamu yang lagi khawatir sama mantan kamu itu, apa susahnya sih kasih kabar? seberat itu atau kamu sekalut itu sampe gak inget aku nunggu semalaman" ucap Nindy lalu pergi meninggalkan Bryan sendiri di parkiran

"bukan gitu nin, Nindy" teriak Bryan tapi tak di dengar

Bryan kembali ke kampusnya dia mencari Meira yang ternyata ada di kelasnya

Bryan datang ke meja Meira yang sedang mengobrol dengan sahabatnya

brrraaakkkkkk

Bryan menggebrak meja Meira membuat semua yang ada di kelas diam dan memperhatikan nya

" Lo ngunci Nindy di kamar mandi? Lo tau perbuatan Lo hampir membunuh seseorang? Nindy sampe harus kedokter karena luka di kepalanya" bentak Bryan

" gu... gguu.. gue cuma iseng Bryan" ucap Meira terbata

" iseng Lo bilang? Lo aja yang kena tumpahan minuman segitu marahnya tapi Lo liat dia apa dia marah sama lo, apa dia minta Lo buat minta maaf ? gakkan?" ucap Bryan yang tidak habis pikir dengan kelakuannya Meira

Bryan hendak melayangkan tangannya tapi Reno segera menahannya

" sabar bro gak usah pake kekerasan dia cewek man" ucap Reno

" dia pantes di gituin" ucap Bryan menepis tangan Reno kasar

Bryan yang sudah duduk di kursinya hanya diam karena kekesalannya

wanita yang ada di sana kasak kusuk membicarakan Meira yang sok cantik dan sok ratu itu memiliki sifat yang buruk

meira hanya bisa mengepalkan tangan serta memejamkan matanya

dia begitu semakin membenci Nindy

kini Bryan sedang menunggu Nindy pulang di gerbang sekolah

saat Nindy baru keluar untuk mengambil motor Bryan di buat geram kembali Melihat Nindy tertawa bersama Damar dan dua sahabatnya

Bryan pun menghampiri Nindy dan menarik tangannya

" pulang sekarang" tekan Bryan pada Nindy

" kak jangan kasar dong kasian Nindy" ucap Damar tapi malah bahunya di dorong oleh Bryan

" stop oke kita pulang, tapi motor " ucap Nindy mengisyaratkan Damar agar diam

" Reno nanti yang bawa" Bryan lalu menarik Nindy menuju mobilnya

" kayaknya pemarah banget ya?" tanya Damar pada Dara dan Wina

" dulu gak gitu, setelah sama Nindy kayak nya dia takut kehilangan Nindy deh" ucap Wina yang di angguki dara

" wow menantang" gumam Damar masih bisa di dengar mereka

" jangan cari penyakit deh Lo, udah ahh kita pulang dulu bye" ucap Dara lalu pergi dengan Wina

tok tok tok

pintu apartemen di ketuk membuat Bryan kesal

dia melepaskan Nindy dan menuju pintu untuk membukanya

" ngapain sih Lo kesini?" tanya Bryan dengan mata merah dan penampilan acak acakan menahan sesuatu dan rambutnya remas Nindy

" wiihhh gila Lo Bray, ngapain Lo bawa anak orang kesini? mau khilaf lo?" ucap Reno yang mendongakkan kepalanya kedalam melihat Nindy yang bringsut dan merapihkan rambut dan pakaiannya

" Lo bukan Bryan yang gue kenal dulu, Lo liar sekarang bro" lanjut Reno menepuk bahu Bryan seraya menggeleng

" dia milik gue, jangan banyak ngomong udah sana pergi" ucap Bryan mendorong tubuh Reno

" awas jangan sampe bunting tuh anak orang" ucap Reno lalu pergi berlari

" kenapa kamu gak jujur aja kalo kita udah nikah?" tanya Nindy

" tenang aja dia bisa jaga rahasia" ucap Bryan kembali mencu**ui Nindy

" udah ya aku laper" ucap Nindy menjauhkan Bryan dari tubuhnya

" sorry aku lupa kamu belum makan" lalu Bryan memesan makanan

baru saja selesai makan handphone Bryan berbunyi Nindy melirik siapa nama penelponnya

membuat Nindy mencebikkan bibirnya malas

" angkat aja" ucap Bryan kembali menyuap makanannya

" ogah" singkat Nindy

Bryan menjawab telponnya lalu loud speaker

Nindy menatap malas Bryan membuat Bryan mendekat dan mencium bibirnya

" eemmhh udah aku gak sanggup badan aku sakit semua" ucap Nindy

"kalian lagi ngapain?" tanya Maria di sebrang telepon

" gue sama Nindy lagi asyik....." ucapan Bryan terhenti saat Nindy membekap mulutnya

" lagi fitnes kak" ucap Nindy

"kalian lagi di rumah?" tanya Maria

"iya kak, eemmhhh " Nindy berdesis kecil saat Bryan menyusuri lehernya

" Bryan kalian lagi pada ngapain sih? jangan macem macem ya kalian" ucap Maria

" macem macem apaan sih Lo lebay banget, udah gue mau tidur" ketus Bryan

"Bryan please kesini kalo Lo gak kesini gue bakal nyakitin diri gue sendiri" ucap Maria

Bryan menatap Nindy dan Nindy hanya mengangguk

dengan malas Bryan mengiyakan perkataan Maria

Bryan lalu mematikan teleponnya

'' cepetan ganti baju" ucap Bryan

" gak ah aku gak ikut nanti cuma jadi obat nyamuk" ucap Nindy

" ya udah kalo kamu gak ikut aku gak pergi biarin aja dia bunuh diri dari pada nanti salah paham lagi gak bisa dapet jatah aku" ucap Bryan membuat Nindy hanya mendelik

" ya udah bentar" ketus Nindy lalu berganti pakaian

Nindy memakai baju berbahan sweater crop dengan bagian pundak yang terekspos lebar dan bawahan rok pendek

dia lupa banyak tanda di bahu dan tengkuknya karena memakai baju tidak bercermin

" yakin pake itu?" tanya Bryan

" udah ayo berangkat aku males ganti lagi" ucap Nindy menarik tangan Bryan

di dalam mobil sepanjang perjalanan Bryan mencuri pandang pada Nindy yang sedang memainkan ponselnya

Bryan menelan salivanya dengan susah payah

melihat leher jenjang dan bahu mulus Nindy rambutnya yang di kuncir ke atas dengan sedikit amburadul membuat kesan manis pada penampilannya

" jangan di kuncir gini ya kalo sama cowok lain" ucap Bryan membuat Nindy menatapnya

" emang kenapa?" Nindy balik bertanya

" kamu keliatan lebih seksi" ucap Bryan menghentikan mobilnya lalu menyambar bibir Nindy

seperti tidak ada puasnya Bryan bermain disana

semua bagian tubuh Nindy menjadi candu baginya

Bryan melepaskan ciumannya membersihkan bibir Nindy dengan ibu jarinya

" ayo masuk" ajak Bryan

mereka melangkah ke dalam rumah sakit ....

tinggalkan dukungan kalian like komen dan jangan lupa vote

Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!