eps 9

satu bulan kemudian

lusa kelulusan dan kenaikan kelas Bryan dan Nindy

tapi bryan masih menyuruh Nindy untuk belajar

karena nilai ujian Nindy tidak begitu bagus

saat nindy sedang fokus mengerjakan soal yang di berikan bryan

handphone Bryan berbunyi membuat Nindy melirik sekilas pada handphone Bryan

untuk melihat siapa yang menelpon

Bryan menjawab telpon dan Nindy berusaha menguping

*Bryan

" halo kenapa?"

" hah Lo dimana tunggu bentar gue jemput*"

" siapa bryan?" tanya Nindy

" gue ada urusan bentar nin" jawab Bryan bergegas membawa jaket dan kunci mobil

Nindy terus mengekor Bryan memegang kaosnya dari belakang

" gue ikut ya" ucap Nindy

" Lo tunggu belajar aja jangan mikirin yang lain. lain dulu" ucap Bryan

" tapi Lo belom jawab pertanyaan gue" ucap Nindy tapi bryan sudah pergi tidak menghiraukan Nindy

Nindy kesal Bryan mengacuhkannya

konsentrasinya buyar karena memikirkan siapa yang menelpon Bryan sampai sampai dia sepanik itu

Nindy tidak semangat belajar entah salah atau benar semua jawabannya dia memilih tidur

Nindy sedang terlelap tidur lalu terbangun karena rasa hausnya

mengambil segelas air di meja samping tempat tidur dia melihat jam sudah pukul 2 malam tapi Bryan belum juga kembali

" bentar bentar taunya udah mau subuh belom pulang" gerutu Nindy seraya menelpon Bryan karena khawatir

ttuutt ttuutt ttuutt

"halo, Bryan Lo dimana?" tanya Nindy

" iya halo, Bryan lagi ke kamar mandi" ucap seorang wanita

Nindy tau betul itu suara Maria Nindy mematikan teleponnya

tidak terasa air mata mengalir di pipinya dia mengusapnya kasar

ternyata Bryan tidak berubah dia masih saja berhubungan dengan Maria

Nindy tidak bisa tertidur kembali sampai subuh tiba

dia mandi, menunaikan shalat subuh lalu masak sarapan hanya untuknya

tepat pukul enam pagi Bryan pulang

Bryan masuk memeluk Nindy dari belakang yang sedang mencuci piring

" lepasin gue mau berangkat sekolah masih ada kerjaan di sekolah" ucap Nindy menepis kasar tangan Bryan

" kok gitu sih? Lo marah?" tanya bryan

" kalo Lo punya otak harusnya Lo tau" jawab Nindy lalu pergi menenteng tasnya

" nin berangkat bareng gue, gue takut Lo kenapa kenapa" teriak Bryan yang melihat Nindy telah pergi dengan motornya

" Nindy kenapa sih, padahal gue baru mau cerita... apa karena semalam gue GK pulang ya" gumam bryan

Nindy ke sekolah karena ada sesuatu yang harus di kerjakan

Nindy dan teman temannya ikut berpartisipasi dalam acara tersebut

saat pulang sekolah Nindy sedang mengobrol dengan Hendrico karena dara dan Wina sudah pulang

Bryan yang baru saja tiba di parkiran melihat Nindy sedang berbicara santai bryan pun menghampiri mereka

" Lo macem macem sama Nindy gue bikin perhitungan" ucap Bryan menuuk wajah Hendrico

" santai bro, gue juga udah minta maaf sama Nindy kita sekarang berteman yang ada Lo awas kalo Lo sampe nyakitin Nindy" ucap Hendrico

" gue bukan tipe cowok buaya" ucap Bryan menuntun tangan Nindy tapi dia menepisnya

" ayo kak katanya mau ke toko buku, gue juga mau cari komik" ucap nindy

belum Nindy melangkah Bryan menarik tangannya

membawanya ke mobil dan segera melajukan mobilnya dengan kencang

tiba di sebuah tempat yang sepi Bryan menghentikan mobilnya

" Lo kenapa sih ngehindarin gue Mulu? Lo marah kemarin gue gak pulang?? asal Lo tau ya gue...." ucapan Bryan terpotong oleh Nindy

" gue.. gue apa? gue tidur di rumah Maria iya gitu? apa pantes seorang lelaki beristri nginep di rumah wanita lain apa pantes haaahhh? abis ngapain Lo malem malem di rumah mantan Lo? lagi nostalgia iya?" ucap nindy yang tidak ada jeda

setelah meluapkan isi hatinya Nindy menangis sesenggukan

Bryan yang bingung harus apa hanya memijat pelipisnya

Ternyata sulit memahami wanita

Bryan membawa Nindy kepelukannya tapi Nindy melepaskan diri dari Bryan

mengusap kasar air matanya

" kalo Lo masih suka sama Maria gue mau Lo tinggalin gue" ucap Nindy

" gak bisa gitu dong nin kita baru nikah beberapa bulan apa nanti kata orang tua kita?" ucap Bryan

" oohh... jadi Lo cuma takut terlihat gak baik di hadapan orang tua kita? apa bedanya Bryan sekarang atau nanti sama aja gue gak mau nambah luka lagi" ucap Nindy lalu turun dari mobil berlari meninggalkan Bryan

Bryan yang merasa kesal memukul keras kemudi

Nindy pulang dengan lesu merebahkan tubuhnya di ranjang memejamkan matanya

tak terasa air matanya mengalir dia tidak tahu kedepannya akan seperti apa nasibnya

bagaimana bisa dia menjadi janda saat dia masih sekolah

lama Nindy meratapi semua tentang hidupnya dia lalu bangun mandi dan mencari charger handphone yang ketinggalan di apartemen Bryan

karena charger Bryan juga di bawa akhirnya Nindy memutuskan untuk mengambilnya

Nindy lalu menelpon bunda menanyakan Bryan tapi tidak ada di rumah

sudah di pastikan Bryan ada di apartemen

di apartemen Bryan sedang berbaring menunggu Nindy menghubunginya

terdengar suara pintu di ketuk membuatnya segera bangun dan membuka pintu

dia berharap itu Nindy maka dari itu dia bergegas membukanya

" nin....." ucap Bryan tidak meneruskan ucapannya

" hai Bryan, udah lama ya gue gak main kesini" ucap Maria seraya masuk melewati Bryan tanpa di persilahkan masuk

Maria membaringkan tubuhnya di ranjang Bryan

Bryan sudah menyuruhnya pulang tapi Maria tidak menghiraukannya

Bryan menarik tangan Maria agar bangun tapi Maria tidak mau terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan Bryan terjatuh di atas maria

saat Bryan mengungkung Maria tiba tiba Nindy datang melihat Bryan Nindy memikirkan yang bukan bukan

" hai nin, Lo juga disini?" ucap Maria seraya berpura pura merapikan rambutnya

" gue cuma mau ngambil charger" ucap Nindy seraya mengambilnya di nakas lalu beranjak pergi

Bryan mengejarnya menahan tangan Nindy agar tidak pergi

" please nin dengerin gue dulu " ucap Bryan

" gak ada yang perlu di jelasin, gue mau pulang" ucap Nindy menepis tangannya Bryan tapi Bryan memeluknya dari belakang

" Bryan biarin aja kalo dia mau pergi kan ada gue yang nemenin Lo" ucap Maria

" Lo diem, yang harusnya pergi itu Lo" ucap Bryan dengan nada tinggi

Bryan masih berusaha memeluk Nindy yang berontak ingin di lepaskan

Maria yang di bentak Bryan pulang dengan kesal berjalan menghentak hentakan kakinya lalu membanting pintu

bryan memeluk Nindy yang sedang menangis

" lepasin gue Bryan, gue mau pulang" ucap Nindy setengah teriak

" gak usah pulang nin ini juga rumah Lo, Lo bisa tidur disini" ucap Bryan masih memeluk nindy dari belakang

" gue gak Sudi tidur di kamar yang sama sama pacar Lo itu, gue muak gue benci sama kalian, gue mau pisah aja Bryan biar Lo bebas gak usah sembunyi sembunyi lagi " ucap Nindy

Bryan membalikkan tubuh Nindy memeluknya erat seakan tidak mau Nindy meninggalkannya

Nindy mendorong Bryan hingga terjatuh lalu memukuli Bryan

sambil berteriak pada Bryan

" dasar brengsek, semua cowok sama aja kalian cuma mau mainin perasaan cewek kalian gak punya otak gak punya perasaan Lo sama aja kayak bokap gue, gue benci kaliaaann....... aaarrrggghhhhh" teriak Nindy seraya memukuli Bryan

Bryan tidak melawan dia membiarkan Nindy puas memukulinya

setelah Nindy tenang dia terduduk bersandar pada tembok dengan keadaan kacau

Bryan bangun menghampiri Nindy memeluknya kini Nindy hanya diam di peluk Bryan masih menangis sesenggukan

Bryan menangangkup wajah Nindy dengan kedua tangannya

mengusap air matanya dengan ibu jari

" Nindy lihat gue, semua gak seperti yang Lo pikir, kemarin gue mau cerita tapi Lo udah pergi dengan amarah hari ini juga sama Lo belum dengerin penjelasan gue dan Lo gak bisa tahan amarah Lo" ucap bryan

Nindy hanya diam masih sesegukan tapi sudah tidak menangis seperti tadi

Bryan memeluk Nindy mencium keningnya sesaat mereka masih dalam posisi Bryan memeluk nindy dan Nindy menyandarkan kepalanya di dada Bryan

" gue mau cerita apa Lo mau denger?" tanya Bryan lalu membawa Nindy duduk di ranjang

" kening Lo berdarah" ucap Nindy lalu mengambil p3k di dapur

"marah aja masih perhatian" gumam Bryan tersenyum senang karena nindy masih perhatian padanya

Nindy mengobati luka Bryan, Bryan terus menatapnya membuat Nindy salah tingkah

ketika Nindy mengambil plester lalu berbalik pada Bryan

tiba tiba Bryan mencium bibir Nindy

Nindy yang masih marah mengelap bibirnya yang di cium Bryan membuat Bryan ternganga tak percaya

" oohhh jadi sekarang jijik ya di cium suami ?" tanya Bryan membuat Nindy memasang wajah jutek

" Lo diem deh, luka Lo udah gue obatin sekarang gue mau balik" ucap Nindy lalu berbalik akan pergi tapi Bryan menarik tangan Nindy

membuat Nindy terjatuh di pangkuan Bryan

Bryan memeluknya Nindy berontak lagi tidak mau di peluk Bryan tapi Bryan memeluknya erat menciumi tengkuk Nindy

" Bryan lepasin gak, Lo gak puas apa sama Maria" ucap Nindy

" gue gk ngapa ngapain nin, percaya sama gue, gue cuma ngelakuin itu sama Lo" ucap Bryan dengan nafas berat seperti menahan sesuatu

"Lo ngomong apa sih, Awas gak gue mau pulang" ucap Nindy menggoyang goyangkan tubuh ingin melepaskan diri dari Bryan

" jangan banyak gerak nin gue gak tahan" ucap bryan kembali menciumi Nindy

" bryan jangan gini dong gue takut" ucap Nindy dengan wajah panik

Bryan mendorong Nindy hingga jatuh terlentang

Bryan menindih lalu mencium Nindy dengan kasar membuat Nindy menangis ketakutan

Bryan sadar dengan kelakuannya akhirnya meminta maaf lalu bangun pergi ke kamar mandi

sekian lama Bryan di kamar mandi

Bryan keluar kamar mandi melihat Nindy sudah tertidur dengan mata sembab rambut acak acakan

Bryan mencium setiap inci wajah Nindy lalu berbaring memeluk Nindy

keesokan harinya Nindy bangun memegangi kepalanya yang terasa berat

Bryan yang merasa terganggu dengan pergerakan Nindy bangun

Nindy berlari ke kamar mandi Bryan pun menyusulnya

uuooeek uooeekk

" nin Lo kenapa? " ucap Bryan seraya menggedor pintu, Nindy keluar dengan memegang perut dan kepalanya

" gue gak apa apa, awas minggir" ucap Nindy mendorong Bryan

" maafin gue nin, Lo kan belum denger penjelasan gue" ucap Bryan akan memeluk nindy

" gak usah Deket Deket sana Lo bau'' ucap nindy seraya menutup hidungnya

Bryan mengendus ketiaknya dia merasa dirinya tidak bau

lalu berusaha mendekati Nindy lagi tapi Nindy malah mual dan berlari ke kamar mandi

Bryan mengerutkan keningnya dia tidak mengerti sakit apa Nindy sampai tidak mau dekat dengan bryan

Nindy berbaring di ranjang memijat keningnya

" makan dulu nin" ucap Bryan akan menyuapi Nindy

" gue mual gak mau makan" ucap Nindy menutup mulutnya

" Lo masuk angin ya" ucap Bryan

" mungkin, dari kemarin gue gak makan" ucap Nindy dengan wajah juteknya

" suruh siapa gak makan " gumam Bryan yang masih di dengar Nindy

" Lo bilang apa? gue gini gara gara Lo" ucap Nindy menjewer telinga bryan

"iya iya ampun nin, gue minta maaf" ucap Bryan lalu Nindy melepaskan telinga bryan

" yaudah sekarang ceritain yang semalem sama tadi" ucap Nindy dengan wajah garang

" semalem Maria nelpon gue katanya mobilnya mogok dia juga demam sedangkan di rumahnya gak ada siapa siapa makanya gue jagain dia kasian, kalo yang tadi nih Lo bisa liat sendiri di rekaman cctv" ucap bryaan menyodorkan laptopnya

mata Nindy membulat tidak percaya bryan memasang cctv di di kamarnya

dia merasa malu sendiri pasalnya setiap yang mereka lakukan pasti terekam cctv

" Lo pasang cctv? berarti waktu kita...." ucapan. Nindy tergantung menutup mulutnya yang menganga menatap Bryan yang berusaha menahan senyumnya

" iya, apa Lo mau liat video kita" ucap Bryan seakan tau maksud Nindy

" summpaahh gue malu banget" ucap Nindy menutup wajahnya dengan bantal

" gak usah malu itu buat kenang kenangan aja, lumayan kan kalo iseng bisa di puter" ucap Bryan yang mendapat lemparan bantal ke wajahnya

" awwwww kepala gue" ucap Bryan meringis kesakitan

" eehh sorry Bryan, mana sini biar gue liat" ucap Nindy, saat Nindy memegang kening Bryan Nindy tiba tiba merasa mual dan muntah di baju Bryan

" nindyyyyyyy Lo jorok banget sih" ucap Bryan pada Nindy yang sudah berlari ke kamar mandi

bryan kesal karena Nindy muntah di bajunya

dia mandi dan mengganti bajunya

Bryan masih membujuk Nindy agar mau makan

dari kejauhan pastinya karena Nindy akan muntah jika di dekat Bryan

" nin Lo sakit apa sih? masa jadi jijik sama gue heran deh" ucap bryan

" gue gak tau" singkat Nindy dengan wajah juteknya

Bryan menghela nafas panjang

dia bingung dengan Nindy yang seperti itu padanya

Bryan membawa Nindy ke rumah sakit karena Nindy terus menerus muntah

di mobil Bryan semakin kesal karena Nindy duduk di belakang

" nin Lo masih marah sama gue?" tanya bryan

" gak tau" ucap Nindy masih dengan wajah yang tidak bersahabat

" kalo Lo marah sama orang emang jadi mual gitu ya kalo Deket? " tanya bryan lagi

" Lo gak usah banyak nanya Bryan Lo mau gue muntah di sini?" ucap Nindy dengan satu tarikan nafas

" ni orang kenapa sih marah marah Mulu gak takut darting kali ya" gumam Bryan

" Lo ngomongin gue ya?" ucap Nindy penuh selidik

" PD banget sih? " jawab Bryan

sesampainya di rumah sakit

dokter sedang memeriksa Nindy menanyakan kapan terakhir datang bulan

dan untuk memastikan sebaiknya Nindy di bawa ke dokter kandungan

lalu Bryan dan Nindy menunggu antrian

semua menatap mereka bahkan ada yang saling berbisik

" kayaknya masih muda banget ya" ucap salah satu ibu2

"jangan jangan hamidun" ucap yang lain

Nindy yang melihat mendelikan matanya

giliran Nindy di periksa dokter sekarang dokter menaruh alat USG ke perut Nindy

Nindy dan Bryan saling pandang lalu Bryan mengangkat bahunya

" saya sakit apa dok?" ujar Nindy

" kamu tidak sakit, kamu hamil lihat lah ini anak kamu" ucap dokter membuat Nindy kaget begitu pula Bryan

" gak mungkin" gumam Nindy yang di dengar dokter

" apanya yang tidak mungkin, apa kalian masih sekolah?" Nindy mengangguk menanggapi ucapan dokter

Bryan hanya terdiam masih mencerna semuanya

perbuatannya hanya sekali tapi sudah membuahkan hasil

dokter yang melihat mereka melamun pura pura terbatuk

" kenapa kalian melakukan itu? kaliankan masih sekolah apa kalian tidak memikirkan masa depan kalian? " ucap dokter membuat lamunan mereka buyar

" kami sudah menikah dok" penuturan Bryan membuat dokter terkejut

Bryan menceritakan semuanya akhirnya dokter mengerti

dokter memberikan vitamin pada Nindy

di dalam mobil Nindy terus saja menyalahkan Bryan

membuat Bryan pusing dengan Omelan Nindy

" ini semua gara gara Lo coba kalo Lo nurut sama omongan bunda" ocehan Nindy sepanjang jalan

" Lo juga nikmatinkan? ya lagian mana gue tau sekali langsung jadi" ucapan bryan membuat Nindy mati kutu

Nindy memalingkan wajahnya menahan senyum

dia membenarkan ucapan Bryan

Bryan melihat Nindy dari pantulan cermin yang terkekeh

" jangan senyum senyum gue tau secara tidak langsung Lo mengekui kehebatan gue kan" ucap Bryan membanggakan diri

Nindy melirik memukul lengan Bryan

membuat Bryan tertawa berhasil menggoda Nindy

Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!