eps 10

hari ini ke lulusan Bryan

semua murid hadir merayakan kenaikan kelas dan kelulusan

Nindy duduk di barisan depan dengan orang tua Bryan dan ibunya

menyaksikan Bryan mendapatkan penghargaan di sekolah

Bryan turun menyalami orang tua Bryan dan ibu Nindy

ketika bryan mendekatinya Nindy menghalau dengan tangannya

membuat orang tua Bryan dan ibu Dessy heran

Bryan mengalah menjauh dari Nindy

meira mendekati orang tua Bryan begitu pula dengan Maria

mereka menyalami orang tua Bryan

" halo Tante saya Meira teman dekatnya Bryan" ucap meira setelah bersalaman membuat bunda menautkan alisnya lalu saling tatap dengan ayah

" saya Maria Tante mantannya Bryan" ucap Maria kini ayah dan. bunda menatap Bryan, Bryan yang di tatap menunduk seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

" ohh iya, kami permisi dulu ya" ucap orang tua Bryan dan ibu Nindy pergi

Bryan menatap Nindy yang masih diam di sampingnya

meira dan Maria saling tatap dengan wajah yang memancarkan aura permusuhan

Maria menggandeng tangan Bryan menggelayut manja

membuat Nindy menghela nafas kasar dan menggeleng

" Bryan kita ke cafe favorit kita yuk, kita rayakan kelulusan kita" ucap Maria, Meira juga tidak mau kalah dia menggandeng tangan Bryan yang satunya lagi dan menyingkirkan Nindy yang ada di sampingnya

" gak tau malu banget " ucap Nindy pergi dari sana

" nin tunggu, kalian apaan sih lepas" ucap Bryan menepis tangan mereka

meira dan Maria memberengut kesal

Maria pergi mengikuti Bryan dan Nindy

Nindy dan bryan sekarang tinggal di apartemen dengan alasan ingin hidup mandiri

Bryan memiliki cafe yang di kelola sahabatnya karena dia masih sekolah bryan sesekali ke cafe hanya untuk mengontrol keuangan

bryan memilih tinggal di apartemen karena ingin menyembunyikan kehamilan Nindy dari kedua orang tuanya

Bryan takut di marahi bunda karena tidak mendengarkan perkataannya

flashback

" nin jangan bilang dulu sama orang tua kita ya" ucap bryan

'' takut di marahin bunda ya'' ucap Nindy meledek

'' gak kok siapa bilang" Bryan menyangkalnya

" ya udah gue bilangin aahh'' ucap Nindy seraya berjalan ke arah pintu kamar

" jangan, bisa abis telinga gue di jewer" ucap Bryan memeluk nindy dari belakang

" iya iya lepasin dong gue mau muntah nih" ucap Nindy Bryan segera melepaskannya karena takut Nindy muntah di baju nya lagi

Nindy berlari ke kamar mandi benar saja dia muntah setelah Bryan memeluknya

setelah Nindy membaik mereka turun dan meminta izin pada ibu Dessy untuk pindah ke apartemen

" kenapa gak disini aja? ibu pasti kesepian" ucap Bu Desy

" kita mau mandiri Bu, kita mau belajar menghadapi apapun berdua nanti kita bakal sering kesini kok" ucap Nindy meyakinkan ibunya

" ya sudah kapan kalian pindah?" tanya ibu Dessy

" hari ini Bu kita GK bawa apa apa kok baju juga cuma sedikit" jawab Bryan

" baiklah jika itu mau kalian, ibu titip Nindy ya jaga dia'' ucap ibu Dessy

flashback off

sesampainya di parkiran apartemen Maria membuntuti Bryan dan Nindy

sampai Bryan dan Nindy benar benar masuk

Maria menguping di pintu tapi tidak terdengar apapun

tiba tiba Maria di kagetkan dengan kedatangan Wina dara dan Reno yang menepuk pundaknya

" Lo lagi ngintip ya'" ucap Wina menepuk pundak Maria membuatnya terperanjat

" eehh gak kok ga, kalian ngapain disini?" tanya Maria

" kita janjian mau main game sama Bryan" ucap Reno

Bryan yang tau di buntuti oleh Maria akhirnya mendapatkan ide menelpon Reno dan sahabat nindy

hal itu berhasil membuat Maria percaya

" Lo mau ikut masuk juga?" ajak Reno

" boleh'' ucap Maria ikut masuk setelah Bryan membukakan pintu

Bryan dan Reno bermain game sedangkan Nindy dan sahabatnya membuat makanan untuk mereka

Maria yang canggung mau tidak mau membantu

devano mencium wangi kue di dapur mengakhiri permainannya dia menyusul para wanita ke dapur

" eemmhh wangi banget" ucap Bryan seraya mengendus tengkuk nindy

"Bryan diem aahh'' ucap Nindy membekap mulutnya

Maria yang melihat itu semakin merasa kesal

memotong buah dengan kasar membuat mereka menatap Maria

ketika mereka menatap Maria mereka di kejutkan dengan Nindy yang lari ke kamar mandi karena muntah

mereka semua mengejar Nindy karena penasaran dengan keadaan Nindy

"Nindy Lo kenapa?" ujar Wina mengetuk pintu

'' Nindy kita kerumah sakit ya" ucap dara

mereka melihat Bryan biasa saja tidak ada rasa khawatirnya sama sekali

dia hanya bersandar menumpangkan kakinya

Maria merasa heran kenapa Nindy muntah saat di dekati Bryan dia teringat sesuatu

Nindy muncul dari balik pintu memegangi kepalanya

" Nindy Lo GK apa apa? " tanya Wina dan dara yang di jawab gelengan oleh Nindy

" Lo hamil ya ?" celetuk Maria membuat mereka saling pandang lalu menatap Maria bersamaan

" Lo jangan gila deh, Nindy GK mungkin kayak gitu" ujar dara

" gue kan cuma nanya, soalnya kakak gue waktu hamil gitu Deket sama orang yang menurutnya bau ya muntah" ujar Maria

" gue gak apa apa cuma masuk angin, makan kuenya yuk" ajak Nindy agar mereka tidak bertanya terus

" Lo yakin gak apa apa?" ujar dara

" gak, ayo aahh''" Nindy menarik tangan dara

Maria menatap Nindy penuh curiga setiap gerak geriknya di awasi begitu juga dengan bryan

"gue per liat Lo sama Bryan pulang malem ke rumah lo" ujar Maria membuat Nindy tersedak

" nin Lo gak papa, nih" ujar Bryan memberikan segelas air

" gue cuma nganterin Nindy aja abis nonton" lanjut Bryan

" terus nginep?" ujar Maria membuat Nindy panik

"ohh hahaha, gak kok dirumahkan ada ibu" ucap Nindy dengan ketawa yang di paksakan

"ohh ya" ucap Maria

ketika Nindy dan teman temannya membereskan piring bekas mereka

Maria dengan sengaja menyenggol Nindy hingga perutnya terpentok meja

" awwwww , perut gue" Nindy meringis membuat Bryan segera menghampirinya

" perut gue Bryan sakit banget" ucap Nindy meremas lengan Bryan

" Lo semua pulang aja gue mau bawa Nindy dulu" ucap Bryan

" kita mau ikut" ucap Wina dan dara

" jangan sekarang please entar gue kabarin" ucap Bryan membuat mereka kecewa tidak bisa menemani Nindy

Bryan membawa Nindy ke dokter dengan mengemudi sangat kencang

dia takut terjadi apa apa pada Nindy dan anaknya

setelah sampai Nindy langsung di tangani

Bryan menunggu mondar mandir di luar ruangan

saat dokter keluar Bryan langsung memberondong dokter dengan sederet pertanyaan

" dok gimana keadaan istri dan anak saya? apa mereka baik baik saja?dokter saya tidak mau tanya pokoknya dokter harus menyelamatkan mereka, bisakan dokter bisakan?" ucap Bryan membuat dokter tersenyum

" tenang saja tuan ibu dan bayinya baik baik saja untuk kedepannya harus bisa benar benar menjaganya " ucap dokter lalu Bryan berterimakasih lalu lari kedalam

" mana yang sakit?" tanya bryan mendekatinya

"perut gue cuma ngilu, Lo jangan Deket Deket deh" ucap Nindy

"udah ngasih tau ibu belum" tanya Nindy

" jangan deh Lo juga udah GK apa apa kan?" ucap bryan

" Lo masih takut sama bunda? mau sampe kapan di sembunyikan entar kalo tau dari orang bunda pasti marah banget " ujar Nindy

" yaudah entar gue yang ngomong deh kalo waktunya tepat" ucap Bryan

Bryan membayar administrasi Nindy

karena keadaannya baik baik saja Nindy besok di bolehkan pulang

di rumahnya Maria curiga dengan Nindy dan Bryan

dia mengira Nindy hamil di luar nikah

" gue pasti bisa bongkar semuanya, tunggu aja Lo Nindy" ujar Maria dengan menyunggingkan senyumnya

keesokan harinya Bryan membawa nampan berisi sarapan untuknya dan Nindy

nasi goreng sambal matah dan ayam untuk bryan

lalu bubur untuk nindy

Nindy melirik mangkuknya dan piring bryan berganti

" gue cobain dikit dong" ucap Nindy

" gak boleh lo kan lagi sakit, makan aja tuh bubur abisin" ucap Bryan dengan mulut penuh

Nindy hanya bisa menelan salivanya Bryan makan enak sementara dirinya makan bubur hambar

setelah sarapan mereka pulang

Nindy mengusap perut nya dia masih tidak menyangka ada kehidupan kecil di perutnya

Bryan yang melihat Nindy mengulurkan tangannya akan menyentuh perut Nindy

" Bryan stop jangan buat gue muntah lagi" ucap Nindy menatap tajam pada Bryan membuatnya menarik tangannya kembali

" Bryan gue mau itu" ucap Nindy menengok jendela karena sudah terlewat

" bryaaaaannn stop" lanjut Nindy membuat Bryan mengerem mendadak

"apa sih ngagetin. aja bahaya tau" bryan membentak Nindy seraya menghendaki mobilnya

Nindy yang di bentak Bryan perlahan air matanya menggenang

bibirnya mulai di tekuk dan di sekitar hidung memerah menandakan dia akan segera menangis

Bryan yang melihat itu merutuki kebodohan nya

" duuhh maaf ya bukaan maksud gue marahin Lo" ucap Bryan seraya menggaruk kepalanya

" gak apa apa gue mau pulang gue cape' ucap Nindy dengan suara khas orang menahan tangis

" sayang jangan gitu dong kalo kamu sedih entar dedenya juga sedih, Sekarang bilang kamu mau apa?" bujuk Bryan

Nindy yang mendengar itu menyeka air matanya

dia terpengaruh dengan omongan Bryan

dia tidak mau anaknya bersedih

" aku mau telor gulung itu" ucap Nindy seraya menunjuk

Bryan menghela nafas panjang dengan malas dia memutar balik mobil ya

Bryan mulai tidak enak perasaan

dia turun dari mobil memesan

tapi Nindy mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil

" aku maunya kamu yang gulung by" ucap Nindy manja membuat Bryan meleleh sebentar

" udah gue duga " gumam Bryan

Bryan mencoba menggulung tapi tidak ada yang berhasil satupun

waktu berlalu cukup lama sampai telur di wadah akan habis tinggal sedikit lagi

Bryan bercucuran keringat tukang telur gulung hanya menggelengkan kepalanya

Nindy yang menunggu mulai kesal

" Lo lama banget sih, kalo gak bisa biar abangnya aja yang bikin" ucap Nindy marah marah tidak merasa bersalah

" ya Allah Gusti, tadi gue juga udah bilang gak bisa" gumam Bryan

"istrinya lagi ngidam ya mas" tanya Abang tukang telur gulung

" iya bang ngidamnya aneh aneh pusing saya" ucap Bryan yang di dengar Nindy

" apa Lo bilang? jadi Lo gak ikhlas apa yang udah Lo lakuin buat anak kita gak ikhlas? jangan mau enaknya aja dong Lo gak tau gimana menderitanya gue muntah muntah tiap waktu Lo di suruh gitu aja ngeluh " ucap Nindy dengan segala omelannya

" sayangku cintaku manisku aku padamu, gak gitu yang kamu salah ngertiin" ucap Bryan mengusap wajahnya kasar

" yang sabar ya mas" ucap tukang telur gulung seraya menepuk nepukan pundak Bryan

Bryan membayar semua dagangannya yang hancur menjadi bahan eksperimen gagal Bryan membuat pedagang itu senang

Bryan masuk ke dalam mobil memberikan bingkisan seraya tersenyum manis

" kenapa senyumnya gitu? Lo ngeledek ya?" tanya Nindy

" ya Allah sayang gak gitu, kok aku jadi salah Mulu" ucap Bryan mulai putus asa

" karena cowok itu selalu salah, kalian gak pernah peka gak pernah ngerti" ucap Nindy

" ya cewek maha benar, kalian gak pernah salah " jawab Bryan

"emang" singkatan Nindy dengan wajah juteknya

sesampainya di apartemen disana sudah ada Maria

dia menunggu di depan pintu apartemen

membuat Bryan terkejut begitu juga dengan Nindy

" loh kok Nindy di bawa kesini bukan kerumahnya?" ucap Maria

" oohhh iya hehe nanti di jemput ibunya" ucap bryan

" ohh gitu, gue boleh masuk dulu kan?" ucap Maria membuat bryan dan Nindy saling pandang

" bo.. boooleh ayo masuk" ucap Bryan

Bryan mendudukan nindy di ranjang sementara dia menemui Maria yang duduk di sofa

Maria senang melihat Bryan yang menghampirinya tanpa nindy

Bryan duduk di ujung sofa berjauhan dengan Maria tapi Maria mendekatinya menyandarkan kepalanya di bahu Bryan

"geser kek disana masih kosong" ucap Bryan mendorong dorong kepala Maria yang menempel di pundaknya

'' iihh Bryan gini doang juga, dulu aja lebih dari ini gak apa apa" ucap Maria memeluk lengan Bryan

" Lo ngomong apa sih , minggir sana nanti Nindy liat bisa salah paham" ucap Bryan berusaha menjauh

" Lo kenapa sih kaya takut banget sama Nindy?" tanya Maria

" karena dia itu..... dia calon istri gue" ucap Bryan yang sempat tergantung

" kan cuma calon masih belum sah" ucap Maria memeluk bryan

" kalian lagi ngapain" tanya Nindy membuat Bryan terperanjat mendorong tubuh Maria

Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!