Sudah 2 hari Nindy dan bryan tidak masuk sekolah membuat Meira semakin curiga
hari ini Bryan sudah merasa lebih baik dan memutuskan akan masuk sekolah
seperti biasa Nindy bangun lebih awal sekarang dia sedang menyiapkan sarapan untuknya dan Bryan
"Tinggal mandi deh" ucap Nindy seraya menepuk nepukan tangannya
Setelah selesai mandi Nindy memakai seragam
sedikit memoles wajahnya
setelah dirasa cukup sekarang tinggal membangunkan Bryan
" Hey bangun tukang tidur" ucap Nindy menggoyang goyangkan lengan Bryan
Tidak ada respon dari Bryan membuat Nindy kesal
Nindy mempunyai ide untuk membangunkan Bryan
dia duduk di samping Bryan
mengelus rambut Bryan dan membisikkan sesuatu
" Sayang bangun dong, kalo gak bangun aku cium" bisik Nindy
" Eemmhh " Bryan menggeliat
" Sayang" bisik Nindy mencium telinga Bryan dan berniat akan lari
tapi Bryan menangkap tangan Nindy
Nindy membelalakan matanya membelakangi Bryan
Bryan menarik tangan Nindy
Nindy pun terjatuh di pelukannya
Nindy berontak tapi Bryan semakin mengeratkan pelukannya
Nindy memukul lengan Bryan
" Bryan lepasin nanti seragam gue kusut" ucap Nindy berontak
" Biar gini dulu nin" ucap Bryan menyembunyikan wajahnya di tengkuk Nindy
" Nanti kesiangan, ohh gue lupa belum matiin kompor" bohong Nindy
" Lo udah bangunin adek gue" bisik Bryan membuat Nindy bergidik ngeri
Nindy menggigit Bryan setelah Bryan melepaskan pelukannya Nindy menendangnya sampai terjatuh dari ranjang
Nindy berhasil kabur dan berteriak
" Cepetan mandi nanti telat" teriak Nindy dari luar kamar
" Duuhhh Nindy sial dia mancing mancing abis itu gue di tendang" ucap Bryan mengelus pantatnya
Bryan sudah siap kini mereka sedang makan
Bryan melirik Nindy yang lahap makan di hadapannya
Nindy belum menyadari dirinya di tatap Bryan
saat Nindy selesai makan dia mendongak
Bryan mengisyaratkan ada sesuatu di dekat bibir Nindy
Nindy menautkan alisnya seolah bertanya ada apa
" Sini" ucap Bryan dan Nindy pun memajukan wajahnya
ccuupp
"Morning kiss" ucap Bryan lalu pergi meninggalkan Nindy yang membeku
Nindy menyentuh bibirnya
dia merasa tidak takut ketika Bryan menyentuhnya
berbeda dengan lelaki lain
Nindy membereskan bekas makan mereka
lalu menghampiri Bryan di depan
" Mobil siapa ini Bryan?" tanya Nindy
" Mobil gue lah" jawab Bryan
" Jadi Lo mau berangkat naik mobil?" tanya Nindy lagi
" Iya, ayo berangkat entar kesiangan" jawab Bryan
" Gak ah gue mau naik motor aja" ucap Nindy
" Loh kok gitu bunda kasih mobil ini biar kita berangkat naik mobil" ucap Bryan
" Nanti mereka curiga Bryan, udah gue mau berangkat aja, bye" ucap Nindy
Nindy pergi dengan motornya membuat Bryan menggeleng
ternyata tidak salah orang tuanya memilihkan istri untuknya
Nindy gadis yang baik tidak matre bahkan uang jajan saja tidak minta dari Bryan
"Pagi cewek cewek cantik" sapa Nindy pada sahabatnya di parkiran
" Lo kemana aja sih? emang Lo abis diapain sampe GK masuk dua hari" ucap Wina
" Dih p.a Bryan jatuh dari motor terus kakinya bengkak" jelas Nindy lalu menoyor kepala wina
"Oohh gue kirain hahaha" ucap wina
" Yuk ah masuk" ajak dara
Tanpa mereka sadari dari balik pohon ada yang mendengar percakapan mereka
yaitu Meira sekarang dia semakin penasaran pada Nindy
Meira mengepalkan tangannya lalu pergi ke kelas
Saat belajar Bryan melewati ruang kelas Nindy
siswi perempuan saling berbisik membicarakan Bryan
ada yang berkhayal menjadi pacarnya, istrinya bahkan ada yang mau menjadi selingkuhannya
sungguh memalukan
" Pada lebay deh " ucap Nindy yang di dengar Wina
" Lo cemburu ya? " ucap Wina
"Gk, gue merasa mereka memalukan masa demi cowok yang belum suka sama mereka, mereka rela lakuin apa aja" ucap Nindy
" Eemmhh iya juga sih, untung Bryan bukan playboy ya " ujar Wina
" Hhmm" singkat Nindy
Bel istirahat berbunyi Nindy dan sahabatnya pergi ke kantin
Wina memesan makanan sementara Dara dan Nindy menunggu di meja
mereka selalu bergantian memesan makanan
ketika mereka sedang menikmati bakso yang di pesan Wina tiba tiba Meira datang menggebrak meja Nindy
Nindy menatap Meira tidak suka begitu pun Meira
" Ada hubungan apa Lo sama bryan" tanya Meira
"GAK ADA" Nindy memperjelas perkataannya
" Lo bohong gue denger sendiri temen temen Lo bilang Lo abis di apain sama Bryan waktu itu juga gue nelpon pagi dan ada suara Lo, apa Lo suka rela di apain aja sama Bryan?" ucap Meira kini murid lain juga mengerumuni mereka karena penasaran
"Terserah Lo deh lagian bukan urusan Lo juga mau gue pacaran sama Bryan kek sama tukang parkir kek gak ada sedikit pun hak Lo buat tau" jawab Nindy lalu berbalik badan hendak pergi tapi Meira menahan tangan Nindy
Nindy berbalik lalu Meira menampar pipi Nindy hingga berbekas merah
Bryan muncul dari kerumunan membawa Nindy ke pelukannya
"Apa ini? apa kalian.." ucap Meira tergantung
" Iya Nindy pacar gue" ucap Bryan membuat para siswi patah hati masal
" Dan Lo jangan ganggu kita lagi" ucap Bryan menunjuk muka Meira
Bryan menangkup wajah Nindy melihat bekas tamparan
mengelusnya membuat para siswa disana bersorak heboh
Meira pergi dengan hati yang kecewa dan malu
" Udah Bryan gue malu" ucap Nindy menurunkan tangan Bryan
" Bryan sweet banget" ucap salah satu siswi
" Gue rela jadi yang ke 2" sahut yang lain
Sekarang hubungan Nindy dan Bryan sedang menjadi topik pembicaraan di sekolah
Hendrico pun semakin geram
jika dia tidak bisa memiliki Nindy maka orang lain pun tidak ada yang boleh memilikinya
" Pantas saja mereka selalu berdua" gumamnya seraya mengepalkan tangan
waktu para murid pulang
lagi lagi Nindy mendengar tuduhan siswi lain yang mengatakan jika Bryan mau jadi pacar Nindy karena Nindy sudah menyerahkan semuanya pada Bryan termasuk kehormatannya
begitu banyak pendengaran yang membuatnya sakit hati
mereka mengelu elukan Bryan sementara dirinya malah di hujat
" Gue udah yakin bakal begini kalo mereka tau" Nindy berjalan gontai
Tiba tiba sebuah kaki membuat Nindy jatuh tersandung
bbrruukkkkk
Nindy jatuh dan di tertawakan siswa lain
karena Dara dan Wina sudah pulang tidak ada yang membela Nindy
Meira dan murid lain tertawa mencemooh
Meira menyiram Nindy dengan seember air lalu siswa lain ikut melemparinya dengan kertas, tissue dan barang lain yang mereka pegang
Nindy bangkit dan berlari ke toilet setelah mengunci pintu sember air kembali mengguyur tubuhnya
'Nindy menangis dia kesal tapi apa boleh buat melawan pun hanya akan lebih di rundung teman temannya
Nindy pulang dengan keadaan basah kuyup
tepat di jalan yang Pernah memberikan kesan buruk untuknya Hendrico mencegatnya
"Nin Lo kenapa?" tanya Hendrico
" GK apa apa, permisi kak gue mau pulang" jawab Nindy hendak melajukan motornya kembali tapi Hendrico mencabut kuncinya
Nindy turun hendak mengambil kunci tapi Hendrico sengaja membawanya ketempat sepi
Nindy awalnya tidak menyadari karena ingin kuncinya kembali dia mengikuti Hendrico
setelah sampai di tempat sepi kemarin saat dia di lecehkan oleh orang tidak dikenal
Hendrico menyudutkan Nindy di dinding
ingatan Nindy kembali pada hari itu
dia mulai berteriak tapi Hendrico tidak melepaskannya
Hendrico hendak mencium paksa Nindy
ingin melawan tapi tangan Nindy di cekal Hendrico di atas kepalanya
saat Nindy sedang berteriak teriak seperti orang gila seseorang datang memukul Hendrico dari belakang
" Bangs*t" Hendrico kembali bangkit akan membalas tapi kalah telak
" Pergi dari sini dan jangan ganggu Nindy lagi atau Lo gue habisin" ancam Bryan membuat Hendrico kabur
"Nin Lo GK apa apa?" ucap Bryan tapi Nindy masih ketakutan
Nindy berjongkok menutupi kepala dengan lengannya
Bryan ikut berjongkok dan memegang kedua bahu Nindy
tapi Nindy masih ketakutan
Bryan yang bingung harus melakukan apa
Akhirnya dia memeluk Nindy erat meskipun Nindy berontak tapi Bryan masih memeluknya
Bryan menenangkan Nindy dia meyakinkan Nindy cukup lama tapi akhirnya Nindy lebih tenang
Nindy pulang naik mobil bersama Bryan sementara motornya diantar Reno kerumah
Nindy tertidur di mobil mungkin karena terlalu lelah
Bryan yang tidak tega akhirnya menggendong Nindy ke kamarnya
Bryan mengganti baju nindy yang basah
lalu ikut tidur di sampingnya
Nindy bergumam tapi Bryan memeluknya mencium kening Nindy mereka berdua kini terlelap
saat Nindy bangun betapa terkejutnya Nindy karena pakaiannya sudah di ganti
dia tau ini pasti kerjaan Bryan
"Bryaaaaannn, Lo apain gue" teriak Nindy membuat Bryan yang kaget langsung terduduk
Dengan mata sayu Bryan mengucek matanya
mengumpulkan kesadarannya
" Apa sih nin pekak nih kuping gue" ucap Bryan
" Siapa yang gantiin baju gue" tanya Nindy
" Lo gitu aja pake nanya siapa lagi kalo bukan gue" jawab bryan
" Aaarrrggghhhhh Bryan Lo kurang ajar ya, pasti Lo pegang pegang gue ya?" teriak Nindy
" Ya kalo GK di pegang gimana gantinya nin? lagian cuma ganti baju doang Lo heboh" jawab Bryan membuat Nindy semakin murka
"Bryan gue merasa ternodai tau ga mana Lo buka br* gue lagi Lo kurang ajar banget sih" Nindy masih mengomel
" Nindy Lo denger ya niat gue itu baik takut Lo masuk angin jadi gue gantiin GK semuanya kok tuh celana dalem Lo masih aman" ucapan Bryan yang frontal membuat Nindy melotot bak singa yang akan menerkam
" Bryaaaaannn Lo bener bener kurang ajar ya, sini Lo gue mau bikin perhitungan sama Lo" Nindy memukuli Bryan dengan bantal
Mereka berlari saling mengejar seperti anak kecil
Bryan terus berlari karena Nindy terus memukulinya
karena jarang berolahraga Nindy kewalahan mengejar Bryan
dia berhenti dengan nafas ngos-ngosan memegangi kedua lututnya
"Udah lah nin cepat atau lambat gue juga bakal liat, sekarang atau nanti sama aja Lo gitu banget sama suami" ucap Bryan yang tak kalah ngos-ngosan
Nindy yang kesal melemparnya dengan bantal
dan mengenai wajahnya
telpon Bryan bergetar karena silent Bryan hendak ngambilnya tapi handphonenya sudah mati
dia urung mengambil handphone di sakunya
masalah baru bagi Nindy di mulai
Bryan tidak sengaja menjawab telepon
dan handphonenyaa kini masih di sakunya
" Bryan udah gue cape, gue lemes" ucap Nindy seraya duduk di sofa
" Gitu aja lemah, Lagian Lo garang banget" ucap Bryan
" Bisa patah tulang gue lama lama sama Lo" ucap Bryan lalu mereka tertawa
Bryan menghampiri Nindy di sofa
dan duduk di sebelahnya
menempel pada lengan Nindy
seperti kucing yang menggesekkan tubuh di Majikannya
" Apa lagi sih Bryan, gue udah cape jangan mulai lagi deh" ucap Nindy malas Bryan membuat ulah lagi
" Ambilin gue minum dong by" ucap bryan manja
"Apaan bi bi.. babi?" ucap Nindy seraya mendelik
" Bukan lah itu panggilan sayang. baby" ucap Bryan membuat Nindy terbahak
"Hahaha mual gue dengernya" ucap Nindy sambil terbahak bahak
" Jangan jangan kamu hamil by" ucap Bryan membuat Nindy mencubit perut Bryan
Meira yang merasa kecewa pada Bryan menangis
pasalnya dia teman Bryan dari kecil
dulu mereka akrab tapi setelah Meira mengungkapkan perasaannya Bryan semakin menjauh
" Dasar j*l*Ng" gumam Meira
kembali ke Bryan dan Nindy
"Sembarangan kalo ngomong, gue masih perawan ya" ucap Nindy
" Eemmhh mau aku per*w*n*n gak by" bisik Bryan di telinga Nindy
Wajah Nindy memerah menahan malu
dia menyesali perbuatannya tidak menolak Bryan
Bryan menyandarkan kepalanya di sofa
dia seperti sedang menahan sesuatu
"Guu.. guuee mau masak dulu" ucap Nindy lalu pergi
"Sial nanggung banget" ucap Bryan lalu pergi mandi
Di dapur Nindy menyibukkan diri memasak
terlintas di benaknya bagaimana Bryan memperlakukannya dengan lembut
seperti sihir yang membuatnya mengikuti keinginan Bryan
Nindy menggeleng gelengkan kepalanya berusaha mengusir pikirannya
Bryan turun dia hanya mengenakan celana pendek tanpa memakai baju
Nindy yang melihat Bryan bertelanjang dada menjadi gugup
wajahnya memerah
Bryan berdiri tepat di samping Nindy mengambil apel di meja lalu mencium pipi Nindy dan pergi begitu saja
Nindy menyentuh bekas ciuman Bryan senyumnya mengembang
setiap Bryan memperlakukanya seperti itu hatinya tak karuan
ada debaran yang sulit di artikan
" Bryan nakal" gumam Nindy seraya tersenyum miring
Setelah makan malam Nindy memutuskan ke kamarnya untuk menonton Drakor kesukaannya
sementara Bryan sedang belajar
Bryan melihat Nindy yang sedang tengkurap sesekali mengayunkan kakinya
"Nin belajar jangan maen hp Mulu" ucap Bryan
"Iya bentar lagi" jawab Nindy
lama Bryan belajar tidak terdengar suara Nindy
Bryan mendekati Nindy ternyata dia tidur dengan nyenyaknya
Bryan membetulkan posisinya lalu ikut berbaring dan menyelimuti dirinya dan Nindy
Bryan memberi ciuman di sekitar wajah Nindy
di kening , pipi dan bibir Nindy
"good night, pantesan di gantiin baju gak sadar orang tidurnya kayak ******" ucap Bryan seraya menggeleng
Bryan ikut terlelap memeluk Nindy
entah besok akan ada kejadian apa di sekolah
yang jelas masalah menanti Nindy besok
hai guys biar aku tambah semangat up nya dukung terung karyaku ya
like ,komen dan vote 😍😍😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Mom FA
salam dari in memories🙏
2022-02-14
3