eps 17

Sudah lama Nindy menunggu jam hampir menunjukkan pukul 9 malam

Nindy menghubungi Bryan tapi tak kunjung di jawab

Nindy menunggu sebentar lagi

" Sampai jam 9 kalo dia gak muncul juga gue bakal pulang" batin Nindy

Dari kejauhan Meira dan gengnya melihat Nindy yang terlihat sedang menunggu seseorang

mereka merencanakan sesuatu lalu keluar

ketika Nindy ke toilet ada yang menguncinya di dalam

" hey buka siapa di luar" teriak Nindy

Tiba tiba dari atas ada kotak yang melayang mengenai wajah Nindy

membuat isinya tumpah di baju Nindy

betapa terkejutnya dia saat melihat isi kotak itu adalah katak

" aakkkhh tolong tolong" teriak Nindy melompat membuatnya jatuh dan kepalanya terbentuk kloset

meira dan gengnya bertos ria lalu pergi membiarkan Nindy yang meraung meminta tolong

saat Meira dan gengnya mengunci toilet luar ada seseorang yang melihatnya

" woy ngapain Lo" membuat Meira lari

dia merasa ada yang tidak beres Karena mereka lari saat di tegur

lalu dia membuka dan melihat kedalam tapi tidak ada seorang pun

" hallo ada orang di dalam" ucapnya

" to..tolong" suara lirih Nindy dari kamar mandi

" Lo kenapa? Lo baik baik aja kan?" ucapnya

" buka tolong" ucap Nindy

"Awas Lo jauh jauh dari pintu" ucapnya dan langsung mendobrak pintu

betapa terkejutnya dia melihat Nindy keningnya mengeluarkan darah dan terduduk memegangi kloset hendak berdiri

sepertinya tubuhnya lemas sampai tak mampu berdiri

" Nindy Lo gak apa apa?" ucapnya memapah Nindy

" kak leo, gue pusing kak" ucap Nindy

" gue bawa kedokter ya" ucap leo

Leo membawa Nindy ke dokter langganan nindy

saat Leo membawa Nindy berbaring dia menyadari sesuatu

Leo di suruh keluar oleh dokter dan menunggu di luar

'' kok dokter kandungan sih? " pertanyaan Leo dalam hati

setelah dokter keluar Leo menghampiri Nindy

" Lo gak apa apa?" tanya Leo

" gak kak makasih ya" ucap Nindy seraya tersenyum

" Lo kok milih dokter kandungan sih?" tanya Leo

" oohh itu.. an.. anu apa, karena sudah langganan aja kali gue cocoknya kesini" ucap Nindy

"ohh... ngomong ngomong Lo kenapa bisa kekunci di kamar mandi'' tanya Leo

" Gak tau tiba tiba pintunya di kunci terus ada yang lempar kotak isinya katak" ucap Nindy

" tadi gue liat tiga orang cewek ngunci toilet luar pas gue tegur malah lari" ucap Leo

" meira" gumam Nindy mengepalkan tangannya

di rumah sakit lain Bryan sedang menatap Maria yang terbaring dengan luka di kepalanya yang sudah di jahit

Bryan menunggu orang tua Maria datang sebelum dia pergi

setelah orang tua Maria datang Bryan pergi ke tempat mereka janjian

tapi Nindy sudah tidak ada disana

lalu Bryan memutuskan pulang ke apartemen

saat tiba di apartemen Bryan terkejut melihat kening Nindy juga di perban

Bryan ikut berbaring di samping Nindy mengecup sekilas bibirnya lalu perutnya

Nindy menggeliat mengucek matanya samar samar dia melihat bayangan seseorang

jelas siapa yang ada di hadapannya Nindy pun membalikan badan memunggunginya

dengan mata yang mulai mengembun Nindy mengusap lelehan bening itu

Bryan tau Nindy menangis karena dirinya lalu Bryan memeluknya dari belakang menopang kan dagunya di bahu Nindy

" kenapa keningmu sampai terluka?" tanya Bryan

" bukan urusamu" ucap Nindy ketus

" hey maaf aku tak bermaksud mengingkari janji" ucap Bryan seraya mengelus perut Nindy

" jangan sentuh anakku" ucap Nindy seraya menepisnya kasar

" kamu menggemaskan" ucap Bryan menciumi pipi dan leher Nindy dengan gemas

Nindy berusaha menjauhkan tubuh Bryan darinya tapi Bryan lebih kuat dari pada Nindy

Nindy yang sudah sangat kesal tersulut emosi menampar Bryan

plaakk

Bryan termenung memegangi pipinya dia tak menyangka sekarang Nindy sekasar itu

Bryan membalikkan tubuh Nindy dan menduduki pahanya dengan tangan Nindy yang berada di atas kepalanya

tidak peduli pada Nindy yang berontak Bryan menciumi wajah dan leher Nindy

Nindy menendang nendangkan kakinya tapi tak berpengaruh apa pun

"Aaawww pe... peeperut aku aakkhh" pekik Nindy mencengkram bantal karena tangannya masih di tahan Bryan di atas kepalanya

Bryan panik melihat Nindy kesakitan dia turun dan memeluk bahu Nindy

dengan satu tangan menepuk nepuk pipi Nindy pelan

" hey maaf sayang, mana yang sakit mana?" tanya Bryan

" perut aakkhh sakit banget" ucap Nindy

"sebentar aku ambilin air hangat dulu" ucap Bryan

Bryan membawa air hangat dan handuk kecil saat hendak mengompres perut Nindy

Nindy merampasnya dan mengompresnya sendiri

setelah Nindy merasa lebih baik Bryan duduk di samping Nindy dan meletakkan kepalanya di bahu Nindy

" awas berat" ucap Nindy mendorong kepala Bryan

" mau sampai kapan kamu begini? kenapa kamu tidak pernah bertanya ada apa? kenapa? atau yang lainnya sebelum kamu marah marah" ucap Bryan dan Nindy hanya terdiam

"aku mau cerita apa kamu mau dengar?" tanya Bryan tidak ada jawaban dari Nindy

" sebenarnya tadi aku mau berangkat ke cafe tapi aku beli bunga dulu" ucap Bryan terhenti membuat Nindy menengadah menatap Bryan

" terus ada Maria dia mau minta maaf karena kelakuannya membuat kita bertengkar, aku berusaha menghindar tapi tiba tiba ada motor melaju kencang.. kalo gak ada dia aku sekarang yang terbaring di rumah sakit" ucap Bryan membuat Nindy menganga dengan tangan menutup mulutnya

" kalo kamu gak percaya besok kita jenguk ya, aku hutang nyawa sama dia" ucap Bryan lalu Nindy memeluknya dengan rasa bersalah

" maaf " hanya itu yang di ucapkan Nindy

" iya gak apa apa, lain kali kalo ada apa apa tanya dulu" ucap Bryan mencuil hidung Nindy

"abisnya aku kesel kamu di telpon gak di angkat Mulu" ucap Nindy dengan bibir cemberut

cuupp

Bryan mencium bibir Nindy sekilas dengan lembut

pipi Nindy bersemu merah dan menyembunyikan wajahnya di dada Bryan

"aku panik sayang, pasti aku di salahkan kalo gak bantu dia" ucap Bryan

"tapi kamu gak boongkan?" tanya Nindy dengan mata menyipit

" mana ada sayang, sekarang tidur besok sore kita ke rumah sakit " ucap Bryan membaringkan Nindy

" jangan di lepas" ucap Nindy kembali melingkarkan tangan Bryan yang tidur terlentang

" manja banget sih istri aku, jadi gemesh... mmuuaahh mmuuaahh mmuuaahh " ucap Bryan mencubit kedua pipi Nindy lalu mengecup seluruh wajahnya

"jangan tinggalin aku " ucap Nindy seraya menggambar abstrak di dada Bryan

" gak akan pokoknya aku cuma punya kamu dan baby" ucap Bryan membuat pipi Nindy memerah

" selamat tidur sayang, i love you"" ucap Bryan mencium kening Nindy yang mulai memejamkan mata

keesokan harinya di sekolah Nindy menceritakan kejadian kemarin pada sahabatnya

dimana dia di kurung di kamar mandi dan sampai di tolong Leo

" sumpah Nin tuh orang nyebelin banget" ucap Wina

" makanya gue Gedeg banget sama dia" ucap Nindy

" amit amit Lo kan lagi hamil" bisik dara

" iya gue lupa amit amit dah iihhh" ucap Nindy seraya mengusap perutnya

sore hari pulang sekolah Nindy menunggu Bryan di gerbang karena janjian akan ke rumah sakit

Nindy memutar kunci motornya di jari telunjuk

saat suana sudah sepi Nindy benar benar merasa ketakutan sekarang

bayangan dulu dia di lecehkan terngiang lagi di kepalanya

apa lagi satpam tidak ada di pos nya

Nindy melihat orang itu lagi dengan sweater yang sama berjalan menuju ke arahnya

Nindy yang panik tidak bisa berfikir jernih bukannya pergi dengan sepeda motornya dia malah menutup telinganya dan memejamkan matanya

dia berfikiran bahwa dia sedang berhalusinasi dia menggeleng kepalanya

saat ada seseorang yang menepuk bahunya Nindy menjerit sekencang mungkin

" aaakkkkhhhhhh...... jangan gue mohon gue gak punya salah sama Lo, jangan lakuin itu" ucap Nindy dengan tubuh gemetar

" hey Lo kenapa ini gue Leo, Lo takut sama siapa sampe gemeteran gitu?" ucap Leo mengguncang bahu Nindy

mendengar nama Leo Nindy membuka matanya

Nindy benar benar ketakutan hingga gemetarnya belum hilang

Nindy hanya diam saja saat Leo membawa tubuh Nindy kepelukannya

hingga ada sebuah tangan yang menariknya menjauh dari tubuh Leo

" apa apaan nih? udah peluk pelukannya?" tanya Bryan

" Br.. Bryan " ucap Nindy

" Lo jangan salah paham dulu gue tadi liat Nindy sendiri kayak ketakutan gitu makanya gue samperin" tegas Leo

" apa harus sampe peluk peluk segala?" tanya Bryan sinis

"Lo rasain aja nih badan dia yang gemeteran, harusnya Lo bisa lindungin dia... " ucap Leo seraya mendorong pelan tubuh Nindy yang gemetar ke dada Bryan

"kalo Lo gak bisa biar dia buat gue " bisik Leo sebelum pergi mengacak lembut pucuk kepala Nindy dengan tersenyum manis

" brengsek" teriak Bryan mengepalkan tangannya

tapi Leo sudah pergi menjauh

Bryan membalikkan tubuh Nindy menghadapnya

benar saja tubuh Nindy masih gemetar dengan bibir yang pucat

" are you okay?" tanya Bryan menangkup kedua pipi Nindy

" aku takut" hanya itu yang keluar dari mulut Nindy dengan tetesan air mata yang lolos dari mata cantiknya

" ada aku sayang gak ada siapapun yang bisa nyakitin kamu" ucap Bryan memeluk Nindy

" kita mau kemana sekarang? makan atau pulang? " tanya Bryan

" kita kerumah sakit aja, aku mau bilang makasih sama Maria udah nolongin kamu" ucap Nindy

" ya udah ayo sama aku naik mobil" ucap Bryan menuntun lembut lengan Nindy

" kamu ikutin aku aja dari belakang aku bawa motor" ucap Nindy

sempat ada perdebatan di antara mereka karena Bryan melarang Nindy naik motor

tapi Nindy yang keras kepala tidak mau mendengarkan

Nindy tidak mau menunggu saat Bryan ada urusan makanya dia nekat bawa motor sendiri

akhirnya Bryan mengalah dia mengawal Nindy dari belakang

Nindy membawa parcel buah sebagai buah tangan untuk Maria

sesampainya di rumah sakit Nindy dan Bryan masuk di sambut senyum manis dari Maria

" sayang kamu kemana aja? aku nunggu kamu dari kemarin gak Dateng Dateng" ucap Maria

deeegggg

Nindy masih tidak mengerti kenapa Maria memanggil Bryan dengan sebutan sayang

begitu juga Bryan dia terkejut dan takut Nindy akan mengamuk

" ini siapa? kamu temennya atau sodaranya Bryan?" tanya Maria lagi pada mereka yang masih bungkam dengan tatapan kosong

" maaf kak a.. ak.. aku" ucap Nindy terpotong tidak tega melanjutkannya melihat keadaan Maria

" dia cewek gue Maria , Lo lupa? " ucap Bryan tidak mau Nindy salah paham lagi padanya

" jangan becanda sayang, bukannya kemarin kamu baru merayakan anniversary sama aku?" ucap Maria

dari belakang orang tua Maria datang menarik pelan lengan Nindy dan bryan menjauh dari Nindy

ibunya mulai bicara tentang keadaan Maria yang sebenarnya

" jadi gitu nak Maria mengalami kehilangan separuh ingatannya, dia terjerat di masa lalunya di saat Maria dan Bryan masih berpacaran" ucap mama Maria

" apa Tante tidak menjelaskannya?" tanya Nindy

" Tante sudah coba untuk menjelaskan tapi Maria selalu sakit kepala hebat saat mendengarnya" jelas mama Maria

Bryan mendekati Maria tapi malah lengannya di peluk oleh Maria

membuat hati Nindy mencelos ada rasa sakit melihat tangan suaminya di peluk wanita lain

tapi dia tidak boleh egois Maria seperti ini karena menolong suaminya

" bagaimana ini?" ucap Bryan nyaris tak terdengar

" hai kak Maria aku sepupunya kak Bryan bisa aku bicara sebentar sama kak Bryan?" ucap Nindy

" boleh kok, ohh ya siapa nama kamu?" tanya Maria

" aku Nindy kak" ucap Nindy menjabat tangan Maria

" kamu gak pernah bilang punya sepupu cewek, tau gitu Kitakan bisa jadi teman curhat ya" ucap Maria

" iya, saya permisi dulu kak" ucap Nindy menarik tangan Bryan ke luar

" kamu kok gak bilang yang jujur aja sih? kalo gini kita ciptain masalah baru" gerutu Bryan

" apa kamu tidak melihat wajah Maria dia begitu bahagia dekat kamu, bantu dia mengingat semuanya, dia gitu karena nolongin kamu" ucap Nindy

" tapi aku gak mau suatu saat kamu sakit hati karena masalah ini" ucap Bryan

" aku akan mencoba mengerti, kamu hanya ada waktu sebentar aja kan sama dia selebihnya waktu kamu cuma buat aku, aku cuma mau bagi waktu tapi tidak dengan hati kamu" ucap Nindy seraya menarik kerah kemeja Bryan dan menggesek hidung mancung mereka

" hati aku hidup aku cuma buat kamu sama Baby kita" ucap Bryan membuat pipi Nindy bersemu merah

Bryan memagut bibir Nindy tidak melihat tempat

Nindy yang kesal memukul dada Bryan tapi tidak dilepaskan juga

akhirnya Nindy menggigit bibir Bryan sampai dia melepaskannya

" aaawww sekarang mulai nakal ya" ucap Bryan seraya meremas sebelah dada Nindy

" kamu gak tau tempat banget deh" ucap Nindy celingukan lalu memukul lengan Bryan

" kamu semakin berisi jadi gak sabar cepat pulang " bisik Bryan membuat Nindy benar benar malu meski tidak ada siapapun

" dasar mesum" ucap Nindy menarik tangan Bryan untuk masuk kembali

" sayang kenapa lama?" tanya Maria

" dia minta di anterin ke toko buku " jawab Bryan

" itu bibir kamu kenapa?" ucap Maria hendak menyentuh bibir Bryan tapi di tangkis Bryan

" oohh ini di gigit semut manis" ucap Bryan seraya menatap Nindy

" semut manis?" tanya Maria dengan kening mengkerut

" akh semut rangrang maksudnya" ucap Bryan

" yaudah gue pamit ya mau nganter Nindy cari buku dulu" ucap Bryan

" kok kesini cuma bentar sih akukan masih kangen" ucap Maria manja

"tapi Nindy butuh buku buat belajar nanti gue bisa dimarahin bunda karena gue di titipin Nindy buat kasih bimbingan buat dia" ucap Bryan

" Nindy tinggal di rumah kamu?" tanya Maria

" iya dia pindahan kesekolah kita" ucap Bryan

" oohh ya udah deh nanti kalo sampe rumah aku video call ya" ucap Maria

tapi Bryan seakan tidak mendengar dia menuntun tangan Nindy pamit pada mama Maria

" Tante kita pamit dulu ya" ucap Bryan

" ohh iya makasih udah mampir, karena ada kamu Maria jadi bisa senyum tadi di murung terus" ucap mama Maria

" sama sama Tan tapi Tante harus bantu jelasin Sama Maria kalo kita udah gak ada hubungan apa apa lagi" ucap Bryan

" apa kamu tidak bisa kembali menerima Maria?" ucap mama Maria membuat hati Nindy teriris

" maaf Tante Nindy ini pacar saya dia wanita satu satunya yang saya cintai" ucap Bryan memeluk bahu Nindy

mama Maria sedikit berubah raut wajahnya terpancar kekecewaan mendengar ucapan Bryan

" ya sudah maafin Tante ya, semoga kalian langgeng.. sampaikan salam Tante buat bunda kamu"" ucap mama maria

Terpopuler

Comments

Riri Lala

Riri Lala

cerita Lo Lo rumit Thor ah

2024-03-31

0

Fa Rel

Fa Rel

pasti pura2

2022-02-24

7

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!