eps 20

Bryan sudah masuk ke ruangan Maria dengan menuntun tangan Nindy

Maria sudah sangat senang senyumnya mengembang kala melihat pintu terbuka

namun senyumnya perlahan hilang melihat Bryan menggenggam tangan Nindy

"kenapa ada Nindy?" tanya Maria

" memangnya kenapa? kasihan dia jenuh di rumah sendirian" ucap Bryan

" oohh" singkat Maria

"sini dong aku mau kamu duduk Deket aku" ucap Maria menunjuk kursi disamping ranjang

Bryan malah mendudukkan Nindy disana dan Bryan berdiri di belakangnya meletakkan tangannya di bahu Nindy

Maria semakin panas melihat pemandangan di depannya

dia dengan sengaja menjatuhkan pisau ke hadapan Nindy

Nindy terperanjat karena kaget Nindy melirik Bryan yang ada di belakangnya

Bryan hendak mengambilnya tapi Nindy sudah mengambilnya terlebih dahulu

posisi Maria yang duduk dapat melihat dengan jelas tanda di sekitar tengkuk dan dada Nindy

" Lo kenapa merah merah jangan bilang kalian berdua?" ucap Maria menunjuk Nindy dan Bryan bergantian

"oohh.. ini gue gatel gatel" ucap Nindy dengan wajah yang memerah

" tapi gue pernah liat waktu video call sama Bryan dia tidur sama cewek" ucap Maria

" mana ada hahaha ya kan?" tanya Nindy pada Bryan dengan tertawa yang di paksakan seraya menendang kaki Bryan

Bryan tidak menanggapi dia berbalik duduk di sofa pojok kamar

menyandarkan tubuhnya dengan tangan di letakkan di belakang kepala

Maria mencari ide supaya Bryan kembali memperhatikannya

" aaawww kepala gue sakit rasanya mau pecah " ucap Maria membuat Nindy dan Bryan panik

" bentar gue panggil dokter dulu" ucap Bryan

" jangan, gue cuma butuh ketenangan aja gue boleh peluk Lo bentar aja?" pinta Maria

mau tidak mau Bryan melangkah mendekati Maria

Nindy merasa ada yang aneh dari Maria dia sakit tapi tidak mau di periksa dokter

Nindy berinisiatif mencari dokter yang menangani Maria

dia sudah sampai di depan ruangan dokter tersebut lalu mengetuk pintu

tok tok tok

pintu terbuka memperlihatkan dokter perempuan sebaya ibunya

" ada yang bisa saya bantu nona?" tanya dokter

" saya mau tanya apa sebenarnya yang terjadi pada pasien bernama Maria?" tanya Nindy

" seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya sebagian ingatannya hilang dia hanya mengingat masa lalunya saja itu pun tidak semuanya ingat" ucap dokter

" apa saya boleh lihat hasil pemeriksaannya?" tanya Nindy

" maaf nona saya tidak bisa, jika tidak ada urusan lagi sebaiknya anda pergi" ucap dokter membuat Nindy mengernyitkan keningnya

" aneh banget dokter itu" gumam Nindy

Nindy kembali ke ruangan dimana Maria di rawat

dia melihat Bryan yang berdiri di samping Maria

dengan Maria yang memeluk pinggang Bryan erat

" aku mau pergi dulu ya, ada janji sama Wina dan Dara" ucap Nindy membuat Maria melirik dari balik tubuh Bryan

" gue gak izinin" ucap Bryan melepaskan tangan Maria yang memeluknya

" loh kenapa?" tanya Nindy

" GK ada yang lindungin kalian kalo cuma cewek yang pergi" ucap Bryan

" gak cuma kita ada kak Leo sama Damar juga, jadi aman aman aja" ucap Maria

" ya udah Lo pergi aja dari pada jadi nyamuk disini" ucap Maria

" oke bye" ujar Nindy tersenyum senang

" Gue gak izinin kalo Lo masih ngotot mau pergi gue pastiin nanti malem Lo gak akan tidur" ucap Bryan membuat Maria heran

" Gue setuju, toh besok sekolah libur" ucap Nindy tanpa berbalik dan pergi

Bryan yang geram hendak menyusul Nindy tapi tangannya di tahan oleh Maria

Bryan menepis tangan Maria dan pergi dari sana tidak peduli dengan Maria yang berteriak teriak memanggilnya

Maria mendengus kesal di berteriak seperti orang gila dan harus di tenangkan dokter dan perawat

Bryan menarik tangan Nindy yang sudah berada di luar gedung rumah sakit

Nindy berbalik seraya tersenyum manis melepaskan tangan Bryan dari tangannya

" kenapa sayang?" ucap Nindy seraya mengalungkan tangannya ke leher Bryan

" kamu mulai gak nurut ya" bentak Bryan

" jangan marah dong emang aku gak nurut kenapa?" tanya Nindy

" kamu mau pergi kumpul sama temen temen kamu ada cowoknya juga?" tanya Bryan dengan nada marah

" ohh cemburu ya?" ucap Nindy menggoda Bryan

" aku serius ya, kamu makin berani sekarang sama aku" ucap Bryan benar benar marah

" aku cuma bohongin kamu" bisik Nindy lalu mengecup sekilas bibir Bryan

mata Bryan melebar sempurna dengan perlakuan Nindy yang berani di depan umum

melihat Nindy yang berlari menuju mobil Bryan mengejarnya dan memeluk bahu Nindy serta mencuil hidungnya

" nakal ya" ucap Bryan

Nindy hanya tertawa seraya masuk ke dalam mobil

dari balik pohon seseorang mengintip mereka menghentak hentakan kakinya kesal melihat kedekatan Bryan dan Nindy

" halo ikutin mobilnya, kasih sedikit kejutan buat mereka" ucapnya dengan seseorang di sebrang telepon

Nindy dan Bryan tidak menyadari ada yang mengikuti mereka

saat di tikungan sebuah motor melaju dengan dadakan membuat Bryan yang terkejut membuang stir ke kiri

mobil Bryan yang oleng membuat kepala Nindy terbentur pada depan mobil

untungnya Bryan dengan sigap menahan perut Nindy

Nindy mengangkat kepalanya dengan sedikit meringis memegangi keningnya

" sayang maaf kamu gak apa apa kan?" ucap Bryan menyibak rambut Nindy

" gak apa apa cuma luka kecil" ucap Nindy

" apa perut kamu ada yang sakit" tanya Bryan mengecek seluruh tubuh Nindy

" gak ada sayang cuma kening aku aja merah tuh" ucap Nindy menunjukkan keningnya

cup

Bryan mengecup kening Nindy yang lebam mengelus lembut rambut Nindy

lalu melanjutkan perjalanan pulang mereka

" kalo aku minta sesuatu boleh gak?" tanya Nindy

" apapun sayang" jawab Bryan melirik sekilas

" aku mau ke pasar malam yang Deket rumah Damar" ucap Nindy tapi Bryan tidak menjawabnya

sesampainya di apartemen Nindy terus mengikuti Bryan kemana pun dia pergi

seraya terus berbicara tiada henti meminta izin ke pasar malam itu

" ya sayang ya please aku mau sekali ini aja" ucap Nindy menarik ujung baju Bryan

" gak sekali enggak tetep enggak" jawab Bryan tanpa menatap Nindy

" tapi aku belum pernah kesana sama kamu" rengek Nindy

" memangnya kamu pernah kesana sama siapa? dari mana juga kamu tau ada pasar malam di Deket rumah Damar? tanya Bryan

" aku pernah di ajak Damar" ucap Nindy keceplosan

" apaa? kamu pergi ke pasar malam sama cowok lain? kapan ? " tanya Bryan

" Wak.. wakktuu aku kabur dari rumah ibu terus kamu paksa aku ke apartemen terus kamu paksa aku gituan" ucap Nindy dengan polosnya

" pokoknya enggak aku gak Sudi pergi ke tempat dimana kamu sama cowok lain pernah jalan" jawab Bryan

" ya udah aku telepon Damar aja biar di jemput" ucap Nindy meraih ponselnya

" berani kamu telepon cowok brengsek itu aku patahin tangan kamu" ucap Bryan

" ya udah anterin aku ayok " ujar Nindy menarik narik tangan Bryan dengan mata yang mulai mengembun

Bryan yang melihat Nindy mulai akan menangis dengan terpaksa mengiyakan ajakan Nindy

begitu senangnya Nindy mendengar Bryan akan membawanya pergi

dia sampai melompat ke pangkuan Bryan menghujam ciuman bertubi tubi di wajah Bryan

" kamu bisa gak sih gak usah lompat lompat?" bentak Bryan membuat Nindy terdiam

"sorry a.. ak aku cuma takut kamu sama Baby kenapa Napa" ucap Bryan

" jangan marah lagi, ayok pergi" ucap Nindy menarik tangan bryan

Bryan dan Nindy sudah sampai di pasar malam

wajah Nindy begitu berseri dengan senyum mengembang tiada henti

Bryan tidak pernah menemukan wanita seperti Nindy

dia sangat bahagia hanya karena hal sepele

"makasih " ujar Nindy memeluk lengan Bryan

" sekarang mau apa dulu ?" tanya Bryan membuat Nindy mendongak

" naik bianglala boleh?" ucap Nindy Bryan berpikir sejenak

" ayolah sebentar aja" lanjut Nindy

" yaudah ayo" ucap Bryan Nindy pun langsung lari ke wahana tersebut

berbagai permainan dan wahana sudah mereka naiki

Nindy membawa boneka besar dan dua boneka kecil yang di dapat Bryan dari sebuah permainan

" aku haus " ucap Nindy

" aku beliin kamu duduk disini sebentar" ucap Bryan

" mau beli apa lagi?" lanjut Bryan sebelum pergi

" mau permen kapas, sosis bakar, bakso bakar, sama popcorn manis" ucap Nindy

" okelah untuk beruangku tersayang" ucap Bryan lalu melangkah pergi

" beruang?" gumam Nindy

saat Nindy menunggu Bryan datang Damar yang juga ada disana bersama adiknya yang baru berusia 5 tahun

Damar duduk di samping Nindy membuat Nindy terkejut

" ampun deh Damar gue kira siapa Ampe kaget gue" ucap Nindy

" hai Nindy, Lo sama siapa kesini? " tanya Damar

" sama Bryan tapi dia lama lagi beli minum" ucap Nindy

" gue temenin ya, oh ya ini Diana adik gue" ucap Damar memperkenalkan Diana karena terus menyikut lengan kakaknya

" hai aku Nindy, kamu cantik banget" ucap Nindy menjabat tangan Diana

" kakak lebih cantik, kalian pacaran ya?" tanya Diana

" eng.. enggak sayang kak Nindy temen sekolahnya kak Damar" jelas Nindy

" oohhh, padahal aku maunya kakak pacaran" ucap Diana

" siapa yang pacaran?" tanya Bryan yang baru datang

" kenapa kalian diem? gue tanya siapa yang pacaran?" lanjutnya karena mereka diam

" sayang gak ada yang pacaran namanya juga anak kecil" ucap Nindy berdiri menghampiri Bryan

" Diana kenalin ini pacar kakak" ucap Nindy pada Diana

" gak mau kakak itu galak aku takut" ucap Diana bersembunyi di belakang Damar

" duuhh sorry ya , kalo gitu gue pergi ajak adik gue maen dulu" ucap Damar pergi dari sana

'' kamu sama anak kecil aja gitu banget, kasian tau" ucap Nindy

" anak kecil asal banget ngomongnya, kamu juga di tinggal bentar aja udah ngobrol sama cowok" ucap Bryan

" sayang gak gitu " ucap Nindy tapi Bryan terlanjur ngambek

Bryan menyerahkan makanan pesanan Nindy lalu pergi membawa boneka bonekanya

Nindy mengejar Bryan yang sudah masuk mobil terlebih dahulu

lalu Nindy duduk disampingnya dengan mulut yang penuh makanan

Bryan tersenyum pelit melihat Nindy yang makan begitu banyak

Nindy sadar dirinya di perhatikan menatap Bryan dengan menautkan alisnya

" apa?" tanya Nindy dengan mulut penuh sosis bakarnya

" kamu gendut" ucap Bryan lalu kembali fokus ke jalan

" masa sih?" ucap Nindy melihat wajahnya dari kaca

" ya ampun aku harus diet nih" gumam Nindy

pletak

Bryan menyentil kening Nindy lalu menghentikan laju mobilnya

"kok di sentil sih?" tanya Nindy seraya mengusap keningnya

" abisnya kamu diet diet inget kamu tuh lagi hamil ya wajar kalo berat badannya naik, lagian aku suka kamu yang sekarang terlihat semakin seksi" ucap Bryan membuat wajah Nindy bersemu merah

" tapi kalo kamu cari yang langsing gimana?" ujar Nindy dengan raut wajah sedih

" aku gak akan cari yang langsing aku lebih suka beruangku yang empuk" ujar Bryan

Nindy memeluk Bryan entah kenapa hanya ucapan seperti itu pun terdengar seperti kata kata romantis untuk Nindy

Nindy melepaskan pelukannya lalu Bryan kembali melajukan mobilnya

Bryan tidak menyadari sedari tadi Nindy tertidur

dia tidak ingin membangunkan Nindy karena wajahnya terlihat lelah

Bryan mengangkat tubuh Nindy menggendongnya sampai kamar

" tidur yang nyenyak sayang" ucap Bryan mengecup bibir Nindy

setelah mandi Bryan ikut membaringkan tubuhnya di samping Nindy

memeluk Nindy lalu ikut memejamkan matanya

Terpopuler

Comments

Wartini Eviyanti

Wartini Eviyanti

kaya maria pura 2 lupa deh

2021-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!