eps 16

Pagi hari mentari telah menampakkan sinarnya melewati celah jendela kamar bryan

Nindy memunguti pakaiannya yang robek dan membuangnya ketempat sampah

Nindy berjalan tertatih merasakan tubuhnya yang terasa remuk redam

Nindy mandi dan kini telah bersiap ke sekolah dengan seragam lengkap

dia tidak peduli dengan Bryan dan pergi sendiri dengan taksi

saat Bryan bangun. dia mencari Nindy tapi tidak ada dimana pun

" Apa yang gue lakuin, Nindy pasti makin marah" gumam Bryan seraya memijat pelipisnya

Untung saja Bryan masuk kuliah siang jadi bisa tenang

Bryan sudah bersiap ke kampus dia melihat jam di tangannya harusnya Nindy sudah istirahat

berulang kali Bryan menelpon tapi tidak ada jawaban

" Gue mending di omelin dari pada didiemin gini, serasa hidup Ama mayat" batin bryan

Di sekolah Nindy sedang berada di kantin dengan sahabatnya

dia tidak nafsu makan hanya mengucek makanan

Dara dan Wina saling sikut melihat Nindy yang seperti lemas

" Lo kenapa nin?" tanya Dara

"Gak apa apa gue lemes banget" ucap Nindy

" Kalo belum sembuh kenapa masuk Lo kan bisa izin" ucap Wina

" Gue jenuh di rumah liat Bryan, rasanya sakit hati gue kalo liat dia" ucap Nindy

" Kata nyokap gue kalo marahan sama suami gak boleh lebih dari 3 hari" ucap Wina

" Masih ada sehari lagi win" ucap Nindy dengan senyum miring

" Serah Lo deh" ucap Wina

Nindy hendak pulang dan menunggu angkutan umum yang kosong di gerbang sekolah

Damar datang menepuk pelan pundak Nindy membuat nya terkejut

" Gorry gue bikin Lo kaget ya?" tanya Damar

" Iya gak papa" singkat Nindy

" Lo kayak lemas gitu kenapa, sakit?" tanya Damar

" Badan gue kayak remuk gitu rasanya pengen cepet-cepet rebahan" ucap Nindy

" Biar cepet gue anterin pulang ya" ajak Damar

" Gak usah gue jadi ngerepotin Lo" tolak Nindy

" Gak apa apa kita kan teman" ucap Damar

Akhirnya Nindy mau diantar pulang oleh Damar

Saat Damar menuntun tangan Nindy tiba tiba Bryan melepaskan tangan mereka

Bryan menatap Nindy dan Damar dengan geram

" Lo berani ya deketin cewek gue" ucap Bryan

" Harusnya kalo Lo cowoknya Lo bisa jaga dia bukannya terus berdekatan sama cewek lain" ucap Damar menghilang kata 'kak' yang biasa dia panggil untuk kakak kelasnya

" Udah udah stop" ucap Nindy yang melihat Bryan mendorong Damar

" Kurang ajar" ucap Bryan melayangkan bogem mentah ke wajah Damar membuatnya tersungkur

Bryan mengangkat kedua sisi kerah Damar keributan mereka mengundang semua orang di sana

Nindy berusaha melerai tapi Bryan menepisnya kasar

hingga Nindy sempoyongan

" Stop gue bilang stooop" teriak Nindy dengan memegangi perutnya

" Nindy Lo sakit lagi?" tanya Damar hendak menghampiri Nindy tapi Bryan menahannya

" Sayang maafin aku, mana yang sakit" ucap Bryan panik

" Aakkkhh sakit" ucap Nindy seraya mencengkram tangan Bryan dan sebelah tangan lagi menyentuh perutnya

Bryan mengangkat tubuh Nindy ke mobilnya membuat mereka yang ada di sana cengo melebarkan mata mereka

Bryan mengemudi sambil terus melirik Nindy yang meringis kesakitan menggigit bibir bawahnya

Mereka telah sampai di rumah sakit tempat biasa Nindy di rawat

karena awalnya Bryan tidak mau menggunakan dokter pribadi keluarganya karena takut ketahuan Nindy hamil

"Tidak apa apa ini hanya keram perut, lain kali jika terasa lagi kompres dengan air hangat" ucap dokter

" Baik dok terima kasih" ucap Bryan

Setelah membaik Nindy dan Bryan pulang ke rumah Nindy

Bryan melirik Nindy yang hanya menatap ke luar jendela

seolah tidak ingin melihat bryan

"Sayang kapan kamu mau pulang ke apartemen?" tanya Bryan tapi Nindy hanya diam saja

Bryan menghela nafas panjang dia tidak tau cara membujuk wanita

karena biasanya wanita yang selalu mengikuti apa mau Bryan

" Kita sudah sampai sayang , mau aku bantu? " ucap Bryan setelah membukakan pintu mobil

Nindy keluar dan berjalan sendiri menabrak bahu Bryan

Bryan hanya menggeleng gemas dengan tingkah Nindy

setelah menyalami Ibu Desy Bryan menyusul Nindy ke kamar

" Sayang aku harus apa supaya kamu mau maafin aku? " ucap Bryan duduk di belakang Nindy

"Kamu boleh pukul aku tapi jangan diemin aku kayak gini, aku gak sanggup" lanjut Bryan karena Nindy masih diam

"Pergi" singkat Nindy membuat Bryan membuang nafas kasar

"Dengar masalah ini gak akan pernah selesai kalo kita gak bicarain baik baik" ucap Bryan membuat Nindy berbalik

" Sekarang coba jawab, kenapa kamu kasih dia kalung? kenapa kamu tidak bisa menolak saat dia mendekati kamu? kenapa kamu bohong ada urusan padahal kamu jalan sama dia? kenapa?" ucap Nindy berapi api dengan tangisnya

Bryan memejamkan matanya dia menyesali kebodohannya

dia sempat ingin kembali pada Maria membuat hubungannya dan Nindy kacau

" Iya aku salah aku menyesal, aku memang bodoh tidak memikirkannya lebih dulu, tapi aku janji gak akan ulangi itu lagi" ucap Bryan

"Aku gak percaya sama janji kamu, kamu pembohong, ak...aku.." ucap Nindy terputus

" Sayang lihat aku, aku sayang sama kamu sama Baby kita maafin aku, aku gak mungkin ninggalin kalian" ucap Bryan menggenggam tangan Nindy

Nindy hanya diam dan masih menangis tapi tidak berontak saat di sentuh Bryan

Bryan membawa Nindy kepelukannya agar Nindy menumpahkan tangisnya disana

Bryan mengelus kepalanya membuat Nindy merasa nyaman

" Aku takut kamu kasar lagi" ucap Nindy membuat Bryan ingat kelakuannya semalam

" Maaf sayang aku janji gak akan ulangi lagi" ucap Bryan mencium puncak kepala Nindy

" Jangan marah lagi ya, aku janji akan menjauhi Maria tapi kamu juga harus janji jangan dekat sama cowok mana pun" ucap Bryan

Nindy mengangguk lalu Bryan menangkup wajah Nindy

menyentuh hidung Nindy dengan hidungnya lalu mencium setiap inci wajah Nindy

dan yang terakhir dia memagut bibir Nindy lama sampai Nindy memukul dada Bryan

" Maaf" ucap Bryan seraya memberi kecupan sekilas di bibir Nindy

"Jangan marah lagi ya? aku gak bisa kami diemin aku" ucap Bryan

" Iya, tapi kamu janjikan gak akan Deket sama ulet ulet keket?" tanya Nindy

" Ulet keket?" ucap Bryan menautkan alisnya

" Iya, si Maria sama si Meira " ucap Nindy

" Janji sayang, aku cuma sayang sama kamu dan Baby" ucap Bryan kembali memeluk Nindy

Setelah mereka berbaikan Bryan menggoda Nindy

membuat Nindy kesal seperti sekarang Nindy sedang memainkan handphonenya

tapi Bryan memeluknya erat membenamkan wajahnya ke ceruk leher Nindy

membuat handphone yang di pegang Nindy jatuh mengenai wajahnya

" Bryaaaaannn bisa diem gak sih sakit nih" omel Nindy

" Aku gak mau diem aku kangen Omelan kamu" ucap Bryan terus menyusupkan wajahnya ke leher

" Aaarrrggghhhhh kamu bikin badan aku remuk" ucap Nindy berusaha melepas pelukan Bryan yang sangat erat

"Sayang kamu membangunkan sesuatu" ucap Bryan

" Jangan sekarang aku lelah" ucap Nindy pura pura memejamkan matanya

"Ayolah sayang apa kau tega aku bisa sakit kepala" ujar Bryan

Membuat Nindy membuka matanya dan menatap wajah Bryan yang sudah memerah

Bryan mencium bibir Nindy tapi Nindy mendorong Bryan pelan

" Apa itu benar? apa hubungannya itu sama sakit kepala?" tanya Nindy

" Itu apa?bicara yang jelas" ucap Bryan menggoda Nindy

" Kalo nahan gituan bisa sakit kepala?" tanya Nindy serius tidak ingin Bryan sakit

" Begituan apa?" ucap Bryan

"Sayang boleh ya?" ucap Bryan dan diangguki Nindy

Ibu Dessy merasa lega mereka bisa menyelesaikan masalahnya meski pun harus bertengkar hebat dulu

tapi Ibu Desy merasa senang anak dan menantunya akur kembali

Ibu Dessy mengulum senyum saat tidak sengaja mendengar suara Nindy menahan hasratnya

Waktu makan malam Nindy terlihat makan dengan lahap

terlihat juga Bryan yang sesekali mengelus rambut Nindy dan menggenggam tangan Nindy

Ibu Dessy tersenyum simpul

''Nak" ucap ibu Dessy membuat mereka berdua menatapnya

" kalau kalian ada masalah selesaikan baik baik, jangan lari masalah tidak akan selesai jika kalian lari, jika kalian bertengkar kalian jangan pergi dari rumah dan pergi ke rumah orang tua selesaikan dengan kepala dingin, jangan biarkan orang lain tau masalah kalian" ucap Ibu Dessy

" Kalian harus bisa menutupi aibnya masing masing pasangan kalian" lanjut ibu Dessy

" Tuh dengar sayang jangan kayak gitu" ucap Bryan seraya mengelus kepala Nindy

Membuat Nindy menatapnya sinis dan Bryan pun hanya cengengesan

Nindy mendengarkan nasehat ibunya dia merasa bersalah karena tidak mendengarkan penjelasan Bryan

" Maaf" ucap Nindy

" Tidak masalah " ucap Bryan seraya memeluk dan membelai rambut Nindy

Ibu Dessy tersenyum senang melihat mereka kembali berbaikan

setelah makan malam mereka masuk ke kamar masing masing

Nindy berdiri di depan cermin dengan hotpants dan tangtopnya

dia melihat kiri dan kanan lalu berputar melihat tubuh nya

Bryan yang baru datang memeluk perut Nindy

menciumi tengkuk Nindy membuatnya meremang

" Ada apa sayang?" ucap Bryan

" Aku gendut ya?" ucap Nindy

" mau gendut atau langsing aku tetap suka" ucap Bryan

" tapi gimana seragam sekolah udah gak muat?" ucap Nindy

" pake punya aku aja" ucap Bryan membuat Nindy murung

Nindy berjalan ke ranjang dengan malas dia tidak berfikir akan hamil secepat ini

Nindy menunduk seraya memainkan jemarinya

Bryan menghampirinya mengecup pucuk kepala Nindy

lalu duduk di hadapannya dengan sebelah tangan menggenggam tangan Nindy dan yang satunya mengangkat dagu Nindy

" Ada apa lagi sayang?" tanya Bryan

" hiks hiks ak.. aku cuma bingung bagaimana sekolah ku" ucap nindy

" Kamu bisa home schooling sayang" ucap Bryan

"Tapi aku masih mau sekolah.. aku masih mau menikmati masa mudaku hiks hiks hiks" ucap Nindy

" hey jangan menangis, kamu masih bisa jalan jalan sama aku" ucap Bryan

Bryan memeluk Nindy yang masih menangis

Nindy menangis seraya memukul mukul paha Bryan membuatnya mengedipkan mata berkali kali saat Nindy memukulnya

" ini semua gara-gara kamu, kalo aja kamu dengerin bunda" ucap Nindy kesal mengeraskan pukulannya

" kenapa jadi nyalahin aku? kamu juga menikmatinyakan? buktinya kalo aku Nina boboin kamu selalu mendesah" ucap Bryan tanpa malu

" dasar otak mesum'' ucap Nindy seraya mengacak rambut Bryan

Nindy jadi tertawa geli mendengar penuturan Bryan

mereka saling menggelitik

dari menangis jadi tertawa sungguh mod ibu hamil yang gampang berubah ubah

" Sudah aku lelah" ucap Nindy merebahkan tubuhnya

Bryan meletakkan kepalanya di dada Nindy

dengan Nindy yang mengelus kepalanya

Bryan memeluknya erat

lalu Bryan membuka t-shirt yang di pakai Nindy

" hey apa apaan ini" ucap Nindy terkejut

" diamlah'' ucap Bryan

"Hay sayangnya papa apa kabar?" ucap Bryan seraya mengecupi perut Nindy

" geli sayang" ucap Nindy

Nindy menjauhkan wajah Bryan dari tubuhnya karena jika sudah begini dia tidak akan bisa tidur semalaman

" sayang perutku sakit " ucap Nindy karena Bryan tidak mau berhenti dengan kecupannya

" yang mana sayang? ohh maafkan aku , kamu tidur ya " ucap Bryan mengelus perut Nindy

Nindy pura pura memejamkan matanya melihat Bryan pergi ke kamar mandi

dalam hati Nindy bersorak Bryan tidak macam macam lagi

saat Bryan keluar dia melihat Nindy sudah memejamkan matanya

Bryan mengecup kening dan bibir Nindy

" mimpi indah sayang'' ucap Bryan lalu mengecup

Ke esokan harinya Nindy dan Bryan bersiap berangkat ke sekolah

setelah berpamitan dengan ibu Dessy Bryan menjalankan mobilnya

"sayang nanti malam kita ketemu di restauran seafood ya" ucap Bryan

"boleh, tapi kenapa gak berangkat bareng aja" ucap Nindy

" aku mau ke kantor dulu di suruh ayah" ucap Bryan

" kamu tunggu disana kita ketemu jam 7 malam" lanjut Bryan

" oke " ucap Nindy lalu menyalami Bryan

cuupp

"morning kiss" ucap Bryan setelah mencium bibir Nindy

saat malam itu tiba Nindy sudah berdandan cantik dengan dress selutut dan tas kecil

dia menunggu Bryan seraya melihat jam di tangannya

di tempat lain saat Bryan di toko bunga dia hadang oleh Maria yang ingin meminta maaf atas kelakuannya kemarin

tapi Bryan tidak mengindahkannya dia pergi meninggalkan Maria

saat Bryan akan menyebrang tiba tiba ada sebuah motor yang melesat kearahnya dari belakang Maria mendorongnya hingga Bryan tersungkur di pinggir jalan

saat Bryan melihat Maria dia sudah bersimbah terkapar di tengah jalan

" Maria.. Maria bangun" ucap Bryan seraya menepuk pipi Maria

" maaf" hanya itu yang terucap sebelum Maria menutup matanya

Terpopuler

Comments

Vanessa MPC

Vanessa MPC

moga aja Maria mati

2022-07-11

3

Fa Rel

Fa Rel

nindi lemah jd cwek hmmm

2022-02-24

2

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!