eps 18

sesampainya di apartemen Bryan sedang sibuk merayu Nindy

dia mengikuti Nindy kemanapun Nindy pergi

seperti anak ayam yang takut di tinggal induknya

" kamu ngapain sih ngintilin aku terus" ucap Nindy

"makanya kamu jangan beres beres Mulu , jangan masak biar pesan aja" ucap Bryan

" jangan beres beres emang kamu mau beresin sendiri nanti?" ucap Nindy

" aku janji nanti beresin sendiri sekarang sini bobo dulu" ucap Bryan manja

" ini masih sore, Maghrib aja baru lewat aku gak mau mandi nanti solat isya" ucap Nindy

" aku janji gak ngapa ngapain deh cuma pegang doang" ucap Bryan memeragakan tangannya

"aku gak yakin" ucap Nindy membelakanginya

" aku cape nanti aja lah udah solat isya ya" ucap Nindy

pasti akhirnya dia memintanya mana mungkin Bryan hanya puas mencumbuinya saja

" ya sudah tapi sebentar ya " ucap Nindy membuat Bryan senang

saat akan melakukan ritualnya handphone Bryan berbunyi berkali kali

awalnya Bryan membiarkannya tapi itu mengganggu dan Nindy terus memintanya menjawab telepon

"halo kenapa sih nelpon Mulu ganggu aja tau gak?" bentak Bryan dengan handphone di telinganya

" sayang kok gitu sih kan tadi aku suruh telpon kalo udah nyampe rumah" ucap Maria

" kok gambarnya gelap sih yang" tanya maria

Bryan baru menyadari jika itu panggilan video lalu menjauhkannya dari telinga

selintas saat Bryan menjauhkannya terlihat bahu Nindy dengan dada di tutupi selimut

Bryan pun memakai selimut sampai lehernya

" sayang kamu lagi apa? sama siapa? kok selimutan berdua?" tanya Maria

" bukan siapa siapa, gue lagi sendiri juga" ucap Bryan jutek

" ya udah kalo gak ada yang mau di ucapin gue matiin ya gue mau tidur" ucap Bryan

" ya udh selam....." belum usai Maria berbicara Bryan sudah memutuskan sambungannya

saat Bryan akan melanjutkan ritualnya dia melihat Nindy sudah tertidur pulas

dia hanya bisa mengumpat menyumpahi Maria karena dia gagal dengan misinya

" dasar sialan, cewek brengsek ganggu aja" umpat Bryan

" mimpi indah sayang, kamu juga baby" ucap Bryan mencium bibir dan perut Nindy

lalu dia memeluk Nindy membenamkan wajah Nindy di dada bidangnya

mata Nindy mengintip dengan satu mata terbuka

dihatinya dia bersorak berhasil selamat dari cengkeraman Bryan

waktu menunjukan pukul 9 malam Nindy melambaikan tangannya di hadapan Bryan

tapi tidak ada pergerakan itu tandanya Bryan sudah tidur

dia melangkah memakai bajunya kembali lalu ke kamar mandi hendak melaksanakan solat isya

betapa terkejutnya Nindy saat keluar kamar mandi Bryan sudah berada di hadapannya

bersandar pada lemari dengan bersidekap di dadanya

membuat Nindy hanya cengir kuda saja

" ehh sayang kirain masih tidur" ucap Nindy

" tunggu kita shalat berjamaah" ucap Bryan

selesai shalat Bryan memesan makan malam untuknya dan Nindy

Nindy yang tengah hamil tidak merasakan mual sama sekali

yang ada hanya nafsu makan yang memuncak yang membuat dia semakin bulat sekarang

''sayang aku mau beli seragam baru ya" ucap Nindy

"sekolah bentar lagi pake punya aku dulu kan bisa? ucap Bryan

" tapi kegedean yang" ucap Nindy

" mending kegedean dari pada kekecilan, kan bisa di kecilin" ucap Bryan

" iya deh iya" ucap Nindy

ketika selesai makan Nindy hendak membereskan bekas makan mereka

tapi Bryan melarangnya semua kerjaan rumah sudah ia kerjakan

Nindy punya firasat Bryan menginginkan sesuatu

Nindy berjalan ke kamar berbaring menonton Drakor kesukaannya

saat pintu terlihat terbuka Nindy langsung memakai selimutnya dan memejamkan mata

perlahan Bryan duduk mendekati Nindy dan melambaikan tangan di wajahnya

Bryan menghembuskan nafas kasar dia mengumpat sendiri

pasalnya dia selalu gagal malam ini

akhirnya dia memeluk Nindy dan ikut memejamkan matanya

keesokan paginya Nindy membuka matanya dia mendongak menatap wajah Bryan yang setia memeluknya

Nindy mengecup bibir Bryan sekilas tapi tiba tiba Bryan menekan tengkuk Nindy

kecupan itu berubah menjadi ciuman Nindy mengerjapkan matanya berkali kali

lama Bryan ******* bibir Nindy membuat Nindy kehabisan oksigen dan memukul dada Bryan

Bryan menatap Nindy dengan mata sayu dia menyampingkan anak rambut Nindy ketelinganya

membuat Nindy geli

" shalat dulu yuk" ajak Nindy

" sebentar lagi, aku masih mau seperti ini" ucap Bryan memeluk erat Nindy

" nanti kesiangan, kamu gak ngampus?" tanya Nindy

" aku masuk pagi sih, tapi gak apa apa kan libur sehari" ucap Bryan

" jangan macam macam, kamu mau di marahin sama bunda?" ucap Nindy

" apa hubungannya sama bunda? aku bayar uang kuliahku sendiri" ucap Bryan

" terserah saja tapi yang jelas aku mau mandi mau sekolah" ucap Nindy langsung berdiri pergi ke kamar mandi

Nindy belum masuk ke kamar mandi tiba tiba Bryan berlari menyusul Nindy dan tidak sengaja menubruk tubuh Nindy hingga mereka terjatuh

Bryan membalikkan tubuhnya dengan cepat dengan memeluk Nindy

Nindy terjatuh berada di atas Bryan dan langsung memukul bahu Bryan

Bryan hanya tertawa melihat wajah Nindy yang sangat kesal

tiba tiba Bryan mengangkat tubuh Nindy ke bathtub

membuat Nindy terperanjat dan mengalungkan tangannya ke leher Bryan

" kamu mau ngapain? kita belom shalat nanti kesiangan" tanya Nindy

"apa? emangnya aku mau apa?" Bryan balik bertanya membuat Nindy malu

" aku cuma mau mandi bareng aja" lanjut Bryan

"oohhh" ucap Nindy menggaruk tengkuknya

"otak kamu perlu di refresh" bisik Bryan membuat pipi Nindy bersemu merah

Nindy mempercepat mandinya dan segera pergi dari kamar mandi

Nindy shalat tanpa menunggu Bryan saat Nindy selesai Bryan baru keluar kamar mandi

" kok gak nungguin?" tanya Bryan

" nunggu kamu lama, bisa kesiangan aku.. udah ahh aku mau masak" ucap Nindy seraya pergi ke dapur

"kamu berangkat jam berapa?" tanya Nindy pada Bryan saat makan

" kita bareng aja" ucap Bryan

" gak deh aku mau naik motor aja" ucap Nindy mengambil jaket dan kunci motornya

"tunggu tunggu" teriak Bryan seraya menungguk air minumnya

Nindy sedang memakai sepatunya di depan pintu

ketika selesai dengan sepatunya Nindy hendak melangkah pergi tapi Bryan menjinjing ranselnya seperti anak kucing yang di gendong induknya

" lepasin iihh" ucap Nindy mengguncang pundaknya

" mau kemana buru buru amat, bareng aja ya?" ucap Bryan menaik turunkan alisnya

" ya udah iya" Nindy mengalah

drrtttt ddrrtt drrtttt

handphone Bryan berbunyi membuat dia melepaskan ransel Nindy

Nindy mendengarkan apa yang di bicarakan orang di sebrang telepon tapi tidak terdengar sedikit pun

" kenapa bisa ? sebentar lagi saya kesana" ucap Bryan

" kamu berangkat sendiri aja ya?" lanjut Bryan

" siapa yang telepon?" tanya Nindy

"Maria , dia..." ucapan Bryan terhenti saat Nindy menyela pembicaraannya

" dari tadi juga mau berangkat, urusin aja tuh pacar yang lagi sakit, bye" ucap Nindy seraya melajukan motornya kencang

" aaarrrggghhhhh sial jadi serba salah" ucap Bryan mengacak rambutnya frustasi

sesampainya di rumah sakit Bryan langsung menuju ruang rawat Maria

Bryan melihat Maria yang sedang kacau dan di tenangkan oleh mamanya dan perawat disana

Bryan mendekati Maria dan memeluknya untuk menenangkan Maria

" hey kenapa, tenang gue disini jagain Lo" ucap Bryan mengelus rambut Maria

" Lo kemana aja? jangan tinggalin gue" ucap Maria

" gue disini, gue gak bakal ninggalin Lo sebelum Lo tenang" ucap Bryan

" syukurlah nak Bryan kesini Tante sudah kewalahan karena Maria mencari nak Bryan yang tidak bisa dihubungi'' ucap mama Maria

Bryan menghela nafas kasar dia berpikir hidupnya akan semakin rumit karena Maria

menghadapi dua wanita yang sama sama tidak bisa ia acuhkan salah satunya

karena Maria adalah penyelamatnya dan Nindy adalah cintanya

Bryan tidak bisa kemana mana karena Maria menahannya

sampai sampai Bryan tidak masuk kuliah

di sekolah Nindy sedang marah marah tidak jelas dia berbicara tanpa henti meluapkan kekesalannya pada dua sahabatnya

sahabatnya hanya bisa mendengarkan tanpa ada jeda untuk mereka berbicara

" kalian ngerti gak sih maksud gue? kalian kok gak ngomong?" tanya Nindy dengan nafas yang menggebu gebu

" sayang sini duduk, gimana kita mau jawab kalo Lo ngomong gak ngasih waktu buat kita" ucap Daraa menarik tangan Nindy agar duduk

" Lo ngomong kayak petasan yang di hajatan itu Nin nyerocos mana kenceng banget lagi" ucap Wina

" abisnya gue kesel banget, bisa bisanya dia hilang ingatan tapi dia ngaku ngaku Bryan pacarnya, Gedeg gue" ucap Nindy

" cemburu nih ceritanya" ucap Damar yang baru saja datang

" apaan sih nyebelin banget deh pagi pagi" ucap Nindy memberengut kesal

" biar gak galau gimana kalo entar pulang sekolah gue ajak ke mall gue yang teraktir deh" ucap Damar membuat dua makhluk di samping Nindy semangat

'' tapi gue ada pelajaran tambahan pulangnya sore" ucap Nindy

" gue tungguin disini sampe Lo pulang" ucap Damar

" kita juga tungguin Lo disini jadi berangkatnya bareng" ucap Wina yang di angguki Dara

" thank you guys... Lo emang sahabat gue yang terbaik" ucap Nindy menjabat tangan Damar lalu merangkul kedua sahabatnya

" gue gak di peluk nih?" ujar Damar

" dalam mimpi Lo hhahha" ucap Nindy tertawa membuat mereka ikut tertawa

"Lo ikut pelajaran tambahan di sekolah? kenapa gak sama kak Bryan aja sih diakan pinter?" tanya Wina

" kalo dia yang ngajar gak bakal serius, gue belajar aja di gangguin Mulu" ucap Nindy

di tempat lain di kediaman ibu Dessy

Tamara dan mantan suaminya datang ke rumah Bu Dessy

entah apa yang mereka bicarakan hingga mereka saling adu mulut

dan mantan suaminya tidak punya rasa kasihan kepada wanita yang selama ini menemaninya bertahun tahun

mereka mendorong ibu Dessy dengan melontarkan kata kata kasar

para tetangga yang melerai pun ikut kena semprot oleh Tamara dan suaminya

mereka berniat membawa Bu Dessy tapi di usir

terpaksa mereka menelpon Nindy yang sudah akan pulang dari sekolah

" kita berangkat gengs" ucap Dara

ddrrtt ddrrtt

" bentar guys ada telepon" ucap Nindy lalu menjawab teleponnya

"apa? tapi ibu saya baik baik aja kan?"tanya Nindy pada orang di sebrang telepon

"guys sorry gue gak bisa ikut kalian ajaa ya" ucap Nindy seraya memakai helmnya

" Lo mau kemana? " tanya Wina

" ada urusan keluarga" teriak Nindy melajukan motornya

Nindy sudah sampai di rumah Bu Dessy dia melihat ibunya yang bersimpuh di hadapan dua manusia angkuh ini

Nindy memeluk ibunya yang menangis

" kenapa kalian mengganggu ibu ku? apa belum cukup kalian membuat penderitaan untuk ibuku? kalian manusia tidak punya perasaan" ucap Nindy membawa ibunya berdiri

" diam kau hanya anak..." ucap seorang laki laki yang dia sebut ayah

ucapannya terhenti saat ibu Dessy memotong pembicaraannya

" anakku, dia anakku" ucap ibu Dessy

" sekarang kalian pergi atau aku akan panggil polisi" ucap Nindy

" urusan kita belum selesai, dan kau anak tidak tau diri suatu saat kau akan tau kalau ibu mu ini pembohong" ucap Tamara menunjuk pada Nindy dan ibunya

" terserah aku lebih percaya ibuku, jika dia berbohong pasti ada alasan di baliknya" ucap Nindy memeluk erat tubuh ibunya

"ibu gak apa apa? ayo kita masuk" ucap Nindy memapah ibunya masuk

" lutut ibu berdarah sebentar Nindy bawain obat dulu" ucap Nindy lalu pergi mencari p3k

" maafin ibu ya ibu ngerepotin kamu" ucap ibu Dessy membelai pipi anaknya

" ibu inget gak waktu Nindy belajar sepeda terus Nindy jatuh kan ibu juga yang obatin Nindy " ucap Nindy membuat ibunya mengangguk

" Bu.. ibu yang membesarkan Nindy dari bayi Nindy yang rewel Nindy, sang sakit, Nindy yang manja, Nindy banyak belajar dari ibu, sekarang Nindy sudah besar jadi kalo ibu ada masalah apapun berbagi sama Nindy kita akan hadapi sama sama " ucap Nindy menggenggam tangan ibunya

" tapi kalo ibu berbohong sama kamu apa kamu akan marah?" ucap ibu Dessy meneteskan air mata

" Nindy tau ibu berbohong untuk kebaikan Nindy kan? Nindy gak akan tanya apa kebohongan ibu tapi suatu saat kalo ibu udah siap jujur sama Nindy, Nindy mohon jangan tahan itu... ungkapan semua" ucap Nindy dengan senyum manisnya

membuat ibu Dessy semakin berderaian air mata

dia tidak sanggup jika suatu saat dia akan kehilangan sosok seorang anak yang selalu membawa kebahagiaan untuknya

" ibu udah ahh jangan sedih nanti Nindy juga ikut sedih, kasihan Dede bayi kan kalo ibunya sedih Dede bayi juga sedih" ucap Nindy seraya mengusap air mata ibunya

ibu Dessy segera menghapus air matanya lalu mendekatkan telinganya ke perut Nindy

seraya mengelusnya

" berapa bulan sekarang nak?" tanya ibu Dessy

" dua bulan Bu, kalo udah bisa nendang itu usia berapa bulan ya Bu? " tanya Nindy

"5 atau 6 bulanan lah kira kira" ucap ibu Dessy

Nindy memasak bersama ibunya di dapur

sementara Bryan belum juga pulang dari rumah sakit karena menunggu Maria tidur

" aku pulang aja ya ini udah malem" ucap Bryan melihat jam di tangannya sudah pukul 8 malam

" kamu nginep aja disini" ucap Maria manja

" gak bisa nanti Nindy nyariin" ucap Bryan keceplosan

" emangnya kenapa Nindy nyariin kamu?" tanya Maria

" kan dia belajar tiap malem sama gue" bohong Bryan

Bryan menelpon Nindy tapi tidak diangkat juga

dia khawatir dengan keadaan Nindy

" gue harus pulang, nanti kalo gue ada waktu gue kesini lagi" ucap Bryan

" tapi..." belum selesai Maria bicara Bryan sudah pergi dari sana

" liat aja nanti Lo bakal jadi milik gue" gumam Maria dalam hati seraya mengepalkan tangannya

like, komen, dan vote ya biar semangat up-nya

selamat membaca 😍😍😍

Terpopuler

Comments

Ai laelasari

Ai laelasari

aku siapin golok ya 😁

2022-08-15

1

Yenni

Yenni

pen gua bunuh tu maria😡😡

2022-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!