eps 14

setelah makan Nindy pergi ke kamarnya meninggalkan bryan sendiri di meja makan

ketika bryan masuk kamar Nindy pergi ke luar selalu saja begitu Nindy nampaknya sedang menghindari Bryan

malam tiba Nindy sudah siap dengan dress putih selutut yang terbuka di bagian bahu

Nindy masih membetulkan riasan wajahnya di depan cermin

ketika Nindy baru saja selesai Bryan keluar dari kamar mandi

Bryan terpaku melihat nindy perlahan Bryan mendekati Nindy tapi Nindy malah pergi keluar

saat Bryan sudah berpakaian rapih dan akan mengajak Nindy pergi tapi sepertinya Nindy sudah pergi terlebih dahulu

" sepertinya dia benar benar marah " gumam Bryan lalu pergi ke party Maria

sesampainya Bryan di tempat Maria dia celingukan mencari Nindy

ternyata dia sedang bersama sahabatnya membuat Bryan lega ternyata Nindy tidak sedang bersama laki laki

saat Bryan berjalan mendekat tiba tiba damar dan leo menghampiri Nindy lebih dulu membuat Bryan menghentikan langkahnya dan berbalik

kini Nindy sedang berbincang dengan damar leo, Hendrico dan sahabatnya

tapi mata Nindy tertuju pada bryan yang di lengannya ada Maria yang sedang bergelayut manja

Nindy menatap sinis pasalnya Bryan membiarkan Maria memeluk lengannya

"Lo gak apa apa?" tanya dara

" gue gak apa apa, gue ke toilet dulu ya" ucap Nindy

Bryan melihat Nindy pergi dari sana dia melepaskan rangkulan Maria lalu bergegas mengikuti Nindy

ternyata Nindy tidak ke toilet melainkan ke taman di sisi acara tersebut

Nindy mengumpat dan di dengar Bryan yang tepat di belakang Nindy

" dasar brengsek, kurang ajar, laki laki buaya, mata keranjang, gue aja ngobrol doang gak boleh nah dia peluk peluk Ama cewek di depan gue biasa biasa aja" ucap Nindy seraya melempar batu ke tempat gelap

" kalo mau marah marah sama orangnya langsung" ucap Bryan

" ngapain kesini udah sana nanti mari nyariin" ucap Nindy tanpa berbalik

Bryan mendekati Nindy memeluknya dari belakang

kali ini Nindy tidak menolak dia membiarkan Bryan memeluknya

" aku cemburu, aku sengaja membiarkan Maria seperti itu Karena ingin membuat kamu merasa cemburu juga, ternyata bener, gimn rasanya cemburu gak enak kan?" ucap Bryan, Nindy membalikkan tubuhnya menghadap bryan

" aku gak suka ya kamu kayak gitu" ucap Nindy

" aku gak punya perasaan sama cewek mana pun tapi aku gak bisa protes dong kalo mereka suka sama aku" ucap Bryan

" iya deh iya, yang banyak di sukai wanita mh enak di tinggal satu cewek juga gak rugi" ucap Nindy yang mencebikkan bibirnya

Bryan menangkup pipi Nindy dengan kedua tangannya

perlahan wajahnya mendekat tinggal sedikit lagi

terdengar suara mikrofon memanggil namanya untuk berada di sisi maria karena jika tidak Maria tidak mau meneruskan acaranya

" pergi sana" ucap Nindy seraya mendorong tubuh Bryan

" tapi kamu?" tanya bryan

" aku mau balik ke temen temen aku" ucap Nindy lalu berlalu pergi

Bryan berjalan ke panggung untuk menemani Maria tiup lilin disana juga ada orang tua Maria yang terlihat sudah akrab dengan Bryan

Bryan terus saja menatap Nindy tapi Nindy tidak menatap ke depan dia malah menatap kolam yang di penuhi balon

Bryan memperhatikan Nindy yang sedang melamun

tiba tiba datang seorang pelayan menawarkan minuman dan Nindy mengambilnya

Bryan melihat ada yang aneh karena hanya Nindy yang beri minuman sementara teman temannya di sekitarnya tidak

Bryan tidak fokus dengan acara ulang tahun Maria dia hanya memperhatikan Nindy yang mulai memegangi kepala dan perutnya

" gue balik duluan ya, ini nitip kadonya buat Maria" ucap Nindy pada sahabatnya

" mau di anterin gak?" ucap dara

" gak usah kalian enjoy ya, sampai ketemu besok" ucap Nindy

Nindy berusaha terlihat baik baik saya padahal rasa pusing dan sakit di perutnya begitu terasa

saat berjalan melewati kolam tiba tiba saja Nindy limbung dan tercebur ke kolam

semua yang ada di sana terkejut

Leo yang melihat itu langsung terjun ke kolam begitu pun damar dan Hendrico turun di tempat yang berbeda

matia mendengus kesal karena potongan kuenya tidak di hiraukan Bryan dan malah ikut melompat ke kolam

leo sudah membopong tubuh Nindy tapi Bryan juga ikut melompat ke kolam dan mengambil nindy dari tangan Leo aura permusuhan sangat terasa disana

leo menatap sinis pada Bryan

" kalo Lo gak bisa jaga Nindy biar gue yang gantiin posisi Lo" ucap leo seperti menyalakan api permusuhan diantara mereka

" jangan harap, selamanya dia milik gue" ucap Bryan

" kalo gitu kenapa Lo masih berhubungan dengan wanita lain?" tanya leo

" bukan urusan Lo" ucap Bryan mengangkat Nindy ketepi kolam

" Bryan tunggu, kenapa ada bercak merah di gaun Nindy" ucap leo

Bryan yang menyadarinya berjalan dengan sangat cepat dan terlihat panik

dara dan Wina juga menyusul Bryan sementara ke tiga cowok itu pulang karena basah kuyup

Maria merasa kesal ternyata rencananya malah membuat Bryan pergi

tapi membuktikan sesuatu yang di curigai Maria ternyata benar

" ternyata benar tunggu aja gue bongkar semuanya" ucap Maria

Bryan sudah sampai di rumah sakit kini dokter sedang memeriksa keadaan Nindy

Bryan mondar mandir di depan ruangan datang dara dan Wina yang juga menghawatirkan Nindy

dokter keluar dari ruangan Bryan segera menghampirinya

" bagaimana kamu ini sebagai suami, sudah jatuh sekarang malah minum obat penggugur kandungan atau sebenarnya kalian belum menikah ?" tanya dokter

" apa dok obat penggugur kandungan? kami sudah menikah mereka saksinya dok, tapi bagaimana kondisi istri dan anak saya" ucap bryan dan di angguki dara dan Wina

" syukurlah janinnya sangat kuat tetapi karena masalah ini harus lebih bisa menjaganya lagi jangan sampai jatuh dan minum obat sembarangan karena jika itu terjadi lagi saya tidak yakin janinnya bisa terselamatkan" ucap dokter

mereka masuk melihat keadaan Nindy yang masih terbaring lemah

Bryan menciumi kening dan tangan Nindy dia mengusap kepala Nindy berkali kali

Bryan merasa bersalah untuk pertama kalinya dia meneteskan air mata untuk seorang wanita

dara dan Wina saling merangkul dia tidak tega melihat Nindy yang terbaring lemah dengan infus di tangannya

Nindy membuka matanya yang pertama ia lihat adalah Bryan yang mengusap air matanya

terlihat hidung Bryan memerah sepertinya dia habis menangis

Nindy menepis tangan Bryan dan tangannya melambai pada dua sahabatnya

sahabatnya mendekat Nindy merentangkan tangannya ingin mereka memeluknya

sahabatnya berhambur ke pelukan Nindy mereka tidak menghiraukan Bryan sepertinya Nindy akan benar benar marah pada Bryan

" sebaiknya kalian pulang saja dulu ini sudah terlalu malam" ucap Bryan

" kak Bryan apaan sih baru juga jam 8 malem " kata Wina

" Nindy butuh istirahat kalian gak kasihan sama Nindy" ucap Bryan

" kamu aja yang pergi biar mereka disini temenin aku" ucap Nindy dengan wajah juteknya

wina dan dara menyadari akan ada keributan besar yang terjadi segera mereka pamit pulang membuat Nindy kecewa

Nindy tidur membelakangi Bryan

Bryan mengelus rambut Nindy tapi selalu di tepisnya

" aku mau pulang ke rumah ibu" ucap nindy dengan suara menangis

" sayang rumah kamu sekarang sama aku" ucap bryan

" aku gak mau tinggal sama kamu lagi, kamu bebas mau cari cewek mana pun aku udah gak peduli" ucap Nindy

" sayang aku gak mau, aku gak bisa tanpa kamu" ucap Bryan memeluk Nindy dari belakang

" kamu cuma jadiin aku pemuas kamu aja, kamu gak pernah benar benar sayang sama aku" ucap nindy

ketika Nindy menyelesaikan perkataannya Bryan di tarik ke belakang tiba tiba

ternyata bunda, ayah dan ibu nindy sudah berada disana

ayah menampar Bryan karena sudah membuat istrinya seperti ini

" kenapa ayah menampar Bryan?" tanya bryan

" itu peringatan buat kamu, kamu sebagai pemimpin harusnya bisa melindungi istri kamu, kenapa kamu menyakitinya dan masih berhubungan dengan wanita lain?" ucap ayah

'' apa maksud ayah?" tanya Bryan

bunda mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan siaran langsung di Instagram miliknya Maria semua yang terjadi malam itu di siarkan.

Bryan benar benar kesal pada maria ternyata dia merencanakannya dengan baik tidak ada yang terlewat dari adegannya karena disiarkan secara langsung

ibu menghampiri Nindy dan memeluknya mengelus kepala Nindy

Nindy menyembunyikan wajah di dada ibunya

bunda juga menghampirinya dan memeluknya

" kamu kenapa sayang?" tanya bunda

" aku gak apa apa Bun, cuma lemes aja" ucap Nindy

" ibu sama bunda tau dari mana Nindy ada disini?" lanjut Nindy

" bunda melihat semua siaran langsung itu bunda hawatir sama kamu dan menelpon ibu kamu karena kalian gak bisa di telepon, akhirnya ibu kamu menghubungi teman kamu dan memberi tahu bahwa kamu di rawat di sini" ujar bahwa

" sebenarnya kamu kenapa bisa di rawat seperti ini?" tanya ayah

Nindy belum menjawab dia menatap bryan yang menggelengkan kepalanya

Nindy terpaksa berbohong demi menutupi kesalahan Bryan

" gak apa apa yah, Nindy udah sakit dari kemarin tapi maksain ikut ke pesta jadi makin parah deh" ucap Nindy membuat Bryan bernafas lega

dokter masuk hendak memeriksa Nindy membuat Bryan panik

dokter memeriksa Nindy lalu menatap semua orang di sana

" apa kalian orang tua mereka?" tanya dokter

" iya dok ada apa?" ucap bunda sebelum melanjutkan pembicaraannya dokter menatap Bryan yang menggelengkan kepalanya

" apa mereka benar suami istri?" tanya dokter

" benar dok meskipun mereka masih sekolah tapi kami sudah menjodohkannya" ucap bunda

" ohh berarti mereka jujur, beg..." ucapan dokter berhenti saat Bryan memotong pembicaraannya

" dokter kapan istri saya bisa di bawa pulang" tanya Bryan

" besok saya akan cek dulu jika janin dan ibunya baik baik saja besok sudah boleh pulang" ucapan dokter membuat orang tua mereka terkejut

" apa dok menantu saya hamil?" ucap bunda

" iya Bu, jadi pasien ini di bawa kesini karena meminum obat penggugur kandungan untung saja janinnya kuat, tapi kalian sebagai orang tua saya harap bisa ikut menjaga kandungannya karena ini kedua kalinya Nindy di rawat sebelumnya dia juga sempat terjatuh karena sampai terjadi lagi saya takut janinnya tidak bisa di pertahankan" dokter menjelaskan

terlihat kemarahan di wajah bunda dan ayahnya

ibu Nindy hanya memeluknya meneteskan air mata

setelah dokter keluar ayah memberikan tamparan lagi pada Bryan

bunda terduduk memijat kepalanya yang terasa pusing

" kamu kalo gak mau Nindy hamil jangan menyuruhnya menggugurkan kandungan" bentak ayah

" ayah kenapa selalu main tangan kenapa ayah tidak bertanya dulu apa yang terjadi, ayah selalu melihat dari sisi luarnya saja" ucap Bryan membuat ayahnya kembali mengangkat tangannya

" ayah jangan" ucap Nindy membuat ayah mengurungkan niatnya

" ini semua murni karena kecelakaan ayah kak Bryan tidak salah sama sekali

saat perut Nindy terpentok meja nindy tidak tau siapa yang menyenggol nindy

masalah obat penggugur itu bukan nindy sengaja meminumnya tapi ada yang memasukkannya ke dalam minuman Nindy " ucap Nindy berusaha menjelaskan

"tapi Bryan juga salah tidak bisa menjaga kamu malah asyik asyiknya sama wanita lain suami macam apa kamu ini" ucap ayah

"bunda kecewa sama kamu Bryan, kenapa kamu tidak mematuhi perkataan bunda? bagaimana nanti nasib sekolah Nindy" tanya bunda

" bunda mana Bryan tau, Bryan hanya sekali melakukannya Bryan kira gak akan terjadi apa apa ternyata malah jadi anak" ucap Bryan menunduk

wajah Nindy sudah memerah menahan malu Nindy dan Bryan sama sama menunduk

sementara orang tua mereka menahan tawa mendengar penuturan Bryan

" kamu lelaki perkasa Bryan " ucap ayahnya seraya menepuk pundak Bryan

Bryan mengangkat kepalanya dengan wajah bodohnya membuat semua orang di ruangan itu tertawa

ayah meminta maaf memeluk Bryan ayah mengira Bryan hanya mempermainkan Nindy dan tidak mau menerima anaknya

bunda juga memeluk Bryan dan Nindy mereka bahagia akan memiliki cucu meskipun dari ketidak sengajaan

ayah dan bunda pulang sementara ibu Desy menunggu di rumah sakit karena Bryan juga pulang berganti baju

ibu membelai kepala Nindy bahagia rasanya sekarang Nindy punya keluarga baru yang menyayanginya begitu tulus

Nindy tertidur saat Bryan sampai disana Bryan menyuruh ibunya pulang saja karena wajah ibu Desy sepertinya kurang sehat

" ibu pulang aja biar Nindy Bryan yang jaga" ucap Bryan

" ibu mau jaga Nindy nak" ucap ibu

" kalo ibu sakit Nindy akan sedih Bu" ucap Bryan dan ibu Nindy pun menurutinya karena tidak ingin Nindy sedih melihatnya sakit

sinar matahari telah menampakkan sinarnya

Nindy terbangun melihat Bryan tidur terduduk sambil memegangi tangannya

tangan Nindy terulur membelai kepala Bryan

Bryan yang terusik dengan belaian Nindy pun terbangun

Bryan berdiri dari duduknya dan mengecup sekilas bibir Nindy

" morning kiss" ucap Bryan seraya mengusap bibir bawah Nindy

Nindy menyentuh pipi Bryan yang di tampar ayahnya semalam

Nindy mengusapnya lembut

" sakit ya?" ucap nindy

" gak kok, aku pantes dapetin ini, maafin aku ya " ucap Bryan memeluk perut Nindy kepalanya di rebahkan di paha Nindy

" iya tapi kamu harus janji jangan Deket sama cewek lain" ucap Nindy

" iya janji" ucap bryan menautkan kelingkingnya dengan Nindy

Bryan kini sedang menyuapi Nindy makan tiba tiba pintu di buka dan yang datang adalah Maria

Maria pergi ke rumah sakit dan menanyakan keadaan Nindy pada dokter yang menangani Nindy

otomatis dokter memberi tahu Maria karena dia mengaku sebagai saudara Nindy

belum selesai dokter berbicara Maria sudah pergi menghampiri bryan dan Nindy akhirnya dia tidak tau bahwa Nindy dan Bryan sudah menikah

Maria sengaja memakai baju terbuka agar kalung yang di pakainya terlihat oleh Nindy

lalu membuka pintu ruangan diman Nindy dirawat

" pagi Nindy Lo sakit apa?" tanya Maria

"ohh gue sakit lambungnya kambuh" ucap Nindy

" ohh ya bukannya kata Bryan Lo sakit perut karena diare?" tanya Maria membuat Nindy menatap Bryan

" i iya.. iya itu juga kan sakit perutnya juga karena si lambungnya itu" ucap Nindy gugup

" Lo gak nyembunyiin sesuatu kan?" tanya Maria

" gak lah iya kan Bryan? " ucap Nindy yang diangguki Bryan

" ohh iya ini Bryan kalung yang waktu itu ketemu terus gue pake deh" ucap Maria seraya meraba raba kalungnya,

Bryan dengan wajah paniknya melirik nindy

tapi nindy melihat ke arah kalungnya kembali hatinya terasa perih ternyata kalung yang waktu itu Bryan beli hadiah untuk Maria

Bryan hendak menyuapi Nindy kembali tapi Nindy menepisnya sampai sendoknya jatuh berhamburan

" kamu kenapa sih kalo udah kenyang ngomong dong gak usah di tepis jadi berhamburankan" ucap Bryan

" kalian keluar aja gue mau istirahat" ucap Nindy seraya tidur menyelimuti tubuhnya sampai kepala

" mending Lo keluar deh " ucap Bryan pada Maria

" Lo juga Bryan pergi gue udah gak mau ketemu sama kalian lagi" ucap Nindy

" kamu kok ngomongnya kasar gitu" ucap Bryan

" pergiiiiiii gue bilang pergiiiiiii gue udah muak sama Lo berdua" teriak Nindy

Bryan pun keluar memberi waktu pada Nindy agar lebih tenang

sementara Maria merasa menang untuk sekarang

" gue udah tau semuanya Bryan" ucap Maria

" tau apa?" singkat Bryan

" Nindy hamil anak Lo kan?" ucap maria tapi Bryan tidak menjawabnya

" gue udah tanya dokter dan rekamannya ada di gue" ucap Maria

" terus kalo iya Lo mau apa?" ucap Bryan

" gue mau sebarin ini di sekolah Nindy" ucap Maria

" sebarin aja gue gak takut" ucap Bryan

" gue gak nyangka Lo yang dulu baik sekarang malah hamilin anak orang" ucap Maria

" Lo gak tau yang sebenarnya jadi kalo Lo sebarin itu Lo bakal malu sendiri " ucap Bryan lalu pergi

" liat aja nanti Bryan Nindy bakal malu di sekolah" ucap maria

Terpopuler

Comments

imam zulkifli

imam zulkifli

orang hamil wajar ada lakinya

2022-11-16

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!