setelah makan Nindy pergi ke kamarnya meninggalkan bryan sendiri di meja makan
ketika bryan masuk kamar Nindy pergi ke luar selalu saja begitu Nindy nampaknya sedang menghindari Bryan
malam tiba Nindy sudah siap dengan dress putih selutut yang terbuka di bagian bahu
Nindy masih membetulkan riasan wajahnya di depan cermin
ketika Nindy baru saja selesai Bryan keluar dari kamar mandi
Bryan terpaku melihat nindy perlahan Bryan mendekati Nindy tapi Nindy malah pergi keluar
saat Bryan sudah berpakaian rapih dan akan mengajak Nindy pergi tapi sepertinya Nindy sudah pergi terlebih dahulu
" sepertinya dia benar benar marah " gumam Bryan lalu pergi ke party Maria
sesampainya Bryan di tempat Maria dia celingukan mencari Nindy
ternyata dia sedang bersama sahabatnya membuat Bryan lega ternyata Nindy tidak sedang bersama laki laki
saat Bryan berjalan mendekat tiba tiba damar dan leo menghampiri Nindy lebih dulu membuat Bryan menghentikan langkahnya dan berbalik
kini Nindy sedang berbincang dengan damar leo, Hendrico dan sahabatnya
tapi mata Nindy tertuju pada bryan yang di lengannya ada Maria yang sedang bergelayut manja
Nindy menatap sinis pasalnya Bryan membiarkan Maria memeluk lengannya
"Lo gak apa apa?" tanya dara
" gue gak apa apa, gue ke toilet dulu ya" ucap Nindy
Bryan melihat Nindy pergi dari sana dia melepaskan rangkulan Maria lalu bergegas mengikuti Nindy
ternyata Nindy tidak ke toilet melainkan ke taman di sisi acara tersebut
Nindy mengumpat dan di dengar Bryan yang tepat di belakang Nindy
" dasar brengsek, kurang ajar, laki laki buaya, mata keranjang, gue aja ngobrol doang gak boleh nah dia peluk peluk Ama cewek di depan gue biasa biasa aja" ucap Nindy seraya melempar batu ke tempat gelap
" kalo mau marah marah sama orangnya langsung" ucap Bryan
" ngapain kesini udah sana nanti mari nyariin" ucap Nindy tanpa berbalik
Bryan mendekati Nindy memeluknya dari belakang
kali ini Nindy tidak menolak dia membiarkan Bryan memeluknya
" aku cemburu, aku sengaja membiarkan Maria seperti itu Karena ingin membuat kamu merasa cemburu juga, ternyata bener, gimn rasanya cemburu gak enak kan?" ucap Bryan, Nindy membalikkan tubuhnya menghadap bryan
" aku gak suka ya kamu kayak gitu" ucap Nindy
" aku gak punya perasaan sama cewek mana pun tapi aku gak bisa protes dong kalo mereka suka sama aku" ucap Bryan
" iya deh iya, yang banyak di sukai wanita mh enak di tinggal satu cewek juga gak rugi" ucap Nindy yang mencebikkan bibirnya
Bryan menangkup pipi Nindy dengan kedua tangannya
perlahan wajahnya mendekat tinggal sedikit lagi
terdengar suara mikrofon memanggil namanya untuk berada di sisi maria karena jika tidak Maria tidak mau meneruskan acaranya
" pergi sana" ucap Nindy seraya mendorong tubuh Bryan
" tapi kamu?" tanya bryan
" aku mau balik ke temen temen aku" ucap Nindy lalu berlalu pergi
Bryan berjalan ke panggung untuk menemani Maria tiup lilin disana juga ada orang tua Maria yang terlihat sudah akrab dengan Bryan
Bryan terus saja menatap Nindy tapi Nindy tidak menatap ke depan dia malah menatap kolam yang di penuhi balon
Bryan memperhatikan Nindy yang sedang melamun
tiba tiba datang seorang pelayan menawarkan minuman dan Nindy mengambilnya
Bryan melihat ada yang aneh karena hanya Nindy yang beri minuman sementara teman temannya di sekitarnya tidak
Bryan tidak fokus dengan acara ulang tahun Maria dia hanya memperhatikan Nindy yang mulai memegangi kepala dan perutnya
" gue balik duluan ya, ini nitip kadonya buat Maria" ucap Nindy pada sahabatnya
" mau di anterin gak?" ucap dara
" gak usah kalian enjoy ya, sampai ketemu besok" ucap Nindy
Nindy berusaha terlihat baik baik saya padahal rasa pusing dan sakit di perutnya begitu terasa
saat berjalan melewati kolam tiba tiba saja Nindy limbung dan tercebur ke kolam
semua yang ada di sana terkejut
Leo yang melihat itu langsung terjun ke kolam begitu pun damar dan Hendrico turun di tempat yang berbeda
matia mendengus kesal karena potongan kuenya tidak di hiraukan Bryan dan malah ikut melompat ke kolam
leo sudah membopong tubuh Nindy tapi Bryan juga ikut melompat ke kolam dan mengambil nindy dari tangan Leo aura permusuhan sangat terasa disana
leo menatap sinis pada Bryan
" kalo Lo gak bisa jaga Nindy biar gue yang gantiin posisi Lo" ucap leo seperti menyalakan api permusuhan diantara mereka
" jangan harap, selamanya dia milik gue" ucap Bryan
" kalo gitu kenapa Lo masih berhubungan dengan wanita lain?" tanya leo
" bukan urusan Lo" ucap Bryan mengangkat Nindy ketepi kolam
" Bryan tunggu, kenapa ada bercak merah di gaun Nindy" ucap leo
Bryan yang menyadarinya berjalan dengan sangat cepat dan terlihat panik
dara dan Wina juga menyusul Bryan sementara ke tiga cowok itu pulang karena basah kuyup
Maria merasa kesal ternyata rencananya malah membuat Bryan pergi
tapi membuktikan sesuatu yang di curigai Maria ternyata benar
" ternyata benar tunggu aja gue bongkar semuanya" ucap Maria
Bryan sudah sampai di rumah sakit kini dokter sedang memeriksa keadaan Nindy
Bryan mondar mandir di depan ruangan datang dara dan Wina yang juga menghawatirkan Nindy
dokter keluar dari ruangan Bryan segera menghampirinya
" bagaimana kamu ini sebagai suami, sudah jatuh sekarang malah minum obat penggugur kandungan atau sebenarnya kalian belum menikah ?" tanya dokter
" apa dok obat penggugur kandungan? kami sudah menikah mereka saksinya dok, tapi bagaimana kondisi istri dan anak saya" ucap bryan dan di angguki dara dan Wina
" syukurlah janinnya sangat kuat tetapi karena masalah ini harus lebih bisa menjaganya lagi jangan sampai jatuh dan minum obat sembarangan karena jika itu terjadi lagi saya tidak yakin janinnya bisa terselamatkan" ucap dokter
mereka masuk melihat keadaan Nindy yang masih terbaring lemah
Bryan menciumi kening dan tangan Nindy dia mengusap kepala Nindy berkali kali
Bryan merasa bersalah untuk pertama kalinya dia meneteskan air mata untuk seorang wanita
dara dan Wina saling merangkul dia tidak tega melihat Nindy yang terbaring lemah dengan infus di tangannya
Nindy membuka matanya yang pertama ia lihat adalah Bryan yang mengusap air matanya
terlihat hidung Bryan memerah sepertinya dia habis menangis
Nindy menepis tangan Bryan dan tangannya melambai pada dua sahabatnya
sahabatnya mendekat Nindy merentangkan tangannya ingin mereka memeluknya
sahabatnya berhambur ke pelukan Nindy mereka tidak menghiraukan Bryan sepertinya Nindy akan benar benar marah pada Bryan
" sebaiknya kalian pulang saja dulu ini sudah terlalu malam" ucap Bryan
" kak Bryan apaan sih baru juga jam 8 malem " kata Wina
" Nindy butuh istirahat kalian gak kasihan sama Nindy" ucap Bryan
" kamu aja yang pergi biar mereka disini temenin aku" ucap Nindy dengan wajah juteknya
wina dan dara menyadari akan ada keributan besar yang terjadi segera mereka pamit pulang membuat Nindy kecewa
Nindy tidur membelakangi Bryan
Bryan mengelus rambut Nindy tapi selalu di tepisnya
" aku mau pulang ke rumah ibu" ucap nindy dengan suara menangis
" sayang rumah kamu sekarang sama aku" ucap bryan
" aku gak mau tinggal sama kamu lagi, kamu bebas mau cari cewek mana pun aku udah gak peduli" ucap Nindy
" sayang aku gak mau, aku gak bisa tanpa kamu" ucap Bryan memeluk Nindy dari belakang
" kamu cuma jadiin aku pemuas kamu aja, kamu gak pernah benar benar sayang sama aku" ucap nindy
ketika Nindy menyelesaikan perkataannya Bryan di tarik ke belakang tiba tiba
ternyata bunda, ayah dan ibu nindy sudah berada disana
ayah menampar Bryan karena sudah membuat istrinya seperti ini
" kenapa ayah menampar Bryan?" tanya bryan
" itu peringatan buat kamu, kamu sebagai pemimpin harusnya bisa melindungi istri kamu, kenapa kamu menyakitinya dan masih berhubungan dengan wanita lain?" ucap ayah
'' apa maksud ayah?" tanya Bryan
bunda mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan siaran langsung di Instagram miliknya Maria semua yang terjadi malam itu di siarkan.
Bryan benar benar kesal pada maria ternyata dia merencanakannya dengan baik tidak ada yang terlewat dari adegannya karena disiarkan secara langsung
ibu menghampiri Nindy dan memeluknya mengelus kepala Nindy
Nindy menyembunyikan wajah di dada ibunya
bunda juga menghampirinya dan memeluknya
" kamu kenapa sayang?" tanya bunda
" aku gak apa apa Bun, cuma lemes aja" ucap Nindy
" ibu sama bunda tau dari mana Nindy ada disini?" lanjut Nindy
" bunda melihat semua siaran langsung itu bunda hawatir sama kamu dan menelpon ibu kamu karena kalian gak bisa di telepon, akhirnya ibu kamu menghubungi teman kamu dan memberi tahu bahwa kamu di rawat di sini" ujar bahwa
" sebenarnya kamu kenapa bisa di rawat seperti ini?" tanya ayah
Nindy belum menjawab dia menatap bryan yang menggelengkan kepalanya
Nindy terpaksa berbohong demi menutupi kesalahan Bryan
" gak apa apa yah, Nindy udah sakit dari kemarin tapi maksain ikut ke pesta jadi makin parah deh" ucap Nindy membuat Bryan bernafas lega
dokter masuk hendak memeriksa Nindy membuat Bryan panik
dokter memeriksa Nindy lalu menatap semua orang di sana
" apa kalian orang tua mereka?" tanya dokter
" iya dok ada apa?" ucap bunda sebelum melanjutkan pembicaraannya dokter menatap Bryan yang menggelengkan kepalanya
" apa mereka benar suami istri?" tanya dokter
" benar dok meskipun mereka masih sekolah tapi kami sudah menjodohkannya" ucap bunda
" ohh berarti mereka jujur, beg..." ucapan dokter berhenti saat Bryan memotong pembicaraannya
" dokter kapan istri saya bisa di bawa pulang" tanya Bryan
" besok saya akan cek dulu jika janin dan ibunya baik baik saja besok sudah boleh pulang" ucapan dokter membuat orang tua mereka terkejut
" apa dok menantu saya hamil?" ucap bunda
" iya Bu, jadi pasien ini di bawa kesini karena meminum obat penggugur kandungan untung saja janinnya kuat, tapi kalian sebagai orang tua saya harap bisa ikut menjaga kandungannya karena ini kedua kalinya Nindy di rawat sebelumnya dia juga sempat terjatuh karena sampai terjadi lagi saya takut janinnya tidak bisa di pertahankan" dokter menjelaskan
terlihat kemarahan di wajah bunda dan ayahnya
ibu Nindy hanya memeluknya meneteskan air mata
setelah dokter keluar ayah memberikan tamparan lagi pada Bryan
bunda terduduk memijat kepalanya yang terasa pusing
" kamu kalo gak mau Nindy hamil jangan menyuruhnya menggugurkan kandungan" bentak ayah
" ayah kenapa selalu main tangan kenapa ayah tidak bertanya dulu apa yang terjadi, ayah selalu melihat dari sisi luarnya saja" ucap Bryan membuat ayahnya kembali mengangkat tangannya
" ayah jangan" ucap Nindy membuat ayah mengurungkan niatnya
" ini semua murni karena kecelakaan ayah kak Bryan tidak salah sama sekali
saat perut Nindy terpentok meja nindy tidak tau siapa yang menyenggol nindy
masalah obat penggugur itu bukan nindy sengaja meminumnya tapi ada yang memasukkannya ke dalam minuman Nindy " ucap Nindy berusaha menjelaskan
"tapi Bryan juga salah tidak bisa menjaga kamu malah asyik asyiknya sama wanita lain suami macam apa kamu ini" ucap ayah
"bunda kecewa sama kamu Bryan, kenapa kamu tidak mematuhi perkataan bunda? bagaimana nanti nasib sekolah Nindy" tanya bunda
" bunda mana Bryan tau, Bryan hanya sekali melakukannya Bryan kira gak akan terjadi apa apa ternyata malah jadi anak" ucap Bryan menunduk
wajah Nindy sudah memerah menahan malu Nindy dan Bryan sama sama menunduk
sementara orang tua mereka menahan tawa mendengar penuturan Bryan
" kamu lelaki perkasa Bryan " ucap ayahnya seraya menepuk pundak Bryan
Bryan mengangkat kepalanya dengan wajah bodohnya membuat semua orang di ruangan itu tertawa
ayah meminta maaf memeluk Bryan ayah mengira Bryan hanya mempermainkan Nindy dan tidak mau menerima anaknya
bunda juga memeluk Bryan dan Nindy mereka bahagia akan memiliki cucu meskipun dari ketidak sengajaan
ayah dan bunda pulang sementara ibu Desy menunggu di rumah sakit karena Bryan juga pulang berganti baju
ibu membelai kepala Nindy bahagia rasanya sekarang Nindy punya keluarga baru yang menyayanginya begitu tulus
Nindy tertidur saat Bryan sampai disana Bryan menyuruh ibunya pulang saja karena wajah ibu Desy sepertinya kurang sehat
" ibu pulang aja biar Nindy Bryan yang jaga" ucap Bryan
" ibu mau jaga Nindy nak" ucap ibu
" kalo ibu sakit Nindy akan sedih Bu" ucap Bryan dan ibu Nindy pun menurutinya karena tidak ingin Nindy sedih melihatnya sakit
sinar matahari telah menampakkan sinarnya
Nindy terbangun melihat Bryan tidur terduduk sambil memegangi tangannya
tangan Nindy terulur membelai kepala Bryan
Bryan yang terusik dengan belaian Nindy pun terbangun
Bryan berdiri dari duduknya dan mengecup sekilas bibir Nindy
" morning kiss" ucap Bryan seraya mengusap bibir bawah Nindy
Nindy menyentuh pipi Bryan yang di tampar ayahnya semalam
Nindy mengusapnya lembut
" sakit ya?" ucap nindy
" gak kok, aku pantes dapetin ini, maafin aku ya " ucap Bryan memeluk perut Nindy kepalanya di rebahkan di paha Nindy
" iya tapi kamu harus janji jangan Deket sama cewek lain" ucap Nindy
" iya janji" ucap bryan menautkan kelingkingnya dengan Nindy
Bryan kini sedang menyuapi Nindy makan tiba tiba pintu di buka dan yang datang adalah Maria
Maria pergi ke rumah sakit dan menanyakan keadaan Nindy pada dokter yang menangani Nindy
otomatis dokter memberi tahu Maria karena dia mengaku sebagai saudara Nindy
belum selesai dokter berbicara Maria sudah pergi menghampiri bryan dan Nindy akhirnya dia tidak tau bahwa Nindy dan Bryan sudah menikah
Maria sengaja memakai baju terbuka agar kalung yang di pakainya terlihat oleh Nindy
lalu membuka pintu ruangan diman Nindy dirawat
" pagi Nindy Lo sakit apa?" tanya Maria
"ohh gue sakit lambungnya kambuh" ucap Nindy
" ohh ya bukannya kata Bryan Lo sakit perut karena diare?" tanya Maria membuat Nindy menatap Bryan
" i iya.. iya itu juga kan sakit perutnya juga karena si lambungnya itu" ucap Nindy gugup
" Lo gak nyembunyiin sesuatu kan?" tanya Maria
" gak lah iya kan Bryan? " ucap Nindy yang diangguki Bryan
" ohh iya ini Bryan kalung yang waktu itu ketemu terus gue pake deh" ucap Maria seraya meraba raba kalungnya,
Bryan dengan wajah paniknya melirik nindy
tapi nindy melihat ke arah kalungnya kembali hatinya terasa perih ternyata kalung yang waktu itu Bryan beli hadiah untuk Maria
Bryan hendak menyuapi Nindy kembali tapi Nindy menepisnya sampai sendoknya jatuh berhamburan
" kamu kenapa sih kalo udah kenyang ngomong dong gak usah di tepis jadi berhamburankan" ucap Bryan
" kalian keluar aja gue mau istirahat" ucap Nindy seraya tidur menyelimuti tubuhnya sampai kepala
" mending Lo keluar deh " ucap Bryan pada Maria
" Lo juga Bryan pergi gue udah gak mau ketemu sama kalian lagi" ucap Nindy
" kamu kok ngomongnya kasar gitu" ucap Bryan
" pergiiiiiii gue bilang pergiiiiiii gue udah muak sama Lo berdua" teriak Nindy
Bryan pun keluar memberi waktu pada Nindy agar lebih tenang
sementara Maria merasa menang untuk sekarang
" gue udah tau semuanya Bryan" ucap Maria
" tau apa?" singkat Bryan
" Nindy hamil anak Lo kan?" ucap maria tapi Bryan tidak menjawabnya
" gue udah tanya dokter dan rekamannya ada di gue" ucap Maria
" terus kalo iya Lo mau apa?" ucap Bryan
" gue mau sebarin ini di sekolah Nindy" ucap Maria
" sebarin aja gue gak takut" ucap Bryan
" gue gak nyangka Lo yang dulu baik sekarang malah hamilin anak orang" ucap Maria
" Lo gak tau yang sebenarnya jadi kalo Lo sebarin itu Lo bakal malu sendiri " ucap Bryan lalu pergi
" liat aja nanti Bryan Nindy bakal malu di sekolah" ucap maria
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
imam zulkifli
orang hamil wajar ada lakinya
2022-11-16
1