eps 2

Pagi hari Nindy sudah siap berangkat sekolah, menyiapkan buku yang akan di bawa dan kini Nindy sedang membuatkan sarapan untuk ibunya

Dari jauh Desy menatapnya dengan senyum akhirnya anaknya mau sedikit berubah

"Rajinnya anak ibu" ucap Desy seraya mengelus pucuk kepala Nindy

" Iya dong siapa tau abis lulus sekolah dapet jodoh"Nindy menjawab dengan gelak tawa

" Kalo nikah sekarang apa kamu mau?" tanya Desy

" Ihh.. ibu apaan sih becandanya gak banget deh" Nindy menganggap ibunya hanya bergurau

" Ibu serius sayang, ibu takut gak bisa jagain kamu lagi" ucap Desy dengan raut wajah sedih

"Ibu pokoknya gak bakal kemana mana, Nindy kan masih sekolah mana bisa nikah Bu " Nindy tidak mau putus sekolah karena harus menikah muda

" Kamu sudah janji sama ibu akan menuruti semua perkataan ibu, kamu tetap sekolah hanya status kamu yang berbeda" Nindy menghentikan aktivitasnya Seraya menatap Desy

" Tapi Bu aku GK mau nikah muda, kalo jadi janda muda gimana?" ucapan Nindy membuat ibunya kembali tersenyum sambil meraih tangan Nindy

" Semua akan baik-baik saja.. dengarkan ibu, kamu hanya harus menuruti apa kata ibu" hanya itu yang di ucapkan ibunya

"Ayo kita makan" Desi menuntun tangan Nindy menuju meja makan

"Ehmmm" Nindy mencairkan suasana disela makannya

" Bu... iya deh aku mau ikutin maunya ibu asal ibu bahagia" ucap Nindy ketika melihat wajah sesih sang ibu

" Benarkah nak.. ibu senang, nanti malam kita akan mengadakan pertemuan" Desy mengangkat kepalanya, wajahnya sekarang tampak sedikit ceria

"Apaaa? secepat itu?" pekik Nindy tak percaya secepat itu ibunya menemukan jodoh untuknya

" Iya, sebenarnya ibu sudah lama merencanakannya" ucap Desy

" Terserah ibu saja aku ikut, aku mau berangkat dulu" Nindy berpamitan lalu mencium tangan ibunya

Di perjalanan Nindy mengendarai motornya sambil melamun, di persimpangan jalan Nindy tidak fokus karena memikirkan perjodohan yang di ucapkan sang ibunda

Tiba tiba ada sebuah motor besar di hadapannya dengan pengemudi yang sedang menelpon, alhasil Nindy terkejut dan membanting stir ke kiri lalu terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar

Untung saja Nindy memakai helm hingga keningnya hanya memar dan sedikit luka di lutut dan sikunya tapi motornya rusak lumayan parah

Sementara seseorang yang menggunakan motor sport tersebut tidak sempat terjatuh karena rem mendadak, pemuda itu buru buru turun dari motornya dan menghampiri Nindy

" Lo gak apa apa, kan?" tanya Bryan

" Gak apa apa gimana lutut gue berdarah, huuaaaa" Nindy menangis merasakan perih di tubuhnya yang terluka

" Sorry, ayo gue bantu ke klinik Deket sini biar di obatin" Bryan mengulurkan tangannya

"Gue gak bisa berdi..." belum sempat Nindy menyelesaikan pembicaraannya Bryan sudah mengangkat tubuh Nindy ke atas motornya

" Motornya biar di bawa sama mas itu aja " Nindy hanya menatap Bryan belum sempat bicara Bryan sudah memotongnya

"Tenang aja itu montir di bengkel gue" lanjut Bryan menyakinkan Nindy

Akhirnya mereka ke klinik untuk mengobati luka Nindy

Di klinik Nindy meringis kesakitan saat diobati Nindy meremas tangan Bryan yang berada di sampingnya, Bryan hanya membiarkannya agar Nindy lebih rileks

Bryan melihat jam di pergelangan tangannya, sepertinya mereka akan terlambat kesekolahan.

Selesai diobati keduanya bergegas kembali menuju sekolah, karena di kejar waktu akhirnya Bryan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi

" Aaaaaaaaa.. Lo mau bunuh gue ya, pelanin gk gue takuuuuutttt" teriak Nindy tapi tidak mendapat respon dari Bryan

Sesampainya di gerbang sekolah sudah di kunci, Bryan sudah putus asa lalu naik motor kembali untuk pulang tapi di panggil oleh Nindy

"Heehh.. mau kemana? Lo GK mau masuk?" tanya Nindy

" Lo gak liat gerbangnya di kunci?" jawab Bryan

" Ikut gue kalo Lo masih mau masuk" ucap Nindy lalu Bryan mengikutinya

Ada jalan rahasia dibelakang sekolah, meskipun harus naik melalui pohon rumah warga di dekat sekolah lalu memanjat benteng

Dengan mudah Nindy melompat membuat Bryan sempat melongo, dengan luka tadi saat terjatuh dia begitu manja dan cengeng tapi melompati benteng dia gagah bak seorang laki laki

" Waaww ternyata Lo jago soal lompat melompat" ujar Bryan

" Lo muji apa ngejek gue sih?" Nindy menatap sinis

" Gak dua duanya itu hanya pernyataan gue, lagian melompat segitu tingginya Lo jago tapi luka dikit Lo meraung Raung kayak anak kucing kehilangan induknya" ujar Bryan membahas kelakuan Nindy tadi, kalau dia sadar dia juga bakal malu sendiri

" Nyebelin Lo, gue kira Lo cuma bisa hukum orang aja ternyata Lo juga tukang julid " ucap Nindy lalu pergi meninggalkannya

Bryan tersenyum menatap kepergian Nindy, gadis itu membuat Bryan merasakan pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan

Sialnya lagi mereka sudah susah payah memanjat namun masih terlambat, guru sudah memulai pelajaran hingga akhirnya mereka berdua di hukum dan kembali bertemu di lapangan

Nindy sudah terlebih dahulu di lapangan

Nindy berdiri menghadap tiang bendera seraya memberi hormat pada bendera, tiba tiba Nindy merasa seseorang berdiri tepat disampingnya sontak membuat Nindy menoleh

"Lo boleh tambahin hukuman gue tapi please jangan panggil nyokap ke sekolah, gue udah janji mau berubah" ujar Nindy seolah tau kedatangan Bryan akan menghukumnya

" Sok tau banget, siapa yang mau hukum Lo? orang gue juga di hukum, ini semua gara gara Lo gue jadi sial" ucap Bryan menggerutu

"Huaahaaaaahaaa.. Lo di hukum? lucu banget seorang ketos yang garang kena hukum" ledek Nindy tertawa terbahak

Tiba tiba Meira datang seperti biasa untuk memberi hukuman pada Nindy, namun Meira tidak menyadari Bryan yang berdiri di sebelah Nindy

"Seneng ya di hukum sama cowok ketawa ketawa pecicilan, kegatelan amat Lo" suara Meira di belakang membuat Nindy terdiam

" Heeeeh Lo murid baru ya" ujar Meira membuat Bryan menoleh

"Bryan" Meira terkejut bibirnya sampai menganga dengan mata yang melotot

" Gitu aja udah kayak liat setan lebay" sindir Nindy membuat Meira menatap tajam padanya

" Kalo orang kayak Lo gue gak heran lah ini my Bryan, my Hero, OMG.. " ucap Meira lagi lagi tak percaya

" Udah berisik sana pergi aja gue lagi males denger yang berisik berisik" usir Bryan

"Iihh my Hero kok gitu sih" ucap Meira seraya memeluk lengan Bryan

" Udah sana pergi ah ngapain sih entar gue malah di hukum" Bryan kembali mengusir Meira menepis tangannya yang kini memeluk lengan Bryan

Meira memberangus kesal pergi dengan menghentakkan kakinya, dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan Nindy dan Bryan

Seorang laki laki melihat Nindy tertawa lepas menertawakan Bryan, ada rasa marah di hatinya karena Bryan bisa membuat Nindy tertawa tapi dengan dirinya jangankan tertawa Nindy sering mengusirnya dan selalu memandang sinis

" Kenapa Lo bisa dekat sama orang lain sementara sama gue Lo selalu menghindar" ucapnya seraya mengepalkan tangan

Dia merencanakan sesuatu untuk Nindy yang selama ini selalu mengabaikan dan merendahkannya, dia sudah menelepon teman temannya untuk menghadang Nindy saat pulang sekolah

Setelah menyelesaikan hukumannya Nindy dan Bryan masuk ke kelas untuk pelajaran selanjutnya, Nindy biasa saja karena sudah sering kena hukuman tapi Bryan uring uringan karena tertinggal satu pelajaran

" Awas tuh anak rese tunggu gue bikin perhitungan entar pulang sekolah" ucap Bryan

Bel istirahat berbunyi Nindy dan temannya pergi ke kantin namun di sana sudah ada Meira, karena sudah berjanji pada sang ibu akhirnya Nindy takut akan terjadi sesuatu yang buruk lagi hingga Nindy membawa makanannya ke dalam kelas

Melihat Nindy dan teman temannya pergi membawa nampan Meira berteriak yang ikut si soraki oleh gengnya

"Huuuhhhhh takut ya.. Lo GK berani makan disini" ucap Meira

" Huuuuhhhhhhhhhh" sahut gengnya

"Apaan sih tuh Mak lampir pengen gue timpuk kali ya" ucap Dara hendak menghampiri Meira

" Jangan Dara please gue udah janji sama nyokap gue GK bakal bikin masalah lagi" cegah Nindy

" Oke demi lo, ayo cabut" Dara menghentikan langkahnya lalu kembali ke kelas

Mereka pun pergi ke kelas tidak ingin meladeni Meira, di kelas ternyata sudah ada Hendrico menunggu di meja Nindy

Hendrico mengetahui Nindy tidak membawa kendaraan dan akan mengajaknya pulang bersama

Dengan gaya sok cool nya Hendrico duduk di meja Nindy, menopangkan sebelah kakinya ke kaki yang lain tidak lupa dia juga menyisir-nyisir rambutnya dengan tangan membuat Nindy dan teman temannya muak

" Satu masalah kelar datang lagi masalah baru" ujar Nindy lalu duduk di kursi Dara yang berada di depan kursi Nindy

" Hai nin.. nanti pulang bareng ya kayaknya di parkiran GK ada motor Lo deh" ajak Hendrico

" GK usah gue bisa naik angkutan umum" jawab Nindy

"Ayo lah nin jangan gitu , Lo kan bisa ngirit ongkos" ujar Hendrico

" Gue mending abis duit daripada di anterin sama Lo" Dara terkekeh seraya menjulurkan lidahnya

Merasa malu dengan penolakan Nindy akhirnya Hendrico pergi, setelah jam pelajaran selesai Nindy mengemasi barangnya

Dara pulang terlebih dahulu karena di jemput orang tuanya sementara Wina pulang dengan pacarnya dan Nindy pulang terakhir

Teman sekolahnya sudah pulang sebagian tinggal anak anak yang ikut pelajaran tambahan dan olahraga, Bryan yang telah selesai rapat OSIS melihat Nindy menunggu angkutan umum di gerbang sekolah

Bryan yang berniat akan menjahili Nindy mengambil motor terlebih dahulu tapi saat kembali Nindy sudah tidak berada di tempatnya, Bryan sempat mencari Nindy namun tak menemukannya

" Kemana tuh anak pergi" Bryan melajukan motornya hendak pulang namun dari kejauhan dia melihat Nindy sedang di kelilingi motor dengan ekspresi ketakutan

Nindy hanya menutup telinganya setelah mengelilingi Nindy mereka turun menangkap Nindy

Nindy yang berontak semakin membuat mereka senang mereka mencekal kedua tangan Nindy, ada seorang yang menciumi rambut gadis itu wajahnya diraba

Nindy menangis sejadi jadinya tapi mereka membekap mulutnya, jalan yang dilalui Nindy sudah sunyi karena memang jarang dilewati

Bryan yang melihat itu bergegas menolong Nindy, pemuda yang melecehkan Nindy tidak terima dan

mereka mengeroyok Bryan

Salah seorang yang membawa senjata tajam akan menusuk Bryan tapi meleset dan mengenai tangan Bryan, dengan tangan berlumuran darah Bryan sempat melawan

Bryan yang sempat kewalahan akhirnya bisa bernafas lega setelah pemuda yang mengeroyoknya lari saat mendengar suara sirine mobil polisi

"Lo GK apa apa kan, Bryan?" tanya Reno

Ternyata yang datang adalah Reno, sirine mobil polisi berasal dari suara ponsel Reno yang ingin membantu namun takut karena jumlah mereka lebih banyak

Reno membantu Bryan berdiri

sementara Nindy tertunduk menangis sesenggukan ketakutan dan khawatir melihat lengan Bryan yang masih tertancap pisau

" Lo gak apa apa,kan?" tanya Bryan yang dijawab gelengan oleh Nindy

Reno membawa motor Bryan sementara Bryan di antar mobil reno oleh supir ke rumah sakit lalu menuju rumah Nindy

" GK apa apa pak bapak pulang saja saya nunggu jemputan disini sampaikan terimakasih saya sama Reno" ucap Bryan

'' Baik den saya permisi" supir pun pergi

Nindy masih menangis Bryan merangkul pundak nya menenangkan Nindy, Bryan mengetuk pintu rumah

Saat Desy membuka pintu betapa terkejutnya Desy melihat Nindy berantakan memakai jaket Bryan

"Kenapa ini nak? ayo masuk sayang" Desy mengajak keduanya masuk

"Jadi gini Tan " Bryan menceritakan semua termasuk Nindy yang tadi pagi jatuh dari motor

Desy menangis meratapi nasibnya anaknya dia tidak habis pikir bagaimana jika Bryan tidak lewat saat itu, mungkin Nindy akan kehilangan kehormatannya bahkan ada yang lebih buruk Nindy bisa saja kehilangan nyawanya

" Terimakasih banyak nak kamu sudah menolong Nindy" ucap Desy

"GK apa apa tan sudah sewajarnya kita saling menolong" jawab Bryan

"Ayo nak makan dulu ya sambil nunggu jemputan" ajak Desy

" Sebelumnya maaf merepotkan tante" sebenarnya Bryan merasa malu namun perutnya tak bisa bohong kalau saat ini dia sangat kelaparan

Sementara Nindy hanya menangis masih syok dengan kejadian tadi, dia merasa kotor meski aksi pemuda jahat itu di gagalkan Bryan

Desy memeluk Nindy dan berusaha menenangkannya, Bryan tidak bisa berbuat apa pun hanya melihat interaksi antara ibu dan anak meskipun hanya Desi yang bicara

"Aku mau istirahat bu'' hanya itu yang keluar dari mulut Nindy

"Baiklah nak, nanti ibu antar makanan ke kamar kamu" kata Desy

Bryan menatap iba Nindy yang berjalan gontai menaiki anak tangga, setelah makan dia berinisiatif mengantar makan ke kamar Nindy

took tookkk took

" Nindy boleh gue masuk" ucap Bryan kemudian terdengar suara Nindy membuka kunci

" Nindy makan dulu ya Lo kan belum makan, udah sekarang Lo udah aman" ucap Bryan ketika dia masuk

" Gue jijik sama diri gue sendiri gue kotor" ucap Nindy kembali menangis sesenggukan

Desy yang melihat Nindy semakin mantap untuk menjodohkannya karena dia ingin anaknya bisa di lindungi agar kejadian serupa tidak terulang lagi

" Gak Nindy.. Lo GK menjijikkan sama sekali Lo cuma korban mereka yang menjijikkan, mereka yang kotor" ucap Bryan membuat Nindy menoleh

''Gue takut mereka akan datang ganggu gue lagi" ucap Nindy

"Kita laporin polisi aja ya biar Lo tenang " ucapan Bryan membuat Nindy buru buru menggelengkan kepalanya

"Jangan gue mohon ini aib gue takut sekolah tau gue bakal malu" ucap Nindy menolak ide Bryan

" Tapi Lo bakal aman Nindy, GK ada yang ganggu Lo lagi" Bryan bersikeras agar Nindy tetap aman

" Sekali enggak tetep enggak, Lo ngerti gak sih? apa Lo mau gue di permalukan disekolah?" bentak Nindy

" Terserah Lo, Lo keras kepala" Bryan berlalu pergi tak ingin memaksa Nindy

Bryan turun menemui Desy dia berpamitan akan pulang karena supir sudah menjemputnya

"Tan aku pamit pulang ya" ujar Bryan

"Sekali lagi Tante berterima kasih sudah menolong Nindy" ucaapp Desy

"Sama sama Tan, saya pamit assalamualaikum" Bryan lalu mencium tangan Desy

" Oh iyaa nak bawa ini untuk bunda" Desy menyerahkan rantang berisi masakannya

" Makasih Tan, assalamualaikum" Bryan kembali mengucapkan salam

"Waalaikum salam" jawab desy

Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!