eps 15

Maria mulai merencanakan sesuatu dia Bryan menjadi miliknya lagi

tidak peduli dengan Nindy yang tengah mengandung anak Bryan

Maria berpikir jika harus membuat Nindy kehilangan bayinya pun dia sanggup agar Bryan tidak harus bertanggung jawab

siang itu Nindy di temani ibu Desy yang baru kembali

Bryan menunggu di luar karena Nindy tidak memperbolehkannya masuk

Bryan terus meminta maaf pada Nindy dan ibu Desy pun tidak bisa banyak membantu karena itu murni kesalahan Bryan

" Bu kapan Nindy boleh pulang?" tanya Nindy

" nanti kita tunggu dokter periksa dulu ya" ucap ibu Desy

" Nindy mau pulang ke rumah ibu ya" ucap Nindy

" tapi bagaimana dengan nak bryan apa kamu sudah izin?" tanya ibu Desy

" Bu Nindy butuh waktu buat sendiri dulu, Nindy merasa Bryan terkekang dengan adanya Nindy.. mungkin cintanya hanya untuk Maria Bu" ucap Nindy

" kamu gak boleh ngomong gitu bagaimana pun Bryan suami kamu, marahnya jangan lama lama " ucap ibu Desy

" tapi Nindy gak suka dengan perselingkuhan Bu, cukup ayah yang menyakiti kita Nindy gak mau sampe ada orang lain yang menyakiti kita lagi, kalo pun bryan lebih memilih wanita lain Nindy gak apa apa setelah melahirkan Nindy bisa bercerai" ucap Nindy

ibu memeluk erat Nindy menangis penuh penyesalan

ternyata menjodohkannya di usia belia juga sebuah kesalahan

ibu merasa menyesal karena keputusannya

malah membuat Nindy semakin bersedih

" sayang jangan dulu menyalahkan Bryan siapa tau itu cuma salah paham" ucap ibu Dessy

" entahlah Bu tapi setelah aku melihat semuanya aku berkesimpulan bahwa mereka sepertinya masih sama sama mencintai" ucap Nindy

Bryan kembali masuk meski Nindy tidak mau melihatnya

Bryan menggenggam tangan Nindy tapi selalu di tepisnya

sampai Bryan berlutut di bawah ranjang Nindy

ibu Dessy menyuruh nya bangun tapi dia tidak mau bangun sebelum Nindy memaafkannya

" kalian selesaikan saja masalah kalian ibu mau pulang" ucap ibu Dessy lalu pergi dari ruangan Nindy

" aku benar benar minta maaf" ucap Bryan

" lupakan saja" ucap Nindy membuat Bryan senang dan bangun lalu akan memeluk Nindy

tapi Nindy menghentikannya

" maksudnya lupakan saja setelah keluar dari rumah sakit aku mau pulang ke rumah ibu, kalo kamu mau cerai setelah melahirkan nanti aku siap" ucap Nindy

" siapa bilang aku mau pisah sama kamu? kamu jangan ngaco deh" ucap Bryan

'' kalo aku cuma jadi penghalang buat hubungan kalian lebih baik aku pergi kan?" ucap Nindy

" aku tau aku salah memang pada awalnya aku mau dekat lagi sama Maria tapi setelah aku dekat dengan Maria cuma bayangan kamu yang ada di pikiran aku" ucap Bryan

" aku udah berusaha jauhin dia tapi dia sengaja deketin aku depan kamu" lanjut bryan

" udah lah aku gak bisa mikir sekarang, beri aku waktu aku mau sendiri dulu" ucap Nindy lalu tidur membelakangi

dokter datang untuk memeriksa Nindy , karena kondisinya sudah membaik akhirnya Nindy di perbolehkan pulang

dokter mencatat resep penguat kandungan dan vitamin untuk Nindy

Nindy sedang berkemas beberapa baju yang di bawa bryan

saat bryan akan membantunya Nindy meninggalkannya jadi Bryan membereskan semuanya

Nindy dan Bryan di perjalanan pulang Nindy tetap ingin pulang ke rumah ibunya Bryan dengan berat hati mengantarkannya ke sana

" assalamualaikum" ucap Bryan seraya mengetuk pintu

" waalaikum salamm ehh anak anak ibu ayoo masuk" ucap ibu Dessy

" Bu Nindy ke kamar dulu ya" ucap. Nindy

Nindy berbaring di ranjang dia rindu suasana kamarnya

dia berjalan ke lemarinya melihat baju disana ternyata masih cukup banyak

dan masih ada baju sekolah Nindy tidak perlu. pulang ke apartemen

saat Nindy masih memeriksa lemarinya. Bryan datang memeluk dan mencium Nindy dari belakang

Nindy melepaskan pelukannya dan mengelap bekas ciuman Bryan

" kamu kalo lagi marah pasti sok Sok'an jijik padahal paling suka tuh kalo di gituin" ucap Bryan membuat nindy menahan senyum

" awas, pulang aja sana " ucap Nindy mendorong Bryan

" nin gimana caranya sih supaya kamu bisa maafin aku?" ucap Bryan

" aku butuh waktu, sebaiknya jangan temui aku dulu" ucap Nindy

" tapi harus sampai kapan?" tanya Bryan

'' seminggu, kalo kamu bisa buktiin kamu gak ada hubungan sama Maria aku baru maafin kamu" ucap Nindy, Bryan terpaksa mengalah seminggu bukan waktu yang lama

Bryan pulang ke apartemen disana dia mengelilingi setiap ruangan

sepi rasanya tidak ada Nindy disana

Bryan mengambil baju Nindy memeluknya serta mencium aromanya

" belum juga sehari udah kangen aja" ucap. Bryan

keesokan harinya Nindy pergi ke sekolah karena dia mengendarai motornya lagi

di parkiran Nindy bertemu dengan damar yang mengajaknya ke perpustakaan

Bryan melihat mereka mengepalkan tangannya lalu menghampiri mereka yang sedang mengobrol

" sini ikut" ucap Bryan menarik tangan Nindy

" apa. sih lepas gak" ucap nindy

" kamu ngapain berduaan sama cowok disini?" tanya bryan

" kamu yang ngapain disini?? sekolah kamu tuh di sebrang" ucap Nindy

" aku sengaja kesini buat ngawasin kamu" ucap Bryan

" kamu yang Deket sama cewek kenapa aku yang di awasi? kamu sengajakan mau cari cari kesalahan aku" ucap Nindy yang

"harusnya kamu yang introspeksi diri" lanjut Nindy lalu pergi meninggalkan Bryan dan daammar di parkiran

di kelas nindy sedang bersenda gurau dengan Sahabatnya

damar menatap Nindy dari kursi disebrang kursi Nindy

damar menyukai senyuman Nindy

di kampus Bryan Maria mendatangi Bryan melancarkan aksinya

awalnya Bryan akan pergi menghindari Maria tapi Maria menyebut nama Nindy membuat langkah Bryan terhenti

" mau Lo apa sih?" tanya Bryan

" gue mau Lo jangan menghindar dari gue, lo turutin mau gue dan jangan kasih tau siapapun termasuk Nindy baru rahasia kalian akan aman"

Bryan menolak tapi memikirkan sekolah nindy

meskipun orang tua Bryan pemilik sekolah tapi mereka tidak pernah pandang bulu

yang bersalah dan melanggar aturan sekolah tetap dapat sangsi meski pun itu anak nya sendiri

" gue pikirin dulu" ucap bryan

" gak ada waktu Bryan Lo putusin sekarang ya atau tidak? " ucap Maria

" oke gue setuju selama itu gak melewati batas, kalo melewati batas sorry gue gak bisa" ucap Bryan

" oke deal" ucaapp Maria

sepulang sekolah Nindy menunggu dara dan Wina didepan gerbang di sebrang juga ada Maria. yang juga sepertinya sedang menunggu seseorang

mobil bryan berhenti di depann dan Maria pun masuk

Nindy menahan air matanya ternyata bryan hanya membohonginya

" Lo kenapa? " tanya dara

" kelilipan" singkatt Nindy

" kita sekarang mau kemana dulu nih" ucap Wina

". kita ke cafe bryan kita makan gratis sepuasnya di sana" ucap Nindy

" let's go" ucap mereka serempak

setelah tiba disana Nindy melihat Bryan dan Maria sedang makan

Maria memeluk lengan bryan, pegawainya yang melihat itu menggeleng

" wah bakal perang dunia nih" ucap pegawainya

" kak sini.." teriak nindy pada pegawai itu

" iya mau pesan apa. non?" tanya pelayan

" saya pesan semua makanan dan minuman favorit disini" ucap Nindy

" baik non" ucap pelayan

" non apa gak marah liat itu??" ucap pelayan menunjukkan dengan dagunya

" gak, bos kalian emang kurang ajar" ucap Nindy

pelayan pergi membuatkan pesanan

Nindy melirik bryan saat mata mereka bertemu nindy memalingkan wajahnya

Bryan melepaskan tangan Maria tapi Maria tidak mau melepaskan tangannya

Nindy makan sepuasnya dengan sahabatnya setelah selesai mereka pergi

Nindy sudah sampai rumah dia sedang menonton Drakor kesukaannya

malam hari selesai mengantar Maria Bryan ke rumah Nindy membawa makanan untuk ibu. Desy

" Bu Nindy mana?" tanya Bryan

" di kamar, apa kalian sudah baikan?" tanya ibu Desy

" masalahnya rumit Bu" ucap Bryan

" semoga cepat selesai ya, kamu samperin aja kalian selesaikan secepatnya gak baik berantem lama lama" ucap ibu Dessy

Bryan ke kamar Nindy disana Nindy sedang fokus menonton menggunakan earphone

dia tidak mendengar kedatangan Bryan

Bryan memeluk erat Nindy dari belakang seperti guling membuat Nindy susah bergerak

" apaan sih lepas gak" ucap Nindy

" aku kangen sama kamu nin, please biar gini aja" ucap Bryan

" peluk aja sana Maria, Lo pembohong gue benci sama Lo" ucap Nindy

Bryan pindah ke hadapan Nindy tapi tidak melepaskan pelukannya dia menekan tengkuk Nindy dan menciumnya dengan kasar Nindy menolak memukul dada Bryan tapi tidak berhasil lalu Nindy menggigit bibir Bryan dan berhasil Bryan melepaskannya

Nindy mengelap bibirnya lalu kembali membelakangi bryan

Bryan memeluknya lagi membuat Nindy langsung bangun Bryan ikut bangun

Nindy berbalik menghadap Bryan

plak

sebuah tamparan mendarat di pipi Bryan

Nindy mengambil jaketnya lalu pergi mengendarai motor

Bryan yang khawatir mengejarnya tapi dia kehilangan jejak

Nindy berada di sebuah danau dia duduk pinggir danau sambil melempar batu

seseorang datang memegang bahunya membuat Nindy panik

dia berjongkok menutup kepalanya dengan tangan

" jangan apa apain gue gue mohon" ucap Nindy

" pergi pergi pergiiiiiii, jangan sentuh gue" lanjut Nindy

" hey hey tenang ini gue damar" ucap damar

" ohh damar sorry gue kira orang jahat" ucap Nindy

" ngapain disini? Lo gak takut?" ucap damar

" gue lagi kesel aja" ucap Nindy seraya berdiri akan pergi

" mau kemana sih buru buru?" tanya damar

" ya kali aja Lo juga butuh tempat buat sendiri, gue gak mau ganggu" ucap Nindy

" kata siapa? gue kalo lagi galau gak suka menyendiri mending gue pergi ketempat rame seneng seneng" ucap damar

" ya setiap orang kan beda beda cara mengekspresikan kekesalannya" ucap Nindy

" tapi menyendiri di tempat gelap gak mengobati kekesalan" ucap damar

" sini kunci motor" ucap damar seraya mengulurkan tangannya

" buat apa? " ucap Nindy

" kita seneng seneng" ucap damar

" jangan bawa gue macem macem ya" ucap Nindy membuat damar tertawa terbahak

" Lo pikir gue bang leo yang suka ke club malam sama cewek cewek git?" ucap damar

" emang kak Leo kayak gitu ya?" tanya Nindy

" iya kalo lagi galau" ucap damar

Nindy memberikan kuncinya pada damar

damar mengendarai motornya kesebuah rumah yang besar tampak asri karena banyak pohon dan tanaman

Nindy terpaku melihat rumah mewah yang tampak sejuk meski pun tidak sebesar rumah Bryan tapi Nindy suka dengan penghijauan di sekitarnya

" ini rumah siapa? " tanya Nindy

" rumah gue lah" ucap damar

" kok kita kesini?" ucap Nindy

" kita taro motor Lo disini terus kita jalan kaki" ucap damar

"mau kemana lagi? jangan malem malem ya?" ucap Nindy

" iya , sekarang baru jam 8 kita pulang jam 10 gimana?" tanya damar

" kayaknya gak terlalu malem, oke deh" ucap nindy

mereka berjalan melewati luasnya taman dekat rumah damar sampai akhirnya mereka sampai di pasar malam

Nindy membulatkan matanya dia senang karena sudah lama tidak pergi ke pasar malam

" ayo masuk kita senang senang" ucap damar

Nindy masuk senyumnya terus mengembang melihat keramaian disana

kekesalannya terobati hanya dengan pergi ke pasar malam

damar semakin mengagumi Nindy karena dia bukan gadis yang matre dan sok jaim

meskipun dia cantik tapi Nindy tidak gengsi pergi ke tempat seperti itu

damar menawarkannya jajanan atau naik wahana tapi Nindy menggeleng

" kenapa?" tanya damar

" gue gak bawa dompet hp aja ketinggalan, Lo liatkan gue pake baju tidur" ucap Nindy membuat damar tertawa

" gara gara kesal Lo lupa apapun? gimana kalo motor Lo mogok? mau minta bantuan sama siapa?" tanya damar

" iya ya kok gue oon banget sih" ucap Nindy

" Lo bebas jajan atau naik apa pun gue teraktir deh" ucap damar

" yang bener nih" ucap Nindy

" bener" ucap damar

Nindy menarik tangan damar naik bianglala, naik kuda berputar dan berbagai wahana dia juga menyuruh damar memenangkan boneka pada permainan lempar kaleng dan menembak

setelah mendapat dua boneka beruang Nindy mengajaknya membeli permen kapas

Nindy merasa senang dan melupakan kekesalannya pada Bryan

setelah puas bermain nindy melihat jam tangan damar

" udah jam 10 mar pulang yuk" ajak Nindy

mereka pulang ke rumah damar untuk mengambil motor Nindy

sebelum pergi Nindy memberi satu boneka beruang coklat pada damar dan menyimpan satu boneka pink untuk nya

" tunggu gue simpan boneka dulu" ucap damar

Nindy menunggu damar yang ternyata mengeluarkan motornya

damar mengantar Nindy dengan mengikutinya dari belakang

sesampainya di depan rumah Nindy mereka turun dari motor dan melepaskan helm yang mereka pakai

'' thanks ya Lo udah ajak gue seneng seneng" ucap Nindy

" iya kapan kapan kita ajak Wina sama dara" ucap damar

" gue pulang ya udah malem, bye" ucap damar

" iya bye, thanks ya sekali lagi hati hati" ucap Nindy melambaikan tangannya

damar sudah pergi ketika Nindy akan masuk melewati mobil Bryan betapa terkejutnya Nindy di hadang pintu mobil Bryan yang tiba tiba terbuka

Bryan turun langsung menggendong Nindy ke dalam mobilnya dan melemparkan boneka ke pintu rumah Nindy

Nindy hendak keluar tapi Bryan lebih dulu mengunci pintu mobilnya

Bryan membawa Nindy ke apartemennya meskipun Nindy berontak Bryan menggendongnya lalu menjatuhkannya di atas ranjang

Nindy hanya menangis melawan pun percuma tenaganya tidak bisa mengalahkan tenaga seorang lelaki

selesai dengan pergulatannya Bryan menjatuhkan dirinya di samping Nindy memakai selimut lalu tidur membelakangi nindy

Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!