Setelah turun dari kamar karena takut Bryan Nindy duduk menonton televisi dengan cemilan di tangannya
ibunya pamit pergi ke rumah saudara yang sakit jadi di rumah hanya tinggal mereka berdua
Mungkin Desy memberi waktu agar Nindy dan Bryan dapat berduaan di rumah
bryan turun setelah ganti baju dia menghampiri Nindy dan mengambil cemilan di tangannya
" Iihh apaan sih ini punya gue" Nindy berebut bungkus cemilan dengan Bryan
Bryan hanya diam mengunyah makanan nya
terjadi tarik menarik antara Bryan dan Nindy sampai akhirnya Bryan melepaskan bungkusnya dan bbrruukkkk Nindy terjatuh dari sofa membuatnya meringis memegangi bokongnya
melihat Nindy jatuh Bryan bukan menolongnya tapi malah pergi meninggalkan Nindy keluar rumah
" Bryaaaaannn... sialaaaaaannnnn" umpat Nindy
" Awas ya gue bales nanti" gumamnya
Puas menjahili Nindy Bryan bersantai di depan rumah sambil memainkan handphone
banyak para ibu ibu dan gadis gadis yang lewat memperhatikan Bryan ada yang berbisik bisik sampai ada yang tersandung, kepentok tiang listrik saking tidak fokusnya berjalan karena melihat Bryan
Bryan yang di perhatikan biasa biasa saja
adzan Maghrib berkumandang Bryan masuk hendak ke mesjid untuk sholat berjamaah
setelah mengambil wudhu dia melihat Nindy berbaring masih memainkan ponselnya
" Nin udahan dulu maen handphonenya GK denger adzan apa?" ujar bryan
"Iya pak ustadz kalo mau ke mesjid ke mesjid aja entar gue sholat kok" jawab Nindy masih memainkan ponselnya
Bryan merampas handphonenya dan mengancam akan membantingnya jika Nindy masih membantah perkataan nya
"Oya bawel banget sih pake ngancem ngancem segala sok berkuasa iiiiihhhhh" umpat Nindy gemas
" Ngedumel sama suami dosa, lagian di suruh sholat aja susah" kata bryan
Setelah selesai sholat Bryan menyuruh Nindy masak sementara dirinya sibuk dengan laptopnya
masakan sudah siap Nindy memanggil Bryan untuk makan
Bryan tidak menyangka ternyata Nindy pintar memasak
Bryan pun duduk dan menuangkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring saat sudah menyantapnya
wajah Bryan berubah menjadi merah padam dia memuntahkan makanan yang ada di mulutnya saat sedang minum Bryan juga memuntahkan airnya karena asin
Nindy tertawa mengunci pintu kamarnya
"Rasain" gumam Nindy
"Nindy buka GK kalo GK gue dobrak nih pintu" ujar bryan
"Dobrak aja Bray kalo bisa" ejek Nindy
Nindy pikir Bryan akan main main dengan ucapannya ternyata Nindy salah
Bryan benar benar mendobraknya
belum sempat pintu di buka paksa Nindy membuka kuncinya Bryan yang akan mendobrak pintu pun tidak bisa menahan tubuhnya dan jatuh menimpa Nindy
Nindy segera bangkit menjatuhkan tubuh Bryan
saat akan pergi Bryan menahannya dan mengunci pintu
kuncinya ia simpan di saku celana depannya
" Bray jangan macem macem deh" ucap Nindy dengan wajah panik
" GK macem macem sayang gue cuma pengen satu macem" ucap Bryan perlahan mendekati Nindy dengan wajah yang di buat mesum
" Cukup jangan mendekat gue GK main main" Nindy menahan dengan tangannya seraya berjalan mundur
" Main main sedikit bolehlah, kita udah sah Nin" ucap Bryan semakin mendekati Nindy yang sudah terpojok di dinding dan kini Bryan sudah mengungkung Nindy yang bersandar di tembok
Nindy semakin panik dia menangis ingatannya kembali mengingat saat dia di lecehkan pria tak di kenal
" Jangan Bryan gue mohon please lepasin gue " Nindy memohon mengatupkan kedua tangannya di dada
Bryan mengerutkan keningnya dia lupa jika Nindy punya kenangan pahit oleh pria
Bryan tetap memaksa mencium nindy
meskipun Nindy berontak meronta ronta
Nindy semakin memohon badannya gemetaran
saat bryan berhasil menciumnya Nindy berteriak teriak seperti kesurupan
membuat Bryan panik
" Lepaass, lepasin gue aaaaaaaaa lepaaaaasssss" teriak Nindy membuat Bryan panik lalu memeluknya
Nindy masih berontak tapi bryan memeluknya erat
Bryan meminta maaf terus menerus tapi Nindy seakan tidak mendengar dan terus berteriak
" Nin maafin gue Nin ini gue Bryan" Nindy masih tak bergeming tapi Bryan tidak melepaskan pelukannya sampai Nindy mulai tenang dengan tangis yang masih sesegukan
" Maaf Nin gue gak kontrol gue lupa kalo Lo punya trauma" ucap Bryan masih setia memeluk Nindy
" Kalian jahat Lo jahat" itu yang keluar dari mulut Nindy lalu tidak sadarkan diri
Pagi hari Nindy bangun tubuhnya terasa berat
Nindy mengucek matanya melihat apa yang ada di atas perutnya
betapa terkejutnya Nindy sebuah tangan kekar melingkar di perutnya
Nindy berteriak membuat bryan terbangun
"Aaaaaaaaa pergi" teriak Nindy seraya menyingkirkan tangan Bryan
" Berisik banget sih ganggu orang tidur aja" ucap bryan lalu kembali tidur membelakangi Nindy
Nindy yang kesal menendang Bryan sampai terjatuh dari ranjang
bbrruukkkkk
Bryan bangkit berlalu ke kamar mandi
tanpa bicara sepatah kata pun
" Apa dia marah ya, bodo amat ahh" gumam Nindy mengingat semalam Bryan mengerjainya
Sekarang Nindy memasak sarapan untuknya dan Bryan
setelah selesai Nindy menatanya di meja makan
saat sedang menata bryan turun dari tangga dengan tas dan jaket di tangannya
Saat makan mereka tidak ada yang bicara satupun hanya dentingan sendok yang terdengar
Nindy membereskan bekas makan mereka dia memikirkan akan pergi sekolah dengan Bryan atau naik angkutan umum karena motornya belum selesai
" Motor Lo udah beres ada di depan" hanya itu yang keluar dari mulut bryan
"Bryan gue berangkat sama siapa" tanya Nindy canggung
"Lo bisa berangkat sendiri" jawab bryan yang kembali mengecek buku di tasnya
"Gue ta.. takut Bryan" ucap Nindy tergagap
"Sama orang lain takut suami sendiri ditendang, kalo jago nendang ngapain takut" ucap Bryan kesal
" Maaf" ucapnya lirih
"Jadi Lo mau berangkat bareng gue?" tanya Bryan di jawab gelengan oleh Nindy
" Terus maunya gimana? lanjut Bryan
"Lo mau gak ikutin gue dari belakang" jawab Nindy ragu
"Ya udah cepetan entar telat" ucap Bryan seraya pergi mendahului nindy
Nindy berangkat dengan diikuti Bryan dari belakang
meskipun Bryan kesal karena di tendang pagi pagi tapi bryan tidak tega melihat nindy ketakutan
" Nindy" sapa Wina dan dara
"Pagi kak" sapa Nindy Wina dan dara yang bertemu dengan bryan di parkiran
"Ya pagi" singkat Bryan
Nindy dan sahabatnya berjalan hendak ke kelas
dijalan mereka bertemu Meira, Meira sengaja menabrak tubuh Nindy
karena tidak siap Nindy pun terhuyung jatuh
dibelakang nya ada Bryan dan Nindy jatuh bersama Bryan
Nindy jatuh di atas tubuh Bryan
sejenak mereka saling pandang
sampai akhirnya Meira menarik tangan Nindy agar bangun
"Iihh my Hero kenapa kamu GK menghindar aku GK rela dia peluk peluk kamu" ucap Meira seraya menggandeng tangan Bryan dengan nada manja
"Apaan sih lebay banget" ucap Bryan menepis tangan Meira lalu pergi meninggalkan mereka
"Awwwww jleebbb" ucap Dara dengan gaya menusuk dada dengan kepalan tangannya di sambut tawa cekikikan dari Nindy dan Wina
"Awas loh" ucap Meira menunjuk mereka bertiga lalu pergi
Sesampainya di kelas Hendrico menghampiri Nindy
sekedar basa basi dia hanya memastikan kabar Nindy
kini rasa suka Hendrico berubah menjadi dendam karena tak kunjung mendapat balasan dari nindy
"Hai nin apa kabar?" ucap Hendrico seraya memegang pundak nindy
Nindy segera menepisnya kasar terlihat raut wajah Nindy seperti ketakutan Hendrico senang lalu dia pergi begitu saja
Nindy gemetaran setelah kejadian itu
Wina yang menyadari itu segera memeluk Nindy
disusul dara mereka berdua memeluk Nindy hingga Nindy merasa lebih baik
" Udah gak apa apa ada kita disini yang jagain Lo" ucap Wina
"Thanks guys"
Pelajaran di mulai semua murid fokus belajar
tapi berbeda dengan Bryan ada perasaan mengganjal di hatinya
dia memikirkan tentang Nindy
sebenarnya siapa orang orang yang berbuat tidak senonoh pada Nindy
apa mungkin orang itu kenal Nindy
mengingat Nindy melihat orang itu ada di sekolah
Bel istirahat berbunyi banyak murid berhamburan ke kantin
tapi Nindy dan sahabatnya masih di kelas
Nindy enggan ke kantin sahabatnya membujuk agar Nindy mau makan di kantin
" Nin ayo kita makan entar Lo sakit kalo GK makan" ucap Dara
''Iya... apa gue harus panggilin Bryan?" ucap Wina
'" Gak usah Win Bryan mungkin lagi marah sama gue" ucap Nindy yang meletakkan kepalanya di meja di atas lipatan tangannya
" Siapa yang marah?" ucap Bryan tiba tiba muncul
" Bryan dia ambekan, dia ngerjain gue tapi di kerjain balik ngambek" ucap Nindy masih membelakangi Bryan
Wina dan Dara buru buru pergi karena sudah ada yang menjaga Nindy
Pleetaakk
Bryan menjitak kepala Nindy
Nindy meringis mengelus kepalanya
ketika Nindy mengangkat kepalanya
betapa terkejutnya Nindy kini wajahnya dan wajah Bryan berjarak sangat dekat
"Eehh mau ngapain " Nindy memundurkan tubuhnya tapi kursi yang didudukinya malah terjengkang ke belakang
"Awwwww sakit" ucap Nindy meringis
Bryan menahan tawanya mengangkat tubuh Nindy
tapi Bryan tidak bisa menahannya lagi dan tawanya pecah
Nindy yang kesal memukul mukul bahu bryan
Bryan lari dan Nindy mengejarnya di depan pintu Nindy kembali terjatuh menabrak seseorang
"Eehh sorry" ucap Nindy seraya bangkit tanpa melihat siapa yang dia tabrak
"Iya gak apa apa" ucap Hendrico berlalu pergi dia merasa kesal melihat bryan yang dekat dengan Nindy
" Lo gak apa apa Nin?" ucap Bryan menghampiri Nindy
"Gara gara Deket Ama Lo sial deh gue" ucap Nindy
" Bukan gue yang bawa sial tapi Lo yang kualat sama sua.." bryan hendak menyebut suami tapi Nindy membekap mulutnya
" Gak usah sebut sebut suami entar ada yang denger" bisik Nindy
" Tangan Lo bau ikan asin" ucap Bryan setelah melepas tangan Nindy dari mulutnya lalu kabur menjauhi Nindy
" Bryaaaaannn sialan Lo bilang gue bau ikan asin" teriak Nindy yang kesal setelah dia juga mengendus tangannya
"Orang GK bau juga" gumamnya lalu menyusul Wina dan dara ke kantin
Sesampainya di kantin nindy mencari keberadaan mereka tapi saat itu Meira menghampirinya
menghadang Nindy seraya mendorong bahu Nindy
Nindy hanya mengerutkan keningnya
" Lo punya hubungan apa sama bryan" ucap Meira
"Gak ada" ucap Nindy akan pergi tapi di tahan oleh Meira
" Jawab gue" teriak Meira membuat seisi kantin memperhatikan mereka
Wina dan Dara melihat itu bergegas menghampiri Nindy
" Kalo gak ada apa apa gue harus bilang apa" ucap Nindy
"Jangan coba coba dekati Bryan atau Lo bakal tau akibatnya" ancam Meira menunjuk wajah Nindy
" Dan Lo jangan terlalu berharap, gue kasihan entar Lo gila" ucap Nindy lalu pergi menyenggol bahu Meira
"Byeeee" ucap Wina dan Dara seraya melambaikan tangannya
Meira geram dengan Nindy yang sekarang semakin berani padanya
kini dia merencanakan sesuatu untuk membalas Nindy
Dikelas Wina dan dara mengajak Nindy ke mall
tapi Nindy belum izin pada Bryan dan hp nya pun mati
sepulang sekolah Nindy berniat minta izin pada Bryan
" Tunggu dulu gue mau ke kamar mandi sekalian minta izin sama Bryan" ucap Nindy pada sahabatnya
" Iya jangan lama kalo Lo GK di izinin kasih tau biar kita gak nunggu" ucap Wina di angguki Nindy
Nindy masuk ke toilet tapi dari luar ada yang mengunci pintu dan menyiramnya dengan seember air
Nindy menggedor meminta tolong tapi tidak ada orang karena sebagian murid sudah pulang
Bryan mencari Nindy dan bertanya pada sahabatnya
tapi sahabatnya bilang Nindy ke kamar mandi dan hendak meminta izin pada Bryan
Bryan menyuruh Wina dan Dara pergi berdua saja nanti dia akan menyusul dengan Nindy
Bryan mencari Nindy ke toilet
benar saja saat Bryan masuk ada yang meminta tolong dari dalam toilet
" Nin apa Lo di dalem?" ucap Bryan
" Bryan.. iya gue di dalem tolong gue kedinginan" jawab Nindy
Bryan tidak melihat kunci di pintu akhirnya mendobrak pintu toilet
" Mundur nin gue dobrak" ucap Bryan
Bryan berhasil mendobrak pintu
betapa terkejutnya bryan melihat Nindy menggigil dengan baju yang basah
Bryan melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Nindy
Bryan berjalan di belakang Nindy
sampai di parkiran Bryan menghampiri satpam sekolah
"Pak apa kunci toilet ada sama bapak??" tanya Bryan
" Ohh iya den tadi non Meira yang ngasih katanya suruh Aden" jawab satpam sekolah
" Bener dugaan gue" gumam Bryan
"Makasih ya pak" ucap bryan
" Sama sama den"
Bryan kembali menghampiri Nindy di parkiran
Nindy tidak jadi ke mall karena bajunya basah kuyup
Nindy dan Bryan memutuskan untuk pulang
karena Bryan akan mengajaknya ke psikolog
untuk mengobati trauma Nindy
" Ibu belum pulang ya" ucap Nindy seraya membuka kunci
" Ibu pulang lusa katanya" jawab Bryan
" Kok ibu malah kasih tau kamu bukan sama aku" ucap Nindy kesal ibunya malah memberi tau bryan bukan dirinya
" Mungkin Lo udah GK di anggap anak" ucap Bryan seraya berjalan masuk membuat Nindy cemberut
Nindy dan Bryan sudah bersiap hendak pergi
tapi Nindy masih ragu
Bryan meyakinkan Nindy sampai akhirnya Nindy mau pergi
Di perjalanan Nindy melihat seseorang memakai sweater yang sama persis dengan yg di pakai orang yg melecehkannya
" Bryan liat itu salah seorang yang kemaren" ucap Nindy seraya menunduk
suara Nindy terdengar oleh orang itu dan orang itu menoleh sekilas lalu menjalankan motor dengan kencang
Bryan mengejarnya tapi di pertigaan dia kehilangan jejak karena terhalang truk besar
"Sial dia kabur" ucap Bryan
" Orang itu gak asing deh kayaknya" ucap Nindy
" Ya benar, tapi dia hanya melirik sekilas tidak begitu jelas wajahnya" ucap Bryan
lalu melanjutkan perjalanan mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Yg jahat ke Nindi itu Hendrico, aku curiganya sama dia
Lanjut thor semangat 💪
2021-12-28
2
Adeva E Mida
lanjut thor
2021-09-06
1