eps 4

Setelah turun dari kamar karena takut Bryan Nindy duduk menonton televisi dengan cemilan di tangannya

ibunya pamit pergi ke rumah saudara yang sakit jadi di rumah hanya tinggal mereka berdua

Mungkin Desy memberi waktu agar Nindy dan Bryan dapat berduaan di rumah

bryan turun setelah ganti baju dia menghampiri Nindy dan mengambil cemilan di tangannya

" Iihh apaan sih ini punya gue" Nindy berebut bungkus cemilan dengan Bryan

Bryan hanya diam mengunyah makanan nya

terjadi tarik menarik antara Bryan dan Nindy sampai akhirnya Bryan melepaskan bungkusnya dan bbrruukkkk Nindy terjatuh dari sofa membuatnya meringis memegangi bokongnya

melihat Nindy jatuh Bryan bukan menolongnya tapi malah pergi meninggalkan Nindy keluar rumah

" Bryaaaaannn... sialaaaaaannnnn" umpat Nindy

" Awas ya gue bales nanti" gumamnya

Puas menjahili Nindy Bryan bersantai di depan rumah sambil memainkan handphone

banyak para ibu ibu dan gadis gadis yang lewat memperhatikan Bryan ada yang berbisik bisik sampai ada yang tersandung, kepentok tiang listrik saking tidak fokusnya berjalan karena melihat Bryan

Bryan yang di perhatikan biasa biasa saja

adzan Maghrib berkumandang Bryan masuk hendak ke mesjid untuk sholat berjamaah

setelah mengambil wudhu dia melihat Nindy berbaring masih memainkan ponselnya

" Nin udahan dulu maen handphonenya GK denger adzan apa?" ujar bryan

"Iya pak ustadz kalo mau ke mesjid ke mesjid aja entar gue sholat kok" jawab Nindy masih memainkan ponselnya

Bryan merampas handphonenya dan mengancam akan membantingnya jika Nindy masih membantah perkataan nya

"Oya bawel banget sih pake ngancem ngancem segala sok berkuasa iiiiihhhhh" umpat Nindy gemas

" Ngedumel sama suami dosa, lagian di suruh sholat aja susah" kata bryan

Setelah selesai sholat Bryan menyuruh Nindy masak sementara dirinya sibuk dengan laptopnya

masakan sudah siap Nindy memanggil Bryan untuk makan

Bryan tidak menyangka ternyata Nindy pintar memasak

Bryan pun duduk dan menuangkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring saat sudah menyantapnya

wajah Bryan berubah menjadi merah padam dia memuntahkan makanan yang ada di mulutnya saat sedang minum Bryan juga memuntahkan airnya karena asin

Nindy tertawa mengunci pintu kamarnya

"Rasain" gumam Nindy

"Nindy buka GK kalo GK gue dobrak nih pintu" ujar bryan

"Dobrak aja Bray kalo bisa" ejek Nindy

Nindy pikir Bryan akan main main dengan ucapannya ternyata Nindy salah

Bryan benar benar mendobraknya

belum sempat pintu di buka paksa Nindy membuka kuncinya Bryan yang akan mendobrak pintu pun tidak bisa menahan tubuhnya dan jatuh menimpa Nindy

Nindy segera bangkit menjatuhkan tubuh Bryan

saat akan pergi Bryan menahannya dan mengunci pintu

kuncinya ia simpan di saku celana depannya

" Bray jangan macem macem deh" ucap Nindy dengan wajah panik

" GK macem macem sayang gue cuma pengen satu macem" ucap Bryan perlahan mendekati Nindy dengan wajah yang di buat mesum

" Cukup jangan mendekat gue GK main main" Nindy menahan dengan tangannya seraya berjalan mundur

" Main main sedikit bolehlah, kita udah sah Nin" ucap Bryan semakin mendekati Nindy yang sudah terpojok di dinding dan kini Bryan sudah mengungkung Nindy yang bersandar di tembok

Nindy semakin panik dia menangis ingatannya kembali mengingat saat dia di lecehkan pria tak di kenal

" Jangan Bryan gue mohon please lepasin gue " Nindy memohon mengatupkan kedua tangannya di dada

Bryan mengerutkan keningnya dia lupa jika Nindy punya kenangan pahit oleh pria

Bryan tetap memaksa mencium nindy

meskipun Nindy berontak meronta ronta

Nindy semakin memohon badannya gemetaran

saat bryan berhasil menciumnya Nindy berteriak teriak seperti kesurupan

membuat Bryan panik

" Lepaass, lepasin gue aaaaaaaaa lepaaaaasssss" teriak Nindy membuat Bryan panik lalu memeluknya

Nindy masih berontak tapi bryan memeluknya erat

Bryan meminta maaf terus menerus tapi Nindy seakan tidak mendengar dan terus berteriak

" Nin maafin gue Nin ini gue Bryan" Nindy masih tak bergeming tapi Bryan tidak melepaskan pelukannya sampai Nindy mulai tenang dengan tangis yang masih sesegukan

" Maaf Nin gue gak kontrol gue lupa kalo Lo punya trauma" ucap Bryan masih setia memeluk Nindy

" Kalian jahat Lo jahat" itu yang keluar dari mulut Nindy lalu tidak sadarkan diri

Pagi hari Nindy bangun tubuhnya terasa berat

Nindy mengucek matanya melihat apa yang ada di atas perutnya

betapa terkejutnya Nindy sebuah tangan kekar melingkar di perutnya

Nindy berteriak membuat bryan terbangun

"Aaaaaaaaa pergi" teriak Nindy seraya menyingkirkan tangan Bryan

" Berisik banget sih ganggu orang tidur aja" ucap bryan lalu kembali tidur membelakangi Nindy

Nindy yang kesal menendang Bryan sampai terjatuh dari ranjang

bbrruukkkkk

Bryan bangkit berlalu ke kamar mandi

tanpa bicara sepatah kata pun

" Apa dia marah ya, bodo amat ahh" gumam Nindy mengingat semalam Bryan mengerjainya

Sekarang Nindy memasak sarapan untuknya dan Bryan

setelah selesai Nindy menatanya di meja makan

saat sedang menata bryan turun dari tangga dengan tas dan jaket di tangannya

Saat makan mereka tidak ada yang bicara satupun hanya dentingan sendok yang terdengar

Nindy membereskan bekas makan mereka dia memikirkan akan pergi sekolah dengan Bryan atau naik angkutan umum karena motornya belum selesai

" Motor Lo udah beres ada di depan" hanya itu yang keluar dari mulut bryan

"Bryan gue berangkat sama siapa" tanya Nindy canggung

"Lo bisa berangkat sendiri" jawab bryan yang kembali mengecek buku di tasnya

"Gue ta.. takut Bryan" ucap Nindy tergagap

"Sama orang lain takut suami sendiri ditendang, kalo jago nendang ngapain takut" ucap Bryan kesal

" Maaf" ucapnya lirih

"Jadi Lo mau berangkat bareng gue?" tanya Bryan di jawab gelengan oleh Nindy

" Terus maunya gimana? lanjut Bryan

"Lo mau gak ikutin gue dari belakang" jawab Nindy ragu

"Ya udah cepetan entar telat" ucap Bryan seraya pergi mendahului nindy

Nindy berangkat dengan diikuti Bryan dari belakang

meskipun Bryan kesal karena di tendang pagi pagi tapi bryan tidak tega melihat nindy ketakutan

" Nindy" sapa Wina dan dara

"Pagi kak" sapa Nindy Wina dan dara yang bertemu dengan bryan di parkiran

"Ya pagi" singkat Bryan

Nindy dan sahabatnya berjalan hendak ke kelas

dijalan mereka bertemu Meira, Meira sengaja menabrak tubuh Nindy

karena tidak siap Nindy pun terhuyung jatuh

dibelakang nya ada Bryan dan Nindy jatuh bersama Bryan

Nindy jatuh di atas tubuh Bryan

sejenak mereka saling pandang

sampai akhirnya Meira menarik tangan Nindy agar bangun

"Iihh my Hero kenapa kamu GK menghindar aku GK rela dia peluk peluk kamu" ucap Meira seraya menggandeng tangan Bryan dengan nada manja

"Apaan sih lebay banget" ucap Bryan menepis tangan Meira lalu pergi meninggalkan mereka

"Awwwww jleebbb" ucap Dara dengan gaya menusuk dada dengan kepalan tangannya di sambut tawa cekikikan dari Nindy dan Wina

"Awas loh" ucap Meira menunjuk mereka bertiga lalu pergi

Sesampainya di kelas Hendrico menghampiri Nindy

sekedar basa basi dia hanya memastikan kabar Nindy

kini rasa suka Hendrico berubah menjadi dendam karena tak kunjung mendapat balasan dari nindy

"Hai nin apa kabar?" ucap Hendrico seraya memegang pundak nindy

Nindy segera menepisnya kasar terlihat raut wajah Nindy seperti ketakutan Hendrico senang lalu dia pergi begitu saja

Nindy gemetaran setelah kejadian itu

Wina yang menyadari itu segera memeluk Nindy

disusul dara mereka berdua memeluk Nindy hingga Nindy merasa lebih baik

" Udah gak apa apa ada kita disini yang jagain Lo" ucap Wina

"Thanks guys"

Pelajaran di mulai semua murid fokus belajar

tapi berbeda dengan Bryan ada perasaan mengganjal di hatinya

dia memikirkan tentang Nindy

sebenarnya siapa orang orang yang berbuat tidak senonoh pada Nindy

apa mungkin orang itu kenal Nindy

mengingat Nindy melihat orang itu ada di sekolah

Bel istirahat berbunyi banyak murid berhamburan ke kantin

tapi Nindy dan sahabatnya masih di kelas

Nindy enggan ke kantin sahabatnya membujuk agar Nindy mau makan di kantin

" Nin ayo kita makan entar Lo sakit kalo GK makan" ucap Dara

''Iya... apa gue harus panggilin Bryan?" ucap Wina

'" Gak usah Win Bryan mungkin lagi marah sama gue" ucap Nindy yang meletakkan kepalanya di meja di atas lipatan tangannya

" Siapa yang marah?" ucap Bryan tiba tiba muncul

" Bryan dia ambekan, dia ngerjain gue tapi di kerjain balik ngambek" ucap Nindy masih membelakangi Bryan

Wina dan Dara buru buru pergi karena sudah ada yang menjaga Nindy

Pleetaakk

Bryan menjitak kepala Nindy

Nindy meringis mengelus kepalanya

ketika Nindy mengangkat kepalanya

betapa terkejutnya Nindy kini wajahnya dan wajah Bryan berjarak sangat dekat

"Eehh mau ngapain " Nindy memundurkan tubuhnya tapi kursi yang didudukinya malah terjengkang ke belakang

"Awwwww sakit" ucap Nindy meringis

Bryan menahan tawanya mengangkat tubuh Nindy

tapi Bryan tidak bisa menahannya lagi dan tawanya pecah

Nindy yang kesal memukul mukul bahu bryan

Bryan lari dan Nindy mengejarnya di depan pintu Nindy kembali terjatuh menabrak seseorang

"Eehh sorry" ucap Nindy seraya bangkit tanpa melihat siapa yang dia tabrak

"Iya gak apa apa" ucap Hendrico berlalu pergi dia merasa kesal melihat bryan yang dekat dengan Nindy

" Lo gak apa apa Nin?" ucap Bryan menghampiri Nindy

"Gara gara Deket Ama Lo sial deh gue" ucap Nindy

" Bukan gue yang bawa sial tapi Lo yang kualat sama sua.." bryan hendak menyebut suami tapi Nindy membekap mulutnya

" Gak usah sebut sebut suami entar ada yang denger" bisik Nindy

" Tangan Lo bau ikan asin" ucap Bryan setelah melepas tangan Nindy dari mulutnya lalu kabur menjauhi Nindy

" Bryaaaaannn sialan Lo bilang gue bau ikan asin" teriak Nindy yang kesal setelah dia juga mengendus tangannya

"Orang GK bau juga" gumamnya lalu menyusul Wina dan dara ke kantin

Sesampainya di kantin nindy mencari keberadaan mereka tapi saat itu Meira menghampirinya

menghadang Nindy seraya mendorong bahu Nindy

Nindy hanya mengerutkan keningnya

" Lo punya hubungan apa sama bryan" ucap Meira

"Gak ada" ucap Nindy akan pergi tapi di tahan oleh Meira

" Jawab gue" teriak Meira membuat seisi kantin memperhatikan mereka

Wina dan Dara melihat itu bergegas menghampiri Nindy

" Kalo gak ada apa apa gue harus bilang apa" ucap Nindy

"Jangan coba coba dekati Bryan atau Lo bakal tau akibatnya" ancam Meira menunjuk wajah Nindy

" Dan Lo jangan terlalu berharap, gue kasihan entar Lo gila" ucap Nindy lalu pergi menyenggol bahu Meira

"Byeeee" ucap Wina dan Dara seraya melambaikan tangannya

Meira geram dengan Nindy yang sekarang semakin berani padanya

kini dia merencanakan sesuatu untuk membalas Nindy

Dikelas Wina dan dara mengajak Nindy ke mall

tapi Nindy belum izin pada Bryan dan hp nya pun mati

sepulang sekolah Nindy berniat minta izin pada Bryan

" Tunggu dulu gue mau ke kamar mandi sekalian minta izin sama Bryan" ucap Nindy pada sahabatnya

" Iya jangan lama kalo Lo GK di izinin kasih tau biar kita gak nunggu" ucap Wina di angguki Nindy

Nindy masuk ke toilet tapi dari luar ada yang mengunci pintu dan menyiramnya dengan seember air

Nindy menggedor meminta tolong tapi tidak ada orang karena sebagian murid sudah pulang

Bryan mencari Nindy dan bertanya pada sahabatnya

tapi sahabatnya bilang Nindy ke kamar mandi dan hendak meminta izin pada Bryan

Bryan menyuruh Wina dan Dara pergi berdua saja nanti dia akan menyusul dengan Nindy

Bryan mencari Nindy ke toilet

benar saja saat Bryan masuk ada yang meminta tolong dari dalam toilet

" Nin apa Lo di dalem?" ucap Bryan

" Bryan.. iya gue di dalem tolong gue kedinginan" jawab Nindy

Bryan tidak melihat kunci di pintu akhirnya mendobrak pintu toilet

" Mundur nin gue dobrak" ucap Bryan

Bryan berhasil mendobrak pintu

betapa terkejutnya bryan melihat Nindy menggigil dengan baju yang basah

Bryan melepaskan jaketnya lalu memakaikannya pada Nindy

Bryan berjalan di belakang Nindy

sampai di parkiran Bryan menghampiri satpam sekolah

"Pak apa kunci toilet ada sama bapak??" tanya Bryan

" Ohh iya den tadi non Meira yang ngasih katanya suruh Aden" jawab satpam sekolah

" Bener dugaan gue" gumam Bryan

"Makasih ya pak" ucap bryan

" Sama sama den"

Bryan kembali menghampiri Nindy di parkiran

Nindy tidak jadi ke mall karena bajunya basah kuyup

Nindy dan Bryan memutuskan untuk pulang

karena Bryan akan mengajaknya ke psikolog

untuk mengobati trauma Nindy

" Ibu belum pulang ya" ucap Nindy seraya membuka kunci

" Ibu pulang lusa katanya" jawab Bryan

" Kok ibu malah kasih tau kamu bukan sama aku" ucap Nindy kesal ibunya malah memberi tau bryan bukan dirinya

" Mungkin Lo udah GK di anggap anak" ucap Bryan seraya berjalan masuk membuat Nindy cemberut

Nindy dan Bryan sudah bersiap hendak pergi

tapi Nindy masih ragu

Bryan meyakinkan Nindy sampai akhirnya Nindy mau pergi

Di perjalanan Nindy melihat seseorang memakai sweater yang sama persis dengan yg di pakai orang yg melecehkannya

" Bryan liat itu salah seorang yang kemaren" ucap Nindy seraya menunduk

suara Nindy terdengar oleh orang itu dan orang itu menoleh sekilas lalu menjalankan motor dengan kencang

Bryan mengejarnya tapi di pertigaan dia kehilangan jejak karena terhalang truk besar

"Sial dia kabur" ucap Bryan

" Orang itu gak asing deh kayaknya" ucap Nindy

" Ya benar, tapi dia hanya melirik sekilas tidak begitu jelas wajahnya" ucap Bryan

lalu melanjutkan perjalanan mereka

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Yg jahat ke Nindi itu Hendrico, aku curiganya sama dia
Lanjut thor semangat 💪

2021-12-28

2

Adeva E Mida

Adeva E Mida

lanjut thor

2021-09-06

1

lihat semua
Episodes
1 eps 1
2 eps 2
3 eps 3
4 eps 4
5 eps 5
6 eps 6
7 eps 7
8 eps 8
9 eps 9
10 eps 10
11 eps 11
12 eps 12
13 eps 13
14 eps 14
15 eps 15
16 eps 16
17 eps 17
18 eps 18
19 eps 19
20 eps 20
21 eps 21
22 eps 22
23 eps 23
24 eps 24
25 eps 25
26 eps 26
27 eps 27
28 eps 28
29 eps 29
30 eps 30
31 eps 31
32 eps 32
33 eps 33
34 eps 34
35 eps 35
36 eps 36
37 eps 37
38 eps 38
39 eps 39
40 eps 40
41 eps 41
42 eps 42
43 eps 43
44 eps 44
45 eps 45
46 eps 46
47 eps 47
48 eps 48
49 eps 49
50 eps 50
51 eps 51
52 eps 52
53 eps 53
54 eps 54
55 eps 55
56 eps 56
57 eps 57
58 eps 58
59 eps 59
60 eps 60
61 eps 61
62 eps 62
63 eps 63
64 eps 64
65 eps 65
66 eps 66
67 eps 67
68 eps 68
69 eps 69
70 eps 70
71 eps 71
72 eps 72
73 eps 73
74 eps 74
75 eps 75
76 eps 76
77 eps 77
78 eps 78
79 eps 79
80 eps 80
81 Pengumuman
82 eps 81
83 eps 82
84 eps 83
85 eps 84
86 eps 85
87 eps 86
88 eps 87
89 eps 88
90 eps 89
91 eps 90
92 eps 91
93 eps 92
94 eps 93
95 eps 94
96 eps 95
97 eps 96
98 eps 97
99 eps 98
100 eps 99
101 eps 100
102 eps 101
103 Eps 102
104 eps 103
105 eps 104
106 105
107 eps 106
108 107
109 eps 108
110 109
111 110
112 111
113 eps 112
114 eps 113
115 eps 114
116 115
117 eps 116 (END)
118 giveaway
Episodes

Updated 118 Episodes

1
eps 1
2
eps 2
3
eps 3
4
eps 4
5
eps 5
6
eps 6
7
eps 7
8
eps 8
9
eps 9
10
eps 10
11
eps 11
12
eps 12
13
eps 13
14
eps 14
15
eps 15
16
eps 16
17
eps 17
18
eps 18
19
eps 19
20
eps 20
21
eps 21
22
eps 22
23
eps 23
24
eps 24
25
eps 25
26
eps 26
27
eps 27
28
eps 28
29
eps 29
30
eps 30
31
eps 31
32
eps 32
33
eps 33
34
eps 34
35
eps 35
36
eps 36
37
eps 37
38
eps 38
39
eps 39
40
eps 40
41
eps 41
42
eps 42
43
eps 43
44
eps 44
45
eps 45
46
eps 46
47
eps 47
48
eps 48
49
eps 49
50
eps 50
51
eps 51
52
eps 52
53
eps 53
54
eps 54
55
eps 55
56
eps 56
57
eps 57
58
eps 58
59
eps 59
60
eps 60
61
eps 61
62
eps 62
63
eps 63
64
eps 64
65
eps 65
66
eps 66
67
eps 67
68
eps 68
69
eps 69
70
eps 70
71
eps 71
72
eps 72
73
eps 73
74
eps 74
75
eps 75
76
eps 76
77
eps 77
78
eps 78
79
eps 79
80
eps 80
81
Pengumuman
82
eps 81
83
eps 82
84
eps 83
85
eps 84
86
eps 85
87
eps 86
88
eps 87
89
eps 88
90
eps 89
91
eps 90
92
eps 91
93
eps 92
94
eps 93
95
eps 94
96
eps 95
97
eps 96
98
eps 97
99
eps 98
100
eps 99
101
eps 100
102
eps 101
103
Eps 102
104
eps 103
105
eps 104
106
105
107
eps 106
108
107
109
eps 108
110
109
111
110
112
111
113
eps 112
114
eps 113
115
eps 114
116
115
117
eps 116 (END)
118
giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!