Dari kejauhan Jessi melihat kakak ipar sedang bercengkrama dengan wanita paruh baya dengan pakaian lusuh. ia nampak berfikir "siapa wanita itu kenapa begitu dekat sekali." batin Jessi
Jessie mengambil gambar mereka berdua diam-diam tak lama Kakak ipar dan wanita itu masuk kedalam toko.
"Ren, ambilkan makanan dan baju ya buat bibikku."
"siapa kak."
"oh ini bibikku Jes, kenalin bik Rahma."
Jessi melihat dari raut wajah bibik tidak tulus ada sebuah rencana besar didalamnya. bibik itu juga nampak antisipasi melihat Jessi ia berpura baik didepannya.
"hay nak, salam kenal saya bibik Ayu Rahma dari kampung."
"iya bik saya Jessi adek ipar kak Ayu."
dasar para wanita bodoh mereka tak tahu rencanaku buat menghancurkannya, masuk jebakanku juga batin bik Rahma puas.
bibik Rahma sudah terlihat segar dan rapi mereka membawanya kemansion Brian. sampai dimansion Bibik Rahma melongo melihat tempat tinggal Ayu sekarang.
"kaya juga dia batin Bibik Rahma sinis
"hayoo bik maduk duduklah. oh ya suamiku ada diluar negeri jadi maaf nggak bisa ngenalin ke bibik."
"iya yu gak apa."
"dasar sombong." batin bibik Rahma
Ayu menyuruh bibiknya untuk istirahat di kamar tamu sedangkan Ayu istirahat dikamar sekalian melkukan ibadahnya.
diruang makan namapak wanita itu berkeliling sambil melihat-lihat pernak pernik diruangan. ia tak sadar banyak mata memandangnya tak suka.
"ehem, ada yang bisa saya bantu nyonya." tanya maid
"emm, buatin jus melon aku haus banget oh ya sekalian cemilan aku lapar ." ucapnya ketus
Maid itu mengelus dada melihat tingkah tak tahu diri.
Dikamar Ayu
"assalamulaikum dad."
"waalaikumsalam bundaku cintaku. ada apa kangen ya."
"ihh GR banget. aku mau ngomong sama kamu tapi nggak boleh marah."
"apa sayang."
"bibikku ikut kita tinggal bolehkah."
"bibik mana sayang."
"bibikku dikampung dulunya jebak aku." ucapnya lirih Brian menghela nafas nampak berfikir.
"kenapa kamu bisa bertemu degannya."
"tadi tak sengaja dijalan h ngemis aku kasihan aja dad. boleh ya."
"tapi sayang dia itu wanita jahat."
"kalau bukan karena bibik kita tak mungkin bertemu dad hem."
"iya sih tapi."
"boleh nggak." ucap Ayu cemberut
"iya sayang, tapi aku mau dia nggak ikut campur kamu ok. kalau ada apa-apa kabary ya. ya udah daddy masih ada meeting nih."
"bentar dad, besok Ben ikut tahfid diturki. yang nganter Jessi."
"apa nggak bisa diundur sayang."
"nggak bisa dad."
"kamu nggak apa karena kita ninggalin kamu."
"nggak apa dad. udah kamu balik kerja ya. love you. assalamulaikum."
"love you too, waalaikumsalam."
tut
sambungan telepon selesai di Amerika Brian melanjutkan meetingnya sejam kemudian selesai ia menyuruh Johan untuk kekamarnya.
tintong
tintong
ceklek
"ada apaan nyuruh kesini ganggu orang tidur."
"selidiki wanita ini."
"ini bukannya bibiknya Ayu."
"iya tepat sekali, dia tinggal dirumahku."
"apa, gila gimana bisa."
"udah selidiki dulu tar gue ceritain."
"ok."
Johan kembali kekamarnya ia mulai mencari tahu lewat bodyguard yang ada disekitar mansion Brian. 15 menit akhirnya bodyguard mengirim data tentang bibik Rahma.
ting
disitu tertulis bernama Rahma sari seorang wanita dulunya bekerja diclub, gagal menikah dan mempunyai keponakan bernama Ayunda tapi naas dijual olehnya, kemudian juragan kaya mengusir karena tak mampu mengembalikan uang yang diberikan saat membeli Ayu.
"Dasar wanita ******." umpat Johan
tak lama ia menuju kamar Brian
tintong
ceklek
"ada apa."
"nih." Johan memberikan sebuah flashdisk
"Ayu dan keluarga elo harus waspada sama sampah masyarakat ini."
"emang kenapa."
"dia wanita ular harus waspada bisa aja dia pura-pura baik pada Ayu ada maksud lain."
"oke thanks. udah sana balik gue ngantuk."
brakk
Brian menutup pintu tanpa Johan menjawab apapun
"dasar boss gak ada akhlak emang."gerutu Johan ia pun kembali kekamarnya.
dikamar Brian
sebuah pesan dikirm oleh Jessi
"kak, hati-hati ada wanita jadian disini besok aku ngantar Ben, Jessi takut kakak ipar dengannya."
"kamu tenang jes, kamu fokus antar Ben sampek selesai. aku udah menyuruh maid dan beberapa bodyguard mengawasi."
"oke."
Brian merebahkan diri melepaskan penat tapi ia sebelumnya mengirim pesan pada istri dan anaknya.
"sayang, jaga kesehatan love you. hati-hati jangan terlalu baik pada bibikmu."
dia juga mengirim pesan pada Ben dan Axel
"Ben, xel tolong pantau keadaan dirumah ya. kalau ada apa-apa kabary daddy. hati-hati."
Ben dan Axel setelah membaca pesan dari daddy ia turun nyamperin bunda diruang makan.
"malam bunda."
"malam sayang."
"hay Ben, axel." sapa bibik Rahma tapi mereka tak menjawab hanya senyum dingin.
"tante mana bun."
"tadi ada urusan sebentar ben. ayo mari makan."
"Bentar bun."
"ada apa ben."
Ben tanpa basa basi ia merasakan ada yang aneh dengan tanggap mengambil makanan dipiring Ayu dibawa kebelakang. ia mencium bau dimakanan bundanya dan benar apa kata perasaannya.
"dasar wanita ular." batin Ben
diruang makan bibik Rahma nampak gelisah takut ketahuan. Ben melirik sekilas tahu wajah bibik Rahma pias, ia senyum miring melihatnya.
beberapa saat , ada teriakan dari belakang
"tolong."
"ada apa ya ."
"aku sama Axel yang liat bun. bunda disini aja."
" Ben dan Axel kebelakang menemui maid yang teriaka tadi. alangkah terkejut saat tahu kucing mati saat makan bekas yang dibaung Ben.
"innalillahi."
"bener dugaanku xel."
"emang apa kak."
"wanita jahat itu."
"kakak emang jenius."
Ben hanya tersenyum dan maid disitu melongo tak tahu maksud tuan mudanya. Ben dan Axel kembali diruang makan.
"xel, Ben ada apa dibelakang."
"ada tikus mati mendadak bun."
"innalillahi. udah dibuang sekarang bangkainya."
"udah bun barusan. udah kita lanjut makan."
"mulai besok biar Axel yang ngambilin makanan untuk bunda bukan anda nyonya."
"Ben."
"ini demi kebaikan bunda agar Ben tenang."
"maaf ya bik."
bibik Rahma hanya diam mengamati gerak gerik Ben, ia berfikir anaknya Ayu genius bisa tahu situasi. bibik Rahma nampak kesal rencananya gagal. dikamar tamu, ia nampak berfikir merencanakan sesuatu.
"Aku harus singkirkan Ayu bagaimanapun caranya, enak aja ia enak-enakan jadi nyonya besar."
dikamar Ben dan Axel
Ben mengotak atik laptopnya ia sudah menyiapkan rencana matang sebelum berangkat ke Turki. Ben mengabari Daddynya lewat pesan ia bahwa sudah menyambungkan kamera pengawas pada ponsel. ia sengaja diam-diam memasang diseluruh sudut rumah nya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Ben berjanji melakukan yang terbaik keluarganya apapun itu terutama bunda.
diAmerika, Brian dqn Johan barusaja pulang dari meeting memilih bersantai dahulu sebelum kekamar mereka nongkrong disebuah coffee.
Brian melihat pesan masuk segera ia lihat. Brian tersenyum manis.
"anak gue memang jenius."
"keren, elo aja kalah cepat dari anak usia 7 tahun Bri."
"ya nggak apa, tetap aku akan melindungi mereka. aku bangga punya anak seperti Ben." Brian akan mempercepat kepulangannya karena rasa khawatir makin menjadi apalagi Ben akan ke Turki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
😘
2021-10-13
0