Ben pagi ini bersama Brian dan Ayunda pergi kesekolah tempat anak Brian juga. Mereka menuju kantor guru untuk konsultasi dan setelah beberapa menit mereka sudah keluar dafi ruangan guru.
"mari Ben ikut ibu guru keruang kelasmu."
"baik bu. bun, Ben sekolah dulu."
"iya sayang selamat belajar."
"om."
"hati-hati Ben selamat belajar."
Ben tersenyum dan berjalan mengikuti gurunya. dan saat masuk kekelas, semua terpana dengan ketampanan bocah kecil itu dengan wjaha bulenya.
"selamat pagi anak-anak ini ada temen kalian yang baru bernama Benardo Tama."
"hay temen-temen saya Benardo Tama dipanggil Ben."
"hay Ben."sorak semua siswa dikelas
"Bu, mau tanya Ben kayaknya masih kecil ya."
"iya dia masih 7 tahun tapi dia genius jadi ia sudah kelas 4 Sd."
semua manggut-manggut mengerty. Bu gurunya pun menyuruh ia duduk yang kosong disebelah Dewi.
"Hay Ben."
"Hay."
semua murid mengikuti peelajaran sampai denegn selesai. dan waktu istirahat tiba Ben ingin kekantin tapi tak tahu arahnya.
"De, boleh nggak nganterin aku. soalnya aku belum hafal."
"kemana Ben."
"kantin De, aku lapar."
"Baiklah ayo."
semua memandang aneh pada Ben yang terluhat masih kecil tapi sudah duduk di bangku kelas 4. Dan bersamaan Axel melintas bersama temannya ia kagum dengan sosok didepannya sungguh persis dengan wajah Daddy nya.
"Hay Kak, boleh kenalan."
"boleh, aku Ben."
"aku Axel kak. murid baru ya."
"iya baru pindah, ya udah aku kekantin ya. kamu udah makan."
"belum, kebetulan ayo."
Mereka menuju kantin Axel makin kagum dengan Ben yang ramah sama orang baru. sampai dikantin terlihat antri.
"Biar aku yang antri kak. mau pesan apa."
"nasi rames sama es teh Xel "
"ok, kamu nggak makan kak Dewi."
"Nggak Xel, aku cuma nganter aja. Ben aku tinggal ya selamat makan."
"iya makasih De."
setelah abtri selama 10 menit kini mereka makan bersama Axel terlihat semakin dekat dengan Ben. ia berhasil membuat kakaknya menyukainya.
Ditempat lain tepatnya di Apartemen
Ayunda sedang bergulat dengan peralatan masaknya melihat tutor di internet ia memeragakan
resep itu membuat Brownis. Setelah 30 menit akhirnya Kuenya jadi dan tepat ada suara kaki melangkah didekatnya.
"Hay yu, lagi apa."
"emm ini lagi nyoba bikin kue brownis mau coba."
"emang boleh."
"iya dunk ayo silahkan kalau ada yang kurang kasihtahu ya."
Brian mencicipi kue rasanya pas.
"Enak yu."
"Beneran."
"Iya. kamu jago masak juga."
"kamu bisa saja aku baru bekajar Bri. oh ya kamu nggak kerja."
"Kerjaku kan cuma antar jemput kalian aja."
"oh gitu."
"kenapa ngusir."
"nggak Bri, ya udah kalau mau makan aku hangatin dulu ya." Brian mencekal tangan ayu membuat jantung serasa ingin melompat
"em Bri, tangannya."
"ops sorry. Yu, jujur gue suka sma elo."
"Apa."
"iya kamu kaget banget."
"aku tak percaya cinta dan ini pertama kali ada orang mengatakan padaku."
"Dan biarkan gue mencintaimu dan selamanya."
"Tapi."
Belum sempat melanjutkan omongannya bibir Ayu sudah dicegah dengan jari Brian. sungguh rasanya ia ingin menghilang setelah sekian lama baru kali ini ada yang tulus mencintainya.
"Dan aku ingin segera menikahimu."
"Bri, kamu tahu kan statusku."
"Iya kamu sudah menceritakannya. dan kalau boleh jujur ada yang ingin aku katakan padamu Yu."
"Apa itu."
"Kamu ingat pria yang menidurimu pertama kali itu."
"Aku tak ingat karena wajahnya tak terlihat jelas."
"Dia adalah aku."
derrrr
Bagai disambar petir disiang bolong Ayunda menggeleng tidak mungkin. ia terkejut sejadi-jadinya. orang yang dia cari selama ini ada didepannya tapi ia takut anaknya direbut tanpa aba-aba ia berlutut dihadapan Brian.
"Aku mohon jangan ambil Ben dariku." Ayunda nangis sesegukan
"Maksudmu apa Yu." Brian melihat kesediahn tersimpan diwajahnya ia begitu ketakutan.
"tenanglah Yu, aku nggak akan merebutnya darimu aku ingin kita memperbaiki dir bertahun lamanya aku mencarimu. dan sekarang aku ingin menebus kesalahanku padamu dan Ben."
"kamu tahu Ben adalah anakmu."
"Iya dari DNA. jadi bagaimana yu kamu mau nerima aku."
"Bri, aku."
"Aku akan membuat kalian bahagia bersamaku dan aku akan kenalkan kalian pada anakku."
setelah menimbang Ayunda mulai luluh mungkin ini adalah jalannya menurut Ayu.
Brian bahagia gadis yang ia cari sekarang menjadi miliknya. Tak lama ada suara tak asing memanggil mereka yang sedang berpekukan.
"Om, Bunda."
Seketika mereka berdua gelagapan dan bingung cerita darimana dulu.
"Ben baru pulang ayo duduk nak dan makan ya."
"Iya Bun."
"Bagaimana hari pertama sekolah sayang."
"Seru Bun dapat temen baru juga."
"Oh ya Om ngapain kesini."
"kamu lupa nanti jadwal syuting kamu pertama kali."
"Oh ya bun Ben lupa. ya udah Ben ganti baju dulu terus makan."
"Iya."
Ben masuk kekamar dengan langkah yang tak biasa ia merasa ada yang disembunyikan antara Bunda dan Om Brian.
Ben mandi dan berganti pakaian ia turun untuk makan siang bersama.
"Hay Om. sudah makankah."
"Belum nunggu kamu."
"mari om."
"iya Ben."
setelah acara makan selsai Brian mulai berbicara dengan Ben.
"Ben, boleh om ngobrol sebentar."
"ada apa Om."
"nanty setelah syuting kamu tinggal dirumah om ya nanty ada temennya kok anak om."
Ben terlihat berfikir menimbang permintaan Brian.
"tenang Ben, dia baik kok."
"gimana."
"Ben tanya samaa bunda ya om."
"silahkan."
"gimana bun apa boleh kita tinggal disana."
"bunda terserah Ben aja."
"baiklah om. Ben mau ada temennya." Ben tersenyum riang. kini mereka bersiap menuju lokasi syuting.
saat perjalanan telepon Brian berdering, ia melihat ada panggilan dari Johan.
"nggak kamu angkat Bri."tanya Ayunda
"nggak nanty aja aku lagi nyetir." Brian tersenyum manis
setelah 15 menit merrka ssmapi dilokasi , Brian sengaja memakai masker dan kacamata hitam agar crew tak melihatnya ia clingukan mencari Johan dan beberapa menit terlihat asistennya keluar dari toilet.
Brian mengajak Ayunda dan Ben menghampiri Johan.
"habis beser lo."
"kurang asem lo."bisik Johan
"sore Ben ,yu. udah siap."
"udah om."
"sip semangat banget."
para crew menyambut Ben dengan baik dan mulai me makeup Ben setelah 15 menit siap mulai baca ayat suci dengan suara merdunya membaut semua terpana dengan anak tampan berwajah bule itu. 1 jam berlalu Johan dan Brian mengajak Ben dan Ayu kerestauran makan bersama.
"makasih om atas bantuannya."
"sama-sama."
"oh ya jo, tadi elo ngapain telpon."
"oh ya gue sampek lupa."
"apaan."
"Ben banyak nglirik gara-gara ada yang viralin dia saat audisi banyak perusahaan ingin mengontraknya."
"sumpah lo ada berapa."
"ada 2 orang."
"Kamu memang berbakat Ben." Brian mengelus puncak kepala Ben membuat Ayunda semakin percaya jika Brian takkan mengambilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Berdo'a saja
semoga bisa lebih baik
2023-03-05
0
Ashry Huda Huda
thor ketikanx bnyak dobel fukus dong biar tmbah smngat yg bca thor
2022-10-13
0
Umi Ningsih Mujung
❤️🥰
2021-09-10
1