Axel berlari menuju kakaknya. ingin memberi selamat.
"kak selamat ya. yes aku ditraktir."
"dasar. ngasih selamat yang ihklas."
"ini udah ikhlas."
Tak berapa lama guru Ben datang meghampiri memberi selamat tapi ada sesuatu yang tak tega diberitahukan.
"Ben, selamat ya kamu menang."
"makasih bu."
"Oh ya spesial hari ini ibu akan mengantarmu pulang ya."
tumben pikir Ben
"Ok baiklah bu."
Guru Ben segera mengantar di kawal bodyguard Brian karena sebelumnya memang Brian yang menyuruh.
perjalanan sekitar 2 jam untuk sampe di rumahsakit guru dan beberapa bodyguard sudah sampe . ben heran kenap merka berhenti dirumahsakit pikiran Ben melayang.
guru dan adiknya Axel menepuk bahunya membangunkan lamunan.
"ayo kak."
Ben mengangguk dan merka berjalan menyusuri lorong dan tampak dari kejuhan Daddy Brian duduk termenung menanti cemas Ben.
saat suara memanggil Brian seakan waktu berhenti , Brian gugup Ben berjalan mendekatinya.
"dad, kenapa ada disini."
"emm maafin daddy. kamu yang sabar."
"maksudnya dad."
"bunda tertabrak tadi."
"apa. nggak .. nggak mungkin kan dad ini pasti mimpi."
"nggak Ben. maafinDaddy nggak bisa jaga bunda." Brian berusaha menenagkan Ben yang memberontak dengan wajah penuh air mata. Brian memberi pelukan tampak guru dan Axel merasakan kesedihan mendalam disaat Ben menang ia malah mendapat musibah.
Beb terdiam sesaat dan ia berdiri didepan pintu ruangan bundanya.
"bun, Ben menang lihatlah. Ben pengen nunjukkin ini pada bunda. bangunlah."
Brian memberi semnagat pada anaknya.
"Ben, tenaglah sekarang kita sholat ya kita berdoa agar bunda segera siuman."
"Iya dad."
"Ayo xel."
mereka bertiga mengambil air wudhu, ini untuk kesekian kali Brian melangkah tempat suci ini lagi. ini sungguh memalukan baginya. dia berjanji jika ayu sadar ia akan berubah menjadi lebih dekat padanya.
mereka melakukan ibadah sebagai muslim dan setelah berdoa. Ben berdoa agar Bundanya sadar dan ia ingin memeluknya. dia berjanji tidak akan jadi anak nakal.
Tak bsrselang lama merka selesai dan tepat seorang perawat mencari keberadaannya.
"tuan Brian."
"iya sus ada apa."
"mukjizat nyonya Ayu siuman dan memanggil nama Ben."
"Alhamdulillah."
"Ayo Ben, Xel."
mereka bergegas keruangan Ayu dan terlihat wanita cantik pucat tengah tersenyum melihat ketiga lelaki tercintanya.
"Bunda." teriak ketiga laki-laki itu
"sejak kapan kalian kompak."
"hari ini."
"ciyee kompak lagi."
"Bun, Ben menang lagi."
" selamat sayang."memeluk Ben
saat kedua nya berpelukan ada yang tengah iri
"kita nggak dipeluk." ucap Brian dan Axel
"belum halal." ucap Ben , Ayu pun terkekeh
merka pun merasakan bahagia setelah tadi nangis takut kehilangan. Brian tersenyum janjinya akan ia tepati. kini dia berpamitan pada orang tercinta.
"Yu, Ben, Xel. Daddy pamit mau keluar sebentar ada urusan penting."
"kemana Bri."
"Nanty ada waktu aku katakan padamu."
"baiklah hati-hati."
"iya. ada yang mau nitip sesuatu."
"martabak coklat dad sama Pizza."
"ok ditunggu delivery nya."
"Siap boss." ucap Ben dan Axel kompak
Brian keluar ruangan dan ia sudah menghubungi Johan untuk menjemput didepan rumah sakit. didepan sudah ada Johan dan beberap bodyguard.
"lo udah siapin semuanya."
"udah."
mereka mempercepat laju kendaraan menuju penjara. saat sampai 2 pria tampan itu berjalan untyk bertemu seseorang.
"pak pertemukan saya dengannya."
"baik tuan."
10 menit kemudia muncullah seorang wanita muda cantik tapi wajahnya sudah babak belur dihajar tahanan lain sungguh miris.
"kau lihat dia Jo. miris."
Johan tersenyum miring meledek
"itu akibatnya macam-macam dengan keluargaku "
Brian pun berbalik tapi ada kakinya disentuh ternyata Betty trrlihat berlutut.
"tuan maafkan saya. ampuni saya."
"dengarkan saya keparat, saya tak akan mengampunimu karena kau telah membuatnya menderita selama ini." mencengkram dagu Betty dengan keras hingga suara Betty tersengar lirih Johan yang panik segera menghentika Brian.
"sadar Bri kau bisa membunuhnya."
seketika dilepas oleh Brian dan dihempakan ke dinding hingga Betty terbatuk-batuk.
"uhuk.uhuk."
Brian tak peduli dan pergi meninggalkannya diikuti Johan. Johan tak habis pikir juga terhadap Betty keplaa pelayan yang audah mengabdi tega menghakimi orang lain.
tak teras sudah menunjukkan jam 6 malam untuk semntara Brian melepaskan penatnya terlebih dahulu bersama Johan diapartement.
"Jo, gue minggu depan akan menikah dengan Ayu."
"Apa. kau gila dia baru sembuh udah elo gemour aja."
"cuh daaar mesum. gue mau lebih membahagiakannya dengan baik lagi."
"oh gue kira elo."
pletak
"otak lo udah mulai konslet makanya elo buruan nikah. cuma diselami aja anqk orang."
"gue udah siap tapi tuh cewek gak mau."
"elo perlu selidiki, dia udah gak virgin dinikahi nggak mau aneh."
"bener juga kata lo."
Asisten johan sudah mengabdi sejak umurnya masih 22 tahun hingga umurnya 32 tahun ia belum menikah juga. ia mempunyai kekasih bernama Reana seorang model panas dia adalah cowok pertama menyelam kesurga nya. tapi saat akan dinikahi ia selalu belum siap membuat Johan menelan pil pahit sabar kata ustadz.
Dirumahsakit
Ben dan Axel yang kecapekan akhirnya tumbang juga disebelah Ayu dengan ranjang memang disediakan oleh pihak rumahsakit atas permintaan Brian. beberapa menit kemudian saat Ayu membaca majalah tampak senyum terpancar dari sosok yang ia tunggu sejak tadi.
"malam wanitaku." Brian tersenyum dan manruh makanan diatas meja beralih menghampiri Ayu dan ikut duduk diranjang.
"malam bri. kok baru balik tahu nggak kasihan mereka nunggu kamu."
"maaf. kamu sudah makan."
"belum nunggu kamu."
"sekarang kamu makan agar sembuh dan cepat nikah sama aku."
"apa."
"ihh jangan teriak mereka nanty terbangun."
"kami bikin aku mau mati jantungan."
"kamu mau kan nikah minggu depan."
"aku terserah kamu Bri dan anak-anak."
"Aku sudah persiapkan semua untuk naak-anak dan kamu. aku berjanji melindungimu dan anaka anak selama hidupku."
"kau janji."
"janji." mereka menautkan jari kelingking bersama
Ayu bahagia meski banyak rintangan dihidupnya ia tak berhenti bersyukur atas nikmat ia terima hari ini esok dan selanjutnya.
Ayu juga bersyukur bertemu Brian, kehidupannya kini lebih berwarna kadang ia minder dengannya karena dia dari orang kaya, sedang dia tak diinginkan oleh bibiknya. ia selalu ingat dengan perlakuan bibiknya yang tega membuang dan menjual pada pria hidung belang demi kepuasannya saja.
miris sekali tapi kesabaran membawa hasil maksimal buatnya dan ini adalah permulaan. ia berharap kelak tetap istiqomah.
seminggu kemudian
"Nyonya kau sangat cantik hari ini."
"benerkah. makasih mbak."
"nanty pasty tuan Brian kagum lihat anda."
"bisa aja kamu. aku nggak ada uang receh nih."
"nyonya bsia aja."
terdengar sebuah ketokan
tok
tok
ceklek
tampak anak laki laki memakai tuxedo siap mengajaknya turun menemui calon mempelai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments