Ben dan Ayunda sudah bangun pagi sebelum Brian bangun. Ayunda sudah selesai masak dan ingin segera membangunkan Brian.
tok
tok
Ceklek
Tampak wajah ganteng itu sedang mengusap rambut basahnya dan terlihat badan atletis hanya memakai handuk yang dililitkan dipinggang membuat Ayunda menutup muka dan berbalik.
"maaf. ada apa yu."
"i-iya aku hanya ngajak kamu untuk sarapan pagi bri. aku tunggu dibawah."
"Em iya." Ayunda berlari tergesa-gesa hingga membuat Brian geleng-geleng baru kali ini ia liat ada wanita sampek ketakutan lihat badanku.ck.
Brian sekarang sudah memakai kemeja dan celana kerja sesuai tapi justru membuat wajah tampannya makin terlihat. ia sekarang turun untuk makan bersama Ben dan Ayunda.
saat sampai diruang makan Ben dan Ayunda tersenyum menyapa.
"maaf terlambat ya."
"Tidak om, ayo duduk."
Mereka pun akhirnya mulai acara makan pagi bersama sepwrti keluarga kecil bahagia padahal emang mereka kelurga hanya saja Brian belum waktunya ia mengatakan semua.
Saat mereka akan berangkat tiba-tiba ponsel Brian berdering.
Kring
Kring
"Halloo Sayang." kata-kata yang diucapkan pada Brian membuat Ayunda terlihat penasaran siapa yang dipanggil dia kata "Sayang."
Brian mengetahui jika isyarat dari cara melihat Ayunda berbeda ia lebih peka dan Brian segera berpindah tempat minta waktu sebentar pada Ben dan Ayunda.
5 menit kemudian Brian mengajak keduanya berangkat kestudio STV milik Brian. Saat akan masuk Brian memakai masker agar tak dikenali karyawannya.
"selamat pagi nona tuan. ada yang bisa saya bantu."
"Saya ingin bertemu dengan tuan Johan." ucap Brian membuat petugas resepsionis disitu memikirkan suara khas tak asing.
"Ehem, apakah ada nona."
"Silahkan tuan, nona tuan Johan ada diruangannya."
"Baik terimakasih."
Dan kini mereka bertiga menuju ruangan Johan
Tok
Tok
Ceklek
"Kalian. tunggu sebentar ya."ucap Johan gugup takut ketahuan bawa pacarnya bisa diamuk dia.
didalam ruangan terlihat acak-acakan dan sepuluh menit ia membersihkan semua kekasihnya juga sudah bersih kembali mereka segera menemui AYunda.
"hay boy sudah sarapan." panggil Ben diikuti dari belakang wanita cantik
"cih." Brian mendengus kesal ia berpikir pasti asisten tak tahu diri itu lagi enak-enakan.
"hay yu sudah sarapan."
"sudah kok."
"bentar gue panggil mua buat ngerias anak lo untuk casting."
"makasih."
10 menit kemudian seorang mua sudah memoles sedikit wajah tampan Ben dan Ben siap ikut casting. gak sampek 30 menit pengumuman sudah ada.
Ayunda melihat nama Benardo Tama tercantum ia histeris.
"Ben kamu menang sayang. alhamdulillah."
"Selamat ya Ben om bangga sama kamu."
"Iya om makasih."
"Salamat boy besok kamu mulai mengikuti kegiatan sini setelah pulang hanya seminggu 3 kali saja. fan kamu juga tanda tangan kontrak ok."
"Baik Om terimakasih banyak."
"Baiklah untuk merayakannya kita makan siang bersama Om traktir ya." ucap Brian
"Makasih banyak Om."
"Ya udah kita balik."
"Makasih tuan Johan bantuannya."
"tak masalah karena anakmu memang genius Yu. dan aku minta sama kamu besok Ben biar pindah sekolah dekat sini kasihan kalau jauh biar dibantu Brian gimana."
"apa tak merepotkan Tuan."
"tidak masalah yu."
"Makasih Bri."
"Iya Yu nggak usah makasih mulu."
Ayunda bersyukur bisa kenal orang macam Brian dan Johan yang bantu dirinya dan Ben saat kondisi seperti ini.
Kini Ayunda Brian sudah dalam perjalanan pulang ke apartemen Brian. sesampqinya Brian berpamitan untuk keluar sejenak.
"Boy, om keluar dulu nanty mau dibawakan apa?"
"Nggak ada om cuma om pulang dengan selamat."
"Iya. " ucap Brian tersenyum dan mngelus puncak kepala Ben. dari kamar Ada sosok yang tersenyum melihat kedekatan putranya dengan Brian tapi ia tak berharap apapun karena ia cukup tahu diri.
Diperjalanan pulang, Brian berhenti sejenak untuk membeli es krim kesukaan Axel. dia hari ini pulang kerumah untuk menemui putranya.
"Axel." Brian mencari anaknya dikamar tapi tak menemukannya.
dan saat mendengar suara gemricik di kamar mandi lantas ia mengetok
tok
tok
"xel, kamu di dalam."
"siapa."
"daddy sayang."
"oh ya dad. bentar." dan dibukalah pintunya kluar sosok tampan
"ada apa dad."
"ini daddy bawain kesukaanmu."
"makasih dad. udah belajar kamu."
"udah dad barusan selesai. Daddy mau keluar kota lagi."
"iya nak maafin Daddy ya. Daddy sibuk tapi ini demi kamu.
"gak pa-pa, daddy juga gak lupa sama kau yang penting."
"iya xel. besok daddy kenalin kamu sama seseorang."
"apa dia kakak axel."
"emm sebenarnya iya. tapi belum berani mengatakannya yang sebenarnya."
"apakah dia sma pintar kayak axel."
"sangat nak. jangan pernah iri karena daddy berusaha adil untuk kalian. dan daddy harap kamu jangan bicara soal ini dulu padanya."
"baiklah dad."
"besok daddy akan membawanya kesini dan dia juga sekolah ditempatmu."
"ya udah kamu istirahat ya."
"ya dad, hati-hati."
Brian menutup pintu kamar anaknya. di dalam kamar Axel hanya pura-pura tidur. ia masih memikirkan bagaimana rupa kakaknya itu membuat penasaran.
ditempat lain diruang tv
"Ben, besok kamu sudah pindah sekolah ya."
"baik bun. apa tak apa Ben membagi waktu antara sekolah dan kerja."
"Tak apakan buakan tiap hari. nanty Bunda kan mengatur semuanya agar kamu tidak capek "
"baik bun makasih."
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki masuk kedaalam apartement.
"siapa bun, Ben jadi merinding."
"kamu jangan nakuti bunda juga."
dan
tak
tak
suara langkah kaki semakin dekat kedua anak ibu itu menutup muka memakai bantal sedangkan Brian terheran melihatnya
"kalian kenapa ditutup mukanya."
Ben dan Ayunda membuka bantalnya perlahan membuat Brian terkekeh.
"oh kamu Bri. bikin kita kaget aja."
"kamu takut ya kalau aku maling "
"nggak siapa yang takut. cuma waspada iya kan Ben."
"apa bedanya bunda cuma beda tipis doank."
"ihhh kamu Ben gak kompak samaa bunda."
membuat kedua tampan itu terkekeh. Brian merasakan Ayunda semakin lucu dan menggemaskan.
"ini untuk kalian."
"makasih Om."
"Besok jadwalnya Ben apa Bri."
"pagi dia kan Sekolah jadi malamnya ia akan menghadiri sebuah kontes tahfidz anak. Dia akan membacakan surat dengan suara merduanya."
"apakah kamu sanggup Ben."
"sanggup Om."
"darimana kamu tahu Ben suaranya merdu."
"apa aja tentangmu dna Ben kau tahu."
"cih sombong sekali."
"hahahaa." mereka tertawa bersama.
keesokan harinya
"Bri, nanty kamu sendiri atau sama aku kesekolahnya nganter Ben."
"Bareng kamu ya biar romantis."
"cih, itu sih mau kamu Bri."
"Yu, kalau boleh tahu ayah Ben mana. maaf jika nyinggung."
"emm."
"kalau kamu gak mau cerita gak pa-pa."
Ayunda menghela nafas berat dan ia menceritakannya dari awal kejadian samqpi menjadi Ben.
sakit, pedih yang Brian rasakan saat ini Ayunda tak menyadari jika lelaki yang menghamilinya. Brian menelan ludah kasar gimana jadinya jika Ayunda tahu sebenarnya batin Brian bingung.
bersambung..
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Berdo'a saja
aku tidak bisa menulis dan belum tentu aku bagus jika ditantang untuk menulis, tapi aku sudah banyak sekali membaca memang masih banyak kekurangan sana sini dan dimaklumi kalau author masih pemula semoga kedepannya bisa lebih baik, jangan sakit hati kalau banyak sekali kritikan dan masukan maaf yang mungkin sedikit pedas semoga bisa dijadikan motivasi dan pelajaran untuk kedepannya, semangat dan terus berkarya
2023-03-05
0
Puspita Dewi
maaf thor. kata² nya belepotan
karakter nya juga gak greget
jadi gk semangat baca nya ☺🙏🙏🙏🙏
2022-11-10
1