seminggu setelah pengangkatan pemimpin pada anaknya Brian mulai makin curiga dengan Sasa sekretarisnya yang kerap mondar mandir didepan ruangannya.
"oke mari bermain denganku." Brian memang diruangannya, ia tak memasang cctv tapi dia tak kalah cerdik ia meletakkan bolpoin di meja sebagai cctvnya agar tak terlihat tapi seseorang yang jeli pasti menyadari.
Brian dengan Johan sengaja keluar kantor untuk melihat reaksi dari Sasa. mereka berdua memantau dari restaurant dengan membawa laptop yang sudah terhubung dengan bolpoin tadi.
Tak lama Sasa keluar ruangannya ia clingukan sembari menelpon seseorang dan semenit kemudian ia masuk ruangan Presdir.
didalam ia terihat membuka satu persatu laci dan sampai ia melihat brangkas kecil dibedawah.
"ini password nya apa ya." Sasa berfikir dan coba sampek 3 kali dan akhirnya bisa
"passwordnya nama istrinya, mudah bagi Sasa."
ia membuka dan melihat berkas perusahaan. ia tersenyum puas dan membawanya keluar dari kantor presdir.
Direstaurant
"sudah gue duga sebelumnya kan Jo."
"emang bener. peka banget sama musuh."
"udah biasa."
"mari kita bermain Sasa." Ucap Brian tersenyum menyeringai
Johan bergidik ngeri melihat Bossnya seperti orang akan membunuh.
ditempat lain
Sasa berjalan lebih cepat agar cepat turun ke lobby namun dua pria tampan tepat pada wkatunya ada dihadapannya. Sasa gelagapan saat Brian dan Johan terlihat menakutkan.
"se-selamat siang tuan bukannya anda ada meeting."
"iya sudah selesai emangnya kenapa kalau saya lebih cepat."
"tidak apa-apa tuan. saya permisi keluar dulu."
"eits mau kemana buru-buru amat." tangan Sasa dicekal oleh Johan dan digiring kesuatu tempat untuk bertemu Riko.
Ditempat Riko
nampak wanita lemah tak berdaya diikat disebuah kamar. Ia diperlakukan kasar oleh Riko pacarnya karena dia tak bisa masuk keluarga barata wijaya.
"elo udah tahu siapa Riko kan, jadi jangan bermain-main denganku." ucap Riko dna meninggalkan Jessie
brakk
pintu itu ditutup keras oleh Riko meninggalkam Jessica. Jessica menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya ia tak seharusnya serakah dengan keluarga baratawijaya yang sudah merawatnya hanya karena cinta dan dendam ia dibutakan semuanya yang berbau baik. Jessica berharap akan ada keajaiban padanya
tak lama suara deru mobil tak biasa didengar oleh Riko. ia melihat dari lantai 2 terlihat Brian ,Johan membawa gadis suruhannya.
"sial. perketat keamanan."
"baik boss."
Dikantor Baratawijaya dua anak kecil dipandu oleh ahli it atas suruhan Johan untuk menerobos perusahaan Riko. tak sampe 25 menit Ben sudah berhasil masuk perusahaan Riko dan
tit..
tit...
saham perusahaan sekejab anjlok, Riko yang mendengar alarm kehancuran ia bergegas kembali keruang kerja.
ia terbelalak perusahaannya hancur bersama dengan kedatangan Johan dan Brian.
"woy pecundang keluarlah." teriak Brian
"woy kalau elo punya nyali buktikan disini."
dorrr
dorrr
Johan, Sasa dan Brian bersembunyi mereka kaget tiba-tiba mendapat serangan dari atas. diam-diam ternyata itu hanya pengalihannya Riko ia bergegas turun dan keluar dari rumah itu tak berlangsung lama mobil yang dikendarai ditabrak
braaakkk
tabrakan itu terdengar keras hingga Brian dan Johan berlari keluar melihatnya mereka kaget mobil Riko sudah terbakar akibat ditabrak oleh kontainer.
akhirnya Sasa menyerahkan diri saat Polisi datang bersama anak buah Brian. salah satu polisi berteriak kepada atasannya bahwa melihat seorang gadis terkulai lemas dikamar.
"pak ada gadis dikamar."
"segera bawa kerumahsakit."
beebrapa petugas sigap membawa gadis itu dan ditandu saat di bawah Brian mendekati ia terkejut ternyata adek angkatnya.
"Jessi. ayo buruan itu adek saya."
dirumahsakit
Brian memikirkan apa hubungannya dengan Riko dan Jessi. Johan datang memberikan tentang semua yang terjadi.
"nih."
Brian mulai membaca ia geram yang dilakukan Riko, tapi Tuhan sudah adil memberikan balasan.
sejam kemudian
gadis itu mengerjab-ngerjab melihat sekelilingnya ia berfikir ini bukan dineraka. tempat ini seperti rumahsakit. dan saat akan bangun terbukalah pintu ruangannya
"kakak." ucap Jessi Lirih dan tak berani melihatnya
"gimana keadaanmu Jes."
"udah lebih baik kak. kak maafin aku atas semuanya."
"udah kakak maafin. kakak mau kamu berubah seperti dulu."
"inget ya Jes, tuhan bisa membolak balikkan kehidupan. jadi pergunakan waktumu sebaik mungkin."
"iya kak makasih."
"istirahatlah nanty aku kesini lagi."
jessi mengangguk dan menyelimuti dirinya kembali dan menutup mata kealam mimpi.
2 hari kemudian Ben, Axel akan terbang ke Turki tapi sebelumnya mereka akan berpamitan pada tantenya.
Tok
Tok
"asaalamualaikum." ucap kedua bocah tampan masuk ruangan.
"waalaikumsalam. hay boy." ucap Jessica
"assalamualaikum."
"waalaikumsalam kak Ayu. masuklah. kalian bareng kak Brian."
"iya tante tapi daddy kekantor."
"Jes kapan kamu bisa pulang."
"kata dokter besok Kak."
"kamu udah makan."
"udah kak barusan."
Ayu mengangguj dan menyenggol lengan Ben untuk segera memberitahu tantenya.
"emm tante Ben dan Axel besok keTurki akan ada lomba tahfidz disana."
"oh ya. selamat ya Ben tante doain kamu menang sama Axel."
"Amien."
Dikantor Barata wijaya
"elo harus cari sekretaris baru lagi Jo, gue mati kutu nih."
"siap boss udah aku siapin tenang aja."
Tak lama Brian dapat telpon dari klien kalau ada meeting sejam lagi di restaurant. Brian menyiapkan berkas dan pergi bersama Johan.
sampai di restaurant, ia bertemu kliennya mereka saling menjabat tangan.
"selamat pagi tuan Brian saya Damar dari perusahaan sahaja."
"pagi juga tuan Damar. silahkan duduk."
Mereka pun memulai acara meeting dan saat sedang berdiskusi Johan terbelalak matanya melihat Nadia bersama pria berjas rapi.
"siapa pria itu bersama Nadia. awas aja jika mengganggunya." batin Johan tak sadar meremas kertas, remasan kertas itu terdengar keras hingga obrolan Brian terhenti melihat tingkah asiatennya.
"ehem, ngapain diremas tuh kertas."
Johan tersentak tatkala ia melihat remuk sudah kertas bahan meetingnya. dengan segera ia membenarkan meski amsih kusut. dia hanya nyengir menatap bossnya.
Johan tak fokus tapi terfokus pada meja seberang sana. Brian menggeleng kepala melihat Johan ternyata menatap wanita.
"Dasar asisten gila." batin Brian
Setengah jam kemudian kemudian meeting selesai dan menghasilkan kesepakatan kedua perusahaan tersebut.
Johan masih fokus pada meja yang gadis itu, sepeninggal klien Brian menghalau penglihatan Johan agar sadar tapi tangganya malah di tepis.
akhirnya ia berteriak ditelinganya
"woy. sadar." teriak Brian
"aww.. hufff."
"rasain lo. daritadi liatin tuh cewek gak berkedip ada apa sih."
"cewek lo." tanya lagi brian.
"bukan masih PDKT."
"hahahahah masih PDKT aja kekk gitu, lebay."
"elo tahu cinta pertama gue saat SMA."
"cih dasar cinta monyet."
"yang penting punya daripada elo."
"tapi kan udah nikah."
"Dasar laknat."
tak lama Nadia dan pria itu keluar dari restaurant. dengan sigap Johan ijin mengikuti Gadisnya. dalam perjalanan mengikuti mereka, ia menerka-nerka. siapa itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Buha Sihaan
mantul ceritanya
2021-10-02
2