Adik angkat Brian bernama Jessica datang dari Amerika dengan membawa sebuah rencana atau bahkan bencana bagi kehidupan Brian. dia akan mengambil haknya meski dia hanya anak angkat.
dikantor Johan sedang membahas tentang Jessica ingin merebut perusahaan baratawijaya.
"kita harus menambah sistem keaamanan bri."
"oke elo siapin semua."
"elo harus dapet hacker terbaik memberi keamanan."
"siapa."
saat berfikir dan tepat suara bariton datang memanggilnya. dengan cepat Johan dan brian memepunyai ide cemerlang.
"aha.." ucap keduanya
"elo tahu yang gue pikirkan."
Jihan mengangguk tersenyum. Brian akan mencoba tentang itu.
"daddy."
"kalian sama siapa."
",tuh."
"kejutan."
"bunda, kenapa gak kasih kabar kan bisa aku jemput."
"gak apa-apa dad."
"ayo duduklah."
"mau minum apa Ben , sayang, xel."
"ada apa kayaknya lagi seneng banget deh." tanya Ayu pada suaminya
"emm begini, Ben maukah kamu bantu daddy hem."
" apa itu dad selama aku mqmpu pasti bantu."
"coba kamu operasikan komputer itu."
"oke siap dad."
tanpa menunggu lama Ben sudah mengotak atik komputer terbaru milik Brian. semua melongo betapa cepatnya dia dengan jari kecil.dan selesai tepat hanya 10 menit ia menyelesaikan.
"waw, amazing kamu Ben." ucap johan
"ah bisa aja om."
"kamu genius sayang."
"sumpah kak, aku sampek melongo."
"kamu mau apa muji aku kek gitu."
"heee tahu aja kamu kak."
"nanty aku bisikin."
Ben mengacungkan jempol sembari menunjukkan giginya
"Ben, Daddy minta tolong samaa kamu buat mengunci keamanan perusahaan dan orang lain tak bisa menerobosnya apa kamu bisa nak."
"Ben coba ya Dad."
"okelah selamat bekerja. bun, mau daddy beliin apa sama yang lain."
"apa aja dad."
"tunggu ya."
Brian segera kebawah membeli makanan kesukaan mereka sedang Johan menemani istri dan anak si boss. 10 menit kemudian Ben sudah berhasil mengunci keamanan perusahaan.
"ini om aku sudah ubah semua dan passwordnya."
"luar biasa kamu Ben. kamu istirahatlah biar om yang terusin."
Ben pun ikut menghampiri bunda dan adiknya yang asyik menonton video. tak lama Brian datang dan diikuti Jessica
"hay keponakan tante."
"tante Jessi."
"iya sayang apa kabar. ini siapa kak."
"dia istri dan anakku. jangan basa basi lebih kamu keluar."
"aku baru dateng udah disuruh keluar."
"karena ini bukan tempatmu."
"oh jadi kamu lebih belain perempuan nggak jelas, ini dateng-dateng udah jadi istrimu kak."
"jo, bawa mereka keluar."
"oke. mari anak-anak, ayo yu."
ayunda sempat melirik kearah Brian dan mengkode mengangguk untuk pergi.
setelah mereka keluar dari ruangan terjadilah pertengkaran itu
plak
"kak kamu."
"iya gue tahu eloo pulang kesini tujuan terselubung iya kan."
"iya. karena gue butuh uang dari warisan ayah."
"elo butuh berapa gue akan transfer."
"gue mau semuanya."
"dasar serakah."
"apa? elo nggak bisa kan ngabulin."
"elo itu nggak tahu diri ya coba elo ngaca elo tuh siapa hah."
"liat ya gue akan rebut semuanya dari elo camkan itu."
Jessuca keluar dengan penuh kekesalan karena tujuannya kepulangan memang itu dan ternyata Brian lebih tahu dulu.
"sial." umpatan keluar dari mulut Jessi dan ia segera menghubungi kekasihnya.
Direstaurant
"Tadi siapa Jo."
"adik angkat Brian Yu. kalau mau jelasnya tanya sama dia aja."
Ayu mengangguk dan datanglah Brian
cup
"dasar bos nggak ada ahklak main nyosor depan gue."
"salah elo nggak nikah-nikah."
"elo tahu sendiri kan kenapa."
"iya lo segeralah bertindak."
"oke oke sabar. gimana soal Jessi."
"dia mau ngambil harta ayah gue semua."
"dasar nggak tahu diri banget tuh cewek."
"udah gue males bahas dia. sayang udah mesan makanan. maaf atas kejadian tak mengenakan dikantor."
"nggak apa-apa dad."
"dad, aku udah selesai ngerjainnya."
"wow keren boy. makasih sebagai hadiahnya besok ok."
"axel nggak dikasih hadiah dad."
"dikasih dunk kalian kan anak daddy."
"makasih dad." ucap keduanya sambil memeluk Brian.
"udah pelukannya bikin iri aja."
"cepet nikah om."
"nah lo anak gue aja pada tahu."
"hahahaha." semua tertawa melihat Johan yang selalu iri dengan kebersamaan boss dan keluarga.
waktupun berganti malam Johan yang lelah ia ingin segera merebahkan diri diatas kasurnya tapi sesaat ia melihat ada pesan dari seseorang.
"datanglah diapartemen akas disana kamu baru tahu siapa cewekmu."
tanpa menunggu lama Johan segera mengemudikan kendaraannya menuju apartemen milik kekasihnya.
saat smapai diapartemen ia terbelalak sudah kqyqk kapal pecah. perlahan ia mendekati pintu kamar Riana. suara lqknat terdengar ditelinga tanpa aba-aba ia mendobrak pintu
brakk
"dasar wanita murahan."
"jo, gue."
"mulai sekarang kita putus dan elo jangan pernah hubungin gue lagi."
Johan tak menyangka jika perempuan yang ia banggakan dan ia jaga ternyata semurahan itu.
"dasar perempuan brengsek, penghianat." jerit Johan sambil memukul setir.
tak sadar ada seorang gadis tengah melintas hampir tertabrak olehnya
ciiiiiittt
"eh elo gak punya mata ya." bentak Johan keluar kepalanya dari jendela teriak pada gadis itu.
gadis itu hanya menunduk tak berani bicara. Johan kesal tak direspon gadis kemudian ia turun menghampiri.
"eh elo bisa ya." Johan mencengkram tangan gadis itu mendongak matanya memerah menahan tangis.
"Nadia." Johan terkejut ternyata wanita yang dulu ia cintai ada dihadapannya dengan pakaian lusuh.
"siapa kamu."
"gue Johan temen lo sekolah SMA dulu."
"jo-johan."
"iya elo inget kan."
"Johan yang dulu pakai kacamata."
"iya. kita duduk dulu disitu ya." ucap Johan dan Nadia mengikuti Johan duduk kursi ditrotoar.
"nad, maaf tadi sempet bentak elo. elo gak pa-pa kan ada yang lecet nggak."
"nggak pa-pa kok Jo, gue tadi yang salah nggak liat jalan."
"elo mau kemana kok malam-malam masih dijalan."
"gue dagang sekarang jo, orang tua meninggal ketika gue lulus. mereka tertekan atas bangkrutnya perusahaan."
"maafin gue Nad,gue turut sedih."
"sama-sama Jo. kalau gitu gue balik ya."
"Gue anter ya."
"nggak usah Jo udah deket kok tuh ada gang kecil itu masuk."
"nad, kapan-kapan gue boleh maen ketempat elo."
"iya boleh Jo." Nadia pun pergi meninggalkan Johan duduk dipinggir.
Johan merasa ada getaran entah apa karena ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya dulu waktu SMA.
Dimansion Brian
"dad, kok masih kerja sih."
"bentar bun, kangen ya."
"ihhh dasar mesum."
"sama kamu doank bun."
"dad, boleh tanya nggak."
"boleh, apa."
"siapa Jessi itu."
Brian memutar kursi menghadap istrinya dan menggenggam erat tangan istri.
"dia adalah adik angkat aku entah setan apa merasuki dirinya hingga ia menuntut semua harta ayahku. dan aku akan pertahankan ini semua untuk kalian."
"apa dia tak marah dad."
"marah sangat marah, padahal ia sudah dapat bagiannya."
"semoga dia cepat sadar dad."
"amin. ya udah kita tidur yuk daddy bikin dedek bayi ya."
"dasar suami mesum."
"hahhaha." gelak tawa Brian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments